Ini adalah kisah penuh haru, mohon di baca pelan-pelan jangan memberikan like tanpa membaca isinya.
"Menikahlah denganku Zahira, aku sudah tidak tahan ingin menyentuhmu. Terimalah aku agar memikirkanmu tak lagi menjadi dosa bagi ku." Raditya
saudara sekaligus cinta pertama.
"Sejauh apapun kau pergi, takdir akan membawamu kembali padaku, aku yakin itu." Anggara, seorang konglomerat tampan yang belum menikah, dan begitu menyayanginya sejak lama.
Kisah cinta pertama, menikah dan memiliki kebahagiaan sempurna, tapi itu tidak berlangsung lama. Pernikahannya hancur ketika seorang gadis datang merebut suaminya, membuatnya hampir kehilangan nyawa.
Hingga akhirnya takdir mengizinkan ia kembali kepada laki-laki dewasa yang sejak lama mengagumi.
Menikah setelah sembuh dari koma dan tidak ingat apa-apa, membuat pria dewasa tersebut khawatir jika suatu saat Zahira akan meninggalkannya.
Tapi kenyataan sedang merubah jalan hidup, Zahira hamil!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayang Rindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Menyentuhmu
Malam hari di rumah David, suasana tak seramai biasanya, Zahira lebih banyak diam malam ini, bahkan saat makan malam dia tak terlihat manja seperti biasanya. Ayu dan David saling berpandangan menebak apa yang sedang anak gadisnya pikirkan.
"Mama aku ke kamar dulu." Zahira meninggalkan meja makan dan berlalu naik ke atas, bahkan dia tak menoleh Radit.
"Apa kau sudah membicarakan hal itu pada Zahira?" Ayu menatap wajah anaknya yang masih terlihat sendu di tinggal Zahira naik ke atas.
"Sudah Mama, dia minta waktu untuk berpikir." jawab Radit pelan.
"Kalau begitu berikan, jangan kau paksa dia menjawab sebelum dia benar-benar yakin." David menengahi dengan bijak.
"Aku tau." Radit juga beranjak meninggalkan meja makan, sejenak melihat tangga ingin rasanya dia menyusul naik ke atas, namun dia urungkan. Mungkin nanti, jika saat malam hari dia masih memikirkan Zahira, hanya melihat pintu kamarnya akan menjadi obat kegelisahan yang tiba-tiba melanda tak terduga.
Malam kian larut, Radit masih gelisah, ingin sekali naik ke atas untuk bertemu dengan wanita pujaannya. Ragu, ada sedikit ragu tapi kemudian tuntutan rasa itu tak mampu di bendung lagi. Radit naik ke atas perlahan dengan langkah yang pelan pria itu menapak lantai dingin yang sepi, menuju kamar gadis cantik yang sudah menghuni hatinya sejak lama, sungguh rasa itu menyiksa walaupun orang yang di pikirkan ada di sana.
"Radit." Radit yang berjalan menunduk terkejut dan mengangkat kepalanya, gadis itu juga sepetinya sedang gelisah.
Radit mendekat perlahan tak melepas pandangannya di wajah ayu dan diterpa cahaya remang rembulan. "Kenapa belum tidur?" tanya Radit dengan suara pelan dan lembut.
"Aku sedang memikirkanmu." jawab Zahira jujur, matanya juga membalas tatapan pria tampan itu.
"Kenapa dengan aku? Bukankah aku di sini." Radit berhenti tepat di depan wajah gadis yang lebih pendek darinya. Malam semakin membuat suasana menjadi romantis.
Mata indah dan menghanyutkan itu semakin lekat menyapa wajah pria tinggi dan putih di hadapannya, seakan memberi arus yang mengalir bagi yang memandang. Dia tak menjawab.
"Aku mencintaimu sejak lama Zahira, aku ingin kita selalu bersama, menghabiskan waktu berdua tidak dengan hanya saling melihat seperti ini." Radit masih dengan posisinya.
"Aku juga, tapi tidakkah ini terlalu cepat, kau masih sekolah. Apa sebaiknya kita menunggu sampai kau selesai sekolah Radit, tak sampai satu tahun kan?" Zahira mencoba menjelaskan.
"Aku tidak bisa menunggu selama itu untuk tidak menyentuhmu Zahira. Aku merasa sangat tersiksa selalu di dekatmu tapi tak bisa menyentuhmu, bukankah sudah ku katakan tadi sore." Radit tak mau mendengar penjelasan Zahira.
Zahira diam tak menjawab, matanya melihat langit yang jauh, sepertinya memutuskan hal itu masih terlalu sulit. Mungkin karena usianya yang masih sangat muda, jangankan jatuh cinta, bahkan teman-pun dia tak punya, hanya beberapa itupun ada di Malaysia.
"Baiklah Zahira, jika itu masih terlalu berat bagimu lusa aku akan kembali ke Malaysia, aku akan memberimu waktu. Sementara mungkin jauh darimu bisa menetralkan otakku yang hanya fokus padamu." Radit berbalik melangkah meninggalkannya.
"Radit." Zahira menghentikan langkahnya.
Zahira mendekat dan meraih bahu Radit dengan satu tangannya. "Besok malam aku akan menjawabnya, esok aku akan menginap di rumah ayah ibuku. Kau temui aku di sana."
Radit berbalik menghadap wanita cantik itu, "Apa kau akan menolakku hingga kau harus menginap di rumah ibu." tanya Radit serius.
"Aku hanya meminta kau datang." Zahira menjawab pelan. Radit menarik nafas dan tersenyum sedikit, entah jawaban apa yang akan dia dapat, tapi sungguh jika kehilangan Zahira dia tak akan mampu.
Dengan pikiran yang kacau Radit menyusuri balkon dengan tatapan gadis cantik itu masih mengiringinya. Langkah kaki itu berhenti, Radit berbalik setengah berlari tangannya segera meraih tubuh kecil yang amat dicintainya, memeluknya erat sekali, mencium aroma wangi di hijab lembut sederhana yang dikenakannya. Dada yang kokoh nan lebar itu bergemuruh hebat dapat memeluk gadisnya dengan amat erat dan perasaan penuh cinta yang sangat takut kehilangan.
"Aku sudah tidak tahan untuk tidak memelukmu Zahira." suaranya terdengar berat, matanya berembun tak terlihat bersembunyi di leher yang terbalut rapi.
Zahira tak mampu berkata, ini pelukan pertama setelah dia tau Radit bukanlah saudaranya, rasanya sungguh berbeda rasanya ingin lebih dekat dan erat tak mau saling melepas, tangan kecil itu membalas.
"Terimalah aku Zahira, agar memikirkan mu tak lagi menjadi dosa." Radit melonggarkan pelukannya, menatap wajah yang juga meneteskan air mata.
"Datanglah ke rumah ibu besok malam." Zahira melepas tangannya dari genggaman Radit, wajah cantik itu menunduk, antara menyesal dan malu sudah di peluk laki-laki yang mencintainya.
"Aku pasti datang." ucapnya setengah berbisik di hadapan wajah Zahira. Kali ini dia meninggalkan Zahira dengan langkah yang lebih cepat, tanpa menoleh tentunya.
Akhirnya malam itu terlewati keduanya, meskipun jam dinding terasa lebih lambat bagi Radit yang sudah tidak tahan ingin memiliki Zahira. Begitu juga dengan Zahira, dia melewati malam dengan gelisah, sungguh pelukan erat dan hangat itu sudah mengganggu jiwa gadisnya yang sudah dewasa.
Kantor jasa kontraktor milik Zahira, tampak seluruh pegawai sibuk berlalu lalang, dihalaman kantor itu terlihat beberapa pekerja lapangan yang sudah bersiap dengan atributnya, sepertinya mereka akan mengerjakan proyek baru yang masih mentah, terlihat dari laki-laki yang bersiap akan mengemudi alat berat.
"Kau sudah datang?" Anggara masuk di ruangan besar itu dengan sedikit melirik gadis belia yang tampak melamun. Dia tak menjawab, hanya membalas lirikan pria dewasa itu.
"Apa kau sedang sariawan?" Pria itu masih penasaran dengan gadis yang sering mengajaknya berdebat kini hanya diam saja.
"Tidak, aku hanya memikirkan ibuku." jawabnya seperti sedang curhat.
"Kenapa dengan ibumu." Pria itu terlihat santai dengan beberapa berkas di tangannya.
"Aku hanya rindu, ingin menginap di sana." Zahira membuka laptopnya.
"Apa kau sedang memikirkan sesuatu sehingga ingin menginap di rumah itu?" Pria itu sedikit tertarik dengan curahan hati Zahira.
"Aku sudah dewasa." jawabnya pelan.
"Kau memang sudah dewasa, kau harus mandiri dan bertanggung jawab, tak selamanya orang di sekelilingmu akan selalu ada." Anggara menatapnya.
"Kau benar, salah satunya kau." Zahira jadi ikut membalas tatapan pria itu.
Anggara tertegun mendengarnya, ingin sekali dia menjawab, jika di inginkan dia akan selalu mendampingi selamanya.
"Bukankah kau tidak suka aku terus-menerus di sini, jadi kau harus mandiri secepatnya." ucapnya kemudian.
"Kau harus sabar, sekarang aku membutuhkanmu." Zahira kembali menunjukan kekesalannya.
"Baru sadar kau butuh aku!" Anggara tersenyum sinis.
mohon dukungannya, mampir di karya baru ku ya kak. Sepi banget
😁
di novel sosok radit paling miris dibuat, author paling tidak peduli dengan sosok ini,
semua lelaki lain dibuat dapat kebahagiaan yang masing2 hanya radit dibuat paling bodoh, istrinya direbut, dibuat kayak pengemis cinta, dan akhir hanya jadi budak cinta zahira yang bebas diperlakukan apapun oleh zahira, dia harus Terima saja zahira cinta lelaki lain
novel egois hasil karya wanita egois
sadar radit sahira tidak pantas kau perjuangkan, nanti kau ada masalah rumah tangga lagi dan ada lagi lelaki lain yang sok baik pada zahira, pasti sahira luluh lagi dengan lelaki lain itu, radit sadar rumah tangga pasti ada masalahnya sadar radit, cari wanita lain, sahira tidak pantas kau perjuangkan
hanya lelaki bodoh yang mau wanita kayak zahira
lihat cinta lelaki bertahan selamanya untuk pemeran utama wanita sedangkan cinta wanita pindah sana sini,