NovelToon NovelToon
Aku Mengandung Anak Majikanku

Aku Mengandung Anak Majikanku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:21.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yayuk Handayani

Suatu tragedi buruk menyebabkan Adinda mengandung anak majikannya.

Adinda Zilvanya Kanzu, seorang gadis kampung yang demi memenuhi semua kebutuhan hidupnya dan juga sang ayah, mengharuskan ia harus bekerja di ibu kota. Namun siapa sangka, pekerjaan di kota yang begitu ia dambakan dapat memberikan nasib hidup yang lebih baik, tetapi malah justru mengantarkannya pada suatu malam yang sangat kelam.

Akibat dari malam yang kelam itu, Adinda harus kehilangan kesuciannya akibat dari ketidaksadaran majikannya sendiri, dan menyebabkan ia harus mengandung anak dari majikannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ingin Kembali Ke Desa

Selamat Membaca

🌹🌹🌹🌹🌹

Rumah yang luar biasa mewah, yang dikata hampir setiap orang dapat memeberikan kenyamanan dan kebahagiaan bagi pemiliknya, ternyata tak selamanya benar.

Tidak ada seorang manusia pun yang tidak memeiliki masalah di dunia ini. Setiap manusia pasti pernah dirundung suatu permasalahan, meski orang itu adalah orang yang berkuasa sekalipun. Namun tetap saja yang namanya masalah pasti ada dan akan menghampiri, karena itu memang lah bagian dari hidup.

Begitupun yang dialami oleh seorang Alexander Gerald Georgino, seorang CEO muda yang sangat pintar, berpengaruh dan kaya raya, tetap harus menghadapi masalah yang masih tak kunjung usai.

Kepintarannya dalam mengurus perusahaan, memenangkan banyak tender yang sudah tak terhitung, dan berbagai macam prestasi yang telah di capainya, ternyata tak membuatnya pintar dalam menangani masalah pribadi dan juga perasaannya.

Al masih belum percaya sepenuhnya dengan pengakuan yang diucapkan oleh Adinda. Dirinya masih merasa yakin bahwa gadis yang sudah ia nodai pada malam itu adalah Adinda, tetapi semua bukti mengarah pada Sintia. Entahlah Al benar - benar merasa sangat bingung, bukti yang nyata sangat bertentangan dengan keyakinannya.

" Ya Tuhan, kenapa hatiku terus menolak kebenaran ini?, bagaimana ini Ya Tuhan?, benarkah wanita itu adalah Sintia?, haruskah aku menerima nya?, ". Batin Al.

Setelah cukup lama Al menyelami alam pikirannya, terdengar seperti ada suara ketokan pintu, tentu saja hal itu berhasil mengarahkan pandangannya pada sang sumber suara.

Tok..... tok..... tok.....

" Masuk ". Sahut Al.

Orang yang mengetuk pintu itupun masuk ke ruangan kerja Al. Terlihat dari balik pintu itu menampilkan sosok remaja dengan wajah imut dan manisnya, wajah khas anak remaja yang masih belum memasuki usia dewasa.

" Adinda? ". Seru Al lirih, namun dirinya cukup terkejut, pasalnya tidak biasanya Adinda datang ke ruangannya selama ini, selain hanya untuk mengantarkan makanan ataupun minuman.

" Tuan, apakah saya boleh berbicara empat mata dengan tuan? ". Tanya Adinda lembut.

Entah mengapa mendengar pertanyaan dari Adinda, membuat hati Al merasa senang. Apakah Adinda akan mengakui kebenaran yang sesungguhnya?, tidak ingin membuang waktu Al pun mempersilahkan Adinda.

" Iya, tentu boleh, duduklah disini ". Sahut Al.

Adinda pun duduk di sofa empuk yang sebelumnya sudah pernah ia duduki, begitupun dengan Al yang beranjak dari kursi kerjanya dan duduk di sofa yang sama dengan Adinda.

" Katakanlah kamu ingin berbicara apa Adinda? ". Tanya Al lembut.

" Haahh..... ". Adinda menghela nafasnya cukup panjang.

" Tuan, sebelumnya saya mau mengucapkan Terima kasih pada tuan Al, karena tuan mau menerima saya bekerja disini dan juga tuan sudah memperlakukan saya dengan baik selama ini ". Seru Adinda.

" Haahh..... ". Sekali lagi Adinda menghela nafasnya, bahkan kali ini lebih dalam.

" Tuan Al, saya ingin meminta maaf pada tuan ". Seru Adinda pada akhirnya.

Al mengernyitkan alisnya yang merasa bingung, mengapa Adinda meminta maaf.

" Kenapa kamu meminta maaf Adinda?, kamu tidak bersalah padaku ". Sahut Al.

" Tuan, saya mau meminta maaf atas kejadian tadi malam yang sudah membuat acara tuan menjadi bermasalah ". Seru Adinda dengan menunduk.

" Oh, tidak, kamu sama sekali tidak bersalah Adinda, kamu seperti itu juga atas keteledoranku, seharusnya aku juga memperhatikan para pelayanku. Bekerja seharian tanpa istirahat pasti sangat melelahkan, apalagi dengan kondisi kamu yang saat ini sedang ha... ".

Al tidak melanjutkan kalimat nya. Dirinya merasa tidak sanggup untuk mengatakan hal itu. Dan lagi - lagi perasaan ini muncul.

" Adinda, kamu bilang bukan kamu wanita di malam itu, tapi kenapa perasaan bersalah ini masih ada dan itu tetap sama. Andai saja jika anak yang kamu kandung adalah anak - anakku, betapa bahagianya aku Adinda ".

" Ya Tuhan, bagaimana caraku bisa mengendalikan perasaan ini, perasaan ini sangat membingungkan bagiku. Aku tidak tahu apakah perasaan ini karena rasa bersalah ku ataukah perasaan ini ada karena engkau yang menginginkannya Tuhan? ". Batin Al berbicara.

Melihat tuannya yang masih diam, lebih tepatnya kalimat yang dilontarkan tuannya terhenti, membuat Adinda ingin melanjutkan apa yang menjadi alasannya ingin berbicara empat mata saja.

" Tuan Al ". Seru Adinda.

" I, iya ". Sahut Al tersendat.

" Saya..... emm..... saya ingin mengundurkan diri bekerja di rumah ini tuan ". Ucap Adinda pada akhirnya, dan itu adalah kalimat yang membuat Al terkejut bukan main.

" Apa, mengundurkan diri, kenapa kamu ingin mengundurkan diri Adinda? ". Seru Al terkejut. Entah itu terkejut karena kalimat yang diucapkan oleh Adinda, atau mungkin lebih tepatnya karena Al merasa tidak ingin Adinda pergi.

" Tuan, maafkan saya sebelumnya, tapi saya sudah memikirkannya tuan, saya ingin mengundurkan diri bekerja di rumah ini, dan saya ingin kembali ke desa saya tuan ". Seru Adinda menjelaskan.

" Tapi kenapa Adinda?, apa karena gaji yang ku berikan masih kurang?, baiklah, kalau gaji yang aku berikan untuk asisten rumah tangga masih kurang aku akan menambah nya lagi menjadi dua kali lipat ". Sahut Al.

Mendengar ucapan tuannya, Adinda sedikit tersenyum.

" Tidak, tidak seperti itu tuan, gaji yang tuan berikan untuk saya yang hanya bekerja sebagai asisten rumah tangga itu sudah sangat lebih dari cukup, bahkan sangat lebih malah ". Sahut Adinda.

" Lalu kalau seperti itu, kenapa kamu ingin mengundurkan diri Adinda? ". Sahut Al lagi.

" Setelah saya berpikir dan merenungkan diri dan juga kondisi saya, saya sudah memutuskan untuk kembali lagi ke desa tuan dan hidup bersama dengan ayah saya disana ". Sahut Adinda.

" Tapi tunggu dulu, kamu bilang merenungkan kondisimu?, maksud kamu apa?, apa karena kamu hamil kamu ingin berhenti bekerja padaku? ".

" Hahh..... ". Al menghela nafasnya.

" Adinda, meski kamu dalam kondisi hamil sekalipun kamu tetap boleh bekerja disini ". Seru Al, dan mungkin ini adalah bagian dari rasa takut nya. Rasa takut jika Adinda benar - benar pergi darinya.

Membiarkan seorang pelayan yang sedang mengandung bahkan menyuruhnya untuk tetap bekerja padanya, tentu hal ini bukanlah kebiasaan dari seorang Alexander.

Al adalah tipe orang yang akan mempekerjakan seseorang yang memang bersungguh - sungguh dalam bekerja.

Lalu bagaimana dengan Adinda yang saat ini sedang mengandung, sudah bisa dipastikan kondisinya yang seperti ini akan membuatnya tidak bisa bekerja dengan maksimal. Dan hal itu sudah pasti tidak akan disukai oleh seorang Alexander.

Dan apalagi, setelah kejadian pingsannya semalam, Al menyuruh Adinda untuk beristirahat hingga pulih. Sebenarnya apa yang terjadi pada diri seorang Alexander, hal ini benar - benar tidak mencerminkan seperti dirinya.

" Terima kasih tuan Al, tapi saya sudah memikirkannya dengan matang tuan. Saya ingin kembali ke desa saja. Daripada saya pulang ke desa dengan membawa dua orang anak, pasti hal itu akan membuat ayah saya menjadi lebih terkejut lagi ". Sahut Adinda menjelaskan.

Mendengar penuturan dari Adinda, Al tidak tahu harus berbuat apa agar gadis berhijab itu tidak pergi. Hatinya merasa tidak rela jika gadis yang tanpa Al sadari sudah membuat hati Al terikat padanya itu pergi meninggalkannya. Namun Al juga tidak bisa berbuat apa - apa, karena yang lebih berhak atas hidup Adinda adalah Adinda sendiri.

" Hah..... ". Al menghela nafasnya.

" Kalau itu adalah pilihan yang menurutmu baik, baiklah, aku akan mengabulkan permintaan mu". Ucap Al dengan hati yang terasa berat.

" Terima kasih tuan, kalau begitu saya permisi pamit ke kamar dulu ". Seru Adinda.

Al hanya mengangguk. Gadis berhijab itupun menegakkan tubuhnya kembali dan kembali melangkah menuju pintu keluar. Setelah hampir sampai di dekat pintu, tiba - tiba saja.....

" Adinda " Panggilnya. Siapa lagi jika bukan sang tuan Alexander.

Mendengar suara yang begitu tidak asing di telinganya sedang menyebut namanya, Adinda pun langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah sumber suara.

" Iya tuan ". Sahutnya.

Al pun mendekat ke arah Adinda, entah apa yang ingin tuan muda itu lakukan.

" Ini untukmu ". Ucap Al dengan menyodorkan sebuah black card pada Adinda.

Adinda yang melihat itupun membelalakkan kedua bola matanya tak percaya. Meski dirinya belum pernah memiliki kartu tanpa batas bahkan ini adalah pertama kalinya Adinda melihatnya, bukan berarti dirinya tidak mengetahui apa itu balck card.

" I, ini maksudnya apa tuan? ". Tanya Adinda yang merasa bingung.

" Gunakanlah kartu ini untuk memenuhi semua kebutuhan mu Adinda ". Ucap Al.

" Ta, tapi tuan saya tidak pantas menerima kartu ini tuan ". Sahutnya yang merasa tak enak hati.

" Pantas atau tidak pantas hanya aku yang berhak menentukan, ambillah kartu ini aku tidak menerima penolakan ". Seru Al tanpa bantahan.

Mau tidak mau Adindapun menerima kartu tanpa batas itu karena menolakpun akan percuma.

" Terima kasih tuan Al ". Sahut Adinda tulus, dan direspon anggukan oleh Al.

" Kalau begitu saya permisi keluar tuan ". Ucap Adinda lagi dan hanya dijawab anggukan oleh Al.

Sangat aneh memang jika seorang asisten rumah tangga diberi sebuah kartu yang mungkin hanya dimiliki oleh orang - orang tertentu saja.

Namun apapun itu bukan tanpa alasan Al memeberikan kartu itu pada Adinda. Al masih tidak percaya dengan pengakuan yang diucapkan oleh Adinda tadi pagi, karena disaat Al menanyakan kebenaran itu, ada gurat kesedihan yang sangat dalam Adinda rasakan, dan Al dapat melihat hal itu dengan jelas dari sorot matanya. Lalu apa hubungannya dengan black card hanya Al yang mengetahui.

Adinda terus melangkah menuju ruang kamarnya, disaat dirinya telah hampir sampai di tempat yang dituju, terlihat di depan pinta kamarnya bibi - bibinya sedang menunggunya.

Mulai dari bu Nadia, bu Ika, bu Ima, dan juga bu Lusi dan bu Arti yang memang ditugaskan hanya membersihkan halaman depan.

Ya, sebelumnya Adinda sudah memebicarakan keinginannya untuk kembali pulang ke desa pada bu Nadia bibi kandungnya.

Meski awalnya bu Nadia merasa khawatir jika kakak kandungnya yang tak lain adalah ayah Adinda akan merasa shock ketika mendengar kabar ini, tapi paling tidak itu akan lebih baik daripada kakaknya mendengar kabar ini dari orang lain.

" Bibi ". Seru Adinda pada semua bibinya, dan mendekat pada mereka.

Tanpa aba - aba mereka langsung memeluk tubuh Adinda dengan penuh rasa haru. Tidak ingin rasanya mereka melepas Adinda untuk pergi.

Meski baru lima bulan lamanya Adinda bekerja di rumah ini, tetapi hal itu sudah berhasil membuat mereka terikat secara emosional pada Adinda.

Mungkin karena Adinda adalah gadis yang sangat baik, lemah lembut, penurut, dan sangat sopan, sehingga membuat mereka sangat menyayangi Adinda seperti menyayangi putrinya sendiri.

Setelah cukup lama berpelukan, akhirnya mereka melepas tubuh mungil Adinda dari rengkuhannya.

" Adinda, kamu akan pulang hari ini? ". Tanya bu Ima.

" Iya bi, Adinda akan pulang hari ini ". Sahutnya tersenyum.

" Adinda pasti kami akan merindukanmu nak ". Ucap bu Tarsih.

" Nak, kalau kamu sudah kembali ada di desamu, jangan pernah kamu lupakan kami ya nak ". Seru bu Tarsih lagi.

" Tentu saja bi, Adinda tidak akan melupakan kalian, bibi - bibi semua sudah Adinda anggap seperti ibu Adinda sendiri ". Sahut Adinda.

" Adinda kemarilah nak ". Seru bu Nadia, dan Adinda pun mendekat.

Bu Nadia memeluk keponakan semata wayangnya itu. Dielus nya dengan lembut pucuk kepala yang tertutup hijab itu.

" Nak, kalau kamu ada masalah disana, jangan pernah sungkan untuk menghubungi bibi ya nak " Seru bu Nadia lembut.

" Iya bi pasti, bibi tenang saja Adinda akan sering - sering mengabari bibi kok ". Sahutnya.

" Maafkan bibi ya nak, maafkan bibi karena tidak bisa menjaga kamu dengan baik ". Seru bu Nadia dengan penuh kesedihan.

Tanpa bu Nadia sadari ada tetesan air mata yang keluar dari kedua pelupuknya. Adinda yang merasakan seperti ada tetesan air yang jatuh di bahu kanannya mencoba untuk menguraikan pelukannya.

" Bibi kenapa menangis? ". Tanya gadis berhijab itu, lalu ia menggunakan jemarinya untuk mengusap lelehan air mata di pipi wanita parubaya itu.

" Tidak apa - apa nak, bibi hanya merasa gagal saja dalam menjaga kamu ". Sahutnya sedih.

" Tidak bi, selama ini bibi sudah menjaga Adinda dengan sangat baik, bibi sudah memberikan kasih sayang seorang ibu pada Adinda " Sahut Adinda.

Ya, bu Nadia merasa sedih karena dirinya tidak bisa menjaga keponakan kandungnya yang sudah ia anggap seperti anak kandungnya sendiri.

Bu Nadia merasa sangat sedih melihat kondisi keponakannya, pasalanya semenjak dari kecil hingga sekarang keponakannya itu sangat sedikit mendapatkan kebahagiaan. Bu Nadia hanya bisa berharap semoga suatu hari nanti akan ada kebahagiaan sejati yang akan datang menjemput Adinda.

*****

Di sebuah kamar yang hanya dihuni oleh dua orang, sepertinya terasa kurang bersahabat. Pasalnya wanita yang ada di kamar itu sedang mendapat telfon dari sang kekasih yang sepertinya sangat kesal dengannya.

" Kelvin kenapa kamu marah seperti ini sih, kamu kan bisa bicara dengan tenang tidak perlu marah - marah ". Seru Sintia.

" Tenang kamu bilang, kamu menyuruhku untuk tenang, dimana otakmu Sintia?, aku sudah sering menghubungi kamu, tapi kamu tidak pernah menjawab telfon dariku? ". Seru Kelvin yang sudah merasa sangat kesal.

" Kelvin, kamu juga harus tahu, aku disini sedang berusaha memainkan peran ku, agar semua keluarga Georgino tetap percaya sama aku Kelvin ". Sahut Sintia.

" Halah, itu hanya alasan kamu saja, kamu memang sengaja kan ingin menghindar dariku Sintia?, ingat Sintia, anak yang ada dalam kandunganmu itu adalah anakku, jadi jangan macam - macam kamu denganku Sintia, kalau sampai kamu mencoba menghianatiku, jangan salahkan aku jika aku akan membongkar semua kebusukan kamu di depan keluarga Georgino ". Peringat Kelvin dan kali ini tidak lah main - main.

Ya, selama beberapa minggu ini, Kelvin sangat sulit untuk menghubungi Sintia. Semenjak Sintia dinyatakan hamil oleh dokter, ia seperti sengaja menghindari Kelvin. Tentu saja hal itu membuat Kelvin sangat marah. Hingga setelah cukup lama tidak bisa dihubungi akhirnya Sintia baru mengangkat telfon dari kekasihnya itu.

" Sayang, kamu kenapa mengancamku seperti ini sih?, ancamanmu itu benar - benar membuatku takut, memangnya kamu tidak kasihan apa sama aku, aku ini sedang mengandung anakmu sayang ". Seru Sintia yang berusaha merajuk pada kekasihnya yang dilanda kemarahan itu.

Kelvin yang awalnya merasa sangat emosi itupun akhirnya mulai sedikit mereda. Entah sihir apa yang dimiliki oleh Sintia, sehingga setiap kali Kelvin merasa marah padanya ia selalu bisa untuk menaklukkan Kelvin.

Bersambung..........

Jangan lupa like, komen, dan favorit nya ya 🙏❤❤❤

🌹🌹🌹🌹🌹

1
Tri Andy
ceritanya bagus 👍
Dedeh Rokayah
Lumayan
Dedeh Rokayah
Biasa
Sella Anggrainy
Luar biasa
Nafisa Aprilia
Lumayan
Nafisa Aprilia
Biasa
Shuhairi Nafsir
Goblok banget Al. kenapa nga bikini medical check out. Sama sintia
Normila Aspul Anwar
ayo Al, mata2 ai kegiatan sintia
Normila Aspul Anwar
thor buat adinda jdi kuat,,jgn lemah begitu...
Normila Aspul Anwar
peran adinda terlalu lemah min,,,jdi kasian
Normila Aspul Anwar
cari tau lagi Al,,jgn jadi bodoh
Hariaini Har
Lumayan
Wardani Lestari
Luar biasa
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
lah masa dengan mengancam baru bisa mengalahkan David.😏 David aja hanya menyuruh AL ke rumah sakit karena Diandra langsung mau 😌


yg bener" CEO disini adalah David ..dya bisa bermain dengan mengalahkan siapun dengan caranya gak pake ancaman segala. lah yg dikatakan CEO hebat malah sebaliknya ..L E M B E K.

apalagi Al..mending ganti aja pemeran utamanya kalau perlu karakternya. gak cocok.
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
gak bisa diganti lah, kalaupun iya rasanya gak akan sama karena yg kedua itu acara rasa bersalah.


setelah kejadian ketololannya gw gak ada rasa suka dan simpati lagi sama AL..bukan lagi idola gw.

apapun yg dya lakukan baginya dya adalah pria plin plan yg digambarkan. cinta tulus gak ada hanya ucapan saja dan itu terselip kesalahan masa lalunya. dan gw udah gak mood untuk bacanya jadi gw skip aja😪

yg cwnya juga lembek..gak ada tegas"nya . yg satu labil yg satu lembek.
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
idiiiii anak udah mau tiga tahun baru berasa kenyataan?

trus mimpinya dan setelah tau adinda lah yg memperkosanya. bukan kenyataan?

masa hanya vidio dya baru bilang mengetahui kenyataanya. dan lagi apa hubungannya vidio dengan bisa mbuat Al sadar tdk menyakiti istrinya lagi..emng rasa bersalah dan segala maafnya yg mungkin ribuan itu tdk bisa membuatnya gak menyakiti istrinya lagi?

helelehhhh bisa tapi dipaksa gak bisa

kalau cinta ,maka dya akan sadar bahwa dya punya istri. kalau rasa bersalah maka dya sadar bahwa istrinya gak lebih penting dari wanita masa lalu yg dicintainya.
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
elleeeeh gak guna...hanya Karan vidio malah mau pulang. emng gak ada cinta di hati Al buat adinda dari vido dan sadarnya dia adalah bukti kalau dya hanya merasa bersalah pada pada adinda dengan sebagai penebusnya dengan menikahinya.


masa gergara vidio baru mau tegas...astagaaa..
knp CEOnya disini yg katanya di gini ,tegas ,berpendirian sama sekali gak ada pd diri Al.😪
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
apapun alasannya..tetap gak dibenarkan. karena Lo lebih peduli wanita lain ketimbang istri Lo.

bener" dah salah karma. adinda yg gakelakukan apa" malah dikasih karma seperti balasan dari Sintia saat itu dimana Al meninggalkannya.

emng othornya ini gak ada logikanya...masa adinda yang harusembayar perbuatan Al
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
bisa GK Thor..cari alasan yg masuk akal dikit aja. jangan berbelit kalau ujung"nya gak nyambung.


Lo kan sendiri menciptakan karakter Al sebagai orang sangat penting. Lo sendiri yg ceritain gmn Al memanjakan istri dan anak"nya...dengan diajak jalan" keluar rumah. gak mungkin seorang Al kalau sdh diluar rumah gak lepas darinpasang mata bawa anak lagi. mereka punya.mata yg.melihat kecuali orang "buta".

ya kalliiii gak ada yg ngeh itu anaknya apa kagak, secara mereka mirip ..kan Lo sendiri yg nulis.
masa gergara pernikahan belum sah ..ultah anaknya gak dirayain...

ya kaliiiii undang keluarga aja dirumah buat pesta gak bisa....haduewwww🤦
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
emng perlu lah pernikahan dirayakan setiap tahun namanya juga anniversary...bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!