Terpaksa Menikahi Keponakan Tiriku

Setelah kepergian Deva, Kana mendengus tanpa henti. Ia menggendong putrinya keluar, berniat memulangkan Lily ke rumah keluarga Morgez.

Suasana rumah itu kembali sepi, hanya suara jam dinding yang berdetak seolah bernyanyi dalam sebuah symphony yang sama.

"Kana!" Panggil Yasmin.

Kana menghentikan langkahnya. "Ada apa?" Kana menatap Yasmin datar.

"Kemana?" Tanya Yasmin sedikit ragu namun dia tetap meluncurkan pertanyaan itu dari bibirnya. Yah karena Yasmin itu kepoan.

"Kerumah Morgez!" Balasnya singkat sambil melangkah meninggalkan Yasmin yang berdebar tak menentu. Bukan karena dia jatuh cinta, tapi karena sikap Kana yang mulai aneh.

"Kuharap Kana tidak melakukan hal gila." gumam Yasmin pada dirinya sendiri.

____________________

_____🐷🐷🐷🐷____

—---------------------------—

Sesampainya di Rumah Morgez, Kana yang menggendong Lily di dekapannya melangkah ke kamarnya tanpa mengatakan apapun.

Para pelayan yang lalu lalang memperhatikan nona mereka dalam diam dengan kepala yang menunduk sedikit, mereka terlalu sungkang untuk sekedar menatapnya.

suara tapak heels beradu dengan marmer menghasilkan ketukan yang sama, seirama menggema ke seluruh penjuru Mansion megah itu.

Di sebuah sofa yang terletak di ruang tamu Mama Tamaya sedang menatap putri dan cucunya dalam keheningan, ia merasa aneh sendiri... tidak biasanya Kana melewati dirinya tanpa menyapa.

Sesampainya Kana dikamar, langkah mamanya menyusul masuk menghampirinya, lalu menatap kearah anak dan cucunya.

Diambilnya Lily dari gendongan Kana. "Ada apa?" Tanya Tamaya.

"Hmmm... maksud mama?" Bukannya menjawab malah nanya balik, itulah Kana.

"Huh, sudahlah lelah berbicara dengan kamu! Kalau mau cerita sekarang mama akan dengerin, jika tidak! Yaudah! Palingan menyangkut Deva." Ujar Tamaya santai.

"Mah, mama kok..... Agak nyebelin yah?" Kana melirik Mamanya kesal.

"Durhaka kamu!! Jadi anak selalu sinis sama mamanya." Tamaya melangkah pergi ke luar kamar, meninggalkan Kana yang sedang bersungut-sungut.

"Ihkk, kana kan nyebelin karena mama juga nyebelin." Teriaknya dari dalam kamar.

_______

Setelah menitipkan Lily pada baby sitter, Tamaya melangkah ke arah ruang keluarga. Ia melihat Glans sedang duduk menikmati kopinya.

"Sayang." Panggil Tamaya dengan nada merengek ke arah suaminya. Wajah nya sedikit tertekuk.

"Wah alamat tantrum," ucapnya mengeluarkan isi hatinya. Dengan reflek Glans menutup bibirnya dengan telapak tangannya.

"Papa bilang apa?" Tamaya menghentakkan kakinya kelantai. "Kamu itu sama aja kaya anak kamu! Me-nye-bal-kan! malam ini kamu tidur di luar!" Tamaya meninggalkan Suaminya sambil terus mencibir anak dan suaminya dalam hati.

"Wah gawat, mah! Mamah!" Teriak Glans. Ia menggaruk pipinya, membayangkan malam tanpa sang istri. "Huhh.. Sungguh sulit memiliki istri yang rada ngambekkan, untung sayang." lanjutnya bergumam.

_____

Kana yang saat ini asyik di dalam kamarnya menoleh ke arah ponselnya yang tiba-tiba berbunyi. Pertanda panggilan masuk.

[Sera Sarap] nama itu adalah nama kontak Sera yng baru ia ganti semalam, sebelum pulang berlibur.

"Wah, orang gila nelpon orang gila lainnya." gumamnya terkekeh. Jujur saja Kana agak kesal pada Deva. Namun dia lebih kesal pada Sera yang terus menerornya saat ia berlibur.

"Halo." terdengar suara rendah dari sebrang telpon.

"Apa lagi Sera." Jawab Kana jengah.

"Besok, pesta keluarga Trovic di adakan. Aku mau kamu menghadiri pesta itu bersama Deva. Aku sudah menyiapkan undangan itu. Ingatkan Yasmin dia harus mencari pasangan agar dibiarkan masuk. Syarat pesta harus bersama pasangannya. "Jelas Sera.

"Lah emang ada aturan kaya gitu? Gila banget! ribet ah! Lagian Yasmin bisa ngamuk! Dia yang jomblo kamu suruh nyari pasangan! Kamu aja yang nelpon dia! Aku nggak mau di semprot nenek lampir itu! Kamu tau kan dia itu Hulk plus nenek lampir!" Ujar Kana yang menolak.

Sera. "Lah... Emang dia jomblo? Yang bener aja! Dia udah mau kepala tiga na! ya ampun! Yaudah aku yang bakal nyiapin pasangan buat dia. Yaudah Bye!"

Sera mematikan telpon secara sepihak, membuat Kana menatap ponselnya dengan kesal. "Huh, capek banget tuhan. Kenapa semua orang tiba-tiba menyebalkan!"

Pikiran Kana berkecamuk, ia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi padanya.

Dia marah tapi dia sendiri bingung apa yang membuatnya semarah ini, dia ingin menyingkirkan Tiara tapi itu tak mungkin dilakukan saat ini.

Robert Lewandowsky akan menjadi musuhnya jika itu terjadi.

Kana serba salah, dia seperti Tubuh tanpa jiwa yang hanya bisa merasakan amarah tanpa tau penyebabnya.

_______🎊🎊🎊🎊______

Penyakit yang di derita Oleh Kanastana Morgez

Emotional blunting / numbing (tumpul emosi, sering akibat trauma atau depresi berat)

Orang dengan kondisi ini bisa tidak merasakan cinta, kasih, atau sedih.

Tapi ketika ada sesuatu yang mengancam ego (misalnya dikhianati), respons yang tersisa hanya kemarahan defensif.

Jadi bukan marah karena cinta, tapi marah karena harga diri atau kontrolnya terganggu.

______

Guys kalian maunya gimana, Deva sama Tiara atau Deva sama Kana?

Hemmm atau Deva sama Barbara aja? 🤣🤣🤣

Pengen nerobos alur, biar ngalor ngidul tapi takut di maki sama yang baca wkwkwkwk.....

hey kalau baca ninggalin jejak yah, jangan kebiasaan gosting 🫠.