Haikal dan Siska susah lama pacaran, bahkan hampir menikah. Namun, Haikal memutuskan hubungan sepihak karena tak suka dengan kepribadian Siska yang manja dan boros. Tetapi, sebuah insiden terjadi dan Haikal terpaksa menikahi Siska.
Kehidupan rumah tangga mereka begitu palsu, di depan keluarga besar mereka tampak menjadi keluarga harmonis. Semua dilakukan demi kebahagiaan putra mereka. Hanya Siska yang mencintai pernikahan mereka, berbeda dengan Haikal yang menikah karena terpaksa dan kasihan pada Siska.
"Mas, lihat deh, bagus banget kemeja ini. Sengaja aku beli tadi karena ingat kamu!" ujar Siska dengan raut wajah berbinar.
"Bisa tidak, sekali saja kamu tidak boros dan manja, Siska?! Aku muak dengan tingkah kamu yang bisanya manja dan boros?!" balas Haikal dengan nada dingin menatap remeh dan jijik wajah Siska yang berubah menjadi sendu.
"Mas," lirih Siska menangis karena dimarahi oleh Haikal.
"Manja, Bisanya cuma nangis kalau di bentak sedikit," desis Haikal kesal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kisss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketika Istri Diam
Siska menyantap kerang rebus di hadapannya dengan lahap. Dia sangat bahagia akhirnya bisa makan di tempat langganan nya dulu bersama sang suami. Dia melihat Haikal juga menyantap mie kepiting dengan lahap. Ternyata bukan dirinya saja yang merindukan seafood dari tempat langganan mereka dulu sewaktu pacaran.
Suaminya juga. Siska pun ikut mengambil kepiting. Dia berusaha menggigit kepiting tersebut agar isinya tampak, namun tidak bisa. Haikal yang melihatnya pun tanpa sadar tergerak untuk membantu istrinya.
"Kamu ini, dari dulu nggak pernah berubah. Kalau ada cara yang mudah untuk apa mengambil cara yang susah."
Haikal mengomel, dia membukakan cangkang kepiting menggunakan alat yang telah di berikan oleh penjual. Siska tersenyum cerah, dia merasa bahagia karena di pedulikan suaminya.
"Terima kasih suamiku. Jadi, makin cinta deh sama kamu," ujar Siska dengan nada yang di buat di imut-imutin membuat Haikal merinding geli.
Entah mengapa pria itu geli, padahal dulu dia sangat suka melihat Siska melakukan aegyo seperti wanita Korea.
"Mungkin karena aku tidak mencintainya lagi," gumam Haikal dalam hati. Andai Siska mendengarnya mungkin wanita itu telah menangis histeris karena patah hati.
Minuman es teh manis datang.
"Tumben baru nongol lagi, Neng? Ke mana aja, udah beberapa tahun nggak datang ke sini?" tanya seorang pria paruh baya dengan logat Sunda bercampur Betawi.
Siska tertawa cengengesan mendengarnya.
"He he … maklum, Pak. Kami udah punya anak, jadi tidak bebas lagi. Kesibukan kamu padat sebagai orang tua!" ujar Siska tersenyum ramah.
"Wah, Alhamdulillah atuh, Neng. Saya ikut bahagia dengarnya. Kalian berdua memang serasi. Si Aden tampan, dingin dan kaku. Si Eneng cantik, ceria dan cerewet. Jadi, cocok! Pernikahan nya pun nggak bakal ngebosenin!" cerocos bapak tersebut membuat Siska tertawa cekikikan.
Sedangkan Haikal memutar bola matanya malas. Entah mengapa dia sangat jengkel mendengarnya. Padahal dulu dia sangat senang saat orang mengatakan dirinya serasi dengan Siska.
"Terkadang bosan juga, Pak. Kalau punya istri cerewet!" celetuk Haikal membuat suasana menjadi canggung.
Sedangkan Siska memasang senyuman manis. Menutupi hatinya yang teriris.
"Husss … nggak boleh ngomong begitu atuh, Den. Kata pak ustadz Abdul Shomad, kalau istri tidak cerewet itu tandanya kiamat sudah dekat. Kita para suami mah harus waspada kalau istri udah diam. Sebab diam nya istri itu tandanya dia sudah nggak mau peduli sama kita para suami. Wajib kudu hati-hati kalau istri Aden tiba-tiba diam nanti."
"Istri itu sama seperti anak-anak, Den. Mereka sama-sama cerewet, begitupun anak-anak. Kalau dari cerewet tiba-tiba diam itu tandanya ada proyek besar. Macam saya dulu, bini saya pergi ke pasar, terus nitipin anak sama saya."
"Awalnya anak saya cerewet. Eh di tiba-tiba diam, saya langsung coba lihat dia sedang apa. Ternyata dia lagi cat dinding pake lipstik istri saya! Alamat rugi banyak saya, Den. Belum lagi di amuk istri!"
Pria paruh baya itu bercerita banyak hal tentang pengalaman pribadinya pada Siska dan Haikal. Sontak saja mendengar cerita pria itu membuat Siska tertawa terpingkal-pingkal. Rasa sedihnya terobati, sedangkan Haikal hanya diam penuh arti.
"Pak, kerang rebus nya bungkus satu!" teriak pelanggan lain.
"Siap, Kang."
Pria paruh baya itu segera beranjak untuk melakukan pekerjaan nya. Meninggalkan Siska dan Haikal.
Siska tersenyum lebar. Dia merasa senang melihat Haikal terdiam.
"Tuh dengerin, kamu harus hati-hati kalau aku sudah diam!" ujar Siska sengaja menakut-nakuti suaminya.
Haikal mengangkat bahunya acuh tak acuh.
"I don't care!" balas Haikal santai.
[Aku tidak peduli]
Siska tersenyum remeh mendengarnya.
"Terserah kamu jawab apa, mau i don't care atau i care. Yang penting aku udah ingetin kamu. Jangan sampai aku diam-diam pergi, baru nyesel kamu!" sungguh Siska lalu kembali menyantap kerang rebus nya.
+
+
Bersambung.
Jangan lupa like komentar vote dan beri rating 5 yah kakak.
Salem Aneuk Nanggroe Aceh
banyak hikmah dan pelajaran yg bisa dipetik dari kisah 2 pasangan ini..
Sama2 berkisah tentang penyesalan dan proses hijrah menjadi pribadi yg lebih baik..
memang benar dalam agama Islam, perbaiki ibadahmu (terutama sholatmu), maka Allah akan perbaiki kehidupanmu..
kita manusia tidak akan pernah luput dari dosa, maka kita harus senantiasa selalu bertaubat dan introspeksi diri..
terus mendekat kepada Allah..
jika kita didzolimi, boleh melawan jika secara fisik sebagai bentuk perlindungan diri..
tapi jika hanya secara verbal, biarkan saja tak perlu didengarkan..
cukup langitkan doamu, biar Allah yg akan membalasnya dg adil..
makasih banyak kak atas karyanya yg semakin ke sini semakin baik, dilihat dari penulisan maupun isinya..
semoga sehat selalu ya kak..
tetap semangat untuk berkarya dan semoga sukses selalu.. 💪🏻🙏🏻😘🥰😍🤩💕
barokallah.. 🤲🏻