NovelToon NovelToon
MARTA BAKRUN

MARTA BAKRUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Matabatin / Berbaikan / Menantu Pria/matrilokal / Cinta Beda Dunia / Cinta Murni
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Artisapic

Seorang pemuda berasal dari golongan menengah berharap mendapakan jodoh anak orang kaya. Dengan perjuangan yang keras akhirnya menikah juga. Menjadi menantu orang kaya, dia begitu hidup dalam kesusahan. Setelah memiliki anak, dia diusir dan akhirnya merantau. Jadilah seorang pengusaha sukses.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artisapic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XXIV ASAL JANGAN SALAH

     Dakir merasa heran atas pernyataan dari Hadi soal tulisan itu, dengan keheranan itu, Dakir akhirnya menanyakan lebih jauh lagi.

     " Hey....kamu dapat tulisan sampai hapal itu dari Bakrun, terus apa bunyi tulisan itu", kata Dakir.

    " Hu nyi nya icu hini... U lis nya," kata Hadi.

     " Hung a ang a ang....", kata Hadi.

     " Bung alang - alang", sahut Dakir.

     " A has ula ca li," kata Hadi.

      " Adas pulasari," sahut Dakir.

      " Pe ut em hung nga eu a alang", kata Hadi

      " Perut kembung nggak kepalang," terus kata Dakir.

       " Eu ala hun das nga en ti en ti,", kata Hadi.

        " Kepala bundas nggak henti-henti," jelas Dakir, seraya mengucap " Wah.....dasar pe A luh," katanya.

    Dakir ketawa setelah membaca tulisan itu, dia pikir itu hanya karangan si Bakrun. Akhirnya Dakir mengajak Hadi pulang ke rumahnya untuk makan bersama.

    Sementara itu Bakrun di kamarnya sedang asyik bersama istri dan anak. Di luar sana tampak pak Samin bersama pak Dul juga ada pak Kandeg. Pak Samin yang sedang asyik ngobrol, tiba-tiba lari menuju ke pohon mangga, lantas dia mengacungkan telunjuknya ke atas sambil digerak-gerakan , membuat pak Kandeg itu penasaran.

     Melihat dua temannya itu lari menuju pohon mangga, pak Dul juga akhirnya ikut ke tempat dimana pak Samin menunjuk sesuatu ke atas. Anehnya pak Samin, tangan kirinya memberi isyarat agar jangan berisik, pak Kandeg dan pak Dul akhirnya berjalan pelan-pelan. Setelah sampai di tempak pak Samin , lalu pak Samin dengan penuh keyakinan menunjuk ke sesuatu yang ada di atas tadi. Kemudian pak Samin lari menuju ke kursi dimana tadi dia duduk.

    " Min...ada apa sih," kata pak Dul.

    " Iya....ada apa ?" tanya pak Kandeg.

    Pak Samin memandang mereka berdua , lalu matanya memandang ke arah pohon itu. Kemudian dia memandang pak Dul,

      " Ada apa Min, ada kuntilanak ya ?" tanya pak Dul.

    Kemudian pak Samin memandang ke pohon mangga lagi dan lari ke sana lagi, diikuti oleh dua temanya itu. Seperti biasa oak Samin menunjuk ke atas, kedua temannya juga ikut memandang ke atas se arah telunjuk pak Samin. Lalu pak Samin memandang ke pak Dul.

    " Eh ....Min....ada apa ngomong Min," bisik pak Dul.

     " Iya Min, apa sih ," tanya pak Kandeg penasaran.

      Setelah itu pak Samin lari lagi menuju kursi tempatnya duduk, ia kemudian menyeduh kopi, dan ia lari lagi ke tempat semula, di pohon mangga, dan kembali telunjuknya ke atas, diikuti oleh kedua temannya. Lama juga pak Samin mengangkat telunjuknya, tiba-tiba......tot ....tot...dut ...duuuuuut, pak Samin ketawa terpingkal-pingkal setelah dia kentut.

     " Gila luh Min, kelakuanmu itu sungguh terlalu Min, kurang asem luh," gerutu pak Dul.

      " Kurang ajar luh ,min," ketus pak Kandeg sambil melempar sandal ke arah pak Samin.

      Pak Samin ketawa sejadi-jadinya, membuat dua temannya itu merasa dibohongi dari tadi.

    " Kayak baru kenal saya saja ya, sudah paham tiap kali saya mau kentut pasti begitu, maksudnya supaya perut cepat keluar isinya, gimana tadi....duuuuuuuuuuuut, ha..ha...ha...," ujar pak Samin sambil ketawa lepas.

     " Luh benar-benar gila Min,....huk ...huk...huk...," kata pak Kandeg sambil batuk-batuk.

    Akhirnya mereka menikmati hidangan kopi dan kue yang sengaja dibawa pak Samin. Mereka sahabat dari kecil dan selalu kompak.

    " Tadi tuh saya pikir ada kuntilanak atau apa lah, tahunya kentut, dasar dolog luh," kata pak Dul.

     " Iya...saya kira juga begitu, eeeeeh malah konyol, stress luh Min," kata pak Kandeg.

     " Sudah tahu saya lagi punya bayi cucu, malah kayak gitu, bikin grogi aja luh, kampret, gerutu pak Dul.

     Tapi ketiga sahabat itu akhirnya tertawa cekakakan setelah sambil duduk, pak Kandeg nungging di hadapan Pak Samin, lalu.....brot.

    Pagi itu, Bakrun sudah siap untuk berangkat, ia menunggu sahabatnya yaitu Heru dan Dakir, beberapa menit kemudian, Dakir datang disusul Heru hampir bersamaan.

      " Mana si pe A, gila dia tuh, dasar pe A," kata Dakir.

    " Emang kenapa , ada masalah ya," kata Bakrun.

     " Dia tadi sudah berangkat pagi-pagi katanya ada acara khitanan di rumah pak Didi, jadi buru-buru pergi sama ibu," lanjut Bakrun.

      "Begini Run, kemarin sore kan saya pulang tuh, lalu di jalan pos ronda itu ada si pe A, terus di bilang," kata Dakir.

      " Sudah ...jalan dulu nanti kita cerita di sana saja, takut kesiangan," kata Bakrun.

     Akhirnya mereka berangkat ke tempat pak Yudi. Setelah sampai seperti biasa mereka sarapan lalu siap kerja. Sambil menikmati sarapan di hari itu, Dakir bercerita.

" Gini Run, saya tadi kan ketemu sama si pe A itu ya, lalu dia bilang ada bacaan dari kamu, terus saya nanya, ternyata dia hapal tuh bacaan itu, lalu saya tulis, yang bunyinya itu....ha...ha...ha....," kata Dakir tak melanjutkan keburu lucu.

" Gimana sih, tulisan apa ?" tanya Bakrun.

" Aduh....pokoknya ini kerjaan kamu ya Run," kata Dakir.

" Sompret luh....tulisan apa sih," kata Bakrun penasaran.

" Itu Run, yang bunyinya....Bung alang-alang, adas pulasari.....", kata Dakir sambil ambil air minum.

" Apa sih," kata Bakrun sedikit senyum-senyum.

" Bung alang-alang, adas pula sari, terus kata pe A...perut kembung nggak kepalang, kepala bundas tak henti-henti....gitu," kata Dakir, semua di situ pada ketawa termasuk ibu-ibu dan pak Yadi sama bu Yati.

" Ini pasti kerjaan luh kan Run ?" desak Dakir.

" Ha...ha...ha...wah, rupanya pandai tuh anak," kata Bakrun sambil cekakakan.

" Dasar luh pe O, saudaranya pe A," celoteh Dakir sambil sinis dan malu.

Akhirnya, selesai sarapan lalu mereka bekerja seperti biasa.

" Run....si Lukman belum pulang juga ya," tanya ibu Yati.

" Belum bu, katanya nanti hari Minggu," jawab Bakrun.

Sementara itu Pak Dul sudah mulai bisa beraktifitas lagi, beliau hari itu rencananya mau ke sawah lihat - lihat padinya yang sebentar lagi panen. Di jalan pak Dul bertemu sama pak Mardi , ketua RT.

" Kemana luh Dul, tumben rajin ke sini, mau apa ?" tanya pak Mardi.

" Ini Te, mau lihat padi, kapan panen gitu, lah kamu kemana nih ?" tanya pak Dul.

" Sama, saya juga mau lihat padi, kayaknya tahun ini lumayan lah hasilnya," kata pak RT.

" Iya....sayangnya generasi sekarang pada nggak suka kerja di sawah, malah pada milih kerja di PT, padahal kalau pemuda yang pengen membangun kampungnya, ya di sawah ini, siapa tahu pas panen malah dapat banyak," ujar pak Dul.

" Nah, justru itu, kalau ada program pemuda yang suruh garap sawah, tentu mereka sudah punya skill Dul, pendidikan tinggi nggak kayak kita cuma SMP," kata pak RT.

" Iya, skill pemuda sekarang itu hebat-hebat, bisa bikin mesin, bikin robot sama bikin alat-alat canggih," kata pak Dul.

Mereka akhirnya berpisah di tikungan sawah, Pak ke kanan, dan pak RT ke kiri.

" Aduuuuuuuh....ada ular....ada ular," teriak pak Dul sambil lari meninggalkan sepedanya.

1
ghost face
nih saya panggilin bombe
ArtisaPic: wow....makasih ya
total 1 replies
Ceyra Heelshire
bikin novel baru lagi pak?
Oksy_K
aku kira mobil elf itu peri/Facepalm/
ArtisaPic: iy....mumpung lg liburan
total 1 replies
mhmmdrzcky
Karena aku suka banget ceritanya kayaknya mau aku habisin sekarang/Drool/ Btw mampir juga kak ke cerita aku judulnya Ensiklopedia Sunyi Yang Tak Pernah Dibaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!