Kayra Maheswari seorang wanita yatim piatu, hidup bersama adik satu-satunya yang di vonis sakit parah. Demi membiayai pengobatan adiknya, Kayra terpaksa melakukan cinta satu malam dengan seorang pria kaya.
Kenzo Alexander pada saat itu sedang dilema karena patah hati setelah diselingkuhi oleh kekasihnya, pada malam itu temannya sengaja membayar seorang wanita untuk menjadi teman tidurnya
Setelah kejadian itu, Kayra merasa hancur dan bersalah. Namun, dia tidak memiliki pilihan lain ia tetap harus melanjutkan hidupnya. Suatu hari, Kayra ditawarkan pekerjaan sebagai pembantu rumah mewah dengan gaji yang fantastis. Siapa sangka bahwa pemilik rumah mewah itu adalah pria yang pernah melakukan cinta satu malam dengannya. Kayra gugup dan takut jika pria itu mengenali dirinya.
Akankah Kenzo mengetahui bahwa Kayra adalah wanita yang pernah ia kencani?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Kenzo Part 2
Hari yang di tunggu pun akhirnya tiba, Kenzo sudah mantap dengan keputusannya, dan ia mengirimkan surat resign terhadap perusahaan Gemilang Energi milik Tuan Beni, Tuan Beni sendiri sempat syok atas resign nya Kenzo dari perusahaannya.
Sambil menghela napasnya, Kenzo mulai melangkah pelan dengan tubuhnya yang tegap menuju pintu masuk lobby kantor, semua mata tertuju padanya, mereka tak percaya bahwa presdir mereka kini telah kembali, mendadak seisi kantor menjadi heboh.
Laura yang saat ini berada di lantai dua belas dekat dengan ruangannya Tuan Edward, belum menyadari jika di lantai dasar sudah ada Kenzo di sana, tidak lupa Kevin datang menghampiri dan menyambutnya.
"Selamat pagi Tuan!" sapanya sembari membungkuk.
" Selamat pagi juga Kevin, bagaimana situasi di lantai dua belas?" Kenzo sampai menengok ke arah kanan dan kiri, ia takut ada orang lain yang mendengarnya.
"Aman terkendali Tuan, sebaiknya Tuan segera menuju kesana, kebetulan Tuan Edward dan juga Nona Laura sudah berada di sana." ujarnya
Kenzo tersenyum menyeringai, ia sudah tak sabar memainkan sandiwaranya.
"Baiklah Kevin, saatnya kita mulai sandiwara ini, oh iya apakah Nathan sudah datang?"
" Belum Tuan, rencananya Tuan Nathan akan tiba pukul sepuluh siang, katanya ada urusan sebentar! "
Pada akhirnya Kenzo memutuskan untuk segera pergi menuju lantai dua belas, selama di dalam lift khusus petinggi perusahaan, Kenzo sempat menanyakan soal dua sahabatnya yang menurutnya sangat berjasa, yakni Johan dan juga Roby.
"Maaf sekali Tuan, ketika Tuan sudah tak memimpin di Perusahaan ini, rupanya Tuan Edward langsung memecat mereka berdua, sepertinya Tuan Edward tahu jika Pak Johan dan Pak Roby dalang atas peristiwa malam naas itu, dan sekarang saya tidak tahu keberadaan mereka berdua karena nomer ponselnya tak ada satupun yang aktif!" tuturnya.
Kenzo sempat terkejut tak percaya atas penjelasan dari Kevin, ia bersumpah akan membawa kedua sahabatnya itu untuk kembali bekerja di perusahaan Alexander.
Setibanya di lantai dua belas, Kenzo dan Kevin bergegas menuju ruangan Direksi, dimana di sana sudah ada Tuan Edward yang sedang duduk termenung, sambil menopang dagu, ia seperti sedang memikirkan sesuatu, tatapan matanya pun kosong.
Saat Kenzo berada di dalam ruangan Daddy-nya, ia telah memecahkan keheningan di dalam ruangan tersebut dan menyadarkan Daddy-nya dari lamunannya.
Melihat putra yang selalu ia harapkan kehadirannya, Tuan Edward bergegas bangkit dan menghampiri.
"Putraku, rasanya seperti mimpi ada kau disini!" ucapnya sembari memeluknya.
Kenzo sendiri membalas pelukannya, walau bagaimanapun, Kenzo menyayangi Daddy-nya, hanya saja ia tidak suka dengan watak dan juga tabiatnya.
"Putraku, apakah yang telah membuatmu datang kemari Nak? Apakah kau sudah memutuskan untuk kembali ke perusahaan Alexander?" Tuan Edward masih tak percaya jika seandainya apa yang barusan ia pikirkan adalah benar adanya.
Kenzo hanya melempar senyum ke arahnya, sehingga membuat Daddy-nya semakin diselimuti rasa penasarannya.
Kemudian Tuan Edward mempersilahkan putranya untuk duduk bersebelahan dengannya agar bisa mengobrol lebih relaks.
Kini keduanya mulai membicarakan soal keadaan perusahaan yang telah mengalami krisis cukup serius, Tuan Edward seraya meminta bantuan putranya untuk bisa mengatasi semua masalah ini, dan Kenzo pun tanpa diminta, ia sudah mantap dengan keputusannya untuk kembali ke perusahaan dan mengembalikan perusahaan Alexander seperti semula yang merupakan perusahaan besar dan tak mudah di tumbangkan.
Tuan Edward juga menceritakan soal keterlibatan seseorang atas peristiwa anjloknya saham perusahaan, namun sampai saat ini ia belum mengetahui siapa pelakunya.
Sedangkan Kenzo, ia mulai bisa menyimpulkan atas pelaku misterius yang berniat ingin menghancurkan perusahaan Alexander, tentunya ada musuh dalam selimut yang berkedok ingin menolong, tapi di belakang justru malah ingin menjatuhkan.
Tak lama Laura datang menghampiri, ia terkejut tak percaya saat melihat Kenzo berada di dalam ruangan Daddy-nya.
Dengan sikapnya yang ramah, Laura mulai menyapanya.
Sedangkan Kenzo, sebenarnya ia sangat mual bertemu dengan wanita yang sangat dibencinya, namun apa mau di kata, demi misi balas dendamnya, pada akhirnya ia memilih untuk mengalah, Kenzo kembali menyapanya, namun kali ini sikapnya cukup manis padanya.
Tuan Edward yang menyaksikannya secara langsung, ia cukup senang! Pikirnya jika Laura bisa kembali membuat Putranya jatuh hati padanya dan segera melupakan istrinya yang status sosialnya tidak setaraf.
Ketiganya mulai mengobrol dengan santai dan juga akrab, Laura selalu mencuri-curi pandang ke arah Kenzo, begitupun sebaliknya, Kenzo dengan sengaja membuat Laura menjadi salah tingkah.
'Aih, Kenzo... Kenapa semakin kesini kau malah semakin mempesona? Apalagi saat ini sikapmu mulai melunak padaku, tak sedingin seperti kemarin-kemarin, apakah kau sudah mulai bosan dengan wanita kampungan itu, dan kini kau mencoba untuk kembali lagi padaku? Seandainya itu benar, aku bersumpah tak akan pernah melepaskan kamu lagi! '
Laura bergumam dalam hati, wajahnya terus saja merona saat Kenzo kembali menatapnya dan tersenyum ke arahnya.
Sedangkan Kevin yang pada saat itu berada di dalam ruangan dan hanya berdiam diri, ia memuji kehebatan Tuannya yang mampu menciptakan atmosfer ruangan ini menjadi seperti pelangi, indah dan berwarna warni, mereka belum tahu saja bahwa ini masih permulaan atas rencana dari Tuan Kenzo, terutama kepada Laura
Menjelang jam makan siang, Nathan yang baru saja tiba satu jam yang lalu, diajak oleh Kenzo untuk makan siang bersama, dan kini mereka berempat pergi ke salah satu restoran terkenal di kota ini, berikut Laura ada di dalamnya.
Sedangkan Kevin, ia memilih untuk tetap stay berada di perusahaan dan memantau segala sesuatu yang mencurigakan.
Setibanya di Restoran, Laura sengaja duduk di sebelah Kenzo, itupun Kenzo sengaja menggeser kursi tersebut yang posisinya berada di sebelahnya, ia sendiri sampai tak percaya atas sikap Kenzo yang seperti itu, sedangkan Nathan yang melihat di depan matanya, ia tampak geram
'Dasar wanita ular tidak tahu diri, cuih? '
Nathan mengumpat dalam hati, ia sangat muak melihat tingkah laku dari Laura.
Selesai makan siang bersama, Tuan Edward sengaja mengajak Nathan untuk pergi dari Restoran dengan alasan ingin membahas masalah pekerjaannya yang selama ini ia pelajari, awalnya Nathan menolak untuk pergi, namum setelah netranya beralih ke arah Kakaknya yang memberi isyarat agar ia mengikuti ajakan Daddy-nya, pada akhirnya Nathan menyetujuinya, dan ia segera pergi meninggalkan Kenzo berduaan dengan Laura.
Dan memang Tuan Edward sengaja ingin membuat hubungan Laura dengan putranya kembali seperti dulu lagi, dan secepatnya menyingkirkan Kayra dari kehidupannya.
Setelah kepergian Tuan Edward bersama dengan putra keduanya yakni Nathan, akhirnya Laura memberanikan diri untuk berbicara.
"Bagaimana pernikahanmu dengan istrimu, apakah menyenangkan?" tanyanya penasaran.
Kenzo malah melipat tangan di atas dada, senyumnya menyeringai pait.
'Sudah ku duga kau akan bertanya seperti ini padaku, Dasar wanita iblis!'
Kenzo mengumpat dalam hati, ingin rasanya ia mencincang habis tubuh wanita di hadapannya.
"Menurutmu bagaimana?" Kenzo malah bertanya balik.
Laura yang mendengarnya, ia sampai mengerutkan kening.
"Loh, kok kamu malah tanya balik sih?"jawabnya dengan sikap sedikit menggoda
"awalnya sih menyenangkan, tapi lama kelamaan sedikit membosankan, ternyata wanita seperti istriku itu begitu kaku, aku kurang menyukainya!" Kenzo melirik sekilas dengan ekor matanya, ia penasaran dengan reaksi Laura.
Dan benar saja, Laura tersenyum lebar, seolah merasa sangat bersyukur atas apa yang Kenzo ucapkan barusan.
'Dasar wanita bodoh, ck!'
Bersambung...
🌸🌸🌸🌸🌸🌸