Brian Kurnia adalah laki laki dari keluarga miskin yang sedang mengambil kuliah disalah satu universitas kedokteran di kota jasin. Karena kebutuhan mendesak untuk membayar pengobatan ibunya, dia nekat melakukan rekaya kecelakaan dijalan raya. Namun naasnya dia bertemu pengendara yang salah, alih alih menginjak rem pengendara itu malah menginjak gas dalam dalam sambil menutup mata dengan kedua tangannya. dengan perasaan menyesal Brian tertabrak mobil tersebut dengan kencang. Setelah Brian ditabrak, dia tidak sadarkan diri dan dalam alam bawah sadarnya dia mendapatkan sebuah warisan jurus medis kuno. Setelah mendapatkan warisan itu dia mengetahui segala hal mengenai semua jenis ilmu pengobatan dan jurus bela diri yang luar biasa dan berhasil membuat banyak wanita suka kepada nya. Dalam perjalanannya Brian berhasil membuat namanya menjadi dikenal diseluruh dunia dengan kemampuan pengobatan dan ilmu beladirinya yang hebat. sampai suatu ketika terjadi invasi dari alam lain
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RivaniRian21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mewakili Guru Menerima Murid
Brian mengabaikan yang lain, dia hanya berkonsentrasi pada terapi akupuntur.
Xandro hanya mengetahui bahwa itu adalah Sembilan jarum penyelamat, tetapi dia tidak tahu bahwa reiki universal di dalam tubuh adalah satu satunya kekuatan Ajaib untuk penyebuhan, yang akan menghasilkan efek tidak terduga saat digabungkan dengan Sembilan jarum penyelamat.
Dalam keheningan, waktu berlalu sedikit demi sedikit.
Sekitar 20 menit kemudian, Brian mencabut jarum perak satu per satu, lalu berkata dengan santai, “Selesai, penyakit Pak Chandra sudah sembuh total!”
“Sembuh total, bagaimana mungkin? Kamu pikir kami semua bodoh?”
Meskipun Hadson sedikit penasaran dengan Teknik akupuntur Brian, dia tidak akan pernah percaya bahwa dengan beberapa jarum saja dapat menyembuhkan penyakit paru paru pasien, terutama penyakit parah semacam ini yang berada di ambang kematian.
Sherlene berkata, “Ya, bukahkah kakekku masih koma?”
“Dia akan baik baik saja sebentar lagi.”
Saat berbicara, Brian menepuk diafragma Chandra. Kemudian terlihat Pak Chandara mengembuskan napas keruh, wajahnya yang semula tidak berdarah segera berubah menjadi kemerahan, dia membuka matanya dan langsung duduk di tempat tidur.
Hadson terkejut hingga mundur beberapa langkah. Jika ini buka siang hari, dia benar benar akan mengira Chandra adalah mayat hidup.
Dia mengetahui kondisi Chandra dengan jelas. Baru saja, semua hasil pemeriksaan menunjukkan kondisinya yang sangat parah, dapat dikatakan bahwa akan terancam nyawanya kapan saja.
Hanya dengan begini saja, Chandra duduk di tempat tidur, membuatnya tidak bisa mempercayai semua yang terjadi di depannya.
Tordy dan Sherlene tampak terkejut.
“Ayah, ayah sudah bangun?”
“Kakek, Kakek akhirnya bangun, Kakek membuatku takut setengah mati!”
Keduanya menggenggam tangan Chandra dan menangis kegirangan.
“Sudahlah, kalian berdua jangan menangis, biarkan aku turun dari ranjang untuk bergerak gerak dulu. Aku sudah berbaring cukup lama, tulang tulangku rasanya kaku semua.”
Setelah Chandra selesai berbicara, dia meninggalkan mereka berdua, membalikkan badan dan turun dari tempat tidur, lalu berjalan perlahan lahan.
Kecepatannya lambat pada awalnya, tetapi setelah berjalan beberapa Langkah, menjadi lebih lancar dan segera menjadi normal.
Semua orang melihatnya dengan takjub, baru saja harus bersiap untuk pemakaman, tetapi sekarang sudah lincah dan sehat, perbedaan seperti ini membuat orang lain tidak dapat menerimanya untuk sementara waktu.
Hadson tercengang hingga membelalak dan menganga. Setelah waktu yang cukup lama, dia bereaksi dan berkata, “Ini pasti tidak benar, ini mungkin kesembuhan semu menjelang ajal. Pak, aku ingin memberimu pemeriksaan fisik.”
Chandra berkata, “Kesembuhan semu menjelang ajal apanya? Begitukah caranya kamu berbicara? Aku tahu tubuhku dengan sangat baik, aku sangat sehat sekarang. setidaknya Raja Neraka tidak akan datang mencariku lagi dalam sepuluh tahun.”
Hadson berkata dengan malu, “Pak, barusan aku salah bicara, tapi aku merasa tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan fisik.”
Sherlene berkata, “Kakek, sebaiknya diperiksa saja agar kami bisa tenang.”
Chandra berkata, “Baiklah, aku akan mendengarkanmu.”
Setelah dia selesai berbicara, dia berbaring di tempat tidur lagi, Hadson dan asistennya mulai menggunakan instrument untuk melakukan pengujian sekali lagi.
Segera hasil tes dirilis lagi, dia melihat hasil tes ditangannya dengan eksresi tidak percaya.
Jika tidak diperiksa oleh dia sendiri, dia akan mengira itu adalah data dari dua orang yang berbeda. Hasil tes terakhir menunjukkan bahwa Chandra dalam keadaan sehat.
Khususnya untuk fungsi paru paru, yang menunjukkan bahwa semuanya normal, akumulasi cairan di paru paru telah hilang dan sama sekali tidak ada tanda tanda fibrosis.
Tidak mungkin, benar benar tidak mungkin!
Melihat data hasil tes di tangannya, dia sendiri tercengang di sana dan terus berkata ‘tidak mungkin’.
Chandra duduk lagi dan berkata kepada Xandro, “Xandro, terima kasih ya. Tidak perlu diberi tahu pun aku tahu kalau nyawaku diselamatkan olehmu!”
Xandro melangkah maju dan berkata, “Kakak, kali ini tebakanmu salah, aku ingin sekali menyelamatkanmu, tapi sayangnya aku tidak memiliki kemampuan itu.”
Kali ini Dokter Brian yang mengajakmu kembali dari tangan Raja Neraka.”
Eskpresi keheranan terpampang di wajah Chandra, “Brian, kamu masih sangat muda dan menjanjikan, tidak disangka keterampilan medismu sangat luar biasa di usiamu yang masih begitu muda, terima kasih atas pertolonganmu.”
“Nyawaku ini adalah pemberianmu. Untuk kedepannya, kamu adalah malaikat penolong keluarga Hanata kami, urusanmu akan menjadi urusan keluarga Hanata kami.”
Brian berkata dengan acuh tak acuh, “Pak Chandra terlalu sungkan, penyakit Anda bukannya masalah besar dalam pengobatan Tiongkok.”
Setelah dia selesai berbicara, dia berbalik untuk melihat Hadson, “Dokter Hadson, bukankah sudah waktunya bagimu untuk membayar taruhan?”
Mendengar apa yang dia katakan, mata semua orang terfokus pada Hadson, teringat bahwa mereka berdua baru saja bertaruh.
“Ini…….”
Wajah Hadson memerah, dia memang terkesan dedngan keterampilan medis Brian, tetapi masih terasa sedikit sakit baginya untuk mengeluarkan dua miliar sekaligus.
Wajah Tordy muram, “Dokter Hadson, aku adalah saksi, kamu tidak akan mengingkari janji, ‘kan?”
Sekarang dia sangat tidak puas dengan Hadson. Orang ini baru saja terus mengatakan padanya untuk mempersiapkan pemakaman ayahnya, kemudian mengatakan tentang kesembuhan semu menjelang kematian. Sekarang dia kalah taruhan dan ingin mengingkari janjinya, dia pikir keluarga Hanata mudah ditindas?
Hati Hadson bergetar dia sangat jelas tentang kekuatan Keluarga Hanata yang memiliki status yang sangat tinggi di Kota Provinsi Jasin dan bahka di seluruh Nusantara.
Jika Keluarga Hanata tidak puas hari ini, dia tidak akan bisa keluar dari Kota Jasin atau dengan kata lain karirnya sebagai dokter akan hancur di masa depan.
Dia tidak punya pilihan selain mengambil cek dan menulis cek satu milliar untuk Brian.
Brian mengambil cek itu, melihat lalu berkata, “Aku sudah mendapatkan uangnya, tapi jangan lupa janjimu.”
“Jangan khawatir, besok aku akan meminta maaf kepada seluruh sinse lewat media besar.”
Setelah Hadson selesai berbicara, dia meninggalkan keluarga Hanata dengan frustasi.
Begitu dia pergi, Xandro datang dan berkata kepada Brian, “Aku ingin berguru padamu, bagaimana menurutmu?”
Apa yang dia katakan bukanlah lelucon. Sejak melihat jarum Sembilan penyelamat, dia sudah sepenuhnya kagum pada pemuda ini. Dia bahkan sudah ingin bersujud sebagai simbol penghormatan magang kepada guru.
Brian terkejut dan buru buru memapahnya.
“Pak, tidak mungkin, aku tidak berani menerimamu sebagai murid magang.”
Ia sangat mengagumi karakter dari Pak Xandro yang merupakan seorang lelaki tua yang berjasa besar dalam perkembangan pengobatan Tiongkok.
Xandro berkata dengan ekspresi tidak senang, “Brian, kamu tidak menyukaiku? Aku benar benar ingin belajar pengobatan Tiongkok darimu.”
Brian buru buru berkata, “Bukan begitu, Anda sangat dihormati sebagai seorang sinse yang hebat, bagaimana bisa berguru padaku?’
“Bagaimana kalau begini saja? Tidak peduli apa yang ingin Anda pelajari di masa depan, aku berjanji tidak akan merahasiakannya dari mu.”
“Tidak bisa. Pengobatan Tiongkok mengutamakan warisan ilmu dari guru, cara seperti itu tidak sah. Aku harus berguru padamu.” Xandro berkata, “Dalam Pengobatan Tiongkok, prinsipnya adalah yang berilmu yang menjadi guru, kamu tidak perlu mempertimbangkan usia.”
Melihat bahwa dia tidak akan menyerah sebelum keinginan tercapai, Brian hanya bisa berkata denga tersenyum masam, “Bagaimanapun juga, aku tidak berani menerima kamu sebagai murid, bagaiman kalau begini saja? Aku akan menerima kamu atas nama guruku, kamu akan berguru kepada guruku.”