NovelToon NovelToon
Berbagi Cinta : Istri Kedua Tuan Muda

Berbagi Cinta : Istri Kedua Tuan Muda

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / nikahkontrak / perjodohan
Popularitas:7.3M
Nilai: 4.5
Nama Author: Viviane

⚠️WARNING *** ⚠️
KISAH PERJUANGAN ISTRI KEDUA TUAN MUDA.

Delina tidak menyangka ada tuan muda yang mengajaknya menikah secara mendadak tepat saat dia lulus SMA. Dihari pernikahannya Delina baru saja mengetahui kalau dirinya menjadi istri kedua. Gadis itu tak terima dan ingin melarikan diri, namun tak bisa.

Mahesa berjanji akan menceraikan Delina setelah dia melahirkan anak untuknya. Apakah Delina sanggup untuk bertahan? Atau memilih untuk benar-benar melepaskan Mahesa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Viviane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiket Honeymoon

Delina menangkap kode yang diberikan oleh Mahesa dan Maharani. Terpaksa dia harus mengikuti alur yang sudah disusun oleh mereka.

"Lain kali jangan seperti itu. Pulang saja jika sudah waktunya pulang kerja. Bekerjalah sesuai porsi, jangan terlalu banyak menghabiskan waktumu untuk bekerja," nasihat Atmajaya.

"Dan kamu Mahesa. Ingatlah untuk berlaku adil kepada dua istrimu. Tanggungjawab kamu lebih besar dibandingkan dengan suami-suami pada umumnya," imbuhnya kemudian berlalu masuk ke dalam kamar.

Tetap saja pada akhirnya Mahesa yang terkena imbasnya. Padahal jelas-jelas yang dia tidak menginginkan memiliki dua istri. Tuan muda itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Siapa juga yang menyuruh punya dua istri," gumam Mahesa pelan yang hanya bisa didengar oleh Maharani dan Delina.

**

Seminggu sudah Atmajaya berada di rumah mewah Keluarga Mahesa. Pria tua itu merasa ada yang aneh di rumah itu. Sepertinya hubungan antara Mahesa, Maharani, dan Delina tidak baik-baik saja.

"Selamat pagi, Pa," sapa Mahesa yang baru saja tiba di meja makan. Putranya itu datang dengan bergandengan tangan dengan Maharani. Sementara Atmajaya terus melihat kearah belakang mereka, seperti mencari seseorang.

"Dimana Delina?" tanya Atmajaya.

"Delina masih di kamarnya, Pa," jawab Maharani.

"Maharani apakah hubungan kamu dengan Delina baik-baik saja?" tanya Atmajaya memulai pembicaraan serius.

"Maksud Papa?" Maharani mengernyitkan dahi.

Atmajaya meminum air putih yang ada didekatnya. Kemudian dia kembali berkata, "Kamu bisa akur kan dengan Delina?"

"Bisa saja kok Pa. Cuma gak tahu deh Delina-nya bagaimana," bohong Maharani.

"Memangnya bagaimana Delina? Saya sepertinya kalian kurang akrab ya?" tebak Atmajaya.

"Ya begitu deh, Pa. Maha sudah mencoba akrab dengannya kok," ucap Maharani.

"Baguslah kalau begitu. Coba kalian pergi ke mall untuk belanja bareng. Ajari Delina berpenampilan fashionable seperti kamu," saran Atmajaya.

Maharani tertawa mendengar permintaan sang mertua. Jika dibandingkan memang penampilan dua menantu Atmajaya itu sangatlah berbanding terbalik. Maharani sangat fashionable dengan gaya sosialitanya. Sedangkan Delina penampilannya sangatlah sederhana ala-ala anak kuliahan.

"Selamat pagi," sapa Delina yang datang bersama dengan Venya kakak iparnya.

"Pagi, Pa," sapa Venya yang kebetulan berada di rumah utama karena ada pekerjaan di Indonesia.

Atmajaya menganggukkan kepalanya sebagai balasan. Kemudian dia melanjutkan sarapannya sampai habis.

"Oh iya Mahesa. Papa lihat kamu lebih sering keluar dan masuk kamar Maharani. Apakah kalian tidak berbagi kamar?" tanya Atmajaya.

Semua orang yang ada di meja makan terdiam. Dalam hati Mahesa mengumpat dirinya sendiri. Pikirannya tidak sampai pada ranah tersebut. Dan jujur saja dia lupa selama seminggu Atmajaya di rumah itu. Dia tidak pernah menyambangi kamar Delina.

"Ehm ... berbagi kamar kok, Pa," kilah Mahesa.

"Ah masa? Papa tidak pernah melihat kamu keluar-masuk kamar Delina," sanggah Atmajaya.

"Enggak usah berbohong," lanjutnya.

Mahesa hanya tersenyum tipis saat gagal berbohong. Jujur saja Mahesa lupa kalau seharusnya dia juga harus tidur di kamar Delina. Terutama saat ada Atmajaya berada di rumah utama.

"Sebenarnya bukan salah Mahesa kok, Pa. Memang Delina-nya sedang datang bulan. Keduanya sepakat untuk tidak tidur sekamar untuk sementara waktu," timpal Maharani.

"Oh ya?" tanya Atmajaya menoleh kearah Delina.

Perempuan yang sudah rapih dengan pakaian kerja berwarna putih dengan blazer coklat itu tersenyum tipis. Dia hanya bisa pasrah dengan keadaan yang menuntutnya mengikuti permainan suami dan istri pertamanya.

"Oke. Sebagai gantinya papa punya hadiah untuk kalian berdua," ucap Atmajaya mengeluarkan sebuah amplop.

"Apa ini, Pa?" tanya Delina menerima amplop tersebut.

Tangan mungil perempuan itu mulai membuka amplop coklat yang diberikan Atmajaya. Dan dia berhasil terperangah kaget saat membaca isi amplop itu.

"Honeymoon package ke Swiss?" tanya Delina seperti tidak percaya.

Atmajaya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Hampir saja dia lupa untuk memberikan hadiah pernikahan untuk putra dan istri keduanya.

"Papa bolehkah aku ikut?" tanya Maharani dengan wajah memohon.

"Maharani bukankah saat kamu menikah dulu papa juga memberikan hadiah yang sama? Lebih baik kamu di rumah dan biarkan mereka menghabiskan waktunya berdua terlebih dulu," balas Atmajaya.

"Kalau tidak salah dulu waktu honeymoon kamu malah ke beberapa negara di Eropa kan?" lanjutnya.

"Tetapi kata Papa, Mahesa harus bertindak adil kepada dua istrinya. Kok aku enggak diperbolehkan untuk ikut?" protes Maharani.

Pria tua itu berdehem, "Maharani ... namanya bulan madu itu berdua. Biarkan mereka merayakan pernikahan mereka dulu. Kamu juga sudah pernah bulan madu kan?"

"Ta-tapi Pa. Maha pengen ikut," rengek Maharani.

"Tidak Maha! Lain waktu Papa akan berikan kalian paket liburan bersama ke luar negeri. Kali ini berikan waktu untuk Mahesa dan Delina!" Kali ini Atmajaya berbicara dengan tegas.

Baiklah kali ini Maharani akan diam. Dia tahu tidak akan pernah menang saat melawan perkataan mertuanya. Tetapi diamnya Maharani tidak semata-mata hanya diam. Tentu saja dia memiliki rencana untuk menggagalkan honeymoon itu.

"Tenang saja Maha. Hari ini dia bisa tersenyum senang. Tetapi kita lihat saja beberapa hari kedepan," bisik Venya kepada Maharani, saat hanya tinggal mereka berdua di meja makan itu.

"Aku kesel kak. Semakin mendapat perhatian saja itu anak!" kesal Maharani.

"Tidak apa-apa. Kita fokus pada rencana kita selanjutnya," sambung Venya.

Kerjasama antara Maharani dan Venya masih berlanjut sampai Delina dikeluarkan dari keluarga mereka. Venya masih tidak terima Delina diberikan setengah saham perusahaan. Sedangkan dia anak pertama Atmajaya hanya mendapatkan warisan sebuah perusahaan kosmetik yang berada Jepang.

**

Pagi ini Delina berangkat ke kantor dengan wajah yang sumringah. Berangkat dari rumah semobil dengan Mahesa. Namun, Mahesa menurunkan Delina di halte yang tak jauh dari rumah mereka. Delina tidak masalah dengan hal itu, baginya itu sudah biasa.

"Delina," panggil seseorang dari dalam mobil yang berhenti di depannya.

"Ayo masuklah," ajak orang tersebut dengan semangat.

"Ternyata rumah kamu di daerah sini?" tanyanya.

"Ayo kita berangkat ke kantor barengan."

Pria itu berbicara dengan kaca mobil yang dibuka separuhnya. Berjumpa secara tidak sengaja di jalan dengan Delina adalah anugerah baginya. Dia terus memaksa agar Delina mau berangkat bersamanya.

"Delina maafkan aku karena kejadian di lobi itu ya. Maaf telah memaksa kamu dengan cara seperti itu. Aku sungguh minta maaf," ucap Aldo menyesal.

"Kali ini ikutlah berangkatlah bersamaku," pinta Aldo.

Dengan mudahnya Delina memaafkan Aldo. Memang tindakannya kurang sopan, namun Delina memaafkan karena sebenarnya niat Aldo baik.

"Terima kasih Delina sudah mau berangkat denganku," ucap Aldo senang.

"Hehe ... maafkan aku sudah terus-terusan menolak," balas Delina.

"Tidak apa-apa. Usaha tidak akan mengkhianati hasil."

Keduanya tertawa bersamaan. Sepanjang perjalanan mereka membicarakan obrolan ringan. Hingga saat Delina tersadar, "Sepertinya ini bukan jalan menuju kantor ya?"

"Kita lewat jalan pintas saja," elak Aldo.

Chit!

Sebuah mobil Mercedes Benz S-Class berhenti tepat di depan mobil Aldo. Membuat Aldo mengerem mendadak. Hampir saja nyawanya melayang karena mobil didepannya itu.

"Keluar!" teriak seseorang yang keluar dari dalam mobil mewah itu.

"Ada apa ini?" tanya Delina panik.

###

Siapa pengendara mobil yang menghentikan mobil Aldo? Apa tujuannya berhenti mendadak seperti itu?

Apakah ini masih rangkaian rencana yang disusun Venya dan Maharani untuk Delina? Ah baca terus biar tahu jawabannya.

🌱Jangan lupa klik favorit, like dan komentar ya. Sehat dan sukses selalu.

1
cia
Luar biasa
Lestari Ami'ne Zia
kok tamat
Zee Gween
baru kali ini aku baca novel yang pemeran utama nya pada gobloookk.... bikin geleng kepala sambil nyengiirr
Raid
Lumayan
Lina Suwanti
semoga dgn berjalannya waktu bs membuat Delinna jd dewasa n kuat
Putri Purwanti
Kecewa
A Creapa
baru baca marathon dari kemarin. kirain masih on going. ternyata sudah lama gak update.

please Thor....dilanjutin ya ya ya... semangat 🔥🔥🔥
Dfu Handayani
bloon jadi cowok
Herta Siahaan
kau kan ceo bodoh
Herta Siahaan
memang lah Mahesa laki2 lemah.... emosian tapi entahlah. g cukup Maharani jd pelajaran kini Clarissa lagi. bukan nya nyariin delina
Reta Anggraeni
bener banget kok di skip sih gak asik
Nurnadira Sakira
saran aq warak Delina ni ksi ada pendirian yg keras jgn mudah lembut hati...
Sukliang
psti ulah maharani jalang
Staffs AZ Zahro
lari melulu cape dong thor
Staffs AZ Zahro
dasar laki laki bodoh aku kecewaaaa
Staffs AZ Zahro
dasar ulat bulu
Staffs AZ Zahro
dasar buaya buntung bikin keselaja kataya ciinta busit pret
Rita Herlina
dan yang datang adalah....................ferdy 100 buat aku,aku berhak mendapatkan kompor gas 😂😂😂
Staffs AZ Zahro
biasaya istri ke dua lebih jahat ini ko kebalikanya 😴😴
Rita Herlina
dasar delina bangor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!