NovelToon NovelToon
Malam Yang Mengubah Takdir

Malam Yang Mengubah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / CEO / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Kaya Raya
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Ahmad Tyger

Anya bermimpi untuk memiliki kehidupan yang sederhana dan damai. Namun, yang ada hanyalah kesengsaraan dalam hidupnya. Gadis cantik ini harus bekerja keras setiap hari untuk menghidupi ibu dan dirinya sendiri. Hingga suatu malam, Anya secara tidak sengaja menghabiskan malam di kamar hotel mewah, dengan seorang pria tampan yang tidak dikenalnya! Malam itu mengubah seluruh hidupnya... Aiden menawarkan Anya sebuah pernikahan, untuk alasan yang tidak diketahui oleh gadis itu. Namun Aiden juga berjanji untuk mewujudkan impian Anya: kekayaan dan kehidupan yang damai. Akankah Anya hidup tenang dan bahagia seperti mimpinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Tyger, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 02 - Jejak Malam, Luka Pagi

Malam telah berlalu, sinar matahari mulai mengintip dari celah tirai jendela yang sedikit terbuka.

Anya perlahan membuka matanya dan segera menyadari bahwa ia berada di ruangan yang asing. Dengan panik, ia langsung bangun dan mencoba bangkit dari tempat tidur.

"Aduh!" Ia meringis kesakitan. Seluruh tubuhnya terasa remuk, seperti habis ditabrak mobil. Apa yang sebenarnya terjadi?

Kenapa ia bisa berada di kamar yang tidak dikenalnya?

"Sudah bangun?" Suara pria yang dalam dan berat terdengar. Seperti tarikan magnet, Anya langsung menoleh ke arah pemilik suara itu.

Matanya membelalak saat melihat sosok pria itu. Tubuhnya masih basah, hanya dibalut handuk yang melilit pinggangnya, memperlihatkan otot perut six-pack yang jelas terlihat di depan mata Anya. Wajahnya seketika memerah, mulutnya sedikit terbuka, tapi tak sepatah kata pun keluar. Pemandangan itu terlalu menggoda!

Senyuman muncul di wajah Aiden melihat reaksi Anya. Satu alisnya terangkat sedikit sambil berkata santai, “Kau suka yang kau lihat?”

Anya menegakkan kepala, menatap wajah pria itu. Tak kalah memukau dari tubuhnya, wajah blasterannya begitu tampan. Alisnya rapi, seperti terukir dengan sempurna, membingkai bola mata yang tampak sedikit cokelat saat terkena cahaya matahari.

Tapi ini bukan saatnya terpukau pada pria asing!

Tersadar dari lamunan, Anya langsung tergagap, “Si… siapa kamu? Kenapa kamu ada di kamarku?”

Senyuman Aiden langsung menghilang. Tatapan hangatnya berubah dingin seketika. Wanita ini tidak mengenalnya?

“Kamarmu?” tanya Aiden, suaranya terdengar tajam dan dingin, membuat bulu kuduk Anya berdiri.

Anya terlalu panik hingga tidak sadar bahwa kamar ini terlihat sangat mewah. Begitu menyadarinya, wajahnya langsung pucat. Tak mungkin ia bisa menyewa kamar hotel semewah ini. Lalu kenapa ia bisa berada di sini?

Ia mengangkat selimut yang menutupi tubuhnya dan terkejut saat melihat bekas-bekas jelas di seluruh tubuhnya—hasil dari malam yang mereka lalui bersama.

“Apa kita… kita…” Air mata mulai memenuhi mata Anya. Perasaan malu, marah, takut, dan bingung bercampur jadi satu, membuatnya kehilangan kata-kata. Aiden menatap Anya dalam diam, dan menyadari bahwa semalam adalah pertama kalinya bagi wanita itu.

Kakinya lemas, ia jatuh terduduk di atas karpet, kepalanya tertunduk di sisi ranjang. Potongan-potongan memori semalam perlahan kembali ke pikirannya. Dialah yang memohon bantuan pria itu. Dialah yang mencium pria itu lebih dulu!

Anya menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Malu dan kesal pada dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia begitu mabuk dan salah masuk kamar orang lain? Ia merasa sangat bodoh.

Anya mengangkat wajahnya, menatap Aiden dengan bingung. Apa maksud dari semua ini?

Melihat kebingungan di mata Anya, Aiden hanya bisa menghela napas dan menggeleng pelan. Wanita ini begitu polos. Dia bahkan tidak tahu bahwa dirinya telah dijebak.

“Dengan siapa kau keluar semalam? Kau tidak sadar seseorang sengaja memberimu obat?”

Obat?! Seseorang memberinya obat?! Pantas saja ia tak sadar semalaman.

Kepala Anya terasa pusing, telinganya berdengung saat mencoba mengingat kembali kejadian malam itu. Kakak tirinya, Natali, mengajaknya bertemu dan menawarkan bantuan untuk biaya pengobatan ibunya. Saat bertemu, Natali terlihat biasa saja, bahkan sempat memberinya minuman.

“Minumlah!”

“Natali! Ini pasti perbuatan Natali.”

“Kau sepertinya tahu siapa pelakunya,” kata Aiden pelan.

Ya, Anya tahu. Tapi kenapa Natali melakukan ini padanya? Meski mereka tidak sedarah, Anya tak pernah berbuat jahat padanya. Ia bahkan menganggap Natali seperti kakak sendiri.

Aiden memandangi Anya yang termenung dan bertanya, “Anya Tedjasukmana, kau benar-benar tidak mengenaliku?”

Anya terkejut. Ia menatap Aiden dan balik bertanya, “Kita... saling kenal? Kenapa kamu tahu namaku?”

Anya benar-benar tidak mengenali pria ini. Ia yakin tidak mungkin melupakan seseorang dengan wajah setampan itu.

Jawaban Anya membuat Aiden semakin kesal. Rahangnya mengeras, kedua tangannya mengepal kuat. Wanita ini benar-benar tidak mengingatnya.

“Siapa kamu? Kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya Anya lagi. Tatapannya kini sedikit curiga.

Pertanyaan itu justru membuat Aiden makin murka. Ia menendang meja kecil di sampingnya dengan keras, lalu berbalik untuk berganti pakaian, meninggalkan Anya yang ketakutan sendiri.

Melihat kesempatan itu, Anya buru-buru mengenakan pakaian dan kabur dari kamar. Ia harus segera pergi dari tempat itu. Ia harus menemukan Natali dan meminta penjelasan. Kenapa Natali melakukan ini padanya?

Setelah keluar dari kamar mandi, Aiden mendapati kamarnya kosong. Wanita yang semalam bersamanya sudah pergi. Tapi Aiden tampak tenang, bahkan tersenyum tipis.

Ia segera menelepon asistennya yang paling dipercaya.

“Harris, cek rekaman CCTV semalam. Cari tahu dengan siapa Anya bertemu dan siapa yang mengirimnya ke kamarku.”

“Baik, Tuan. Tapi…” Harris menjawab dengan ragu.

Aiden menatap tajam ke arah asistennya. Ia tidak suka kata-kata yang menggantung. Biasanya Harris selalu tanggap dan tegas. Tapi hari ini, ada yang aneh dengan sikapnya.

Hari ini benar-benar buruk bagi Aiden. Ia bertemu lagi dengan Anya wanita yang ia tunggu selama ini tapi wanita itu justru tidak mengenalnya dan malah melarikan diri. Hal itu sudah cukup membuat harinya kacau. Ditambah sikap Harris yang tidak seperti biasanya, membuat emosinya makin naik.

“Foto wanita yang bersama Anda tadi malam sudah tersebar luas di internet, Tuan. Dia terlihat masuk hotel dan keluar dari kamar Anda pagi ini.”

Aiden mengernyit. Sepertinya semua ini sudah direncanakan dengan sangat matang. Bahkan berita menyebar begitu cepat.

“Cari tahu siapa yang melakukannya,” ucap Aiden. Ia tak tampak peduli dengan pemberitaan itu.

“Tuan, pertunangan Anda dengan Nona Natali bisa batal karena skandal ini. Kerja sama dengan keluarga Tedjasukmana juga bisa…” Harris mencoba mengingatkan.

Namun belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Aiden sudah mengangkat tangannya, menyuruh Harris diam.

Aiden bukan orang bodoh. Ia tahu kemungkinan besar ini semua perbuatan Natali Tedjasukmana. Mereka memang dijodohkan oleh keluarga masing-masing keluarga Atmajaya dan Tedjasukmana ingin bergabung dan menambah kekayaan mereka.

Sayangnya, Natali tidak bisa menerima kondisi Aiden. Dia mengira Aiden masih buta, dan tidak mau memiliki suami yang cacat. Maka, Natali mencari cara untuk membatalkan pertunangan ini tanpa harus menjatuhkan nama keluarganya sendiri.

Aiden hanya perlu satu hal sekarang bukti. Bukti kuat untuk membongkar semua ini.

1
Syifa Aini
kalo bisa updetnya 3 atau 4 x dalam sehari. 🥰
Syifa Aini
alur ceritanya menarik, lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!