NovelToon NovelToon
Daniel & Hana

Daniel & Hana

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Duda / Percintaan Konglomerat
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Arashka

Welcome to the sequel of You're Mine Brianna

Perjalanan seorang Hana Elodie Brown menghindari Ayahnya yang otoriter terhadap dirinya. Berbagai cara ia lakukan agar hidupnya bisa terbebas dari aturan yang menurutnya tak sesuai dengannya. Sampai pada suatu ketika, Hana dipertemukan oleh takdir dengan seorang pria yang tak pernah ia inginkan semasa hidupnya, Daniel Leonardo Smirnov. Seorang mafia yang dunianya penuh dengan kegelapan melebihi tempat tergelap di dunia. Mampukah Hana menjadi penerang bagi Daniel dan akankah Daniel mampu memberikan kehidupan yang diinginkan oleh Hana? Simak terus kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Pemberontakan

"Berhati-hatilah sayang. Kau jangan khawatir, Mom akan menjaga Liam dengan sangat baik." 

"Mom, maaf aku sudah sangat merepotkanmu." Hana menatap mata Christy dengan mata yang berkaca-kaca. 

"Pergilah, kau berhak bahagia dengan pilihanmu yang lain. Lagi pula, Mom percaya kau tak akan melakukan kesalahan yang sama kali ini." ujar Christy lalu memeluk anak semata wayangnya. 

"Liam..." sahut Hana.

"Percayakan pada Mommy sayang. Para pria yang akan dijodohkan denganmu, belum tentu bisa menerima masa lalumu dengan baik. Bukankah suatu saat kau ingin mengenalkan pada dunia bahwa Liam adalah anakmu?" ujar Christy dan Hana mengangguk.

"Maka pergilah, bekerjalah di tempat yang kau inginkan dan carilah pria yang bisa menyayangimu dan Liam dengan tulus. Jika kau berhasil, maka kau akan bisa membawa Liam bersamamu." Christy meyakinkan Hana. 

"Aku pergi, berikan kecupan di pipi Liam untuk mewakilkanku, Mom. Aku akan mengabarimu dengan nomor baru, aku juga akan selalu mengirimkan uang untuk semua kebutuhan Liam." ujar Hana.

Christy mengangguk lalu mencium kedua pipi Hana. 

Dengan berat hati, Hana meninggalkan anaknya dengan langkah cepat. Hana berusaha untuk pergi dari rumahnya secara diam-diam di tengah malam dibantu oleh Christy, sang ibu. Entah sudah berapa kali ia kabur dari rumah hanya untuk menghindari ayahnya yang selalu mengatur kehidupannya tapi selalu gagal. Hana bahkan tak pernah diberikan kesempatan untuk mengutarakan keinginannya dalam berbagai hal. Kekuasaan dan kepemimpinan di dalam rumahnya terpusat pada satu individu tanpa mementingkan pendapat yang lainnya.

BUGH

Hana melempar ranselnya ke bawah, lalu ia perlahan menuruni pagar rumahnya yang cukup tinggi.

"Ini bukan kali pertama aku melakukannya, tapi mengapa kali ini terasa sangat menakutkan." Ucap Hana dengan nafas yang tersengal.

"Ku harap Daddy tak akan menemukanku kali ini." lanjutnya sembari menggendong tas ransel yang berisikan beberapa pakaian serta uang tunai yang sangat banyak di dalamnya.

Hana mulai berlari kecil meninggalkan lingkungan rumahnya. Ia bertekad untuk tak akan kembali ke sana dalam waktu dekat. Ide gila ayahnya yang akan menjodohkan dirinya dengan pria yang sudah memiliki dua istri, membuatnya benar-benar kesal dan melakukan pemberontakan lagi.

Ya, perjodohan gila ini memang bukan yang pertama. Entah mengapa Ayahnya begitu obses untuk menikahkan Hana dengan pria yang menurut Ayahnya bisa membuat kehidupan Hana menjadi lebih baik. Padahal semua pria yang dikenalkan padanya, sangat tidak memenuhi standar kriteria calon suami idaman menurut Hana.

"Daddy yakin kau akan bahagia dengan dia, Hana! Apa yang kau ragukan lagi?!" Teriak Jordan dengan keras karena kesal.

"Apakah Daddy buta? Pria itu sudah tua, Dad! Aku tidak mau!" dengan lantang Hana menolak keras keinginan Jordan, sang Ayah.

"Tua? Kau bahkan masih memikirkan usia yang justru menurut Daddy itu tak berarti apa-apa dibandingkan kehidupanmu yang akan sangat bahagia dan bergelimang harta nantinya?!" Jordan tak kalah kesal dari sang putri.

"Aku bahkan bisa menemukan pria kaya yang lainnya dengan usia muda juga berparas tampan!"

"HANA!"

"Oh come on, Dad. Bahkan aku tak bisa menikmati kegiatan ranjangku dengan pria yang sudah berbau tanah!"

"Kau ingin yang masih segar rupanya." sahut Jordan.

"Tentu saja! Anakmu ini masih muda dan seksi. Jika aku bisa mendapatkan pria tampan nan gagah, mengapa aku harus menyerahkan diriku ini pada seorang pria tua?"

"Baiklah, aku akan mengenalkanmu pada Louis. Kebetulan kemarin dia menghubungi Daddy dan ingin bertemu denganmu." ujar Jordan yang masih tak patah arang untuk menjodohkan Hana.

"Dad, are you kidding me? Louis anak dari sahabatmu?!"

Jordan mengangguk semangat.

"Dad! Dia sudah memiliki dua istri! Apa Daddy sudah tak waras? Mengapa semua pria yang ingin kau kenalkan padaku tak ada yang normal? Dengan sangat yakin, tentu saja aku akan menolak-- lagi!" Tegas Hana dengan emosi yang hampir meledak.

"HANA ELODIE BROWN! Kau sekarang sudah berani menantangku?!"

"Jelas aku menantangmu! Ini sungguh ide yang sangat gila! Ayolah Dad, beri aku kesempatan untuk menentukan hidupku sendiri! Aku sudah dewasa dan aku berhak atas itu!"

"Kau adalah anakku, jadi kau harus mengikuti semua perintahku, Hana!"

"Sebenarnya apa yang ada di dalam pikiran Daddy? Semua kehidupanku diatur oleh Daddy! Cukup Dad, cukup hanya sampai pendidikan, cita-cita dan pekerjaan yang Daddy atur. Tapi untuk percintaanku, Daddy tidak berhak melakukannya! Aku sudah terlalu banyak untuk terus mengikuti keinginan Daddy! AKU MUAK, DAD!"

"JIKA KAU MEMANG BISA MENGATUR HIDUPMU, SEHARUSNYA KAU TIDAK SAMPAI HAMIL DI LUAR PERNIKAHAN HANA!" Teriak Jordan yang tak kalah kencang dari suara Hana. 

Begitulah pertengkaran yang terjadi sekitar tiga hari yang lalu. Hana meringis saat otaknya memutar kembali bayangan saat Hana dipertemukan dengan seorang pria tua yang akan dijodohkan dengannya. Hana juga menggelengkan kepalanya saat ia membayangkan menjadi istri ketiga dari anak sahabat ayahnya. Meski Louis cukup tampan, tapi itu tak akan menjadi alasan Hana untuk menerima perjodohan gila ini. 

Sebenarnya Hana cukup tahu diri mengenai kondisinya saat ini. Ia yang bahkan tidak menyandang status istri atau pun janda, tapi kini sudah memiliki anak. Lalu apa yang ia harapkan? Menikah dengan seorang perjaka yang bisa menerima status dirinya adalah hal yang mustahil. 

TING

TONG

Hana baru saja sampai di apartemen milik sahabatnya, Mia. Cukup lama Hana menunggu Mia membukakan pintu. Hana bahkan hampir menyerah setelah ia berkali-kali menekan bel dan bahkan menggedor pintunya.

"Apa dia sudah tidur? Atau ia tak ada di dalam?" Ujarnya bermonolog.

Baru saja Hana akan melenggang pergi, Mia tiba-tiba saja membuka pintunya. Hana memutar tubuhnya dan menghembuskan nafasnya dengan lega.

"Oh syukurlah. Biarkan aku menginap di sini untuk beberapa waktu, Mia." ujar Hana yang tak memberikan jeda pada Mia untuk berbicara.

Mia tak menjawab, ia hanya menyampingkan tubuhnya memberikan celah agar Hana bisa masuk ke dalam apartemennya. Sepertinya Mia memang sudah terbiasa dengan kedatangan Hana yang selalu tiba-tiba.

"Kali ini kau menghindari apa lagi, Hana?" Tanya Mia saat ia sudah menutup pintunya.

"Ayah gilaku akan menjodohkanku dengan pria yang aarrghhhh!!!!!" Hana menjawabnya dengan nada kesal dan menjatuhkan tubuhnya begitu saja ke atas sofa empuk.

"Baguslah, berarti kau akan segera menikah." jawab Mia.

"Bagus? Aku penasaran apakah kau akan tetap mengatakan ini ide bagus jika aku mengatakan ayahku akan menjodohkanku dengan anak sahabatnya yang sudah memiliki dua istri?!"

"APA?!" Pekik Mia tak percaya. Mulutnya terbuka lebar tanda tak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh sahabatnya.

"MIAAA AKU MUAK DENGAN SEMUANYA!!!" Teriak Hana dengan frustasi.

"Ini ide gila, Hana. Jika aku berada di posisimu, aku pun akan melakukan hal yang sama denganmu." ujar Mia membenarkan pemberontakan yang dilakukan oleh Hana.

"Kau boleh menginap di sini selama yang kau mau." lanjut Mia.

Hana menggeleng, "Aku tak akan lama di sini. Sudah pasti Daddy akan menemukanku dan membawanya kembali untuk menikahkanku dengan pria sialan itu."

"Yaa terserah kau saja."

"Mia, besok aku akan mengambil semua uang yang selalu ku kirim padamu." ujar Hana.

Selama ini, Hana selalu membagi uang gaji setiap bulannya untuk di kirim ke rekening Mia dan Bethany juga untuk membiayai anak yang tak bisa ia ceritakan pada siapapun termasuk sahabatnya. Hana berjaga-jaga jika suatu waktu ia harus pergi dari rumahnya, ia sudah memiliki tabungan lain tanpa harus bisa di lacak keberadaannya melalui kartu debit miliknya.

TBC

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!