NovelToon NovelToon
LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Single Mom
Popularitas:1.6M
Nilai: 5
Nama Author: D'wie

Masa putih abu-abu adalah masa paling indah setiap remaja begitu pula yang dialami Bunga. Cinta yang membara dan menggebu serta pengaruh darah muda yang bergejolak membuatnya dan sang kekasih terhanyut dalam pusaran dosa manis yang akhirnya membuat hidupnya penuh luka.

Bunga hamil. Kekasihnya pergi. Keluarga kecewa dan membenci lalu mengusirnya. Terlunta-lunta di jalanan. Kelaparan. Dicaci maki. Semua duka dan luka ia hadapi seorang diri. Ingin menyerah, tapi ia sadar, dosanya sudah terlampau banyak. Ia tak mungkin mengabaikan permata indah yang telah tumbuh di rahimnya. Tapi sampai kapankah ia sanggup bertahan sedangkan semesta sepertinya telah terlampaui jijik kepadanya?

Inilah kisah Bunga dan lukanya.

Jangan lupa tap love, like, komen, vote, dan hadiahnya ya biar othor makin semangat update!

Bacanya jangan skip, please! Jangan boom like juga! soalnya bisa menurunkan kualitas karya di NT! Terima kasih. 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. XI Hampir

"Ko, makasih ya!" ujar Bunga pada Niko yang sedang membuka minuman kaleng miliknya dan menenggaknya.

"Untuk?" tanya Niko bingung.

"Ck ... pura-pura nggak tahu. Yang tadi itu lho. Untung saja kamu datang tepat waktu kalau nggak ... "

"Oh, santai aja kali mbak!" ujarnya santai. "Mbak, emang mbak nggak kepikiran nyariin calon ayah untuk Putri?" tanya Niko yang kini telah duduk di sampingnya.

Bunga mengedikkan bahunya, "nggak semua laki-laki mau nerima perempuan yang udah punya anak kayak aku, Ko. Kalaupun mau, belum tentu anaknya diterima. Kebanyakan mau nerima ibunya aja. Kalau itu terjadi, gimana nasib Putri coba?" ujar Bunga yang diangguki Niko.

"Tapi nggak semua kayak gitu kok. Pasti ada yang mau nerima mbak apa adanya," sahut Niko yang memang sudah tahu kalau Bunga dulu hamil di luar nikah. "Atau mau cari ayahnya balik?"

"No no no, aku nggak mau terluka lagi dengan penolakan dia. Apalagi ini sudah 6 tahu berlalu, bisa jadi dia udah nikah dan punya anak juga. Aku nggak mau disebut pelakor. Datang-datang bawa anak udah gede. Nggak mau ah!" jawab Bunga sambil mengotak-atik ponselnya dan membuka komentar-komentar dari novel buatannya sambil membalas komentar itu.

"Kalau nikah sama aku, mau nggak? Aku bersedia kok nerima Putri sebagai anak aku. Apalagi aku udah terlanjur sayang sama Putri," ujar Niko sambil tersenyum lebar dan menaik-turunkan alisnya.

Bunga berdecih sambil mencibir, "terus pacar-pacar kamu yang seabrek itu mau dikemanain? Entar baru mau ijab, tiba-tiba mbak diserang pacar-pacar kamu, ogah deh!" jawab Bunga seraya terkekeh karena ia tahu Niko memiliki banyak pacar alias playboy.

"Mbak tenang aja, itu nggak bakalan terjadi. Kalau mbak mau nikah sama aku aku pastiin akan memutuskan semua pacar-pacar aku Mbak," ucap Niko pasti membuatnya mendapatkan lemparan kulit kacang.

"Kuliah dulu yang bener, terus kerja, baru mikir mau nikah. Nikah itu nggak semudah membalik telapak tangan, Ko. Ada komitmen yang perlu dijaga, ada tanggung jawab yang harus dipikul, dan yang utama kepercayaan serta kesetiaan. Nggak semudah itu bilang suka tinggal nikah," pungkas Bunga membuat Niko akhirnya garuk-garuk kepala sendiri.

...***...

"Ko, siang nanti aku mau keluar sebentar, bisa?" tanya Bunga pada Niko yang sedang bermain game di ponselnya.

"Mau kemana?" tanya Niko tanpa mengalihkan perhatiannya dari game yang sedang asyik ia mainkan.

"Aku mau ke toko alat tulis sama toko buku. Cari keperluan Putri," ujar Bunga.

"Aku anterin, mau?" tawar Niko yang sudah mengalihkan perhatiannya pada Bunga.

Bunga menggeleng cepat, "nggak usah. Kamu jaga konter kamu aja sama Putri. Aku nggak lama kok!" ujar Bunga membuat Niko mengangguk seraya mencebikkan bibirnya.

Siang harinya, sesuai rencananya Bunga lun telah berada di sebuah toko buku yang cukup besar dan terkenal. Dengan meminjam sepeda motor Niko, Bunga datang ke toko alat tulis itu untuk membeli perlengkapan menggambar. Sama seperti Nathan, Putri pun memiliki kegemaran menggambar. Bunga sengaja datang ke toko buku yang besar sebab disana harganya lebih murah dan lebih banyak pilihannya.

Sedang melihat-lihat cat air, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya membuat Bunga tersentak.

"Bunga," seru seorang perempuan cantik dengan rambut hitam panjang tergerai.

Bunga membulatkan matanya saat melihat siapa yang memanggilnya itu, 'Bela,' gumamnya dalam hati.

"Heh, kok bengong sih, Nga!" panggil Bela membuat Bunga gelagapan.

"Eh, maaf, Anda siapa ya? Bunga? Bunga siapa maksud Anda?" tanya Bunga pura-pura tak mengenal.

"Nga, seriusan loe lupa sama gue? Gue Bela, Nga! Loe nggak mungkin lupa gue kan, sohib loe sendiri?" tanya Bela bingung sekaligus penasaran bagaimana mungkin Bunga melupakannya begitu saja.

"Sorry, mungkin kamu salah orang. Aku ... aku bukan Bunga temen kamu," kilah Bunga dengan bola mata sibuk kesana kemari berusaha menghindari tatapan menyelidik dari Bela.

"Loe nggak usah bohong deh, Nga. Gue tahu banget kalau lie itu Bunga sahabat gue. Please deh, Nga, jangan nge-prank kayak gini. Nggak lucu tahu nggak. 6 tahun pisah tahu-tahu bilang udah nggak kenal," kesal Bela melihat Bunga kekeh tak ingin mengakuinya sebagai teman.

"Aku nggak bohong, aku bukan Bunga. Mungkin aku cuma mirip aja sama temen kamu itu. Udah dulu ya! Aku harus segera pergi," pamit Bunga yang berusaha untuk menghindari Bela.

Bunga pun segera menuju meja kasir dan membayar semua belanjaannya. Masih tak percaya dengan apa yang dikatakan Bunga, Bela pun membuntuti hingga ke meja kasir sambil diam-diam mengambil beberapa foto Bunga. Setelah selesai membayar, Bunga pun segera pergi dari toko itu sambil setengah berlari.

[Hai, gaes, gue ketemu Bunga! See .. ]

Lalu Bela mengirim beberapa foto ke grup sahabat SMA nya.

Tring ...

[Dimana itu, Bel?]

Lilya

[Kalian ketemu dimana?]

Aryo

[Seriusan? Bagus tuh!]

Andra

dddrtttt ...

Nathan's calling ...

"Gercep banget nih anak?" gumam Bela saat melihat nama pemanggil di layar ponselnya.

"Halo ... "

"Bel, dimana Bunga? Bisa gue bicara sama dia?"

"CK ... gercep banget loe! Sebentar ... Eh ... "

Bela celingak-celinguk mencari keberadaan Bunga. Tadi terakhir ia melihat Bunga masih berada di meja kasir, saat ia sibuk dengan ponselnya, ternyata Bunga telah pergi.

"Sial!" umpat Bela kesal karena kecolongan.

"Bel, kenapa? Mana Bunga?" cecar Nathan.

Bela menghela nafas panjang, "dia udah pergi. Kecolongan gue," desahnya frustasi.

"Tapi dia baik-baik aja kan?" tanya Nathan. "Loe minta nomor hp nya?"

"Gue nggak tahu dia baik-baik aja atau nggak, tapi kayaknya nggak begitu baik deh!" ujarnya saat mengingat penampilan Bunga yang agak lusuh. "Untuk nomor hp gue nggak sempat minta. Boro-boro mau minta, dia aja nggak ngaku kenal gue," dengus Bela kesal campur bingung.

"Maksudnya?"

"Dia nggak mau ngaku kalau namanya Bunga. Dia bilang mungkin gue salah orang. Dia kayak mau menghindar gitu. Menurut loe, apa mungkin gue salah orang? Kalian aja pas lihat langsung percaya kan kalau itu Bunga?" aku Bela masih dalam kebingungannya.

"Serius? Iya, gue pun yakin itu Bunga, tapi kenapa dia nggak mau ngaku?"

"I don't know. Gue juga bingung. Udah dulu ya! Gue coba mau lihat di luar, kalo-kalo aja ngeliat dia lagi," pungkas Beka kemudian segera menutup panggilan itu.

Setelah panggilan ditutup, Bekas pun segera keluar toko untuk mencari keberadaan Bunga, tapi ia tak melihatnya sama sekali. Bela menghela nafas panjang, ia benar-benar bingung dengan sikap Bunga yang pura-pura tidak mengenalinya.

Sedangkan di tempat lain, Nathan tampak terpengkur dalam lamunan. Batinnya bertanya-tanya, mengapa Bunga berpura-pura tidak mengenali sahabatnya sendiri dan menghindarinya.

"Ya Tuhan, aku mohon pertemukan aku kembali dengan Bunga," lirih Nathan yang kini sedang menepikan mobilnya di pinggir jalan.

Setelah melamun sejenak, Nathan pun kembali menjalankan mobilnya membelah jalanan. Saat di lampu merah, Nathan kembali menghentikan mobilnya. Nathan mengedarkan pandangannya ke sekitar jalanan, tiba-tiba matanya membulat saat melihat perempuan yang dikenalnya sedang berada di atas sepeda motor yang juga sedang berhenti karena lampu merah. Baru saja Nathan ingin memanggilnya, tiba-tiba lampu kembali berubah warna menjadi hijau, dan perempuan itu pun segera melajukan motornya membelah jalanan dengan kecepatan yang cukup tinggi. Nathan mencoba mengejarnya, tapi karena padatnya jalan raya, Nathan kehilangan jejak perempuan itu.

"Sial! Aarghhh ... Bunga ... itu benar kamu kan!" lirihnya sambil menjambak rambutnya frustasi.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
Nethy Sunny
dasar pa broto dosen kurang akhlak benci ke anak sendiri sampe segitunya itu takdir woy
Suryani
nyesek banget Thor😭😭😭😭😭😭😭
Anonymous
Menguras air mataku😭😭😭
Anonymous
Luar biasa
mbak mimin
pernah bc,😭😭😭😭ttp nangis
Nurhayati
Ya ALLah BeneR2 nie CeriTa Ampe MenYenTuh HaTi aqooh yg PaLing daLam😭😭😭
Nurhayati
PasTi TeMen2 na SMU na
Kenzi Kenzi
gmn klo misalkan obat e ki tali pusat baby sekandung... buruan nikah
Kenzi Kenzi
niko ma. kia
Kenzi Kenzi
kanker darah
Rahayu Dewihandayani
enak banget jadi laki2, udah gak nanggung beban selama bertahun2,, datang2 cuman bilang maaf doang,,
Kenzi Kenzi
papa nath
Ros Sita
masa masa suram yang harus di lalui hamil tanpa suami
Kenzi Kenzi
melahirkan kembar kah,
Kenzi Kenzi
tau2.....
Nofia
Luar biasa
Nanda Kitt
mewek kejer thor 😭😭😭
Djenab Purwaningsih
Luar biasa
Dyah Oktina
👏👏👏👏👏👏😍akhirnya happy end..
Dyah Oktina
ih.... gemesh deh sm author. .. 🤭🤗🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!