NovelToon NovelToon
Takdirku Mencintaimu

Takdirku Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dee_Ra

Aisyah Humaira, gadis cantik yang menyukai diam-diam Ardian Aditama. Yang akhirnya bisa merasakan menjalin kasih dengan Ardian. Walaupun terhalang dengan mantan Ardian sekalipun. Bersama dengan itu muncullah kehadiran Radit anak dari sahabat ayahku.

Yang kehadirannya membuat aku merasa terkekang karena sikap over protektifnya padaku.
Hingga membuat hubungan ku dengan Ardian semakin renggang karena ulah Radit.

Ada rahasia apakah dibalik sikap Radit yang terlalu mengekang Aisyah?

Sampai mana takdir menentukan ke arah manakah cinta Aisyah berlabuh?

Temukan rahasia nya dengan membaca setiap part nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee_Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 11

Aku membersihkan tubuhku yang memang sudah sangat lengket. Setelah selesai mandi dan berganti baju, tak lupa aku mengambil air wudhu karena waktu sudah hampir menunjukkan pukul 8 malam.

Saat aku keluar kamar mandi, aku melihat Radit sudah berada di dalam kamar. Entah sejak kapan ia berada di sana, aku berjalan ke arah lemari untuk mengambil mukena dan sajadah.

" Ais, bisakah kamu menungguku sebentar untuk membersihkan diri. Kita sholat berjamaah."Pinta nya. Lalu aku menoleh ke arahnya.

" Bisa,apa kamu sudah membawa handuk dan baju ganti?" tanyaku padanya.

" Sudah itu masih di dalam koper." jawabnya sambil berjalan dimana koper itu diletakkan.

Ia mengambil handuk dan baju gantinya. Aku hanya diam menatapnya.

" Emmm, Radit apakah boleh jika bajunya aku bantu masukkan kedalam lemari, sambil menunggu mu selesai dari kamar mandi" tanyaku.

Ia hanya mengangguk dan berjalan ke kamar mandi. Setelah Radit masuk ke kamar mandi. Lalu keseret koper Radit supaya gampang untuk ku memasukkannya ke dalam lemari.

Tak butuh waktu yang lama, semua baju yang berada didalam koper sudah berpindah kedalam lemari. Sekalian aku mengambil 2 sajadah dan membentangkannya. Bersamaan dengan itu keluarlah Radit dari kamar mandi dengan baju Koko dan sarung.

Sesaat aku melihat sosok lain pada Radit. Sosok yang sangat jauh berbeda semenjak aku mengenalnya.

" Ayo bisa kita mulai." ucap Radit padaku.

Aku hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Ini adalah momen kesekian kalinya aku sholat berjamaah dan Radit sebagai imam nya.

Kadang hatiku ini merasakan sesuatu yang tidak asing saat bersama Radit. Mulai jantung berdebar kencang, aku yang menjadi penurut pada Radit. Atau malah perasaan sebal dan marah karena sikap offer protektif. Juga sikap ketika bersama ku yang dingin dan kaku. Namun ketika bersama orang lain dia akan bersikap ramah dan sedikit pendiam.

Halah sudah lah, lelah aku nya mikirin seperti itu. Setelah selesai mengerjakan sholat isya berjamaah. Radit memutar tubuhnya menghadap ku dan mengulurkan tangannya kepada ku. Aku yang mengerti apa yang dimaksud Radit.

Lalu meraih tangan nya dan menciumnya secara takzim. Iapun mencium kening ku lembut, sambil melantunkan sebuah doa yang entah apa itu. Tanpa aku sadari, ku tutup mataku dan aku bisa merasakan ada rasa tertentu yang Radit rasakan padaku.

Kemudian tatapan nya berhenti padaku.

" Aisyah Humaira, Saat ini kamu telah sah menjadi istriku tanggung jawab ku. Bolehkan aku memanggilmu dengan nama Humaira?" Tanya nya padaku.

Aku sedikit Heran dengan pertanyaan nyeleneh Radit. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

" Humaira, sekarang kamu adalah milik ku. Berarti kamu adalah Humaira Ku. Bolehkah sejak saat ini kamu menjaga jarak dengan laki-laki yang bukan mahram mu.Termasuk mengakhiri hubungan mu dengan Ardian?" tanya Radit dengan kelembutan.

sejenak aku berpikir tentang pertanyaan Radit ini.

" Beri aku waktu, aku butuh waktu yang tepat untuk bisa memberikan penjelasan pada Ardian. Karena kami baru saja menjalin hubungan." ucapku sambil menundukkan kepala.

" Ya aku tahu kamu menyukai Ardian, dan belum ada cinta diantara kita. Tapi semakin lama kamu menundanya, dan semakin banyak kenangan yang tercipta, semakin dalam luka yang akan dirasakan." ucap Radit.

Aku hanya menyimak dengan seksama apa yang diucapkan Radit. Memang benar yang Radit ucapkan barusan. Entahlah, untuk saat ini aku tak ada keberanian untuk sekedar menghadapi Ardian.

" Dan bisakah kita mulai belajar untuk saling mencintai? " tanya nya .

" Maaf Radit aku tak bisa menjawab pertanyaan ini, biarkan waktu yang menjawabnya." ucapku.

Kemudian tak ada lagi percakapan diantara aku dan Radit. Kami sibuk dengan pikiran masing-masing. Lalu kediaman kami harus berakhir karena terdengar ketukan pintu.

Aku yang hendak beranjak dari tempat ku bermaksud untuk melihat siapa yang mengetuk pintu. Dicegah oleh Radit dan ia yang berjalan menuju pintu.

" Radit, ini makanan yang kamu minta tadi. Dan dimana Ais, kenapa kamu yang membuka pintu?" ucap bunda sambil membawa nampan berisi makanan.

" Ais didalam bunda, baru selesai sholat. Biar Radit yang bawa, dan terimakasih." ucap Radit menerima nampan itu.

" Ya sudah, kalo begitu. Segera lah makan lalu pergi lah istirahat kalian pasti sudah sangat lelah. Dan Radit, bersabar dalam menghadapi sikap Aisyah." ucap bunda penuh harap.

" Itu pasti bunda, bunda tahu bagaimana perasaan Radit kepada Aisyah sejak dulu." ungkap Radit.

" Oleh sebab itu ayah dan bunda percaya kan Aisyah padamu nak. Ya sudah, cepatlah masuk. Pasti Aisyah sudah menunggu" ucap bunda sambil berjalan pergi.

Sedangkan Radit sendiri masuk kedalam kamar sambil menutup pintu dengan kaki nya. Karena tangan nya sedang membawa nampan.

Saat Radit berbalik, nampak aku sudah tertidur dengan alas sajadah. Radit berjalan kearah nakas, untuk meletakkan nampan berisi makanan dan susu. Lalu ia berjalan mendekati ku sebenarnya ada rasa kasian melihat ku dalam keadaan tidur berbalut mukena dan beralaskan sajadah. Mungkin karena rasa lelah yang mendera dan tak bisa ku tahan.

" Humaira, ayo bangun dulu. Kita makan dahulu, aku tahu kamu belum makan sejak tadi siang."ucapnya dengan lembut.

Karena sangking lelahnya, tak ku hiraukan ucapan Radit.

"Aisyah Humaira nya Abang, bangunlah sebentar. Makan lah dulu, setelah itu istirahat lah. Ayolah, kalo tidak Abang cium kamu." ancamnya.

Mendengar kata-kata terakhir, aku lalu segera bangun walaupun mataku terasa lengket.

" Radit apaan sih kamu, nih udah bangun." ucapku.

Radit yang mendengar ucapan ku, seperti merasa tidak suka. Ia lalu mengambil nampan tadi. Dan meletakkan nya di hadapan ku.

" Beresin dulu alat sholatnya, terus kita makan sama-sama." perintah nya.

Aku pun melakukan apa ia perintah kan, segera membereskannya dan memasukkannya kembali ke dalam lemari.

Kemudian aku kembali ketempat semula, duduk dihadapan Radit di lantai. Setelah itu ia serahkan piring berisi makanan ditengah-tengah kami. Aku yang heran kenapa hanya ada satu piring dihadapan kami.

" Emmm Radit,,,kok cuma ada 1 piring saja, Dan kenapa isinya banyak banget. Seandainya ini untuk aku aja, gak bakalan habis makanannya. Kan sayang kalo dibuang." ucapku penasaran.

" Humaira, makanan ini untuk kita berdua. Bunda yang ambilkan tadi. Jadi ayo kita makan, kata orang kalo makan dalam satu piring lebih enak ketimbang makan sendiri-sendiri." jelasnya sambil menyuapkan nasi kedalam mulutnya.

Namun sebelum makanan itu masuk ke dalam mulut, aku bertanya kembali.

" Tapi......" belum selesai aku berbicara. Radit sudah terlebih dahulu memasukkan makanan tersebut kedalam mulutku.

" Enakkan" ucapnya. Aku hanya mengangguk karena mulutku penuh dengan makanan.

Akhirnya kami makan bersama-sama hingga tak bersisa. Lalu Radit menyerahkan segelas susu ke hadapan ku. Aku menerimanya dan langsung meminumnya. Karena aku masih kenyang, aku tidak menghabiskan susu itu. Aku meletakkan susu itu dan hendak membereskan nya. Tapi Radit mencegahnya,

" Humaira kenapa susunya gak dihabiskan?" tanya Radit.

"Ais kenyang Radit " jawabku.

Lalu Radit meraih gelas yang berisi susu yang masih tersisa setengah. Kemudian meminumnya sampai habis. Aku yang melihat kejadian itu hanya bisa diam.

"Kamu istirahat dulu, biar aku bereskan dulu ini dan membawanya keluar."ucapnya sambil membawa nampan bekas.

" Radit biar aku aja yang bawa keluar nampan itu. Sebaiknya istirahat lah lebih dulu." cegah ku langsung meraih nampan itu dari tangan nya.

Aku bergegas berjalan keluar dan tak lupa menutup pintu kembali. Aku berjalan menuju dapur untuk meletakkan nampan kedalam tempat cuci piring sekalian mencucinya.

Disaat mencuci piring aku mengingat kembali setiap perlakuan dan ucapan Radit padaku beberapa hari ini.

Aku merasa heran akan setiap perubahan yang terjadi padanya. Tak ada lagi Radit yang kaku dan dingin. Walaupun kadang sesekali muncul sikap itu. Namun seringkali ku dapati sikap penuh kasih sayang, perhatian dan kelembutan yang ia berikan padaku.

Ada apa sebenarnya dengan Radit, itu yang ingin aku tahu jawabannya. Tapi lamunan ku buyar saat ada seseorang menepuk bahuku dari belakang.

"Ais sedang apa kamu disini?" tanya bunda.

" emmm, Ais lagi nyuci piring dan gelas kotor Bun. Bunda sedang apa malam-malam di dapur?" jawabku sambil menyelesaikan cuci piring.

" Bunda mau ambil air buat ayah. Ais setelah selesai bisa bunda bicara sebentar." ucap bunda.

" iya bunda, ini juga udah selesai" sahutku.

Setelah itu bunda mengajakku duduk di meja makan.

" Ais dengarkan bunda, Sekarang putri bunda sudah jadi seorang istri dan seseorang menantu. Bunda tahu pernikahan ini, terlalu cepat untukmu. Tapi yakinlah nak, keputusan kami sudah tepat. Jagalah rumah tanggamu, terima lah Radit sebagai suami dan imam mu. Dan perlu kamu tahu Ais, bunda dan ayah sudah mengenal Radit sangat lama. Bunda tahu semua tentang Radit, karena bunda sering bertemu dengan Radit. Maaf, kemarin lalu bunda membohongi mu. Sebenarnya bukan beberapa hari lalu bunda bertemu Radit. Tapi hampir setiap hari bunda berkomunikasi dengan Radit." bunda banyak menceritakan dan berpesan padaku tentang Radit.

Namun bunda tidak mengatakan tujuan dan alasan lainnya. Hingga aku dibuat penasaran sebenarnya apa yang terjadi.

" Bunda yakin kamu adalah putri bunda yang baik dan penurut. Jadi jangan kecewakan orang-orang yang sayang padamu nak. Pergi istirahat, Radit pasti menunggu mu." ucap bunda terakhir kali sebelum pergi ke kamarnya.

Banyak pikiran berkecamuk dalam otak ku. Apa yang sebenarnya terjadi juga semua perubahan yang terjadi pada Radit.

Aku menghela nafas panjang lalu berjalan menuju kamar tidur ku.

Ketika sampai didalam kamar, nampak Radit sudah terlelap dengan posisi duduk bersandar memegang buku.

Aku menghampiri nya, mengambil buku tersebut kemudian meletakkannya di atas nakas.

Lalu aku berjalan ke sisi sebelah Radit dan mulai merebahkan tubuhku yang sudah terlalu lelah.

Tanpa menunggu waktu lama, aku pun terlelap menyusul Radit.

Sampai adzan subuh berkumandang. Kubuka mataku dan nampak wajah Radit berada dihadapanku dengan jarak yang sangat dekat.

Jika dilihat sedekat ini, Radit tampak begitu sangat tampan dengan rahang yang sangat tegas. Alis yang tebal, bulu mata yang lentik, juga hidung yang sedikit mancung.

Masya begitu sempurna ciptaan mu. Disaat sedang asyik memperhatikan wajah Radit. Aku dikagetkan dengan gerakkan Radit yang semakin memeluk ku erat. Aku yang tersadar bahwa aku tidur di pelukan Radit. Mencoba menyingkir pelan-pelan dari pelukan Radit. Namun semakin aku menghindar semakin erat pula pelukannya.

" Humaira, jangan bergerak.Biarkan seperti ini untuk sementara." gumamnya yang masih menutup mata.

" Radit tolong lepaskan, sudah waktunya subuh nanti terlambat." ucapku masih berusaha menyingkirkan pelukan Radit.

" Baiklah, kamu dulu yang kekamar mandi kita sholat bersama." ucapnya sambil mencium kening ku.

Lagi-lagi Radit melakukannya dengan tiba-tiba. Tak mau berpikir lebih jauh lagi, aku bergegas bangun dan berjalan ke kamar mandi.

Sedangkan Radit beranjak dari tempat tidur dan berjalan ke arah lemari mengambil alat-alat untuk sholat lalu membentangkannya.

Beberapa menit kemudian aku keluar kamar mandi bergantian dengan Radit.

Sambil menunggu Radit keluar kamar mandi, aku menuju meja riasku. Membuka laci meja, dan mencari ponsel yang hampir beberapa hari ini tidak ku sentuh sama sekali.

1
Micchan Mitsubou
semangat thor 👍
NotLiam
Beberapa hari sudah bersabar, tolong update sekarang ya thor!
Faaabb
Wuiih, dapet feel bangeet!
m4nies_19: makasih kakak😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!