NovelToon NovelToon
KAISAR 12 ELEMEN

KAISAR 12 ELEMEN

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Petualangan / Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Tamat
Popularitas:24.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: tri wardani

Evan, pangeran mahkota dari kerajaan Li yang biasanya selalu hidup mewah dengan banyak wanita disisinya. Kini setelah kedua orang tuanya tiada dan dikhianati oleh paman2 serta saudara2nya.

Evan jatuh kejurang penderitaan yang paling dasar. Tanpa status Pangeran mahkota, tidak ada orang yang ingin berteman dengannya lagi.

Evan dihina, dicaci, dan dicemooh oleh semua orang yang ada disekitarnya.

Menjadi pangeran sampah yang terbuang dan dibenci oleh semua orang, Evan tidak tahu harus berbuat apa.

Di sepanjang perjalanan yang tidak tahu harus kemana, Evan terus menangis.

Evan yang tidak tahu harus kemana, pergi kedalam hutan.

Hingga di suatu malam keajaiban terjadi, disuatu malam Evan tertimpa bintang jatuh dan tubuhnya dimasuki oleh Jiwa 12 Kaisar Dewa Elemen.



Dengan adanya kekuatan 12 Elemen, Evan memiliki dua tujuan utama dalam hidupnya.

Membalas Dendam dan Melenyapkan Seluruh Ketidak Adilan Diseluruh Dunia.


Perlahan sikap Evan yang Naif dan Bodoh mengalami perubahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tri wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CH 11: Pewarisan Api Ajaib

Setelah Lelang selesai, tampak Evan yang sedang bersama dengan si Pemilik Toko Lelang untuk mengambil uang hasil pelelangan Kitab miliknya.

Melihat Evan yang seperti seorang Pendekar hebat, si Pemilik Toko Lelang berpikir ingin mencari kesempatan untuk berhubungan baik dengan Evan.

"Kalau aku bisa membangun hubungan baik dengan Tuan ini, Toko Lelang ku pasti akan berkembang dengan pesat!" pikir si Pemilik Toko Lelang dalam benaknya.

Tampak Evan yang sedang melihat-lihat sekelilingnya. Di sana terlihat ada banyak sekali barang-barang berharga yang disimpan dengan baik dan tersusun dengan sangat rapi.

"Apakah Tuan sedang membutuhkan sesuatu?" tanya si Pemilik Toko Lelang hingga membuat Evan menoleh ke arahnya.

"Jika Tuan butuh sesuatu, tolong Tuan katakan saja, Toko Lelang pasti akan berusaha untuk membantu Anda!" ucap si Pemilik Toko Lelang menawarkan bantuan dengan ramah.

"Sebenarnya Saya memang sedang membutuhkan sesuatu!" kata Evan.

"Apa itu? Jika Tuan memang sedang membutuhkan sesuatu, katakan saja, tidak perlu sungkan!"

"Saya sedang membutuhkan Bahan obat dan Tungku Alkemis!" jawab Evan.

"Bahan Obat dan Tungku? Apakah Tuan adalah seorang Alkemis?" tanya si Pemilik Toko Lelang.

"Tidak, Saya bukan seorang Alkemis, Saya hanya ingin belajar meracik Pil saja." kata Evan merendah.

"Oohh begitu," si Pemilik Toko Lelang merasa senang, tanpa bersusah payah ia mendapat kesempatan untuk berhubungan baik dengan Evan. Dan tanpa ragu lagi, si Pemilik Toko Lelang pun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut.

"Tentu saja Toko Lelang kami memiliki Bahan Obat dan Tungku Alkemis. Tetapi tidak tahu, apakah Tungku Alkemis ini akan sesuai dengan kemauan Tuan atau tidak!" kata si Pemilik Toko Lelang.

"Jika disini memang ada, mengapa aku harus mencari ke tempat lain? Aku bukan orang yang suka pilih-pilih!" ujar Evan.

"Baguslah. Kalau begitu, Tuan silahkan tunggu sebentar disini, Saya akan mengambil Bahan Obat dan Tungku Alkemis nya!"

Kemudian si Pemilik Toko Lelang pun pergi meninggalkan Evan di tempat tersebut, untuk mengambil Bahan Obat dan Tungku Alkemis yang ia sebutkan.

Tidak butuh waktu lama, si Pemilik Toko Lelang pun kembali kepada Evan, dengan membawa sebuah Cincin Ruang penyimpanan di salah satu tangannya.

"Tuan, semua Bahan Obat dan Tungku Alkemis ada di dalam Cincin Penyimpanan ini!" kata si Pemilik Toko Lelang sambil memberikan Cincin Penyimpanan yang ada ditangannya kepada Evan.

Evan tampak tersenyum, setelah menerima dan melihat isi Cincin Penyimpanan tersebut.

"Baik, Semuannya bagus. Berapa harga semua ini?" tanya Evan yang hendak membayar.

"Tidak usah, Tuan...." kata si Pemilik Toko Lelang membuat Evan seketika merasa bingung dan heran.

"Tidak usah? Mengapa tidak usah?"

"Tuan tidak perlu membayar semua ini. Anggap saja, semua Bahan Obat dan Tungku Alkemis ini sebagai hadiah, karena Tuan telah menjual dua barang berharga ke Toko Lelang saya!" kata si Pemilik Toko Lelang menolak untuk dibayar.

"Oohh, ada hal sebaik ini?" kata Evan dalam hati.

"Baiklah, kalau begitu, Saya tidak akan sungkan!" kata Evan dengan senang hati.

Setelah itu, kemudian Evan pun pergi meninggalkan Toko Lelang dan kembali pulang ke Penginapan.

****************

Beberapa saat kemudian, Evan pun sampai ke tempat Penginapan. Dan kini, tampak Evan yang telah melepas Jubah penyamarannya.

Disaat Evan ingin masuk ke dalam Penginapan dan ingin membuka pintu gerbang, tiba-tiba Qin Shan dan Qin Yun datang menghampiri dirinya.

"EVAN!" panggil mereka secara bersamaan.

"Ada apa?" tanya Evan sembari menoleh ke arah mereka.

"Begini, aku dan adikku ingin pergi untuk melanjutkan perjalanan ke Sekte Matahari Merah di kerajaan Xiao, oleh karena itu, mungkin kami tidak akan bisa tinggal lebih lama di Kota ini. Jadi sebelum berangkat, kami ingin berpamitan dengan kalian terlebih dahulu!" ucap Qin Shan.

"Ooh Baiklah, kalau begitu, sampai jumpa lagi di Ujian Sekte Matahari Merah nanti." kata Evan.

"Yah, sampai jumpa!"

Kemudian Qin Shan dan Qin Yun pergi meninggalkan Evan di depan pintu gerbang Penginapan.

Setelah melihat Qin Shan dan Qin Yun berjalan pergi cukup jauh, kemudian Evan pun langsung membuka pintu dan masuk ke dalam penginapannya.

Akan tetapi, pada saat Evan baru saja masuk ke dalam Penginapan, Evan merasa kaget saat melihat Ririn dan Wolf ternyata sedang menunggunya pulang.

"Apakah kalian sedang menungguku?" tanya Evan berjalan menghampiri mereka.

"Ya, Kakak Besar!" jawab Wolf penuh semangat.

Mendengar jawaban Wolf dan melihat tanggapan Ririn yang bersikap dingin seperti biasanya, Evan pun tampak tersenyum kecil.

Kemudian Evan pun pergi ke suatu ruangan kosong yang ada di Penginapan. Sedangkan Ririn dan Wolf, tampak berjalan mengikuti dirinya.

Setelah masuk ke ruangan tersebut, Evan langsung mengeluarkan semua Bahan Obat dan Tungku Alkemis yang sebelumnya ia dapatkan dari Toko Lelang.

"Mengapa kamu membawa pulang anyak sekali bahan obat? Apakah kamu ingin membuat Pil?" tanya Ririn tanpa ekspresi.

"Kamu benar, aku ingin belajar untuk membuat Pil!"

"Membuat Pil itu bukanlah hal yang mudah!" kata Ririn.

"Hanya membuat Pil saja, bukanlah hal yang sulit. Asal kamu tahu di Dunia ini tidak ada yang tidak bisa aku lakukan!" ucap Evan berlagak.

"Kecuali mengatakan perasaanku padamu!" panjut Evan namun berkata dalam hati.

Karena semua Bahan Obat, Tungku Alkemis maupun Tempat untuk meracik Pil telah tersedia, maka Evan pun telah siap untuk memulai membuat Pil Obat. Namun sebelum memulai, Evan membutuhkan suasana yang tenang terlebih dahulu.

"Baik, semuanya sudah lengkap, sekarang hanya tinggal menyesuaikan tempat dan suasana saja. Ririn cantik, bisakah kamu dan Wolf keluar dari ruangan ini? Aku perlu tempat yang tenang untuk memulai latihan meracik Pil!" pinta Evan.

Tanpa Evan mengulangi perkataannya, Ririn dan Wolf pun langsung keluar dan meninggalkan ruangan tersebut.

Setelah Ririn dan Wolf pergi meninggalkan ruangan tersebut, tampak Evan yang bertanya terlebih dahulu kepada Para Elemen, sebelum memulai latihannya untuk membuat Pil Obat.

Dengan melalui pikirannya, Evan pun mulai bertanya kepada Para Elemen yang ada di dalam tubuhnya.

"Kakak Elemen, semuanya sudah lengkap, sekarang aku harus bagaimana?" tanya Evan.

"Saat ini, kamu bahkan tidak memiliki Api Ajaib untuk membuat Pil Obat. Tanpa adanya Api Ajaib, kamu tidak akan bisa membuat Pil Obat, apakah kamu mengerti?" ujar Elemen Api.

"Jadi, sekarang aku harus bagaimana?" tanya Evan sekali lagi.

"Haaiiss, mungkin bertemu dengan kami memang adalah keberuntungan terbesar mu. Sekarang kamu tenangkan Jiwa dan Hatimu, aku akan mewariskan Api Ajaib milikku kepada mu!" kata Elemen Api menyuruh Evan.

Kemudian Evan pun mencoba menenangkan Jiwa dan Hatinya sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Elemen Api.

Proses Pewarisan Api Ajaib pun dimulai, dan tidak butuh waktu lama, akhirnya Evan pun mulai merasakan ada energi hangat yang mengalir ke seluruh tubuhnya.

"Sudah, Pewarisan Api Ajaib sudah selesai!" kata Elemen Api hingga membuat Evan merasa terkejut dan terheran-heran.

"Apa? Sudah selesai? Ini bahkan belum sampai lima menit! Aku juga tidak ada merasakan apa-apa, kecuali energi hangat yang mengalir ke seluruh tubuh ku!" kata Evan.

"Ha-ha-ha apakah kamu merasa terkejut?

"Yah, aku pikir Proses Pewarisan Api Ajaib akan ada tantangan yang harus aku hadapi!" ujar Evan.

"Haha, yang kamu katakan memang benar. Dalam Proses Pewarisan, biasanya memang akan ada tantangan atau halangan yang perlu dihadapi sebelum menerima warisan tersebut. Dan mengapa dalam Proses Pewarisan yang kita lakukan tidak ada efek samping apapun, yaitu karena Api Ajaib yang aku wariskan bersifat sangat Stabil dan bersahabat. Maka dari itu, saat Proses Pewarisan kamu tidak mengalami halangan atau kendala apapun!" kata Elemen Api menjelaskan kepada Evan.

Mendengar semua penjelasan itu, tampak Evan yang hanya mengangguk pertanda mengerti.

"Masih ada lagi yang harus aku katakan padamu. Api Ajaib ini tidak memiliki Daya tempur atau pun Daya Serang yang kuat. Dan bisa dikatakan Api Ajaib ini sangat lemah, jika digunakan dalam pertarungan. Namun, jika hanya digunakan untuk meracik Pil Obat, Api Ajaib ini bisa dikatakan sebagai yang terbaik, bahkan nomor satu!" kata Elemen Api melanjutkan penjelasannya kepada Evan.

Setelah mendengar semua penjelasan dari Elemen Api, maka Evan pun menyimpulkan.

"Jadi, Api Ajaib ini tidak bisa digunakan dalam pertarungan. Dan sebaliknya, Api Ajaib ini akan menjadi yang terbaik, jika untuk meracik Pil Obat!" kata Evan memahami.

Kemudian sebelum memulai latihan untuk membuat Pil Obat, Elemen Api terlebih dahulu memberikan beberapa resep Pil dengan tingkat kesulitan paling mudah kepada Evan untuk dipelajari.

"Kamu bacalah beberapa Resep Pil Obat itu. Setelah kamu memahami semua isinya, baru kita akan memulai latihannya!" kata Elemen Api kepada Evan.

Tanpa membantah, kemudian Evan pun membaca beberapa resep Pil Obat tersebut dengan serius.

Dan tidak butuh waktu lama, akhirnya Evan selesai membaca semua resep Pil tersebut dan memahami semua isinya.

Setelah itu, Evan pun langsung memulai latihannya untuk membuat Pil Obat.

Dengan adanya Api Ajaib yang sangat mudah untuk di kendalikan, serta Para Elemen yang memberikan arahan dan bimbingan dalam meracik dan memasak Obat, Evan pun dapat melakukan latihannya dengan mudah.

Dari langkah pertama, yaitu memasukan Bahan Obat ke dalam Tungku serta memanaskan Tungku dengan Api Ajaib, Evan terus melanjutkan latihannya dengan serius.

Walau dalam beberapa kali percobaan Evan terus gagal, tetapi pada malam hari akhirnya Evan dapat menciptakan Pil Obat pertama miliknya.

Terlihat, ruangan yang tadinya kosong tanpa Polusi, kini telah dipenuhi oleh Asap yang berasal dari Tungku Alkemis.

"BRAAKK!!" dengan wajah celemotan Evan membuka pintu dan keluar dari ruangan yang telah dipenuhi oleh asap tersebut.

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!...." Evan terbatuk-batuk karena menghirup terlalu banyak asap saat membuat Pil Obat.

Setelah berhenti batuk, tiba-tiba Evan mengangkat tangannya yang sedang memegang sebuah Pil Obat berwarna emas kecoklatan.

"Ha-ha-ha... akhirnya aku berhasil, aku berhasil membuat Pil Obat!" kata Evan bersorak gembira, hingga melompat-lompat.

Suara teriakan Evan yang begitu keras, terdengar sampai ke telinga Ririn yang sudah tertidur pulas di kamarnya. Ririn tidak bangun dan tetap memejamkan matanya, bahkan Ririn tampak tersenyum tipis mendengar suara Evan yang sedang bersorak gembira.

Evan yang sudah berhasil membuat Pil Obat untuk yang pertama kalinya, kini menjadi tidak ingin berhenti, apalagi Istirahat.

Evan terus membuat Pil Obat sesuai dengan beberapa Resep Pil yang diberikan oleh Para Elemen kepadanya sebelumnya.

Ternyata, karena keberhasilan pertamanya, kini Evan menjadi lebih mudah untuk menguasai Teknik Pembuatan Pil. Ditambah lagi dengan adanya bimbingan dan arahan dari Para Elemen, kini Evan bahkan dapat menciptakan beberapa Pil Obat dengan tingkat kesulitan yang cukup sulit sekalipun.

Tepat lewat tengah malam, Evan yang sudah merasa sangat lelah, memutuskan untuk menyudahi latihannya.

"Aaaahh....." Evan menguap sambil meregangkan seluruh otot tubuhnya yang lelah.

Evan duduk bersila menghadap ke arahTungku Alkemis, kemudian beranjak berdiri dan keluar dari ruangan tersebut, serta menutup pintunya juga.

Pada saat berbalik badan, Evan baru menyadari kalau ternyata hari memang benar sudah sangat larut malam. Terlihat langit gelap yang dipenuhi oleh bintang yang ditemani oleh satu Bulan terang.

"Ternyata memang sudah sangat malam, pantas saja aku sangat mengantuk. Sebelum pergi ke kamar untuk tidur, sebaiknya aku melihat Ririn, apakah Dia sudah tidur atau belum!" pikir Evan penuh perhatian.

Beberapa saat kemudian, tampak Evan yang telah masuk ke dalam kamar Ririn.

"Apakah Dia benar-benar sudah tidur?" batin Evan dalam hati sambil melambaikan tangannya didepan wajah Ririn yang sedang tertidur pulas.

Melihat Ririn memang sudah tertidur, maka Evan pun tersenyum dan merasa senang.

"Baguslah, kalau Dia memang sudah tidur!" kata Evan dalam hati.

"CUP! Selamat tidur, cantik!" ucap Evan dan mencium kening Ririn dengan lembut.

Setelah memberi kecupan manis dan ucapan selamat tidur kepada Ririn, Kemudian Evan pun segera pergi dan keluar dari kamar Ririn.

Sesaat setelah Evan menutup pintu kamar, ternyata Ririn terbangun dan membuka kedua matanya.

Sebenarnya Ririn telah terbang, sejak saat Evan memasuki kamarnya. Jadi kini Ririn mengetahui semua yang dilakukan oleh Evan kepada dirinya.

Namun mengingat semua hal itu, Ririn sama sekali tidak marah atau pun merasa kesal, melainkan Ririn merasa senang dan tersenyum.

Ririn menyentuh keningnya yang tadi diberi kecupan oleh Evan, dan disaat itu pula pipinya pun memerah karena tersipu malu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...****************...

...----------------...

......................

1
Qim
kayaknya kakak si ratu
Qim
awas minta gantian van..
Qim
😂😂
Qim
tunggu pergantian shift lah
Qim
jiwa petarung = khodam
Qim
demi kau dan sibuah hati
Qim
ehmm..ternyata qin yun sdh jadian dgn ray Qi
Qim
udsh membangkitkan 1 elemen lg (pasir) kok kekuatan tdk bertambah..??
Qim
2 org jenderal itu knp tdk di serap..?? lumayan kultivasinya udah tinggi..nutrisinya jg banyak tuh
Qim
kerajaan mo kali thor
Qim
author bisa nyuruh si evan buat bunuh reader yg memaki
Qim
gak jg tertidur sambil berdiri...ah author koplak
Qim
eh..ternyata sdh pengalaman
Qim
bukannya kerajaan mo
Qim
/Facepalm/
Qim
ambil mayatnya buat di kendalikan
Qim
baah..niat kali dia
Qim
gunakan kalung phoenix dan gelang naga
Qim
hadis sahih..??
Qim
kenapa si RAY tdk di ajak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!