Bagaimana perasaanmu jika mendapatkan mertua yang baik? Pasti senang dong. Tapi hal berbeda ditunjukkan oleh seorang wanita bernama Marissa, ia justru tidak bersyukur memiliki mertua yang baik.
Hingga suatu hari, Marissa mengalami kejadian yang di luar nalar, ia akhirnya menjadi menantu yang tertindas dan memiliki Mertua yang jahat. Lantas, kejadian apa yang menyebabkan Marissa mengalami hal seperti itu?
Mampukan Marissa menghadapi kekejaman sang mertua yang selalu menyakitinya? Dan apakah Marissa berhasil lari dari hal yang membuat hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat?
Novel ini mengikuti event Air mata pernikahan. Mohon dukungannya 🙏❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dijodohkan dengan janda
Delima berusaha untuk mengetuk pintu kamar mereka, untuk menjelaskan yang sebenarnya kepada sang suami.
"Mas! Mas Anwar, buka pintunya, Mas! Aku bisa jelaskan apa yang sebenarnya terjadi, aku mohon buka pintunya!" rengek Delima sambil mengetuk pintu berulang-ulang. Namun sia-sia, tidak ada jawaban dari Anwar.
"Mas ... Mas Anwar aku mohon padamu! Buka pintunya!" Delima terus berusaha untuk mengetuk pintu itu agar Anwar membukakan nya.
Melihat Delima menangis di depan pintu kamar nya, sang ibu mertua pun tampak menertawakan sembari berkata sinis, "Ya ampun Delima! Kasihan sekali kamu, kalau aku jadi kamu mungkin aku akan pergi dari rumah ini, untuk apa lagi aku berada di sini, nggak berguna juga, udah kaki pincang, malu-maluin lagi," umpat Bu Semanggi.
Delima hanya menatap sang mertua yang sedang mencibir nya, rasanya Delima sudah lelah dengan perlakuan mereka, bagaimana pun caranya Delima berbuat baik, tetap saja tidak akan pernah dianggap oleh mereka.
"Sukurin tuh, Mbak. Emang enak digituin sama Mas Anwar, semoga saja ya Mas Anwar mau menceraikan kamu, Mbak! Dengan begitu aku tidak akan malu punya saudara miskin seperti kamu," sahut Manggis yang semakin menghina Delima.
"Kenapa? Kenapa kalian sangat membenciku? Apa salahku pada kalian? Dan Ibu? Aku adalah menantumu, istri pilihan anakmu, dan aku tidak pernah meminta Mas Anwar untuk menikahi ku, tapi Mas Anwar sendiri yang memintanya. Dan sekarang, apapun yang kulakukan selalu salah di mata kalian? Aku hanya ingin disayangi di keluarga ini, aku juga ingin merasakan kasih sayang seorang ibu mertua, saudara ipar yang baik. Tapi kenapa justru penderitaan yang alami, sampai kalian tega memfitnah menggunting baju yang dibelikan oleh Mas Anwar, aku tidak mengerti. Jika kalian mau, aku bisa memberikan baju itu, aku tidak masalah, tapi kenapa ibu harus melakukan hal itu, kalian benar-benar jahat!" ucap Delima sembari menangis sejadi-jadinya.
Pagi yang cerah, seharusnya dilewati Delima dengan bahagia, baru saja hubungan dirinya dengan sang suami membaik, nyatanya sekarang justru berbanding terbalik, Anwar semakin membenci Delima karena ulah ibu mertuanya yang sudah memfitnah dirinya dengan menggunting baju yang dibelikan oleh Anwar.
Bu Semanggi kemudian mengajak Manggis dan Cempaka pergi meninggalkan Delima yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya sendiri. Delima bersimpuh, terbersit dalam pikiran nya untuk pergi meninggalkan rumah sang suami. Tapi, kemana dirinya akan pergi, kedua orang tuanya sudah meninggal dunia dan Delima sudah tidak memiliki saudara lagi, hanya Anwar lah orang yang memberi tempat tinggal untuk Delima.
"Ya Tuhan! Ternyata selama ini aku kurang bersyukur kepadamu, aku menyia-nyiakan ibu mertua yang sangat baik, aku sudah membuat hatinya sakit, sungguh aku menantu yang tak tahu diri, sekarang aku tahu rasanya seperti apa penderitaan seorang menantu yang tak dianggap, oh Ibu! Izinkan aku untuk meminta maaf kepadamu, entah sampai kapan jiwa ini terperangkap dalam tubuh Delima, sungguh aku tidak bisa berbuat apa-apa, Mama, Papa, aku sangat merindukan kalian semua," Marissa berkata dengan derai air mata yang tak pernah kering dari matanya.
Ingin sekali Ia pergi membawa jauh jasad De Delima bersamanya, tapi kemana Ia akan pergi, sementara uang sepeserpun tidak pernah Delima pegang. Belum lagi ia hidup sebatang kara tak ada yang keluarga yang tersisa.
Delima bangun dan ia pun hendak pergi ke dapur, sejenak Delima mendengar perbincangan ibu mertua dan saudari iparnya itu.
"Ibu berencana menjodohkan si Anwar dengan si Mira, yang baru sebulan menjanda itu, kalian tahu, kan?" seru Bu Semanggi dengan tak sengaja didengar oleh Delima.
"Oh itu jandanya si Mamat itu ya, Bu? Eh ngomong-ngomong si Mira itu sawahnya banyak banget loh! Siapa tahu aja Anwar bisa dapat sawah tuh janda kalau dia mau nikah dengan Mira," sahut Cempaka dengan senang.
"Nah betul tuh! Kita bisa kaya raya jika Anwar menikahinya. Daripada sama si burik Delima, nggak dapat uang malah dapat malu. Lagipula si Delima itu ngga akan pernah bisa memiliki anak dari perempuan itu, aku berharap Anwar segera bisa memiliki keturunan, tapi apa? Sebulan dua bulan ibu bisa memahami, tapi ini sudah lima bulan mereka menikah, tapi perempuan itu tidak juga hamil," ucap Bu Semanggi yang rupanya ia berencana untuk menikahkan Anwar dengan janda baru di desanya, selain ingin punya cucu, Bu Semanggi juga ingin memiliki menantu kaya, tapi bukan Delima.
Tentu saja pembicaraan ketiganya tak bisa Delima tolak, sehingga membuat Delima marah dan berbicara kepada ketiga wanita itu.
"Bu! Apa sih maksud ibu? Saya sudah cukup menderita di rumah ini, sekarang ibu menambahkan kesedihan lagi dalam hidup saya! Kenapa, Bu?" protes Delima kepada Bu Semanggi.
Bu Semanggi menyeringai dan dirinya berkata kepada Gendis, "Karena Ibu memang tidak pernah suka sama kamu, jadi jangan banyak tanya."
Satu jawaban yang cukup membuat Delima hancur dan bertambah sakit. Dan tiba-tiba saja, pintu kamar pun terbuka, dilihatnya Anwar yang keluar dari kamar mereka.
Anwar masih menatap sinis kearah Delima, kemudian sang ibu pun tersenyum melihat putranya keluar dari kamar dan wanita itu segera memberi tahukan kepada Anwar tentang rencananya.
...BERSAMBUNG ...
eh tp kok udh tamat kak,,ini bnrn tamat ceritanya?