Apa jadinya jika Guru yang menyebalkan itu men*embak mu untuk menjadi kekasihnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
'Mas ?'
'Mas??'
Ganes masih memikirkan panggilan yang tadi disebutkan oleh Sanjaya.
'Aneh nggak sih? Biasa panggil Bapak terus ganti jadi Mas ? '
"Masa bodo lah ! Dia yang minta Aku jadi pacarnya, tapi kok jadi kayak Aku yang ngebet banget? Hihh nggak banget deh ! "
Ganes menggerutu pelan. Takut jika ada yang mendengar. Bagaimana orang akan menilainya nanti? Seorang leader haters malah menjadi kekasih yang di-haters - in nya. Sungguh tak dapat Ganes bayangkan. Pertanyaan kawan - kawan nya saja membuatnya merinding.
'Siapa kekasih Pak Sanjaya Wisnu?'. Hiiiii....
Lala yang satu kelas dengan Ganes, memperhatikan Sahabatnya. Berjalan masuk kelas sambil menggerutu. Entah apa. Wajahnya juga menunjukkan ekspresi yang berganti - ganti setiap detik. Jijik atau aneh?. Entahlah.
Lala penasaran diskusi apa antara Leader mereka dan si yang di haters in. Sempat tadi dia dan teman - temannya mengintip, namun sepertinya Guru Kimia mereka sadar. Jadi suaranya sangat pelan sekali. Ditambah gerakan bibirnya tidak terbaca.
"Kenapa sih? Ngomong apa si Guru Galak ke Kamu? "
Lala menyambut Ganes di tempat duduknya, yang bersebelahan. Mereka berbagi meja yang sama.
"Biasa lah ! Suruh belajar yang rajin ! ". Jawab Ganes asal - asal an.
Ngomong - ngomong soal belajar, selama sebulan menjadi kekasih Guru itu, Ganes hanya mendapatkan chat perintah untuk belajar. Lucu nya. Tanpa menjadi kekasih pun, Sanjaya sudah sering mengatakan ke murid - muridnya untuk belajar, belajar, dan belajar.
'Eh tadi Pak Wis mau ngajak Aku jalan? Eh iya ya.. Kok malah Aku nggak tanya mau jalan kemana? '. Ganes teringat sesuatu lagi.
Yaa, tadi Sanjaya mengajak jalan, namun malah Mereka membahas masalah panggilan.
"Tumben ngajak jalan..". Celetuk Ganes tanpa sadar.
"Heh?! Ngomong apa barusan Nes?". Lala yang sempat mendengar, mencoba memastikan.
"Hah? Emang Aku barusan ngomong sesuatu?". Ganes menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal.
"Hishh !! ". Lala menabok lengan Ganes gemas. Ngomong sendiri, tapi nggak sadar. Begitulah omelan Lala dalam hati nya.
Pelajaran di jam setelah istirahat berlangsung. Seperti kebiasaan gadis itu, setiap jam pelajaran pasti bawaan nya ngantuk. Entah setan apa yang merasuki Ganes Lika, sehingga membuat semua mata pelajaran begitu membosankan, bawaannya mengantuk. Baik gurunya enerjik, maupun Gurunya yang lemah lembut. Sama saja.
Di kelas Kimia saja, yang Gurunya galak, alias Gurunya Sanjaya Wisnu, Ganes bisa mengantuk. Maka dari itu, tidak heran jika setiap pelajaran kimia, pasti Ganes akan mendapatkan amukan dari Sanjaya. Dan dari sana lah awal mula, Ganes Lika menjadi Leader Haters nya Sanjaya Wisnu.
"Ganes Lika? ". Suara Guru Bahasa Indonesia menyadarkan Ganes dari ngantuk nya.
"Ehm Iya Bu?". Sahut Ganes sambil tersenyum. Manis. Walaupun masih dengan menahan mata nya agak tidak memejam lagi.
Bukan rahasia lagi, dan Guru Bahasa Indonesia juga paham dengan kebiasaan muridnya yang satu itu. Ingin sekali Dia marah - marah, namun setelah itu? Energi nya akan habis. Jadi daripada kehabisan energi dengan sia - sia, akhirnya Guru Bahasa Indonesia itu memilih sabar saja, dan membiarkannya. Sambil sesekali menguji Murid yang spesial itu.
"Apakah kamu pernah membaca sebuah Cerpen? ". Tanya Guru Bahasa Indonesia. Dia mendekat ke arah barisan meja dimana Ganes berada.
"Pernah Bu, Saya suka sekali membaca cerpen ! ". Jawab Ganes, seadanya.
"Cerpen seperti apa yang pernah kamu baca? ". Tanya Bu Guru lagi. Dia tidak heran jika Gadis itu suka membaca. Beberapa kali sempat Mereka bertemu saat sedang membeli buku - buku di toko buku terkenal kota mereka. Namun Guru itu bertanya - tanya, kapan muridnya itu membaca? Sedangkan saat di kelas, Gadis itu malah tertidur? Hmm..
"Kisah cinta Guru dan Murid ! ". Jawab Ganes langsung.
Huuuu... Jawaban Ganes sontak membuat semua kawan - kawannya bersorak.
Ganes tidak peduli. Jawabannya sesuai dengan apa yang pernah Dia baca. Salahnya dimana? Yaa ada banyak cerita pendek yang pernah Dia baca sih.
Pikirannya itu malah membuatnya bertanya.
'Lah kenapa Aku nyebutin cerpen yang itu? '. Tanya nya dalam hati. Heran sendiri.
"Lalu cerpen tentang apa lagi? ". Tanya Bu Guru setelah murid - murid nya tenang. Jawaban Ganes Lika barusan tidak salah. Memang benar ada banyak cerita pendek yang ditulis mengisahkan tentang hubungan antara Guru dan Murid. Kisah yang bagi Si Guru Bahasa Indonesia itu, mustahil ada di dunia nyata.
"Em.. Tentang seorang Ibu yang membesarkan anak nya hingga sukses, walaupun tanpa adanya seorang Ayah...". Jawab Ganes. Entah mengapa, Ganes mengingat cerpen yang menyedihkan itu.
Setelah jawaban Ganes, Bu Guru Bahasa Indonesia kembali ke depan dan menjelaskan contoh lain, selain yang disebutkan oleh Ganes. Guru itu juga mengarang sebuah cerita pendek, dan meminta murid - muridnya untuk mengambil nilai yang bisa diambil dari cerita pendek itu.
Kegiatan sekolah telah selesai. Ganes bersiap untuk pulang. Begitupun dengan teman - temannya yang lain.
Ganes, Lala, Kila, Tami, dan Sasi, nampak Mereka berlima keluar dari gerbang sekolah bersama. Seperti pandawa lima, namun versi cewek. Berjalan dengan wajah terangkat, dan senyum tidak ikhlas yang ditunjukkan jika bertemu dengan teman selain gerombolan mereka. Bagi yang tidak mengenal mereka, Mereka terlihat seperti gadis - gadis songong. Namun bagi yang mengenal, Mereka biasa saja, malah terlihat lucu, karena bertingkah seolah Mereka preman. Padahal tidak pernah membuat keributan, kecuali membuat keributan dengan Pak Sanjaya Wisnu.
"Nes, duluan yaa..! ". Ganes menjadi yang paling terakhir mendapatkan jemputan, setelah baru saja Tami naik ke motor Kakak nya. Ganes melambaikan tangan, membalas lambaian tangan Tami.
Ganes tidak yakin, apakah sopir keluarganya akan menjemput. Sebab Jika Pak Wis nya mengajak jalan, itu berarti tidak perlu jemputan dari si sopir lagi bukan?
Sebuah mobil berhenti di depan Ganes. Mobil yang tidak dirinya kenali. Karena baru pertama Dia melihatnya. Tapi Dia ingat, tadi sekilas sepertinya mobil ini parkir di tempat parkir Guru. Jadi ini Guru nya?
Kaca jendela mobil terbuka, dan dari situ Ganes langsung tahu, mobil siap itu.
Gadis itu langsung masuk ke dalam, tanpa banyak kata. Sebelumnya Dia tengok kanan kirinya, takut ada yang melihat. Ada beberapa teman yang sedang menunggu jemputan, namun sepertinya tidak memperhatikan Ganes.
Syukurlaah . Ujar Ganes.
"Jadi Kita mau kemana, Pak Wis? ". Tanya Ganes setelah masuk ke mobil, dan matanya langsung menatap si Guru, yang juga sedang melihat ke arahnya.
"Pakai sabuk pengaman mu ! ". Perintah Sanjaya. Ganes menirukan cara bicara sang Guru Galak. Dengan ekspresi yang dia lebih - lebihkan tentu saja. Namun Gadis itu menuruti juga. Dipakainya sabuk pengaman, untuk melindungi dirinya dari goncangan.
"Papa dan Mama ingin bertemu dengan kamu ! Mereka penasaran dengan kekasih anaknya ! ". Di keheningan, Sanjaya berkata demikian.
"Hah.. Gimana... Gimana Pak? ". Tanya Ganes dengan gugup. Gadis itu langsung mengubah posisi duduknya, badannya dia arahkan ke arah Sanjaya. Dia takut salah dengar. Tapi tidak mungkin juga salah dengan. Dia normal kuping nya.
"Saya yakin Kamu mendengar.. ". Respon Sanjaya, menjawab pertanyaan Ganes.
.
.
.
Ikuti terus kisah Ganes - Pak Wis yaaaa 😁