NovelToon NovelToon
MENGANDUNG BENIH SI BOSS

MENGANDUNG BENIH SI BOSS

Status: sedang berlangsung
Genre:Saling selingkuh / Pernikahan rahasia / Perjodohan / CEO / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:214
Nilai: 5
Nama Author: Mama Rey

Mira tiba-tiba terjebak di dalam kamar hotel bersama dengan Angga—bosnya yang dingin, arogan, dan cuek. Tak disangka, setelah kejadian malam itu, hidup Mira benar-benar terbawa oleh arus drama rumah tangga yang berkepanjangan dan melelahkan.
Mira bahkan mengandung benih dari bosnya itu. Tapi, cinta tak pernah hadir di antara mereka. Namun, Mira tetap berusaha menjadi istri yang baik meskipun cintanya bertepuk sebelah tangan. Hingga suatu waktu, Mira memilih untuk mundur dan menyudahi perjuangannya untuk mendapatkan hati Angga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Rey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERNIKAHAN GILA

Waktu itu, setelah mendapati dirinya terjebak dengan Angga di dalam kamar hotel, Mira justru mendapatkan banyak masalah.

Pak Bambang yang merupakan ayah Angga, dia mengintrogasi Mira habis-habisan.

Bahkan sehari setelah insiden itu, Pak Bambang juga meminta antar kepada anak buahnya untuk datang ke hotel lagi, guna mengecek CCTV di kamar, tempat semalam Angga berduaan dengan Mira.

Di dalam rekaman CCTV itu, jelas sekali bahwa Angga yang tengah mabuk, dia tengah menggendong Mira yang sedang tertidur pulas.

"Dasar anak gila!" Pak Bambang memekik geram.

"Bisa-bisanya dia berbuat mesum saat ada acara penting begitu," sungutnya. "Apakah dia sengaja membuat wanita itu teler?"

"Apakah dia benar-benar kebelet sampai harus mengawini bawahannya?" Dia terus merutuk.

"Sepertinya wanita itu habis diberi obat tidur, Pak," sahut si ajudan.

"Perintahkan pihak hotel untuk memusnahkan rekaman CCTV itu. Jangan sampai para partner kerjaku mengetahui akan hal itu!" titah Pak Bambang kepada anak buahnya.

"Baik, Pak," sahut asisten Pak Bambang dengan sigap.

KLUNTING

Tiba-tiba ada pesan WA masuk di ponsel Pak Bambang.

"Kerja sama kita ... mari kita cancel saja! Kalau kamu tidak bisa mengatur anakmu, bagaimana kamu akan mampu mengatur proyek besar yang akan kita kerjakan bersama nanti?" Begitu lah bunyi pesan dari Pak Robert, klien baru Pak Bambang yang berasal dari Singapura.

Pak Robert mengirimkan lampiran file di bawah pesan itu.

Saat membuka file tersebut, Pak Bambang terbelalak karena itu adalah video rekaman tersembunyi saat Angga sedang berpelukan dengan Mira di dalam kamar hotel.

"Haaaassss ....! Sialan! Kenapa anak itu tidak bisa berhati-hati!" Pak Bambang semakin memekik geram.

"Cari tahu siapakah yang mengirimkan video amatir ini kepada Robert, dan pastikan pihak hotel bungkam!" Pria itu memberi titah kepada bawahannya dengan deru nafas gusar.

"Bayar berapapun itu untuk menutup mulut para awak media!" tegasnya.

"Baik, Pak," kata si Fery, asisten Pak Bambang.

"Telepon Angga, katakan dia harus menghadapku, di sini! Sekarang juga!" Pria paruh baya itu mendengus sebal.

"Siap, Pak!" Fery pun mengangguk paham.

Pria kaya raya itu terduduk di sofa hotel, dia menatap gawainya sekian menit dan membolak balik benda pipih itu. Lalu, dengan senyum getir, ia mengetik pesan balasan kepada Robert.

Sepertinya, Bak Bambang memiliki ide yang cukup cemerlang untuk mengatasi masalah ini.

"Jangan khawatir, dia adalah tunangan Angga, calon menantuku. You know lah ..., anak muda saat mabuk suka melewati batas. Tapi dia adalah calon istrinya. Hal ini tidak akan mempengaruhi kerja sama kita dan citra perusahaanku, juga perusahaanmu. Santai lah, kawan. Aku akan memperingatkan Angga agar mulai menahan hasratnya." Begitulah isi dari pesan balasan Pak Bambang kepada rekan bisnisnya.

Lama sekali pesan itu tak kunjung dibuka oleh Pak Robert, hingga akhirnya pesan itu bergaris dua dan centang biru.

"Oke, pastikan saja anakmu tidak merusak citra kerjasama kita," balas Pak Robert.

Pak Bambang tersenyum senang, saat alasannya yang asal-asalan ternyata manjur juga.

Saat itulah Angga tiba-tiba datang. Jarak dari kantor Angga ke hotel itu hanyalah beberapa menit saja.

"Ada apa, Pa?" Pria itu terlihat gusar dan khawatir.

"Siapa nama wanita yang semalam kau kawini?" tanya Pak Bambang dengan kesal.

"Kami tidak ngapa-ngapain, Pa! Kami tidak melakukan hal-hal yang tidak wajar. Apalagi kawin! Amit-amit! Dia bukan tipeku!" Angga terlihat tak terima.

"Katakan saja siapa namanya dan apa jabatannya di kantor cabang yang kau pegang!" pekik Pak Bambang.

"Namanya Mira, dia accounting di kantor Angga," sahut pria itu dengan menunduk, ia tak berani menatap wajah papanya.

"Segera nikahi dia! Papa akan mempersiapkan segalanya!" Pak Bambang berucap tegas.

DEGH.

"A apa? Me me menikah?" Angga terbelalak.

"Kalau kamu menolak! Papa akan mencoretmu dari daftar ahli waris. Paham?" sambung Pak Bambang.

"Tapi, Pa ....?!" Angga masih ternganga dan tersentak.

"Tak ada tapi-tapian. Papa tidak sedang meminta persetujuan mu. Papa sedang memberi perintah!" Pak Bambang segera berlalu dari hadapan putranya tanpa menunggu putranya menjelaskan atau memberi jawaban.

Sedangkan Angga hanya mematung dengan dada kembang kempis.

"Apa? Menikah dengan Mira? Gila ...!" sungutnya.

FLASH BACK OFF

*****

Setelah hari itu. Pernikahan antara Angga dan Mira pun digelar besar-besaran. Pak Bambang benar-benar mempersiapkan semuanya dengan serapi mungkin. Dia tak ingin citra baiknya tercoreng di hadapan mitra kerjanya.

Mira sebenarnya menolak untuk dinikahkan dengan bosnya yang dingin dan terkesan arogan. Tapi, Mira mendapatkan tawaran yang cukup menggiurkan dari Pak Bambang jika dia mau diajak bekerja sama.

Dan Mira setuju. Dia membutuhkan uang.

Namun, siapa sangka bahwa keputusannya itu telah membawanya menuju neraka pernikahan yang nyata. Angga sangat membencinya. Pernikahan itu hanyalah sebuah pernak-pernik demi untuk menjaga martabat keluarga besar Pak Bambang agar tidak menanggung malu. Dan Mira, dia harus menjalani pernikahan yang sangat menguras air mata dan kesabarannya.

"Tidurlah di kamar ini! Ini adalah kamar tamu. Aku tidak akan tidur sekamar denganmu!" Angga berbicara dengan sangat dingin kepada wanita yang baru saja ia nikahi.

Ya, Angga memang menuruti semua permintaan ayahnya. Tapi, dia bersumpah untuk membuat Mira tidak betah tinggal di dekatnya.

"Baik, Pak," kata Mira dengan bahasa formal.

"Jangan menemuiku jika aku tak memintamu, paham?" Angga menekankan ucapannya dengan sangat tegas.

"Dan jangan berbicara denganku jika aku tak memulai pembicaraan!" tandasnya.

"Siap, Pak," sahut Mira dengan wajah tertunduk.

"Besok pagi aku akan mengirimkan beberapa peraturan di dalam pernikahan konyol ini. Kau harus mematuhinya! Paham?!" Pria ganteng itu mengarahkan telunjuknya ke wajah Mira.

Mira hanya diam tak bergeming.

"Mungkin semua kegilaan ini hanya akan berjalan beberapa bulan saja! Setelah itu kau boleh menghilang dari hadapanku! Oh ya ... uang bayaran dari Papa dan Mama sudah ditransfer ke rekeningmu!" sambungnya tanpa melihat wajah Mira.

"Baik, Pak " Mira kembali mengangguk paham.

"Jangan berharap banyak dari pernikahan ini! Aku akan mencari cara untuk cerai dan berpisah darimu!" Angga terlihat bersungut-sungut dan masuk ke dalam kamar pribadi miliknya.

Sedangkan Mira, dia masih terpaku di ruang tengah. Dia mendesah panjang sembari mengusap dadanya berulang kali supaya tetap sabar dalam menghadapi sikap dingin suaminya.

"Seandainya aku tak butuh uang untuk membayar hutang Ibu, aku tak akan menerima tawaran Pak Bambang. Huuft." Wanita itu menggumam.

Angga tak menghiraukan istrinya yang masih mematung. Pria itu segera naik ke lantai 2 untuk menempati kamar baru yang telah dipersiapkan oleh orang tuanya.

Mira mendongak. Dia menatap suaminya yang melangkah dengan angkuh.

"Huft! Kenapa aku bisa terjebak dalam pernikahan gila ini?!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!