NovelToon NovelToon
Ketika Hati Memilih

Ketika Hati Memilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Konflik etika / Kontras Takdir / Trauma masa lalu
Popularitas:46.3k
Nilai: 5
Nama Author: Buna_Ama

Tak pernah terbayangkan dalam hidup Selena Arunika (28), jika pernikahan yang ia bangun dengan penuh cinta selama tiga tahun ini, akhirnya runtuh karena sebuah pengkhianatan.

Erlan Ardana (31), pria yang ia harapkan bisa menjadi sandaran hatinya ternyata tega bermain api dibelakangnya. Rasa sakit dan amarah, akhirnya membuat Selena memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka dan memilih hidup sendiri.

Tapi, bagaimana jika Tuhan mempermainkan hidup Selena? Tepat disaat Selena sudah tak berminat lagi untuk menjalin hubungan dengan siapapun, tiba-tiba pria dari masalalu Selena datang kembali dan pria pilihan papa nya. Kedua nya sama-sama menawarkan sejuta ketenangan dan penawar lara.

Akankah Selena tetap pada pendiriannya yaitu menutup hati pada siapapun? atau justru Selena kembali goyah ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 23

Hari sudah malam ketika Selena tiba dirumah papa Riza. Setelah memasukkan mobilnya kedalam garasi, Selena segera masuk kedalam rumah.

Begitu pintu dibuka, suasana di dalam terasa hangat menyambutnya. Televisi di ruang keluarga menyala pelan dengan suara volume rendah dan Papa Riza tampak duduk dikursi sofa panjang sambil membaca berkas dengan kacamata bening yang bertengger dihidung mancungnya. Kebiasaan yang tidak pernah benar-benar hilang meski masa pensiun nya sebagai diplomatik negara hampir semakin dekat. Dan, mungkin setelah ini beliau hanya akan sibuk mengurus bisnisnya.

“Selena sudah pulang?” suara Mama Jana muncul lebih dulu dari arah dapur. Wanita itu keluar sambil membawa secangkir teh hangat. “Kelihatan capek banget”

Selena tersenyum kecil berjalan mendekati papa Riza lalu duduk disamping pria itu dan meletakkan tasnya di sofa. “Lumayan, Ma. Hari ini toko ramai banget.”

Papa Riza menurunkan kacamatanya sedikit. “Besok jangan lupa sarapan dulu sebelum ke toko, Sel. Kamu itu kalau udah sibuk sering lupa makan.” Nada suaranya tegas, tapi sorot matanya tetap lembut.

Selena hanya mengangguk sebagai balasan seraya menyandarkan punggungnya disandaran kursi sofa. Matanya melirik kearah meja yang ada didepan papa Riza, terlihat ada beberapa map terbuka. “Papa masih ngurus kerjaan? Bukannya tinggal tunggu serah jabatan?”tanya nya keheranan.

Papa Riza menghela nafas pelan lalu melepas kacamatanya dan meletakkannya diatas meja kaca itu. “Namanya juga mau pamit dari dunia politik, Sel. Banyak yang harus dibereskan dulu. Papa gak mau ninggalin masalah untuk orang berikutnya.”

Kemudian, Mama Jana ikut duduk lalu menyerahkan secangkir teh hangat untuk Selena. “Papa kamu itu, mau pensiun pun tetap bawa kerjaan ke rumah, Sel.”Ucapnya diiringi tawa renyah.

Selena yang mendengar itu juga ikut tertawa kecil. Sedangkan, papa Riza hanya mengulas senyum tipis sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Gurauan yang dilontarkan mama Jana selalu bisa membuat ruang keluarga terasa hangat lagi. Tapi di tengah suasana itu, tiba-tiba Selena teringat sesuatu. Semua barang-barangnya yang ada di rumah lama masih belum ia ambil. Dan minggu depan adalah sidang perdananya dengan Erlan.

Selena menarik nafas panjang lalu menegakkan kembali tubuhnya.

"Ma, sepertinya besok aku harus ambil beberapa barangku di rumah itu,” ucap Selena pelan, menatap Mama Jana dan papa Riza bergantian.

"Mau mama temani Sel?" ujar Mama Jana

Selena menggeleng. “Gak usah, Ma. Aku bisa sendiri.”

"Ya sudah kalau begitu, kalau ada apa-apa langsung hubungi mama atau papa". Kata Mama Jana

"Iya ma, kalau begitu Selena masuk dulu ke kamar". Ucap Selena seraya menyambar tas nya disofa lalu beranjak dari duduknya.

Mama Jana mengangguk,"Hmm.. Istirahatlah".

Sedangkan, papa Riza hanya berdehem dan mengangguk pelan. Setelah itu, Selena bergegas melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar.

.

Sesampainya dikamar, Selena menutup pintunya pelan lalu berjalan mendekati ranjang dan langsung begitu saja menjatuhkan tubuhnya diatas kasur dengan posisi telentang. Sejenak Selena memejamkan kedua matanya mencoba meredakan isi kepalanya yang sejujurnya sedari tadi terasa berisik sekali pasca mendapat telepon dari pengacaranya soal jadwal persidangannya dengan Erlan.

Setelah dirasa sedikit mereda, Selena membuka kedua matanya lalu menegakkan tubuhnya dan duduk ditepian tempat tidur. Tangannya menyambar tas lalu mengeluarkan ponselnya.

Terlihat ada pesan masuk dari Lily yang menanyakan keberadaannya dan juga dari Dina yang mengirimkan laporan harian. Tapi, ada salah satu notifikasi email yang membuatnya seketika terhenti sejenak di depan layar ponselnya. Notifikasi itu email dari Bu Ratna, pengacaranya. Dengan jari sedikit gemetar, Selena membuka email tersebut dan membaca isinya.

“Surat Panggilan Sidang – Jumat, 09.00 WIB.”

tepat seperti yang dijanjikan wanita itu tadi pagi saat ditelepon.

Didalam isi email itu hanya ada penjelasan singkat dan satu file lampiran.

“Selena, ini surat panggilan sidangnya. Pastikan kamu datang sedikit lebih awal, biar kita bisa masuk bareng. Kalau ada yang mau kamu tanyakan, kabari saya.”

Itu isi pesan chat yang diselipkan oleh Bu Ratna dibagian bawah file lampiran.

Setelah membaca pesan singkat itu, tak ada ekspresi apapun yang Selena rasakan. Hanya terdengar helaan nafas yang berkali-kali Selena hembuskan. Sudah tak ada lagi tangisan air mata ataupun ekspresi sendu yang berlarut-larut.

Ya, Selena sudah mengikhlaskan perpisahannya dengan Erlan. Ia tidak ingin lagi menghabiskan energi untuk memikirkan masa lalu yang hanya membuatnya lelah. Semuanya sudah ia atur dalam kepala hanya bagaimana ia akan menghadapi sidang, bagaimana kembali kerutinitas biasanya mengurus toko kue dan café, serta bagaimana melanjutkan hidupnya tanpa tergantung pada kenangan yang menyakitkan.

Selena menarik napas panjang, lalu bergumam pelan untuk dirinya sendiri, “Oke, Sel… fokus ke depan. Masa lalu biar jadi pelajaran, bukan beban.." ucapnya seolah menyemangati diri sendiri.

Setelah itu, ia kembali berkata“Aku pantas bahagia, tanpa harus selalu memikirkan Erlan lagi...", kemudian Selena menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Ia meletakkan ponselnya diatas nakas lalu berdiri dari duduknya dan melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

.

.

Keesokan harinya, Selena sudah berada di cafe. Suasana cafe pagi itu terasa lebih tenang dibandingkan keramaian toko kue kemarin. Ia membantu para barista menata meja-meja, mengecek persediaan minuman, dan memastikan setiap sudut cafe rapi sebelum pelanggan mulai berdatangan.

Lily yang baru saja datang sontak mengerutkan dahinya dan berjalan menghampiri Selena.

"Sel..." panggilnya pelan

Selena berbalik badan menghadap kearah Lily. "Oh hai Ly". Sapa nya sambil melempar senyum hangat

"Tumben udah disini? Gak ke toko dulu?" tanya Lily keheranan seraya menarik kursi untuk duduk .

Selena tak langsung menjawabnya, ia ikut menarik kursi dan duduk bersebrangan dengan Lily.

"Ke toko kue nya nanti aja, hari ini mau cek kondisi cafe lebih awal". Jawab Selena santai

Mendengar itu, Lily mengangguk-anggukkan kepalanya paham.

"Oh iya Sel, aku dengar toko lagi banyak orderan dari rumah sakit Mentari Medika ya ? Itu bukannya rumah sakit...."

Selena mengangguk sambil mengulas senyum tipis. "Iya itu tempat kerja mas Erlan, Ly"

"Jadi kalo kamu ikut nganter orderan kue-kue nya kesana nanti ketemu sama dia dong". Ujar Lily khawatir, tapi Selena justru kembali mengulas senyumnya.

"Itu dulu Ly, sekarang mas Erlan sudah dipindah tugaskan dirumah sakit Sabda Husada". Sahut Selena

"Syukurlah kalau begitu. Oh ya apa Bu Ratna sudah memberitahu mu kapan jadwal sidang nya ?" tanya Lily

Selena mengangguk, "Minggu depan".

Hening sejenak. Lily tak lagi menyahut ucapan Selena. Tapi, tiba-tiba saja ucapan yang dilontarkan Selena membuat Lily kembali mengernyitkan dahinya.

"Ly, nanti tolong temani aku ambil barang-barang ku yang ada dirumah mas Erlan". Pinta Selena

"Kamu yakin mau kesana, Sel?" tanya Lily dengan ragu-ragu

Selena mengangguk-anggukkan kepalanya. "Iya Ly, setelah berpisah aku tidak ingin meninggalkan sisa apapun yang ada disana. Meskipun hanya sebingkai foto. Aku hanya ingin jika semua selesai, ya sudah selesai sampai ke akar-akarnya tanpa ada yang bisa ditumbuhkan lagi".

Lily yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas pelan sambil menganggukkan kepalanya.

"Baiklah kalau begitu, nanti aku temani kamu ambil barang-barang disana Sel".

"Makasih ya Ly".

"Sama-sama Sel"

.

.

.

Jangan lupa dukungannya! Like, vote dan komen... Terimakasih 🎀🌹

1
Muslika
please yaa bun,jgn bikin plot twist mas Bayu jahat karakter y ..
Buna_Ama 🌹: enggak lah, mas Bayu gak bakalan jahat kok. cuma dia main rahasia-rahasiaan aja 😅😅🤣
total 1 replies
Muslika
makin Ter Bayu Bayu akooh🤣🤣🤣please tak nak Selena with Cakra bun
anju hernawati
apa yang bayu sembunyikan ......
Dewi Anggya
knp jd misterius gini si Bayu
Buna_Ama 🌹
ini baru clue nya aja loh 😅😅
Rida Arinda
kayaknya Bayu org punya jg katanya keluarga sederhana lah tinggal d penthouse rahasia lg 🤔🤔🤔
Ika Susilowati
aduhhh masa seorang suami punya.pemikiran seperti itu setelah menikah 🤦‍♂️
Muslika
tuh Bun byak yg gak suka dg Cakra apalgi klo nyampe sele balik sama dia 😄
Buna_Ama 🌹: astaga kena serang pendukung Bayu 😫😫😫😫
total 1 replies
Muslika
klo ujung y sama Cakra aku stop baca..sesuai judul y ajaa etika hati memilih dan big no utk eks y Selena
Agunk Setyawan
aku sih pilih Abang bayu♥️
Agunk Setyawan
Selena ini tipe cewek aneh dicintai Bayu mlh masih mikirin Cakra yg g jelas masalah Lily itu urusan nanti cinta g bisa dipaksa biarpun Lily suka Bayu tp KLO Bayu g suka gak cinta mau bagaimana ,,cakra juga g jelas
anju hernawati
bayu pria limited edition ..........
Muslika
lebih baik di cintai oleh laki2 daripada harus n masih ke jebak dg perasaan masalalu apalgi masa lagi dg seorang pengecut n pecundang Cakra
Muslika
tim yg netral alias pilih Bayu Karna utk Cakra big no dari awal dia yg mau Selena dia juga yg pergi tanpa sebab menata masa depan tanpa masalalu baik itu mntan pacar ataupun mantan suami ,dg tanpa menoleh ke belakang hidup juga bisa terus berjalan realistis aja sebagai wanita
Agunk Setyawan: betul kak
total 1 replies
Dew666
🌻💥
Kusii Yaati
Kita lihat dalam tiga bulan itu apa keputusan Selena menerima atau memutuskan perjodohan dengan Bayu 😌
Nurminah
kalo dunia nyata pilih bayu karena laki-laki jenisan cakra manalah patut ditunggu nggak jelas apa maunya masih sibuk ama keluarga nya disini sengaja baju disuruh pergi biar cakra punya kesempatan ya kan secara di novel karena kalo novel sifatnya cakra bisa jadi baik secara cuma cerita yg bisa dibuat sesuai selera penulis kalo dunia nyata nungguin laki-laki ngilang nggak jelas sama saja bodoh
ngikut aja kemana arahnya karena si cakra belum terlalu mengejar dan memohon maaf atas masa lalu ngilang tanpa pamit belum terlalu berasa efforts cintanya banyak bepikir dan minum2 hadeh
penasaran aja ama ujungnya liat para pemerannya kalo alurnya jujur udah hadeh lama
Nurminah: haha iya masih baca aku banyak yg dibaca awal eh sudahnya nggak jelas langsung hapus dari favorit masih dalam batas wajar ceritanya walaupun lambat ada yg malah nggak jelas
total 2 replies
Naufal Affiq
kalau aku rasa bayu aja lah yanh kau pilih jadi pendamping hidup mu,dia pria yang dan bertanggung jawab.dan satu lag selena cinta itu gak bikin hidup lho
Naufal Affiq: bayu itu pria yang baik,lihat aja dengan dia bekerja,dia bertanggung jawab
total 2 replies
Naufal Affiq
jangan lama juga sel menunggunya kasihan bayu
Kusii Yaati
sampai kapan menunggunya sel 1 thn,2 thn.selama kamu belum bisa move on dari masa lalu kamu dan Cakra masih menampakkan diri di hadapanmu maka kamu tidak akan pernah bisa membuka hatimu untuk bayu.jangan kasih Bayu harapan sel kalau pada akhirnya kamu tak bisa membuka hatimu untuk Bayu 😔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!