Serra gadis 24 tahun harus menerima takdirnya menikah dengan seorang pria yang bernama Damar. Tetapi tidak pernah di anggap sebagai istri. Tinggal bersama mertua dan juga adik ipar yang ternyata selama pernikahan Serra hanya dimanfaatkan untuk menjadi pelayan di rumah itu.
Hatinya semakin hancur mengetahui perselingkuhan suaminya dengan sepupu sang suami yang juga tinggal di rumah yang sama dengannya. Segala usaha telah dia lakukan agar keluarga suaminya bisa berpihak kepadanya. Tetapi di saat membongkar hubungan itu dan justru dia yang disalahkan.
Serra merasa sudah cukup dengan semua penderitaan yang dia dapatkan selama pernikahan, Akhirnya memutuskan untuk membalas secara impas semuanya dengan menggunakan Askara paman dari suaminya yang bersedia membantunya memberi pelajaran kepada orang-orang yang hanya memanfaatkannya.
Jangan lupa untuk terus baca dari bab 1 sampai akhir agar mengetahui ceritanya.
follow ainuncefeniss.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9 Melihat Perselingkuhan Suami.
Setelah menyelesaikan sarapannya Serra yang sekarang berdiri di depan rumah dengan mata berkeliling yang gelisah.
"Jam segini tidak ada taxi, bagaimana aku mau ke supermarket," ucapnya yang sejak tadi terus menunggu Taxi.
Serra juga sebelumnya sudah memesan lewat aplikasi, tetapi tidak ada yang bisa dan entahlah apa yang terjadi membuat Serra benar -benar takut kelamaan karena dia juga harus menyiapkan makan siang. Walau biasanya di siang hari orang-orang di rumah itu sangat jarang sekali makan ada yang masih di kantor dan paling hanya Andre saja yang pulang sekolah, tetapi bagaimanapun Serra miliki kewajiban menyiapkan makan siang.
Tin-tin-tin-tin-tin-tin-tin-tin-tin
Serra dikagetkan dengan suara klakson mobil yang berasal dari dalam rumah. Mobil itu nanti di depan Serra dengan jendela mobil yang diturunkan yang ternyata itu adalah Askara.
"Ingin ke Supermarket?" tanya Askara yang Serra juga tidak tahu dari mana laki-laki itu bisa tahu karena sebelumnya dia tidak mengatakan apapun.
"Masuklah!" titah Askara.
Serra yang masih tetap diam di tempatnya yang mungkin saja merasa sangat gugup jika harus mengikuti kemauan Askara.
"Aku kebetulan lewat dari Supermarket. Aku akan mengantarmu," ucap Askara.
"Tidak usah tuan. Saya menunggu Taxi saja," ucap Serra menolak secara halus.
"Mau sampai jam berapa kamu menunggu Taxi dan apa kamu pikir akan ada yang lewat?" tanya Askara.
Serra kebingungan yang kembali melihat ke ujung jalan dan tidak ada tanda-tanda Taxi akan lewat.
"Jadi sebaiknya sekarang kamu masuk saja," ucap Askara yang kembali memerintahkan Serra.
Serra tetap diam di tempatnya. Askara menghela nafas dengan kaca mobil yang kembali di tutup. Serra pikir laki-laki itu kemungkinan akan pergi dan ternyata justru turun dari mobil yang membuka pintu mobil di bagian pengemudi.
"Ayo masuk! daripada kamu kelamaan," ucap Askara.
"Tapi...."
Serra belum sempat berkomentar apapun. Askara memegang tangannya dan sedikit memaksanya masuk ke dalam yang membuat Serra tidak bisa melakukan apa-apa dan apalagi pintu itu sudah dikunci. Kemudian Askara menyusul memasuki mobil yang duduk di samping Serra.
"Gunakan sabuk pengamanmu!" titah Askara.
Serra menganggukkan kepala dengan kegugupan. Dia tidak bisa menolak dan mau tidak mau harus mengikuti aturan di dalam mobil.
Sepanjang perjalanan kedua orang itu hanya diam saja yang tidak ada pembicaraan sama sekali baik dari Askara yang memulai pembicaraan atau Serra. Benar-benar hening yang seperti tidak ada orang di dalam mobil.
Sampai akhirnya Serra sampai di supermarket.
"Makasih tuan! Sudah mengantar saya. Saya permisi dulu," ucap Serra dengan menundukkan kepalanya yang langsung buru-buru membuka pintu mobil dan tidak ditanggapi Askara.
Serra juga langsung memasuki supermarket yang memang harus cepat-cepat membeli keperluan dapur.
Askara menghela nafas dan ketika tangannya ingin menarik gas mobil yang tiba-tiba saja melihat mobil berhenti di depannya yang pasti sangat dia kenali dan sesuai dengan dugaannya Itu adalah mobil Damar.
Damar membuka pintu mobil disebelah kursi pengemudi dan Maya yang keluar dari mobil tersebut dengan Damar meletakkan tangannya di pinggang Maya yang mana keduanya tampak romantis berjalan memasuki supermarket dan bahkan terlihat Damar mencium pucuk kepala Maya dengan gemas.
Sebagai laki-laki yang mengetahui jika keponakannya itu sudah menikah dan melihat hal seperti itu yang pasti dia sudah tahu jika hubungan itu bukanlah hubungan biasa.
Askara melihat kepergian pasangan itu. Askara yang ternyata tidak jadi meninggalkan tempat tersebut dan entahlah apa alasannya.
Sementara Serra yang buru-buru sekali berbelanja memasukkan apa saja yang dia ingat saat melihat bahan makanan di rak tersebut. Serra tidak memiliki banyak waktu untuk mengajar waktu agar dapat menyelesaikan makan siang.
"Ayo cepat buruan Serra, jangan sampai kamu terlambat melakukan semua ini. Kamu harus benar-benar menyelesaikan semuanya. Bagaimana jika Andre pulang sekolah," ucap Serra yang sejak tadi mulutnya tidak berhenti bergerutu yang mana dia memang hanya ingin buru-buru menyelesaikan berbelanja itu secepatnya.
Karena terlalu fokus dengan belanjaannya yang ternyata tidak disadari Serra suaminya dan Maya juga berada di tempat yang sama, keduanya sama-sama berbelanja dan entahlah untuk apa. Damar yang mendorong troli belanjaan itu dan Maya masukkan beberapa makanan ringan ke dalamnya.
Keduanya dampak romantis dan beberapa kali bahkan hampir saja berpapasan dengan Serra, tetapi baik Serra dan juga Maya sama-sama tidak menyadari hal itu yang ternyata tidak memiliki kesempatan untuk saling mengetahui satu sama lain.
Akhirnya Serra menyelesaikan semua belanjaannya yang membuatnya buru-buru membayar di kasir dan untung saja tidak banyak antrian. Ketika Serra sudah menyelesaikan semua belanjaannya yang membawa keluar dari supermarket yang cukup banyak sekali dengan dua kantong plastik besar dan bahkan ada juga satu yang dibawakan pelayan dari dalam.
"Tuan Askara belum pulang?" tanyanya ketika melihat mobil itu masih berada di sana.
"Tapi aku tidak meminta dia untuk menungguku dan kenapa masih ada disini?"
"Apa jangan-jangan dia berpikiran bahwa aku memintanya untuk menungguku, lagi pula apa dia sama sekali tidak punya pekerjaan?" Serra bertanya-tanya penuh dengan kebingungan.
Serra menghela nafas yang akhirnya menghampiri mobil Askara. Serra meletakkan belanjaannya di sampingnya dan mengetuk kaca mobil itu yang membuat membuat pintu mobil itu kembali terbuka.
"Tuan masih ada di sini?"
"Apa sedang menunggu orang lain?"
"Kamu sudah selesai belanja?" tanya Askara tanpa menjawab pertanyaan Serra yang membuat Serra menganggukkan kepala.
"Kalau begitu masuklah!" titah Askara.
"Untuk apa?" tanya Serra.
"Aku akan mengantarmu pulang," jawab Askara.
"Tidak usah tuan, saya tidak ingin merepotkan siapa-siapa. Saya sangat bersyukur sekali jika sudah di antar ke Supermarket," ucap Serra.
"Ayo masuk!" ucap Askara dengan satu alisnya terangkat dan sepertinya itu adalah pertanda penekanan yang tidak ada yang boleh menolaknya.
Serra sempat ragu dan karena merasa tidak enak yang akhirnya membuatnya kembali memasuki mobil.
Serra terlebih dahulu memasukkan belanjaan itu jok mobil bagian belakang dan kemudian dia duduk di samping Askara.
"Apa saya tidak merepotkan tuan?" tanya Serra.
"Saya hanya kebetulan saja, jadi tidak ada salahnya mengantar kamu pulang," jawab Askara.
"Baiklah," sahut Serra.
Serra menghela nafas yang melihat lurus ke depan. Akhirnya Serra melihat juga bagaimana suaminya bersama dengan Maya, sama romantisnya seperti tadi dan bahkan ini melebihi batas.
Pasangan itu yang juga sudah selesai berbelanja dan sekarang terlihat Damar memasukkan belanjaan itu ke dalam bagasi mobil dan keduanya juga terlihat itu sangat romantis layaknya seperti pasangan.
Tiba-tiba saja Maya menepuk pipinya menggunakan jarinya seperti meminta kode kepada Damar untuk menciumnya dan lihatlah dengan sangat tidak tahu malu Damar melakukan hal tersebut.
Hal itu benar-benar terjadi tepat di depan mata Serra yang membuat Askara menoleh ke arah Serra akan ingin tahu bagaimana reaksi wanita yang sejak tadi hanya diam saja yang terlihat schok.
Lebih schok lagi ketika tiba-tiba saja Damar mencium bibir Maya yang mana pasangan itu benar-benar sudah tidak punya rasa malu lagi yang melakukan hal seperti itu di depan umum yang bukan hanya bisa dilihat oleh Serra tapi juga orang-orang yang lewat.
Bersambung.....