Pernikahan antara Ayyana Betari dan Prasetya Wiguna berjalan begitu harmonis bahkan keduanya mendapat julukan sebagai couple goals
Namun, pernikahan kedua Prasetya bersama seorang wanita atas permintaan sang ayah menjadi awal dari kehancuran biduk rumah tangga yang sudah berjalan empat tahun itu
Akankah Betari menerima pernikahan kedua suaminya dan menerima Sabrina sebagai madu? ataukah pernikahan atas dasar balas budi itu akhirnya menjadi noda dalam pernikahan antara keduanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tertangkap Basah
"Dia Tari-ku, jangan coba-coba Jefan!" Suara Zayyan membuat Jefan menarik kembali tangannya, sementara Betari diam saja
"Butuh bantuan?" Tanya Latifah, berharap Zayyan setuju dan ia bisa berdekatan dengan pria tampan yang telah mencuri hatinya itu
"Fah!" Tari menegur sahabatnya itu, membantu Zayyan berarti harus jalan bersama kan?
"Untuk mamanya Tar! Mas ganteng pasti bingung kan?" Dengan sangat terpaksa Betari ikut membantu, dan seperti yang sudah-sudah, bukan Zayyan namanya jika tidak membuat Betari naik darah
"Mamanya mas ganteng orangnya seperti apa?" Ketiganya kini tengah memilih berbagai macam dress, sementara Jefan berada dibelakang. Sedikit malas untuk ikut bergabung terlebih dirinya tidak mengerti perihal barang wanita
"Mama nggak begitu suka pakai gaun" Jawab Zayyan, tidak mungkin juga memberikan gaun pada sang ibu sementara wanita itu tengah dalam perawatan
"Gimana kalau yang lebih kecil? Pasti lebih berkesan" Tari ikut memberi saran
"Seperti apa?" Tanya Zayyan
"Emm.. syal misalnya"
"Menarik! Ayo kita kesana kalau gitu!" Latifah membawa ketiga orang itu menuju area tempat barang tersebut berada
Disini yang lebih antusias adalah Betari, Beberapa warna ia tunjukan pada Zayyan dan pria itu hanya mengangguk sambil sibuk memandang wajah cantik dihadapannya
Latifah? Jangan tanya, wanita itu malah mendekati Jefan dan tak jarang keduanya tertawa, walau awalnya Jefan enggan untuk berurusan dengan wanita ini, nyatanya Latifah bisa membuat pria kaku seperti dirinya tertawa
"Kalau yang ini gimana?" Tari mengangkat satu lagi syal berwarna soft blue
"Bagus!" Sedari tadi jawaban pria itu hanya satu kata dan sedikit membuat kesal. Bahkan ditangannya sudah ada beberapa dan berbagai warna
"Dari tadi jawaban kamu cuma bagus aja" Gerutu Betari, syal yang tadi ia pegang diletakkan kembali pada tempatnya
"Beli aja semuanya!" Zayyan malah memberikan saran yang menurut Tari buruk
"Kalau semua bukan hadiah namanya, tapi kamu mau jualan syal" omel Tari
Zayyan tertawa membuat Tari reflek menutup mulutnya "Berisik"
Zayyan terpaku, berada dengan Tari dijarak yang sedekat ini memang membuat jantungnya tidak aman. Mata bulat itu selalu menarik perhatiannya
"Maaf!" Tari sadar akan apa yang ia lakukan, wanita cantik itu menarik tangannya dari wajah Zayyan lalu kembali memilih hadiah
"Tidak masalah"
Setelah beberapa lama didalam toko tersebut, empat orang itu keluar dengan membawa beberapa paperbag. Untuk syal, pilihan mereka jatuh pada syal rajut berwarna putih
"Aku ke toilet sebentar" Pamit Betari
"Mau ditemenin!" Tanya Latifah
"Nggak usah Fah, kamu disini aja" Tentu Latifah menerimanya dengan senang hati, sejak tadi dirinya selalu mencuri pandang ke arah Jefan
"Aku tinggal sebentar!" Setelah Tari pergi, Zayyan pun ikut pergi, entah kemana? Tapi Latifah semakin suka, itu artinya hanya dia dan Jefan saja disini
"Mas Pras?"
"Siapa?" Tanya Jefan saat melihat arah pandang Latifah mengarah pada sepasang suami istri yang tengah memasuki toko perlengkapan bayi
Latifah berjalan lebih dulu disusul Jefan dibelakang
"Mereka siapa?" Keduanya berlagak bak pasangan pengantin baru yang tengah memilih perlengkapan bayi
"Dia.." Pandangan Latifah mengarah pada seorang pria yang tengah tertawa bahagia sembari memilih pakaian Bayi "Laki-laki itu suaminya Tari"
"Apa?" Beberapa pengunjung bahkan menoleh kearah keduanya, dengan cepat Latifah membalik tubuh Jefan agar mereka tak terlihat oleh Prasetya yang jaraknya tidak terlalu jauh
"Kalau dia suaminya Tari, lalu siapa wanita disampingnya?" Tanya Jefan
"Aku juga nggak tau" keduanya berbicara sambil berbisik. Agar tidak membuat curiga, mereka bahkan mengisi keranjang belanja dengan beberapa barang bayi yang entah akan diapakan nanti
"Dari interaksinya, mereka terlihat seperti suami istri, dan sepertinya wanita itu sedang hamil" Ujar Jefan yang sesekali melirik kebelakang
Keduanya beranjak saat melihat Prasetya dan wanita yang tengah bersamanya menuju arah kasir. Dengan membawa kaus kaki serta beberapa topi yang lucu Latifah dan Jefan juga menuju kasir
"Mas Pras!" Suara seorang wanita membuat langkah Prasetya terhenti, lalu pria itu menoleh ke arah sumber suara
"Latifah" Wajah Prasetya seketika berubah pias, Ketakutan jelas terlihat dari wajahnya terlebih tatapan Latifah seolah ingin mengulitinya
"Mas Pras lagi apa disini?" Latifah mendekat, mereka memang sudah berada diluar toko
"Dia siapa?" Pandangan Latifah mengarah pada wanita dengan perut buncit disamping Prasetya
"Dia.." Pria itu gugup, bibirnya seolah kelu. Pandangannya kekiri kanan seolah tengah mencari seseorang
"Tari sedang di toilet!" Seolah tau apa yang tengah dicari oleh Prasetya, Latifah membuat pria itu membeku
"Fah aku minta tolong!"
"Kenapa mas? Kenapa mas Pras melakukan ini sama Tari? Apa karena Tari tidak bisa memberi keturunan hingga mas tega mengkhianati dia?" Latifah benar-benar kesal saat ini, jika bisa ingin rasanya memberi Prasetya dan istrinya itu pelajaran
"Semua ini tidak seperti yang kamu pikirkan, tolong rahasiakan ini dari Tari!" Pria itu benar-benar memelas, Prasetya takut jika nanti Tari sampai tahu entah apa yang akan terjadi
Latifah tersenyum miris, tidak disangka pria yang selalu terlihat mencintai istrinya ternyata berkhianat
"Aku akan katakan semuanya pada Tari!" Wajah Prasetya semakin pucat, ketakutan jelas terlihat dari wajahnya begitupun dengan Sabrina
"Aku mohon Fa, apa kamu tega melihat Tari menderita setelah kamu mengatakan semuanya?" Kata Prasetya
"Tapi mas tega melakukan ini dibelakang Tari!" Latifah benar-benar sudah kehabisan kesabarannya, sementara Jefan yang berada dibelakangnya diam saja. Hendak menimpali juga dirinya tidak tahu akan mengatakan apa
"Jika kamu mengatakan kebenarannya pada Tari, apa Tari bisa terima? Mentalnya pasti terguncang, dan itu tidak akan bagus bagi kesehatan Tari" Kata-kata Prasetya membuat Latifah mengerutkan keningnya
"Apa mas juga memikirkan hal itu sebelum melakukan semua ini?"
"Fah, aku bisa menjelaskan semuanya. Keadaannya berbeda, Aku hanya tidak ingin kehilangan Tari itu saja" Prasetya benar-benar berharap Latifah bisa memikirkan lagi semuanya
"Mas Pras tidak layak bersama wanita seperti Tari!"
"Aku tau, tapi kumohon demi kesehatan Tari tolong rahasiakan ini!" Pinta Prasetya
Latifah diam, jika dirinya bicara dan mengatakan semuanya apa Tari akan percaya? Dan jika Tari percaya apa itu baik untuk kesehatannya. Latifah tau akan seperti apa Tari nanti, wanita itu tidak memiliki keluarga, dunianya hanya tentang suaminya apa nanti dia bisa bertahan?
Latifah mengusap wajahnya, kesal sudah pasti, tapi dirinya tidak bisa melakukan apapun demi kebaikan sahabatnya
"Aku akan diam mas, tapi kamu harus ingat! Sebaik apapun kamu menyembunyikan bangkai, bau busuknya pasti akan tercium juga" Latifah mengatakan itu sambil menatap tajam Prasetya dan istrinya yang sedari tadi diam saja
"Terima kasih Latifah, dan maaf untuk semuanya"