NovelToon NovelToon
Suami Berondongku Ternyata CEO

Suami Berondongku Ternyata CEO

Status: tamat
Genre:Tamat / Berondong / CEO / Nikah Kontrak / Beda Usia / Teen School/College / Romansa
Popularitas:400.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Rens16

Sequel The Mantans dan Merried by Order
Valleta Atria Praja anak pertama pasangan Vita dan Mamat berusia dua puluh lima tahun, cantik, pintar dan juga mapan. Diusianya yang sekarang Letta dituntut oleh mommynya untuk segera menikah karena sang mommy yang sudah berusia senja itu takut tak bisa menyaksikan dirinya menikah, apalagi dia sudah dilangkahi oleh adik lelaki satu-satunya yang sudah duluan menikah. Disaat kondisi seperti ini sayangnya Letta baru putus cinta dengan sang pacar karena sang pacar minder dengan status sosialnya. Disaat dia sedang frustasi karena ditinggal oleh pacar dan dituntut menikah itu, justru ia dipertemukan dengan Devano anak Gelsey dan Satria, cowok yang berusia jauh lebih muda darinya, mereka di tangkap basah saat tengah malam Letta berduaan dengan Devano di rumah cowok karena baju Letta yang basah kuyup karena hujan yang tiba-tiba mengguyur deras di daerah itu. Dan mereka akhirnya dipaksa menikah oleh warga disana.

Ikuti IG ku 16_rens

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rens16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 : Ternyata dia punya pacar

Letta berjalan mondar-mandir menata sarapan di meja makan, rambut panjangnya dia cepol asal dengan baju kantor yang telah melekat sempurna di badannya.

Tak lama Devano keluar dari kamar, sudah memakai seragam sekolahnya, hari kedua mereka hidup bersama sebagai pasangan suami-istri, hari ini saatnya kembali ke realita hidup yang sesungguhnya.

Devano sempat tertegun melihat penampilan Letta yang terlihat seksi di matanya, istrinya itu tampak cekatan mengerjakan pekerjaan rumah.

"Sarapan dulu Dev." Devano melangkah dan mendudukkan diri disana, masih setia menatap Letta yang terlihat begitu menawan.... sepintas Devano teringat sang mama ketika sedang melayani papanya.

"Lo bisa masak mbak?" Devano mulai menyuapkan nasi goreng ke mulutnya.

"Yang simple, kalo yang susah ya nggak bisa, hehehe."

"Nasi gorengnya enak," puji Devano membuat Letta tersipu.

"Um..... Dev, boleh nggak gue pakai kamar sebelah, nanti gue beliin perabotnya," ijin Letta pelan, menatap penuh harap kepada Devano, karena Letta malu harus tidur satu ranjang dengan Devano.

"Kenapa mau pindah? Suami istri kan tidurnya sekamar."

"Ya ya nggak papa, cuman... um, aku.... nggak terbiasa tidur dengan orang lain." Letta memberi alasan yang bisa dipahami suami berondongnya ini, masih bocah kan, jadi bicaranya harus sesuai dengan usianya.

"Kamar sebelah aku pakai buat naruh barang mbak, kan rumah ini cuma punya dua kamar tidur belum ada gudangnya." Devano sengaja mencari alasan, aslinya sih ruang sebelah kosong, ia tak rela saja kehilangan momen lucu setiap pagi yang dilakukan oleh Letta tanpa istrinya sadar akan kelakuannya yang menggemaskan.

Letta mengerucutkan bibir, tak bisa memaksa, ini kan rumah Devano, dia hanya numpang disini.

"Aku berangkat ya mbak," pamit Devano setelah sarapannya tandas, tak lupa mengecup puncak kepala Letta.

Letta terpekur, kaget dengan apa yang dilakukan Devano, mereka seperti sepasang suami istri yang menikah karena cinta.

Letta masih shock dengan kelakuan cowok itu, saat cowok itu kembali masuk ke dalam rumah.

"Nih kartu yang dari mama lo aja yang pegang, nanti kalo gue butuh gue minta lo." Sambil berkata begitu Devano menyerahkan kartu debet berwarna hitam itu.

Letta menerima dengan ragu-ragu, bukannya sok kaya atau apalah ya, tapi kan Letta punya gaji sendiri, justru Devano yang butuh kartu itu dibandingkan dirinya.

"Nanti nomer pin nya gue chat.... eh gue belum nyimpen nomer handphone lo, masukin." Devano menyodorkan ponselnya kepada Letta, memang di mata Letta, Devano tak ada manis-manisnya sama sekali tapi dia terlihat baik dan peduli.

Letta mengetikkan nomornya ke ponsel Devano, membaca sekali lagi dan menyerahkan ponsel itu kepada yang punya.

Devano memacu motornya ke sekolah dengan kecepatan sedang, hatinya mekar mirip bunga anggrek di kebun mamanya, melihat Letta melayaninya dengan baik, Devano merasa, sangat dihargai.

Devano sedang berjalan di koridor sekolah, saat sebuah tangan menariknya ke atas rooftop.

"Kenapa sih Bran?" tanya Devano sambil menepis tangan Brandon yang memegangi tangannya dengan kencang.

"Yang dibilang bokap gue bener Dev?" tanya Brandon menatap sepupunya yang tampak santai.

"Dev.... beneran yang lo bilang kemarin? Lo nggak kumpul ke*o kan?" Ali yang baru dateng langsung memberondong Devano dengan pertanyaan yang sama dengan Brandon.

Monty dan Jason hanya melihat ketiga temannya dengan alis saling menaut, mereka belum mendengar berita itu.

Dengan santai Devano mengambil rokok yang tergeletak di atas meja rusak yang ada disitu, memantik api lalu menghisap rokok itu dalam-dalam.

"Cckk ditanyain malah pura-pura bego," dengus Brandon tak sabaran.

"Emang om Gavin bilang apa?" tanya Brandon santai, dia menyandar di tembok pembatas.

"Katanya lo digerebek ama warga lalu dipaksa nikahin tuh cewek," sahut Brandon berapi-api, pasalnya dia tak percaya informasi dari papanya itu, dia tahu bagaimana Devano itu, jangankan kumpul ke*o, pacaran saja belum pernah.

"Cakep nggak Dev ceweknya?" tanya Monty yang dijawab Devano dengan anggukan samar.

"Anjirr!! Jadi bener lo udah kawi*?" tanya Jason heboh, lagi Devano mengangguk.

"Lo udah nggak perjaka Dev?" tanya Monty penasaran.

"Bacot!" maki Devano kesal.

"Freya buat gue!" sahut Ali tiba-tiba.

"Enak aja! Buat gue!" Jason tak mau kalah.

Dan kedua orang itu gelut tanpa dicegah oleh ketiga temannya yang menonton sambil memberi semangat kepada keduanya, tapi mereka berantemnya hanya becandaan bukan berantem beneran.

Sore harinya selepas pulang sekolah, seperti janjinya waktu itu Devano mengantar Freya ke toko buku.

Letta menajamkan mata melihat Devano melintas di depan kafe tempat Letta menemui klien, dengan seorang gadis yang menggenggam tangannya mesra, gadis cantik dengan rok abu dan sweater biru muda itu tampak serasi dengan suami berondongnya.

"Gimana bu Valetta, apakah ibu setuju dengan usulan kami tersebut." Suara klien di depannya membuyarkan lamunan Letta.

"Baik Pak, bapak minta tempo pembayaran empat belas hari dari pengambilan barang kan ya?" tanya Letta mencoba fokus lagi.

"Iya bu," jawab pria muda itu dengan sopan.

"Oke, saya diskusikan dulu dengan management ya pak, paling lambat besok siang saya kabari keputusannya."

Setelah berbasa-basi sebentar, Letta mengundurkan diri dan kembali ke kantor untuk menyelesaikan permintaan klien tadi.

Niat awal untuk pulang selepas pertemuan ini Letta batalkan, Letta memilih menenggelamkan diri dalam lautan pekerjaan.

Letta cemburu? Nggak bisa dibilang cemburu sih, Letta hanya merasa tak dihargai, baru menikah dua hari tetapi Devano sudah menggandeng tangan cewek lain.

Getar ponsel mengalihkan perhatian Letta dari tumpukan dokumen di depannya, Letta melirik jam di dinding sana, sudah pukul sembilan malam.

Dengan enggan Letta menerima panggilan itu.

"Halo, dimana mbak?" tanya Devano dari seberang sana, dengan gemas Letta menirukan pertanyaan Devano tapi tanpa suara.

"Masih di kantor, kenapa Dev?" tanya Letta dengan suara santai tak ingin terlihat dia marah karena mengetahui perselingkuhan Devano tadi sore.

"Ini udah malam lho mbak, masak masih kerja aja," tegur Devano pelan.

"Tanggung, gue selesaiin ini dulu."

"Pulang sekarang atau gue paksa pulang mbak?" tanya Devano santai.

"Apaan sih nggak jelas banget!" Lalu Letta mematikan panggilan tersebut.

Tepat dua puluh menit kemudian ponsel Letta kembali berbunyi, denting notifikasi chat menyapanya.

Letta membuka dan melihat foto gambar gedung kantornya yang dikirim oleh Devano dengan caption 'cepetan turun, gue tungguin di bawah'

Mau marah tapi dia bisa apa, toh mereka menikah karena dipaksa kan? Bahkan Letta tak berharap lebih dengan pernikahan ini.

Di atas motor sana Devano duduk menunggu Letta, Devano terlihat keren dengan jaket kulit dan celana jeans.

"Naik!" perintah Devano sambil menyerahkan helm ke Letta.

"Gue bonceng lo?" tanya Letta membelalakan mata, dia mana pernah seumur hidup naik motor, bisa dicincang daddy nya, padahal mommy nya jago banget naik motornya tapi entah kenapa Letta dilarang mengendarai kendaraan roda dua itu.

"Iyalah, atau lo mau boncengin gue?" Devano siap turun dari motornya.

"Ngaco! Gue nggak bisa naik motor!" Dengan bibir mengerucut Letta naik ke atas boncengan bersyukur karena hari ini dia memakai celana panjang sebagai busana ke kantor.

"Pegangan mbak, gue mau ngebut!" perintah Devano, belum sempat Letta komplain, motor itu melaju kencang.

Wusssssss

1
Maria Longgak
sangat kren,,cerita nya tidak belok2,,semangat buat penulisnya
ashura
Luar biasa
Yulay Yuli
lah, bukannya waktu rapat mau ACC bapaknya udh bilangkan kl ini perusaan letta
Yulay Yuli
mamam tuh Claudia /Facepalm/
Rafalia Azen
bojoku malah mau beliin underwear
kn udh tau ukurannya beliin softex juga mau,,,bojo yg pergi bini nitip gak papa kali
Rafalia Azen
thor nulis kata Aseli itu yg bener Asli bukan Aseli
Rens16: Iya, emang disengaja, /Drool//Drool/
total 1 replies
Yulay Yuli
kl begini w juga mau, udh ganteng CEO , berondong pula /Grin/
Yulay Yuli
Inget aku dulu, diputusin y udhlah
George Lovink
Mantap lah nie novel
sri rezeki
Kecewa
sri rezeki
Buruk
Rafalia Azen
part ngandung bawang nih
Rizky Anindiya
enak banget hamil nya GK ngerasain apa"..lah aku hamil anak pertama muntah sama ngedrop nya 5 bulan..hamil anak kedua ngedrop nya cuma 3 bulan..hamil anak ke3..ngedrop nya sampe lahiran..muntah terus .di infus 2 kali...GK masuk nasi...bisa nya minum Herbalife..trus harus minum obat ondansetron anti mual...kalo telat sehati GK minum pasti ngedrop...trus mana lahiran nya di induksi Krn hamil nya Udah 10 bulan lebih .tp bayi nya masih anteng di dalam perut ..induksi gagal terpaksa Cesar...pokok nya mantepplah..
eh karena waktu hamil di bungsu GK makan nasi eh anak ku juga GK mau makan nasi sampe skrg ...kalo di kasih nasi jejeritan...ampun dah ..
Rafalia Azen: nikmat sekali ya Bun
total 1 replies
Rizky Anindiya
kayak suami ku . orang kepercayaan nya korupsi ratusan juta...ketauan nya ketika di cek barang GK sesuai sama pengeluaran .mungkin dia terlena Krn suami udah lama GK kroscek lsg ke lapangan. . sama suami GK di berhentiin tp dia malu Krn suami minta pembukuan .dan Dia GK bisa ngasih itu pembukuan ..terakhir dia berhenti sendiri..tp pihak keluarga nya hampir semua nyalahin suami..kata nya usaha dari bawah bareng suami nya tp tiba" di pecat ...pokok nya hampir semua nyalahin suami ku. aku sampe kesel Krn suami GK mau konfirmasi tentang kecurangan anggota nya itu...
suami bilang biar lah itung" itu hadiah Krn dia pernah jadi orang kepercayaan Aa'..salah benar GK bakal ketuker ...kita cuma bisa pasrah ..kalo masih rezeki ntar jg di ganti sama Allah. ...seikhlas itu suami ku ...mewek aku denger nya ....love you my husband 🥰
ALEX 18: cokcuiiii banget/Whimper//Whimper/
total 1 replies
Rizky Anindiya
kayak aku banget ..paling GK bisa marahan lama" sama suami ..suami ku itu type yg suka minta maaf kalo dia salah......jadi luluh deh ..
Rizky Anindiya
Vita ngeselinnnn
Rizky Anindiya
GK suka sama mama Vita...
Rizky Anindiya
akhir nya unboxing juga
Rizky Anindiya
ternyata kalem nya Freya cuma topeng..
Rizky Anindiya
jangan sama pilot. .suka maen sama pramugari nya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!