Takdirku Mencintaimu
Hai...hai kenalin namaku Aisyah Humaira. Anak gadis dari pasangan ayah Hendrawan dan bunda Asha Dewi. Aku masih duduk di bangku SMA kelas XI. Aku mempunyai dua sahabat sejak kecil yaitu Naura Alexia dan Hesty Larasati.
Untungnya kami satu sekolah dan satu kelas. " Ais is coming besti" teriak ku sambil berlari menghampiri kedua sahabatku.
" Apaan sich kamu Ais, masih pagi juga" omel Naura.
" Kebiasaan emang nih bocah, bikin gendang telinga pecah" imbuh Hesty.
" Ya maaf, soalnya aku lagi seneng banget hari ini" jawabku tersenyum
" Hmm, emangnya ada apa sampai kamu kayak gini. Jangan bilang, kemarin kamu jadi ngedate bareng Ardian?" tebak Naura.
" Eh Nau, darimana kamu tahu aku habis jalan sama Ardian. Padahal kan aku belum cerita ke kalian soal ini" jawab ku.
" Aisyah sayangku bukannya kemarin sore kamu udah bilang ke kita. Kalo kamu diajak jalan ma Ardian si cowok most wanted di sekolah kita. Dasar pikun...."sambung Naura.
" Emang iya....kok aku lupa ya." ucapku sambil mengingat-ingat kembali.
" Udah gak usah di ingat-ingat lagi. Tuh udah bel masuk, yuk cepetan. Keburu pak Bambang masuk, bisa dihukum kita kalo telat masuk kelas." imbuh Hesty mengingatkan.
Kami pun berlari menuju kelas, dan segera menempati meja masing-masing. Tak berselang lama pak Bambang datang. Pelajaran pun dimulai dengan tenang. Tak terasa waktu bergulir dengan cepatnya. Hingga jam menunjukkan waktu untuk istirahat.
" Yuk.. Ke Kantin aku udah laper banget." ajak ku.
" Yuk... Tapi mampir bentar ya ke toilet. Aku kebelet dari tadi nih" jawab Hesty.
Kami bertiga pun berjalan kearah kantin. Saat melewati toilet, Hesty bergegas masuk. Tak berselang lama Hesty keluar dari toilet.
" Eh...eh kalian tau gak sih,pas aku tadi masuk toilet. Gak sengaja aku papasan sama Reyna. Mata nya sembab banget kayak habis nangis." ucap Hesty.
" Reyna siapa sih?" jawab Naura.
" Itu Lo Nau, Reyna anak bahasa. Yang cantik banget kayak bule, masa Lo gak tau." ucap Hesty
" Bukannya dia mantannya Ardian ya?" imbuh Naura.
" Yup...." balas Hesty.
" Udah ayo cepetan aku udah laper, keburu bel masuk"ucapku sambil menyeret lengan Naura.
Kami bertiga pun bergegas berjalan ke kantin yang jarak nya lumayan jauh dari kelas kami. Hingga akhirnya kami sampai di kantin dan langsung memesan makanan.
Setelah mendapatkan meja dan pesanan kami sampai. Kami pun langsung memakannya. Saat ditengah-tengah menikmati makan, tiba-tiba datang Reyna bersama genknya menghampiri meja kami.
" Kamu yang namanya Aisyah ya?" tanya Reyna sambil menunjuk ku.
" Iya, emang ada perlu apa ya?" tanya ku.
" Loe jauhi Ardian, karena Ardian punya gue" sahut Reyna.
" Eh bukannya kamu udah putus ya sama Ardian. Lagian aku sama Ardian pun gak ada hubungan apa-apa." jawabku.
" Jangan munafik loe, Ardian sendiri yang bilang loe pacar dia. Dan gara-gara loe Ardian mutusin gue. Dasar pelakor loe"sahut Reyna penuh emosi.
" jangan sembarangan ya kalo fitnah orang." sahut Naura.
" Aku gak ada maksud buat Deket sama Ardian. Kami hanya berteman, gak lebih." ucapku menjelaskan.
" Alah loe bohong kan, mana ada maling ngaku. Pelakor....ya tetep aja pelakor. Dasar..." balas Sinta teman Reyna.
" Hey ... Mulut kamu bisa dijaga gak? Jangan sembarangan nuduh orang ya." bela Hesty.
" udah deh, ngaku aja lagi. Dasar perusak hubungan orang. Awas sekali lagi gue liat loe deketin Ardian, bakal gue buat hidup loe disekolah ini bakal kayak di neraka" ancam Reyna padaku. Reyna dan temannya pun berlalu pergi.
Setelah Reyna and the Genk pergi dari meja ku. Aku hanya bisa terduduk lemas.Tampak semua mata memandang kearah ku, dan terdengar bisik-bisik dari siswa yang tadi menyaksikan keributan antara aku dan Reyna.
" Aisyah, kamu gpp kan. Mending kamu jauhi aja deh si Ardian." ucap Naura.
" Iya Ais, baru juga sekali jalan. Udah kayak gini, apalagi kamu beneran jadian ma dia" imbuh Hesty.
Entahlah, untuk saat ini aku tidak tahu harus berbuat apa. Karena pada dasar nya aku pun menyukai Ardian sejak awal aku masuk sekolah.
" Udah deh, gak usah dipikirin. Sebenarnya aku gak terlalu suka kamu Deket Ardian Ais. Karena yang aku tahu, Ardian itu Playboy." kata Hesty.
" Kita balik ke kelas aja yuk, suasana udah gak enak banget disini..." ajak Naura
Aku pun hanya diam menurut, kami berjalan menuju kelas. Bel masuk pun berbunyi, tanda pelajaran dimulai.
Selama pelajaran berlangsung, aku hanya sibuk dengan pikiran ku sendiri. Tidak bisa fokus memperhatikan pelajaran. Tak terasa jam pelajaran telah usai. Bel pulang pun berbunyi. Aku, Naura dan Hesty berjalan keluar sekolah.
Namun ketika sampai di halaman depan sekolah. Ardian datang menghampiri ku.
" Aisyah, ayo gue antar loe pulang." pinta Ardian.
Aku hanya menoleh pada Naura dan Hesty hendak meminta tolong agar ada alasan untuk ku menolak ajakan Ardian. Karena aku sedang tidak ingin bertemu dengannya.
" Maaf ya Ardian, gak usah deh. Soalnya aku mau ke rumah Hesty, ada tugas kelompok. Ya kan Hes ....?" meminta persetujuan Hesty.
Hesty yang paham apa maksud ku hanya mengangguk.
" O ya udah deh, lain kali aja gue antar loe pulang. kalo gitu gue balik dulu." ucap Ardian lalu pergi kearah parkir motor.
" Yuk cepetan kita balik, mumpung si Ardian gk ngikutin kita."ajak Naura buru-buru.
Akhirnya aku pun ikut naik ke mobil Hesty untuk pulang. Didalam perjalanan tak ada suara. Kami sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga sampai lah di depan rumahku.
" Kalian gak mampir dulu apa?" ajak ku
" Gak deh, salam aja ke mami Asha. Nih mamaku udah nelpon dari tadi suruh cepet-cepet pulang. Lain kali aja deh Ais aku numpang makan di rumah kamu. He...he...he." sahut Hesty dibalik kemudinya
" Oke besti, nanti aku sampaiin ke bunda. Dan makasih udah antar pulang." balasku tersenyum.
" Don't worry besti, oke aku pamit pulang ya. Dahhh....." lanjut Hesty.
Mobil Hesty pun melaju meninggalkan rumahku.
" Assalamualaikum bunda, Aisyah pulang." teriakku saat masuk rumah.
" Waalaikumussalam, kebiasaan ya masuk rumah sambil teriak-teriak." ucap bunda yang sedang asyik di depan televisi.
" Maaf Bun...." sambil berjalan menghampiri bunda dan tak lupa mencium tangan bunda dengan takzim.
" Aisyah, udah sana ganti baju terus sholat. Jangan lupa cepetan turun bunda tunggu di meja makan." ucap bunda sambil mengelus kepalaku.
" ashiiiap.... Aisyah ke kamar dulu ya" pamit ku berlalu menuju kamar.
Lalu aku masuk ke kamar, melakukan pa yang di perintahkan oleh bunda. Beberapa menit kemudian, aku segera menuju ke meja makan.
"Wah, bunda masak enak nih. Jadi makin laper aku." aku duduk lalu segera mengambil piring dan mengisi dengan berbagai macam lauk yang tersedia di atas meja.
Aku dengan lahap menyantap makanan yang telah berpindah ke piring ku.
" Aisyah, besok ayah pulang dari kota X." kata bunda disela makan siangnya.
" Emang proyek ayah udah selesai Bun, kok cepet banget." timpal ku.
" Alhamdulillah udah selesai, Kata ayah sih dibantuin om Surya jadi proyek nya cepet selesai." lanjut bunda
Aku diam sejenak mengingat siapa om Surya.
" Om Surya, papa nya Radit itu Lo Ais. Sahabat kamu pas waktu kecil. Yang rumahnya sebelah rumah kita." kelas bunda
" Oh Radit yang gendut itu kan Bun, yang selalu bikin aku nangis gara-gara dia suka ngambil mainan aku kan" ucapku sambil mengingat-ingat kembali.
" Hai jangan salah sekarang Radit makin ganteng Lo Ais. Bunda aja sempet pangling Lo pas ayah kenalin Radit ke bunda pas di telepon kemarin" terang bunda
" Halah bunda bisa aja muji anak orang, anak sendiri aja gak pernah dipuji" ucapku.
" ya udah kalo gak percaya. Kata ayah, keluarga om Surya mau balik tinggal di sini." jelas bunda lagi.
Aku hanya diam mendengarkan saja cerita bunda. Karena memang aku masih tidak mengingat jelas wajah orang yang dimaksud bunda.
Setelah selesai makan, aku berpamitan untuk kembali ke kamar. Ku rebahkan tubuhku di atas kasur yang nyaman. Karena memang hari ini aku merasa sangat lelah sekali. Tak ku hiraukan dering ponsel di nakas, karena mataku sudah terasa berat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments