kehilangan seorang istri membuat Erlangga kembali lagi menjadi gunung es . Kekejamannya kembali semula
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhayati 11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11
Erlangga menyunggingkan bibir tipis
." Bagaimana , Apa kau bersedia . Melayani para bodyguard ku ! meraka sudah sangat tergiur dengan tubuh kalian . Yang menurutku menjijikan . "
" oh ya Al . besok sore dua wanita itu kirim ke madam yola !! Setelah berkata Erlangga benar benar pergi .
Dua wanita itu mulai berteriak dan meminta ampun .
Erlangga kembali melangkahkan kaki panjanya , sembari memasang topengnya .
Aipet yang berada di tangan Aldi bergetar , satu pesan masuk .
"Tuan . " panggil Aldi , Pria itu langsung menyodorkan Aipetnya .
Erlangga menoleh lalu menerima Aipet itu . Setelah melihat , senyum tipis dari wajah tampannya .
" Biarkan saja dulu . Aku ingin melihat sejauh mana dia ingin bermain . Lagi pula aku yang akan mengabisinya dengan tangan ku sendiri ! Pantau terus . Perketat penjagan untuk istriku . " Kata Erlangga Senyum jahat tersungging dari bibirnya .
Lalu menyerahkan kembali Aipet itu ke Aldi . Samar samar Aldi ikut tersenyum . Sepertinya Macan asia mulai bangkit kembali .
" Kalian semua Jaga keaman !" printah Erlangga Tegas sebelum dia masuk ke dalam mobil .
Kembali melangkahkan kakinya dengan ringan masuk ke dalam mobil . Kendaraan itu melaju dengan kecepatan sedang .
Manik mata Tajam pria itu terpejam , dia mengingat kejadian semalam saat bersama sang istri .
Sudah 3 jam lebih tidak mendengar kabar sang istri , tiba tiba merasa rindu .
...****************...
Duk
Tiba tiba Wanita itu membentur benda keras hingga tak seimbang .
Bruk
" Auh ... " Ringgis Nerin menahan sakit di bokongnya ." Susah payah wanita itu berdiri seraya mengibas bokongnya terasa ngilu
" sakit banget lagi . " keluh Nerin sembari meringis
Tanpa dia sadari seseorang pria menatapnya dengan tersenyum samar .
Saat ia sadari bukan tembok melainkan seseorang saat itu juga dia mengangkat kepalanya .
Deg
Detak jantung wanita satu anak itu berdetak lebih kencang .
Kedunya saling menatap . Ekspresi pria itu dingin , berbeda dengan wanita itu .
" ma,,, maaf saya tidak sengaja ." Ucap Nerin gugup menelan ludah dengan kasar .
Bertemu Manik Mata hitam pekat itu , Membuatnya mengingat semua kenangan indah masa itu .
" apa kamu baik baik saja sayang .." Erlangga berbisik tepat di telinga Nerin , bahkan sapuan nafas Erlangga terasa hangat menerpa pipi kiri wanita itu . Membuat Wanita satu anak itu meremang seketika .
" apa tadi dia bilang dasar pria." Nerin mengerutu kesal " Sialan ." Batin Nerin mengumpat kesal sekali kepada dirinya sendiri , hanya hembusan nafas dan juga wangi tubuh sang suami itu membuat pikiran kotor muncul begitu saja .
Erlangga sengaja melakukan itu jujur saja dia sangat merindukan wangi tubuh sang istri .
" Apa yang sedang kamu pikirkan sayang ? Tanya Erlangga berbisik lagi . Hingga tak sengaja ujung pipinya bertemu pipi sang Istri .
" Eh ," Sontak Nerin mundur beberapa langkah gugup yang sedang ia rasakan , lalu berkata sembari mengelengkan kepalanya " Tidak aku tidak pa pa ko. "
Malu sekali rasanya saat menyadari banyak pasang mata menatap dirinya .
Nerin buru buru menunduk lalu berkata " Maafkan saya tuan . saya tidak sengaja ."
Erlangga tak merespon ucapan sang istri , Jawaban sang istri membuat dirinya seperti orang asing . Tapi ia juga menyadari jika itu adalah tempat umum .
Yang penting baginya sudah bertemu langsung dengan sang istri rasa rindu terobati .
Setelah Pria itu pergi Nerin wanita itu menghembuskan nafasnya lega .
Aldi menyunggingkan bibirnya Tipis mengikuti langkah Erlangga sang Tuan muda .
Setelah pria itu hilang dari pandanganya , Nerin Wanita itu langsung melesat Kembali ke ruang rawat Sang putra . Malu sungguh malu , seakan dia ingin menghilang saja dari dunia ini .
...****************...
Di sebuah gedung Apertemen yang kelas biasa seorang pria muda sedang duduk manis di depan meja belajar .
Pria muda itu sedang begadang , besok hari di mana dirinya harus menyerahkan tugas terahir .
Dan hari ini dia sengaja pulang cepat agar bisa merampungkan tugasnya .
Hidup seorang diri tentu saja dirinya harus bisa melakukan apa pun . Bekerja paruh waktu untuk mengumpulkan pundi pundi rupiah agar bisa bertahan hidup membiayai kehidupan sehari hari dan juga bayar kuliah .
Walau pun Erlangga abangnya selalu membantu tetapi dia tidak bergantung dengan orang lain .
" aduh ." Rian mengaduh kesakitan saat dahinya tak sengaja terbentur ke meja . Dia mengusapnya dengan perlahan , dengan langkah gontai pria muda itu menuju dapur .
Pria muda itu nampaknya tidak bisa menahan kantuk .
" Hufff. " hembusan nafas panjang kelur dari hidung mancung Rian .
Dia merasa kesal karena persedian kopi ternyata sudah habis . Dengan malas dia kembali ke dalam kamarnya .
Lalu meraih ponselnya saat melihat angka jam yang tertera di ponselnya dia menghembuskan nafas lagi .
Apakah dirinya harus menghubungi Asisten abangnya atau tidak .
Pukul 23.00 malam tentu saja pria muda itu merasa tidak enak hati . Harus meminta tolong dengan orang lain .
" Baik lah aku akan turun sebentar ." tekad Rian kali ini . Lagi pula di lantai dasarkan ada Alfa midi kan .
Kenapa mendadak dirinya bodoh sih , Rian memukul kepalanya sendiri dengan pelan .
" Kakak kamu di mana . " Rian membatin .
Di setiap situasi seperti ini ia selalu mengingat sang kakak yang begitu tega meningalkan dirinya dengan orang lain .
Walau begitu pria muda itu tidak benci dengan sang kakak , jujur saja ia merasa sedih . karena dirinya tidak bisa mendampinginya .
" aku harap kakak baik baik saja . " Rian membatin lagi
kelur dari Lift terlihat beberapa orang sedang berjalan .
" Yan .. mau kemana ? tanya pria itu yang tak lain Erlangga
" eh bang . Aku mau beli kopi . Kebetulan persedian kopi sudah abis . " jawab Rian apa adanya .
Erlangga mengangguk mengerti , " Biarkan Deni saja yang beli . " kata Erlangga yang di jawab gelengan pria muda itu .
" Tidak usah bang . Lagi pula sudah dekat ini , Lagi pula bukan kopi saja yang aku beli . " Tolak Rian , bukan alasan tetapi memang bukan hanya kopi yang ia butuhkan .
" Baik lah , ayo kita belanja ." ujar Erlangga pada akhinya .
Tinga pria itu masuk ke dalam Toko Alfa midi . Walau barang tidak terlalu banyak namun lengkap .
Bersambung