Sera hidup hanya dengan paman nya, paman Danu, dan seorang adik bernama sela, sejak kematian orang tua nya sela banyak berubah, ia menjadi pendiam.
sera sangat menyangi adiknya dan paman nya, sejak kematian orang tua nya tujuh tahun silam paman Danu mengajak nya pindah dari Surabaya ke Jakarta.
sela adiknya sekolah kedokteran semester akhir disebuah universitas , sela anak yang periang, ia sangat suka naik motor tapi pada suatu hari sela tidak pulang kerumah bahkan sampai beberapa hari, dan sera harus menerima kenyataan pahit kalau sela sudah meninggal di bunuh.
setelah kematian sela, Sera sering menghabiskan hari nya di jalanan untuk mencari pembunuh adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 kelakuan Sera yang bikin pusing
Pagi itu Yanuar tengah memeriksa laporan yang masuk, tentang penangkapan pengawal-pengawalnya mamih, belum diketahui nama sebenarnya masih dalam penyelidikan dan dpo.
Yanuar termenung menghawatirkan keselamatan sera kedepannya , Yanuar mengambil kunci mobil dan langsung pergi ke rumah sakit, di sana sudah ada Badar yang menjaga Sera .
" Gimana keadaan nya, apakah dia sudah siuman?"
" Belum, kamu jaga disini dulu aku keluar dulu mau ke kantin? Badar pergi meninggalkan ruangan Sera.
Yanuar duduk di samping Sera memandang wajah Sera yang sedikit pucat, Yanuar mengengam tangan Sera dan menciumi nya Yanuar menghela nafas panjang, tidak bisa kah kamu berhenti membuat ku khawatir, Kamu dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah, tapi kenapa aku selalu tergila gila padamu, bahkan tak ada seorang pun yang bisa menggantikan posisi mu di hati ku.
"Ternyata mas Yan bisa gombal juga, tapi aku senang sih berarti aku tidak harus menghajar orang yang mendekati mas Yan,"Sera tersenyum menggoda Yanuar, karena sebenarnya Sera sudah siuman dari tadi.
" Dek jadi Kamu sudah sadar," Yanuar tak menyangka kalau ia dikerjai Sera.
" Hahaha... udah mas, tapi aku senang kalau selama ini mas Yan enggak pernah berpaling dari ku," Sera mendekati Yanuar wajah nya didekat kan di depan wajah Yanuar.
Yanuar seperti tidak bisa bernafas," dek jangan begini aku malah jadi grogi."
Sera tidak perduli ia malah mencium bibir Yanuar sekilas, "mas milikku jangan berpikir untuk menduakan ku, ingat itu," Sera berbisik pada Yanuar.
" Dek kamu suka membuat orang panas dingin.
" Hahaha... Sera tertawa senang," ternyata mas masih sama seperti dulu tapi aku senang sekali mas."
" Kalau begitu kapan aku bisa melamar kamu? Apa kamu akan menggantung ku terus."
" Sabar mas kasih aku waktu, mas mau kan memberi saya waktu lagian saya juga enggak akan kemana-mana saya akan selalu jadi milik mas Yan."Sera membelai pipi Yanuar.
" Tapi dek ..... belum selesai Yanuar bicara terdengar suara dari belakang.
" Orang sakit kok sempat-sempatnya pacaran sih, tiba-tiba Badar sudah ada di belakang mereka.
Yanuar tersenyum malu sedang kan Sera hanya cuek.
" Bang tadi abang abis keluar?" Tanya Sera.
" Iya kenapa emang," Badar duduk disamping tempat tidur Sera memandang wajah mereka berdua.
" Beliin makanan apa?"
" lah itu makanan disitu banyak, mau makanan seperti apa lagi?"Badar terlihat jengkel.
"Bosen , gini aja bang, abang tidur disini ganti in saya, saya sama mas Yan mau keluar dulu sebentar,"Sera memandang Badar sambil memainkan alis nya.
" Yanuar aja tuh masa aku, enggak lucu lah," Badar menolak usulan Sera.
Sera mulai memasang wajah memelas," please," Sera menakupkan tangan nya.
" Tapi jangan suruh pakai baju perempuan kayak dulu ya," Badar akhirnya menuruti keinginan Sera, ia paling tidak bisa mengatakan tidak kalau Sera sudah memasang muka memelas.
" Hahaha..... Apa abang di suruh pakai rok," Yanuar tertawa terpingkal pingkal mendengar Badar pernah di kerjain Sera sampai suruh pakai rok.
Sera memukul Yanuar dengan bantal, ia menyuruh Yanuar berhenti tertawa.
" Berhenti tertawa, jangan ketawa in Abang aku, ayo mau ikut enggak, kalau enggak aku tinggal nih."
Sera turun dari tempat tidur ia mencopot infus nya dan mematikan nya, Badar naik ke tempat tidur mengantikan Sera.
Sera menutupi tubuh Abang nya dengan selimut," dah enggak kelihatan," Sera mencium pipi Badar," selamat tidur Abang ku sayang.
" Ayo mas kita pergi,"'Sera menarik tangan Yanuar ia sengaja memakai Hoodie untuk menutupi kepala.
Yanuar mengengam tangan Sera melangkah menyusuri koridor rumah sakit," berapa kali kamu melakukan trik seperti ini."
" Tenang aja mas saya tidak akan memakai nya kalau kita menikah nanti, promise," kata Sera sambil mengangkat dua jari nya.
Yanuar memeluk Sera, ada kebahagian yang tak bisa ia gambarkan, mereka bisa berjalan bergandengan tangan seperti dulu.
" Kamu mau kemana," Yanuar mengacak acak rambut Sera.
" Kita makan bakso aja yuk, di rumah sakit makanan nya tidak enak, aku bosan."
Mereka berjalan mencari bakso yang dekat rumah sakit.
" Tuh mas ada bakso di sana mas, kayak nya rame pasti enak," Sera menunjuk ke depan rumah sakit, tempat nya besar dan lumayan banyak pengunjung nya.
Sera dan Yanuar memasuki warung bakso itu, terlihat hampir semua tempat penuh, sera mencari kesana kemari.
"Mas di pojok itu masih ada ayo kita kesana keburu ada yang nempatin," Sera menarik tangan Yanuar, mereka duduk dan memesan bakso.
Mereka sedang menunggu pesanan mereka datang sampai satu suara mengagetkan mereka.
" Mas Yanuar," Cindy menyapa Yanuar, ia berada di kursi belakang Yanuar bersama teman temannya.
Mas yanuar gabung aja sama kita, nih ada kursi kosong satu," Cindy menghampiri Yanuar menarik tangan nya.
" Tidak terima kasih, saya mau di sini saja," Yanuar menyuruh Sera menggeser tempat duduk nya, ia pindah disamping sera.
Cindy cemberut mendapat penolakan dari Yanuar, sementara teman-teman Cindy hanya tersenyum geli melihat Cindy ditolak.
Pesanan mereka datang, Yanuar dan sera segera menyantap bakso mereka, Sera yang sedang jengkel bertemu dengan Cindy mengambil sambal sampai beberapa sendok, Yanuar yang melihat nya mengambil kembali sambal dari mangkok sera dan membuangnya.
" Mas!!" Sera memandang Yanuar kesal.
" Sssst diam, atau kita pulang tidak jadi makan bakso," Yanuar terpaksa mengancam Sera.
Sera cemberut ia menyingkirkan mangkok bakso nya.
Yanuar mengambil mangkok bakso sera , dan menyuapi nya,
" ayo makan sayang udah di beli kasian bang Badar yang udah rela ganti in Kamu.
Akhirnya Sera mau memakan bakso nya juga rambut Sera yang panjang terjuntai tak beraturan, Yanuar meminta karet pada pelayan untuk mengikat rambut Sera.
Teman-teman Cindy yang melihat perlakuan Yanuar ke Sera, seketika mereka heboh," ih so sweet banget, aku juga mau punya cowok seperti itu," Cindy melihat ke arah belakang, ia melihat Yanuar yang sedang merapikan rambut Sera, Cindy pindah ke tempat Yanuar ia duduk di depan Yanuar.
Cindy berusaha mencari perhatian Yanuar," mas tolong dong ikat kan rambut ku juga, ini tanganku susah kotor semua."
" Oh... Yanuar memanggil pelayan bakso," mas bisa ikat kan rambut nya tidak?" Yanuar menunjuk pada Cindy.
" bisa pak ,"pelayan bakso yang memang sedari tadi suka melihat Cindy dikasih kesempatan ia langsung menyetujui nya.
" Enggak usah, enggak usah," Cindy menepiskan tangan pelayan bakso, ia kemudian pindah lagi.
" Cindy, Cindy emang enak ditolak," teman-teman Cindy tertawa semua.
" Diam, atau kalian bayar masing-masing," Cindy kesal diketawai.
"Mas udah belum aku udah kenyang," Sera yang memang belum pulih tidak bisa makan banyak mulut nya masih terasa pahit.
" Kenapa enggak di abisin? Yanuar ingin menyuapi Sera lagi.
Tapi Sera menolak," masih pahit mas, kita balik yuk."
" Ayo," Yanuar membayar bakso nya dan ia lalu mengandeng Sera kembali ke rumah sakit.
Cindy yang melihat itu hanya bisa menyentak kan kaki nya , ia marah melihat Yanuar selalu bersikap manis pada Sera, sedangkan terhadap nya Yanuar cuek.
Yanuar dan sera telah sampai di ruangan, mereka melihat Badar masih ditempat tidur," aman mas."
"Apa nya yang aman? Paman Danu sudah di belakang mereka.
" Eh paman, kok enggak telpon dulu kalau mau ke sini." Sera berusaha menutupi keterkejutan nya.
" Dari mana kalian," paman Danu memandang ke arah mereka .
" Maaf Sera hanya bosan tolong jangan marahin mereka," Sera memasang muka memelas biasa nya itu efektif bisa meredakan kemarahan paman Danu.
" Paman nanya darimana kalian?" Paman Danu memandang wajah Sera dan Yanuar dengan marah.
" Habis makan bakso paman," Sera segera bergegas menuju tempat tidur nya, ia menyuruh Badar turun.
" Bang turun cepat," Sera menarik selimut dan mendorong Badar untuk turun.
Badar segera turun, ia tidak mau berkomentar apapun ia takut kalau paman Danu sedang marah.
"Yanuar panggil suster kesini cepat suruh pasang selang infusnya kembali," kata paman Danu.
" Baik paman," Yanuar bergegas keluar ruangan.
Paman Danu tidak banyak bicara, ia menyalahkan Badar dan Yanuar pun percuma, mereka tidak akan berdaya di hadapan Sera, apapun yang Sera mau pasti mereka turuti, terkadang rasa sayang mereka berlebihan sehingga membuat Sera kadang semau nya sendiri.
Menjelang malam Yanuar dan Badar pergi, setelah Sera tertidur pulas karena pengaruh obat yang diminum nya, mereka berencana mengintai tempat mamih.
,
Cuthel ta...?
t.ksh thor
thanks thor