Arief adalah seorang mahasiswa jenius teknik informatika dari Indonesia yang hidupnya berubah total ketika sebuah artefak misterius dari sebuah pameran purbakala melebur ke dalam tubuhnya. Ia terlempar ke Benua Azure Timur, sebuah dunia fantasi xianxia (kultivasi) yang dipenuhi sihir, Binatang Spiritual, dan kultivator perkasa.
Di dunia barunya, Arief menemukan bahwa artefak itu telah memberinya warisan terlarang: Akar Spiritual Lima Elemen Surgawi, bakat kultivasi tertinggi yang dapat menarik perhatian dan keserakahan sekte-sekte raksasa. Demi keselamatannya, ia diselamatkan dan dibawa oleh kultivator wanita dingin, Lin Xiu, ke Sekte Awan Bening.
Master Sekte Tian, yang menyadari potensi luar biasa Arief, segera mengangkatnya sebagai murid langsung dan memberinya misi genting: menyembunyikan bakatnya. Arief, si "naga yang menyamar sebagai ular," harus menggunakan kecerdasan dan logika programmer-nya untuk menguasai teknik kultivasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sourcesrc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2: Sekte Awan Bening dan Tatapan Mata yang Menghakimi
Piringan kristal yang mereka tumpangi melaju dengan kecepatan tinggi melintasi langit malam, meninggalkan hutan gelap di bawah mereka. Arief harus berpegangan erat agar tidak terlempar, meskipun ia merasakan kekuatan barunya membuat cengkeramannya lebih kuat dari biasanya. Angin yang menerpa wajahnya terasa seperti ribuan jarum, tetapi ia menikmatinya. Sensasi terbang ini sungguh memabukkan, jauh melampaui segala wahana ekstrem yang pernah ia coba di Bumi.
Lin Xiu, berdiri di depan, tampak tenang dan anggun. Jubahnya berkibar dramatis, dan auranya yang dingin seolah menahan angin untuknya. Mei Hua, di sisi lain, sesekali melirik Arief dengan mata berbinar penasaran, senyum kecil tak pernah lepas dari bibirnya.
"Anginnya sangat kencang, bukan?" tanya Mei Hua, suaranya sedikit meninggi agar terdengar. "Ini adalah Artefak Terbang standar. Artefak yang lebih tinggi bahkan bisa melewati setengah benua dalam sehari! Apakah duniamu memiliki hal seperti ini, Arief?"
Arief tersenyum. "Kami memiliki pesawat terbang, Nona Mei Hua. Itu bisa menampung ratusan orang dan terbang mengelilingi planet kami. Tapi sensasinya tidak sepersonal dan sedekat ini dengan alam."
Mei Hua membulatkan matanya. "Seratus orang! Dunia yang aneh!"
Lin Xiu melirik ke belakang, pandangan dinginnya menyiratkan teguran pada Mei Hua agar berhenti berbicara. Mei Hua hanya menjulurkan lidah sedikit ke arah Arief, isyarat kekanak-kanakan yang kontras dengan pakaian kultivatornya.
Setelah sekitar setengah jam perjalanan yang memukau, di mana Arief melihat pemandangan pegunungan yang diselimuti kabut dan sungai yang berkilauan seperti benang perak, Sekte Awan Bening mulai terlihat.
Sekte itu terletak di puncak gunung tertinggi di wilayah itu, diselimuti oleh formasi perlindungan yang memancarkan cahaya biru samar. Bangunan-bangunan sekte itu sebagian besar terbuat dari batu giok putih dan marmer yang berkilauan, dengan atap genteng emas yang memantulkan cahaya bulan. Udara di sekitar puncak gunung itu terasa lebih padat dengan Qi Surgawi—sebuah bukti bahwa lokasi sekte itu dipilih dengan hati-hati.
Piringan kristal itu melewati gerbang formasi dan mendarat di alun-alun batu giok yang luas. Alun-alun itu nyaris kosong di malam hari, hanya diterangi oleh lentera-lentera yang digantung di tiang-tiang ukiran naga.
"Kita sudah sampai," kata Lin Xiu, melompat turun dengan anggun. "Ikuti aku. Kita akan langsung menghadap Master Sekte. Ingat, tunjukkan rasa hormat. Master Sekte Tian adalah orang yang baik, tetapi kekuatannya sangat besar. Satu hembusan nafasnya bisa membunuhmu."
Arief mengangguk serius. Ia sudah tahu dari banjir informasi di kepalanya bahwa Master Sekte Tian mungkin berada di Tahap Jiwa Baru Lahir, sebuah tingkatan di mana kultivator sudah bisa meninggalkan tubuh fisik dan mengendalikan energi alam secara bebas.
Lin Xiu memimpin Arief dan Mei Hua melewati lorong-lorong berliku yang dihiasi dengan kaligrafi kuno dan patung-patung dewa. Bau dupa cendana yang menenangkan memenuhi udara.
Mereka akhirnya tiba di sebuah aula besar di pusat Sekte. Di dalamnya, seorang pria paruh baya, tetapi terlihat seperti berusia 30-an, duduk di singgasana batu giok yang tinggi. Dia mengenakan jubah sutra biru tua yang disulam dengan awan perak. Wajahnya tenang, memiliki janggut tipis yang rapi, dan matanya tertutup, seolah-olah dia sedang bermeditasi. Namun, Arief merasakan tekanan keberadaan yang luar biasa darinya, seolah-olah ia sedang berdiri di hadapan gunung yang siap meletus.
"Murid Lin Xiu, Murid Mei Hua, memberi hormat kepada Master Sekte," ucap Lin Xiu dan Mei Hua serempak, membungkuk dalam-dalam.
Arief mengikuti nalurinya. Ini adalah momen yang kritis. Ia membungkuk dengan hormat yang ia anggap pantas, menyatukan kedua tangan di depan dada. "Arief, seorang pengembara yang tersesat, memberi hormat kepada Master Sekte."
Master Sekte Tian perlahan membuka matanya. Matanya bersinar seperti dua bintang di malam hari. Tatapannya tertuju pada Arief, dan Arief merasa seolah-olah jiwanya sedang di telanjangi. Ini bukan tatapan permusuhan, tetapi pemeriksaan menyeluruh yang mendalam.
"Lin Xiu, jelaskan," ujar Master Sekte Tian, suaranya dalam dan resonan, memenuhi aula tanpa perlu meninggikan volume.
Lin Xiu menjelaskan pertemuan mereka di Hutan Reruntuhan Abadi, tentang pakaian aneh Arief, dan kisah Artefak Transpor yang melebur. Ia mengakhiri dengan menunjukkan tato naga di pergelangan tangan Arief.
"Artefak Transpor... Akar Spiritual Lima Elemen Surgawi," Master Sekte Tian bergumam. Ia bangkit dari singgasananya, sebuah gerakan yang terasa seperti gunung yang mulai bergerak.
"Arief," katanya, berjalan mendekati Arief. "Biarkan aku melihat."
Arief tanpa ragu mengulurkan tangan. Master Sekte Tian meletakkan jari telunjuknya dengan lembut di pergelangan tangan Arief, tepat di atas tato naga.
Saat sentuhan itu terjadi, Arief merasakan gelombang Qi yang begitu murni dan kuat mengalir ke dalam dirinya. Itu bukan serangan, melainkan pemeriksaan. Qi Surgawi itu melaju kencang melalui meridiannya, memverifikasi setiap inci dari tubuh dan jiwanya.
Master Sekte Tian menarik tangannya setelah beberapa saat. Ekspresinya kini adalah perpaduan antara keheranan dan kegembiraan yang tersembunyi.
"Akar Spiritual Lima Elemen Surgawi yang sempurna. Energi awal yang murni. Dan ia memang tidak berasal dari Benua Azure Timur," putus Master Sekte Tian. "Arief, kau adalah keajaiban. Atau kutukan. Di dunia ini, keajaiban dan kutukan seringkali adalah dua sisi dari mata uang yang sama."
Arief tetap tenang. "Master Sekte, saya hanya ingin bertahan hidup. Jika ini adalah dunia baru saya, saya akan belajar dan menghormati aturannya."
Master Sekte Tian tersenyum tipis. "Sikap yang bagus. Kau datang pada waktu yang tidak terduga. Sekte Awan Bening saat ini sedang menghadapi masa sulit. Keberadaanmu bisa membawa berkah atau malapetaka."
Dia kembali ke singgasananya. "Lin Xiu, Mei Hua, kalian berdua telah melakukan tugas dengan baik. Kembalilah dan istirahat. Aku akan berbicara dengan Arief secara pribadi."
Lin Xiu menatap Arief sebentar, ekspresi peringatan di matanya, sebelum membungkuk dan meninggalkan aula bersama Mei Hua, yang memberinya lambaian kecil penuh arti di belakang punggung Lin Xiu.
Ketika mereka berdua pergi, kesunyian di aula menjadi menakutkan, hanya ada Master Sekte Tian dan Arief.
"Duduklah, Nak," perintah Master Sekte Tian, menunjuk ke bantal yang ada di hadapannya.
Arief duduk.
"Kau jujur. Itu bagus. Aku tidak bisa mencium bau kebohongan darimu, yang berarti kau benar-benar tidak tahu apa-apa tentang dunia ini. Sekarang, aku akan memberimu beberapa pilihan, dan kau harus memilih dengan bijak. Nasibmu tergantung pada ini."
Master Sekte Tian menjelaskan situasinya. Sekte Awan Bening adalah sekte yang relatif besar, tetapi mereka terperangkap di antara dua sekte raksasa yang serakah: Sekolah Pedang Langit Merah yang agresif dan Istana Kabut Dingin yang misterius. Jika kabar tentang Arief dan Akar Spiritual Lima Elemen Surgawinya menyebar, Sekte Awan Bening akan menjadi sasaran empuk, karena dua sekte raksasa itu akan menuntut penyerahan Arief.
"Pilihan pertama," kata Master Sekte Tian. "Aku bisa menghapus ingatanmu, memberimu beberapa uang perak, dan melemparmu ke kota terdekat. Kau akan hidup sebagai orang biasa. Aman, tetapi seluruh potensimu akan hilang."
"Pilihan kedua," lanjutnya, matanya menatap tajam. "Aku akan menerimamu sebagai murid langsungku. Aku akan menggunakan formasi sekte dan seluruh sumber daya untuk menyembunyikan bakatmu dan melatihmu. Jika kau berhasil, kau akan menjadi penyelamat Sekte Awan Bening. Jika kau gagal, seluruh sekte bisa dihancurkan bersamamu."
Arief tidak perlu berpikir lama. Kembali ke Bumi tidak mungkin. Hidup sebagai orang biasa di dunia baru yang penuh keajaiban ini terasa seperti pengkhianatan terhadap takdirnya.
Ia mengangkat kepalanya, matanya dipenuhi tekad yang baru ia sadari ia miliki. "Master Sekte, terima kasih atas belas kasihan Anda, tetapi saya memilih yang kedua. Jika takdir membawa saya ke sini dengan bakat ini, saya akan menggunakannya. Saya akan menjadi murid Sekte Awan Bening."
Master Sekte Tian tertawa. Tawa yang kuat dan berwibawa. "Bagus. Aku suka keberanianmu. Tapi ingat, menjadi muridku berarti kau harus menanggung beban yang luar biasa. Namamu akan dicatat sebagai murid yang paling berbakat, tetapi juga paling berisiko."
Dia mengambil sebuah token giok dari sabuknya dan melemparkannya kepada Arief. Token itu diukir dengan simbol awan dan naga.
"Ini adalah Token Murid Langsung. Dari saat ini, kau adalah murid terakhir dan satu-satunya yang secara pribadi akan kuajarkan. Kau tidak perlu khawatir tentang masalah sekte lain saat ini. Fokusmu hanyalah satu: Kultivasi. Dalam lima tahun, kau harus mencapai Tahap Pondasi Dasar. Itu adalah batas waktu yang kuberi. Jika kau gagal, risiko untukmu dan sekte akan terlalu besar."
Lima tahun untuk mencapai Pondasi Dasar? Arief ingat dari pengetahuan yang ia serap bahwa ini adalah permintaan yang luar biasa berat. Mayoritas kultivator membutuhkan 20 hingga 50 tahun untuk mencapai tahap itu.
"Saya akan melakukannya, Master Sekte," jawab Arief, menggenggam token itu dengan erat.
Master Sekte Tian mengangguk puas. "Mulai besok, aku akan memberimu teknik kultivasi terbaik Sekte Awan Bening: Kitab Suci Awan Naga Unggul dan Teknik Pedang Ilahi Sembilan Surga. Aku juga akan memberimu tempat tinggal yang istimewa. Ikuti aku."
Master Sekte Tian membawa Arief keluar dari aula dan menuju sebuah paviliun kecil yang terletak di tepi tebing, dikelilingi oleh air terjun mini dan hutan bambu. Qi Surgawi di sini terasa jauh lebih pekat daripada di area sekte lainnya.
"Ini adalah Paviliun Naga Tersembunyi. Tempat ini memiliki formasi perlindungan dan pengumpulan Qi terbaik di sekte ini. Tidak ada yang akan mengganggumu di sini. Hanya aku yang memiliki kunci untuk masuk," jelas Master Sekte Tian. "Di dalamnya terdapat ruang kultivasi, perpustakaan kecil, dan ruang tidur. Besok pagi, aku akan mengirim seseorang untuk membawakan Kitab Sucimu."
Saat mereka mencapai gerbang Paviliun, mereka bertemu dengan seorang wanita yang sedang berdiri di sana, seolah-olah dia sudah menunggu.
Dia adalah wanita dewasa, mungkin di akhir usia 20-an atau awal 30-an. Dia mengenakan jubah sutra ungu tua yang memeluk tubuhnya dengan indah. Wajahnya adalah lambang keanggunan klasik Tiongkok, dengan mata phoenix yang panjang dan bibir merah yang menawan. Auranya tenang, tetapi Arief bisa merasakan kekuatan tersembunyi yang jauh lebih besar daripada Lin Xiu.
"Master Sekte," sapanya dengan suara merdu, membungkuk sedikit. "Saya dengar Anda telah mengambil murid langsung baru. Dan dia berada di sini."
Matanya yang tajam beralih ke Arief. Arief merasa tatapan itu lebih menghakimi dan menuntut daripada tatapan Master Sekte Tian.
"Arief, perkenalkan," kata Master Sekte Tian. "Ini adalah murid pertamaku, Penatua Tertinggi Sekte Lu Xinyue. Dia adalah murid yang paling berbakat, dan sekarang dia bertanggung jawab untuk mengelola sebagian besar urusan sekte. Dia akan menjadi Kakak Senior Terbesarmu. Xinyue, ini Arief."
Arief membungkuk hormat. "Salam, Kakak Senior Tertinggi Lu Xinyue."
Lu Xinyue hanya menatapnya tanpa senyum. "Salam, Arief. Aku dengar kau memiliki Akar Spiritual Lima Elemen Surgawi. Itu adalah bakat yang memukau. Namun, bakat tanpa usaha adalah racun. Sekte ini telah memberimu kesempatan. Aku harap kau tidak menghancurkannya dengan potensi yang sia-sia."
Nada suaranya dingin, namun Arief mendeteksi ada sedikit kekhawatiran yang tersembunyi di baliknya. Kekhawatiran akan beban yang akan ia bawa pada sekte ini.
"Saya mengerti kekhawatiran Kakak Senior. Saya berjanji, saya akan bekerja keras. Saya tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan Master Sekte," jawab Arief dengan nada tegas.
Lu Xinyue mengangguk singkat. "Baiklah. Aku akan memberimu buku-buku dasar tentang Sejarah Benua, formasi, dan ramuan. Pelajari itu malam ini. Master Sekte akan mengajarimu teknik kultivasi besok. Jangan membuat masalah, dan jangan membuatku kecewa."
Dia menyerahkan sebuah kantong kecil yang terasa ringan. Arief tahu ini adalah Cincin Tata Ruang yang dijelaskan dalam informasi yang ia dapatkan—artefak penyimpanan dimensi.
"Terima kasih, Kakak Senior," kata Arief.
Lu Xinyue melirik Master Sekte Tian. "Master Sekte, saya permisi. Masih ada urusan yang harus saya selesaikan sebelum fajar."
Dia membungkuk sekali lagi dan menghilang dalam sekejap mata, seolah-olah dia tidak pernah ada di sana. Arief terkesan. Kekuatan wanita ini pasti jauh melampaui Lin Xiu.
"Jangan ambil hati kata-kata Xinyue," kata Master Sekte Tian, melihat ekspresi Arief. "Dia hanya khawatir. Dia telah mengorbankan banyak hal untuk sekte ini. Dia adalah murid terbaikku, dan dia membawa beban yang jauh lebih berat darimu."
"Sekarang, masuklah. Istirahatlah. Gunakan malam ini untuk mulai berkultivasi dengan Teknik Pernapasan Inti Naga Awal yang kau pelajari tadi. Rasakan Qi Surgawi. Besok adalah awal dari hidup barumu."
Arief membungkuk dalam. "Saya mengerti, Master Sekte. Terima kasih atas rahmat Anda."
Master Sekte Tian tersenyum. "Kau adalah naga yang baru terbangun, Arief. Aku ingin melihatmu mengaum."
Setelah Master Sekte Tian pergi, Arief memasuki Paviliun Naga Tersembunyi. Tempat itu luar biasa. Furnitur kayu wangi, bantal sutra, dan yang paling penting, aliran Qi Surgawi yang memabukkan.
Ia membuka Cincin Tata Ruang yang diberikan Lu Xinyue. Di dalamnya terdapat tumpukan buku, pil ramuan, dan beberapa botol cairan.
Arief tersenyum. Ia tidak lagi berada di kampus yang dingin di Bandung. Ia berada di dunia di mana ia harus menjadi lebih kuat untuk bertahan hidup. Dengan keindahan dan bahaya yang mengintai di setiap sudut, dan janji kultivasi abadi di depan mata, ia menarik napas dalam-dalam, duduk bersila, dan mulai berkultivasi.
Lima tahun untuk mencapai Pondasi Dasar. Aku harus berhasil, tekad Arief.
Di luar paviliun, bulan bersinar terang, dan di langit, tato naga di pergelangan tangannya memancarkan cahaya hitam yang samar, siap untuk menyerap energi yang tak terbatas.