NovelToon NovelToon
Dia Milikku

Dia Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Idola sekolah
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Caca99

Kisah perjalanan sepasang saudara kembar memiliki sifat yang berbeda, juga pewaris utama sebuah perusahaan besar dan rumah sakit ternama milik kedua orang tuanya dalam mencari cinta sejati yang mereka idamkan. Dilahirkan dari keluarga pebisnis dan sibuk tapi mereka tak merasakan yang namanya kekurangan kasih sayang.

Danial dan Deandra. Meski dilahirkan kembar, tapi keduanya memiliki sifat yang jauh berbeda. Danial yang memiliki sifat cuek dan dingin, sedangkan Deandra yang ceria dan humble.

Siapakah diantara dua saudara kembar itu yang lebih dulu mendapatkan cinta sejati mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 Ajakan Kerja Sama

Disekolah pun, Meldy tak seperti biasanya. Meldy lebih banyak diam dan melamun. Pijar pun menyadari keanehan sahabatnya itu.

"Mel." Pijar menepuk bahu Meldy yang sedari tadi duduk sendirian di bangku taman sekolah. "Lo kenapa? Gue perhatiin dari tadi ngelamun aja. Ada masalah apa sih?" Pijar paham betul gimana sifat Meldy. Kalau lagi mode seperti ini, biasanya sahabat nya itu pasti lagi ada masalah.

"Nggak, nggak ada apa-apa kok. Gue lagi kurang enak badan aja." Pijar menempelkan punggung tangannya di kening Meldy.

"Nggak panas kok, lo bohong yaaa sama gue. Ayolah Mel, lo nggak bisa nutupin dari gue."

Meldy menundukkan kepalanya menatap tanah. "Gue dijodohin."

"What? Apa apa apa? Gimana? Gue nggak salah dengar kan? Sama siapa? Kok bisa?." Bilang saja ekspresi keterkejutan Pijar lebay.

"Ya bisa. Gue dijodohin sama anak sahabat papa. Dan lebih bodohnya lagi, perjanjian perjodohan ini sudah mereka buat bahkan sebelum gue lahir."

"Sama siapa?."

"Sepupu lo."

"Sepupu?." Pijar berpikir sejenak, sepupu? Sepupu mana yang dimaksud Meldy. Tunggu tunggu tunggu, sepupunya yang laki-laki hanya. "Kak Danial?." Pijar membulatkan matanya.

"Hmm." Meldy mengangguk.

"Kok bisa?."

"Ya bisa lah Pijar. Buktinya aja kita udah dijodohin. Minggu depan tunangan."

"What? Minggu depan? Secepat itu? Lo bercanda Mel."

"Apa muka gue sebercanda itu?."

"Jadi? Om Hendra sama om Edgar teman lama? Kok gue nggak tau ya?."

"Gue aja baru tau sekarang. Gimana dong Pi, gue nggak suka sama pertunangan ini, gue nggak mau." Meldy menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Nggak nyangka ya, seminggu lagi sahabat gue udah jadi tunangan orang, kak Danial lagi cowoknya."

Meldy memukul lengan Pijar. "Pijar gue serius."

"Sorry sorry." Pijar kembali dengan ekspresi serius. "Emangnya nggak bisa dinego lagi?."

"Lo pikir barang."

"Negosiasi maksudnya Meldy."

"Gimana negosiasi, orang gue sama kak Danial nggak dikasih kesempatan buat nyampein pendapat."

"Ribet juga ya. Masih ada ternyata perjodohan dizaman sekarang ini."

"Gue harus gimana dong Pi, apa gue kabur aja dari rumah."

"Ngaco ngomong nya."

"Ya trus gue harus gimana dong."

"Ngomong baik-baik sama bokap lo. Jangan berpikiran sempit gitu dong."

"Males, gue lagi diemin papa. Biar papa tau kalau gue nggak suka."

"Jangan gitu lah. Gue yakin, om Hendra pasti nggak sembarangan milih jodoh buat lo. Lagian menurut gue kak Danial nggak seburuk itu kok."

"Nggak buruk apanya. Baru aja kenal, gue udah tau tuh cowok judesnya minta ampun. Kelihatan tuh dari mukanya."

Pijar merangkul Meldy. "Udah, sekarang jangan mikirin itu dulu. Mending kita kekantin. Gue udah laper nih."

"Males lah, lo aja sendiri."

"Ayolah Mel." Pijar menarik tangan Meldy, dengan langkah malas Meldy akhirnya ikut ke kantin.

Seharian disekolah, sungguh Meldy tak bersemangat. Yang ada dikepalanya sekarang bagaimana cara menggagalkan pertunangan itu.

Tak seperti Meldy yang masih mengikuti setiap proses pembelajaran walaupun tak ada satupun pelajaran yang masuk kedalam otaknya, Danial justru bolos sekolah. Dia memilih menghabiskan harinya di gudang belakang sekolah. Gudang yang jarang dikunjungi oleh murid-murid lainnya.

Menjejerkan beberapa meja lalu dia berbaring diatasnya sambil mendengarkan musik dari headphone. Meski juga tak setuju, tapi Danial tak seperti Meldy yang uring-uringan.

Brak....

Tiba-tiba pintu gudang dibuka dari luar. "Danial." Siapa lagi yang bisa membentak Danial selain Dea.

Danial tak merespon, karena memang dia tak mengetahui kedatangan Dea.

Karena kesal, Dea menarik headphone yang berada di kuping Danial. "Danial."

Danial menarik napas malas. "Apa?." Tanya Danial lalu merubah posisinya menjadi duduk.

"Lo bolos lagi? Bahkan hari ini lo sama sekali nggak ikut pelajaran dari pagi. Lo mau papa marah lagi?."

"Bodo, gue nggak peduli." Danial merebut headphone nya kembali tapi ditahan oleh Dea. "Please De, gue lagi nggak mood bercanda."

"Gue nggak bercanda Danial. Balik ke kelas lo sana, atau gue laporin sama papa." Ancam Dea.

"Laporin aja, biar papa tau kalau gue nggak suka sama perjodohan bodoh itu." Danial kembali merebut headphone nya, dan berbaring tak lagi memperdulikan Dea yang terus saja mengomel.

"Danial, iiiiih. Awas ya lo gue aduin sama bunda." Dengan perasaan kesal Dea meninggal kam Daniel di gudang itu. Tak ada gunanya juga memaksa Danial karena kakak kembarnya itu tak akan mau mendengarkan.

°°°°

"Mel, bukannya itu kak Danial ya? Lo janjian pulang bareng?." Pijar menunjuk seorang laki-laki diluar gerbang sekolah sedang duduk diatas motor nya.

"Ya nggak lah, mau jemput lo mungkin." Jawa Meldy asal.

"Ya kali jemput gue. Kesambet apa dia."

Danial turun dari motornya begitu melihat Meldy dan Pijar berdiri berseberangan dengan tempat dia memarkirkan motornya.

"Lah lah lah lah, kak Danial kesini Mel." Pijar heboh sendiri melihat Danial melangkah kearah mereka.

Kedua netra mereka beradu pandang. Grep... Danial menarik tangan Meldy.

"Ikut gue." Ucap Danial dengan wajah datar nya.

"Apa-apaan sih lo, lepas nggak." Meldy berusaha melepas cengkraman Danial di pergelangan tangannya.

"Pijar tolong gue." Meldy meminta pertolongan.

"Berdiri disana." Gertak Danial dengan tatapan yang menurut Pijar adalah tatapan yang menyeramkan.

"Sorry Mel, gue nggak bisa bantu." Ucap Pijar.

"Lepasin gue nggak." Meldy balik menatap Danial.

"Naik." Danial menyuruh Meldy naik ketas motor nya.

"Ogah, gue mau pulang sama Pijar."

"Naik gue bilang."

"Nggak mau ya nggak mau, paham bahasa Indonesia nggak sih lo."

Karena Meldy terus keras kepala, Danial menggendongnya keatas motor.

"Ini penculikan namanya." Meldy memukul-mukul punggung Danial yang sudah melajukan motornya.

"Diam atau kita bakalan jatuh."

"Biarin."

"Gue nggak akan nyulik lo, nggak ada faedahnya juga."

"Ini apa namanya kalau bukan penculikan." Danial hanya diam, membiarkan Meldy yang terus ngedumel.

Entah apa tujuan laki-laki itu repot-repot menjemput Meldy kesekolah nya. Apa dia setuju dengan pertunangan itu? Tapi kayaknya nggak deh.

Ternyata Danial membawa Meldy kesebuah cafe yang memang letaknya tak terlalu jauh dari sekolah Meldy.

"Bilang dong kalau mau traktir minum. Kalau gitu lo nggak harus repot-repot maksa gue ikut." Meldy turun dari motornya lalu melenggang masuk kedalam cafe.

"Dasar cewek aneh." Danial melepas helm nya, lalu menyusul Meldy.

Meldy telah duduk disebuah meja dengan buku menu ditangannya. "Makan boleh nggak?." Tanya Meldy, tak menunggu Danial duduk dulu.

"Terserah lo." Danial membuka jaketnya lalu duduk disampingnya Meldy.

"Lo mau apa?."

"Samain aja." Danial menatap Meldy aneh.

"Kenapa lihat-lihat, mulai naksir sama gue?." Meldy sadar kalau Danial memperhatikan nya.

"Pede banget lo."

"Jadi apa tujuan lo nyulik gue?." Tanya Meldy.

"Gue mau kita kerja sama untuk batalin pertunangan itu."

"Caranya?."

"Ya lo bantu mikir lah."

"Gue nggak bisa mikir kalau laper."

Lagi-lagi Danial hanya bisa menarik napas panjang. "Ya udah, tunggu dulu pesanan lo tadi datang."

1
Ritsu-4
Keren thor, jangan berhenti menulis! ❤️
Eca99: terimakasih support nya🤗
total 1 replies
Alhida
Aduh, hatiku berdebar-debar pas baca cerita ini, author keren abis!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!