NOVEL INI MERUPAKAN SEKUEL
"MENJADI YANG KEDUA"
TAPI FLLL BISA JUGA DIBACA LANGSUNG KOK .
SEMOGA KALIAN SUKA 🙏🤗
OH YA BAGI SESAMA AUTHOR YANG INGIN PROMOSI NOVEL KALIAN, SILAHKAN DI NOVEL-NOVEL EMILY NGAK ADA LARANGAN 🤗 SENENG SEKALI RASANYA BISA SALING BANTU 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TERJEBAK
VOTE YA KAKAK2 SEMUA 🙏
Arianna nampak tergesa-gesa melangkahkan kakinya menuju ruangan manajer mall The Rich.
Di wajahnya tidak ada senyuman ramah sedikitpun. Wanita cantik itu terlihat sangat marah.
"Ada yang bisa saya bantu nona ?", ucap seorang wanita di meja depan ruangan manajer mall.
"Aku ingin bertemu dengan manajer mall ini", ketus Arianna.
"Maaf nona tuan Adrian sedang tugas keluar kota. Lusa baru akan kembali".
"Sial..", gumam Arianna kesal.
"Tunjukkan dimana ruang CCTV sekarang juga, perintah Arianna pada wanita itu".
"Maaf nona, anda siapa ? Karena kami tidak berhak memberikan izin kepada siapa pun masuk ke ranah private jika tidak berkepentingan".
Mendengar jawaban wanita itu, mbuat Arianna semakin kesal. "Mall ini milik paman ku Brian Kendrick, aku tidak berkewajiban memperkenalkan diri ku pada mu. Tunjukkan saja dimana ruangan CCTV sekarang", perintah Arianna dengan ketus.
"Baik nona silahkan anda kelantai paling atas, anda bisa menemui kepala keamanan di sana", jawab wanita dihadapan Arianna dengan sopan.
"Baik, terimakasih.."
Tanpa berlama-lama Arianna menuju lantai yang di maksud wanita tadi. Saat berjumpa dengan kepala keamanan ia pun dibuat kecewa saat melihat rekaman CCTV. Benar kata Hendra tidak ada satu pun yang menampakkan wajah laki-laki yang membawa handbag miliknya.
"Ini benar-benar aneh, bagaimana mungkin semua CCTV error bersamaan baik di bandara maupun di mall ini", ucap Arianna sesaat berada di dalam mobilnya.
"Ahh...Dimana aku bisa menemukan laki-laki brengsek itu. Aku harus menemukannya secepatnya, berkas-berkas penting itu harus segera aku temukan", ucap Arianna sambil menyandarkan kepalanya pada kursi di belakang setir mobil.
Gadis itu melihat arloji dipergelangan tangannya. "Huhh sudah pukul lima sore, sebaiknya aku pulang. Besok akan aku temukan kau brengsek. Sekarang kau masih aman berkeliaran diluaran sana. Tidak untuk hari esok", ketus Arianna sambil menekan tombol menyalahkan mesin mobilnya.
Arianna menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh, perasa kesal yang berkecamuk di dalam hatinya benar-benar mempengaruhi pikiran Arianna.
Setelah sampai di salah satu apartemen mewah di pusat kota, Arianna turun di depan lobby dan valet parkir lah yang akan memarkirkan mobil mewah tersebut.
Arianna berjalan tergesa-gesa menuju lift khusus, yang terlihat sudah terbuka. Arianna bergegas dengan sedikit berlarian.
"Wait..waittt!"
Dengan langkah cepat akhirnya Arianna berhasil masuk kedalam lift dengan ngos-ngosan seperti habis lari maraton saja.
Lift meluncur dengan cepat kelantai atas. "Kenapa sudah bergerak, aku belum menekan tombol lantai ku".
"Ckck...gadis ceroboh pembawa sial!".
Degg, jantung Arianna berpacu dengan cepat. Gadis itu menoleh kebelakang betapa terkejutnya ia melihat laki-laki yang sangat ingin ditemukannya hari ini ada di belakangnya dalam satu lift yang isinya hanya mereka berdua saja.
"Kau, laki-laki brengsek laki-laki mesum kurang ajar. Kenapa kau ada di sini. Kau menguntit ku hah?", teriak Arianna sambil memukulkan tas kerjanya ke tubuh Axel yang mengelak dari pukulan Arianna.
Puas memukul tubuh Axel, Arianna menghentakan kakinya dan menekan tombol angka ia ingin segera keluar menjauhi laki-laki itu. "Kenapa tidak bisa berhenti", teriak Arianna.
"Apa kau tidak bisa baca didepan mu itu, hem ?".
Arianna membaca tulisan "Lift khusus penghuni lantai tujuh puluh lima".
"Apalagi ini, jangan katakan aku salah masuk lift. Oh my God. Unit ku di lantai empat lima.
"Kau mau apa ke unit milik ku. hem? Ingin mengulangi ciuman kita ? Aku tidak akan menolaknya", ucap Axel dengan kedua tangannya dimasukkan ke saku celana.
"Kelihatan kan siapa penguntit sesungguhnya", ketus Axel sarkas. Ucapnya tersirat ledekan.
"Kau brengsek...
Krekk krekkk terdengar suara seperti besi yang saling bergesekan. Tiba-tiba lift berhenti mendadak.
"Oh Tuhan, apa lagi ini", terdengar suara panik Arianna.
"Semua ini gara-gara kau. Kau selalu membuat ku dalam masalah", ujar Arianna menyalakan.
"Dan kau gadis pembawa sial", jawab Axel.
Menit selanjutnya, tiba-tiba lampu padam.
Arianna menjerit sejadi-jadinya. Ia lari ke sudut bagian belakang lift. Ia duduk meringkuk memeluk lututnya. "Kenapa seperti ini apa kita akan mati sekarang?", ucapnya terdengar lirih dengan suara bergetar.
Axel yang sebelumnya tidak perduli tiba-tiba merasa iba. "Apa gadis ini fobia gelap?", pikir Axel dan menghidupkan senter dari handphone miliknya.
Tanpa di minta laki-laki itu ikut duduk di sebelah Arianna, yang masih memeluk lututnya.
"Tenang lah, teknisi sedang mengevakuasi kita", ucap Axel menenangkan Arianna. Ia membuka jas kerjanya dan menyelimuti tubuh Arianna yang masih gemetaran.
Beberapa saat kemudian..
"Tuan..tuan. Apa anda baik-baik saja di dalam ?", Terdengar suara dari luar memanggil Axel. Karena yang mereka tahu private lift itu hanya untuk Axel sebagai penghuni pemilik unit termahal di apartemen tersebut.
"Iya, segera buka pintunya dan siapkan tenaga medis", perintah Axel.
"Baik tuan..
"Tenang lah semuanya akan baik-baik saja, kita akan segera di evakuasi", ucap Axel sambil merapatkan jas nya pada punggung Arianna yang masih memeluk lututnya.
Axel menyentuh jemari tangan gadis itu terasa begitu dingin seperti es. Tanpa di minta Axel memeluk punggung Arianna dan menggenggam jemari tangannya. Memberikan ketenangan pada gadis itu.
...***...
KARYA EMILY LAINNYA :
SERPIHAN HATI ELLENA
MENJADI YANG KEDUA
PENGANTIN PENGGANTI
AIR MATA SCARLETT