Setelah menikah, Laura baru tau kalau suaminya yang bernama Brian sangat posesif, bahkan terkadang mengekang, semua harus dalam pengawasannya.
Apakah Laura bahagia dengan Brian yang begitu posesif? akankah rumah tangganya bisa bertahan? sejauh mana Laura tahan dengan sikapnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon israningsa 08., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My posesif husband. 02. Godanya.
Laura meraih tangan Brian, ia menatapnya dengan dalam, "Mas marah ya?" Tanyanya.
"Mas, jujur yah... Aku beneran nggak tau kenapa foto itu ada di hape aku!aku aja jarang selfie mas, makanya juga jarang buka galeri!" Jelasnya dengan wajah memelas.
"Terus kenapa bisa ada disitu?"
"Sumpah! Aku nggak tau mas! Lain kali kalau ketemu dia biar aku tanyain kalau perlu!"
"Ngapain?" Katanya dengan melotot.
"Ya... Kan biar semuanya jelas lah mas!"
"Nggak usah!"
"Terus kamu maunya apa mas!"
"Nggak tau aku!" Ucap Brian lalu terdiam sebentar sambil memalingkan wajah dari Laura, tapi kemudian menatapnya lagi, "fotonya udah di hapus?" Tanyanya dengan ketus.
Laura dengan cepat mengangguk, "udah mas! Udah dari tadi aku hapus, aku juga cari-cari foto yang lain sempat masih ada yang keselip tapi aman kok! Semuanya udah beres!" Jawabnya tersenyum datar berharap suaminya tak kesal lagi.
"Oke!" Kata Brian singkat.
"Oke? Lohh mas masih marah ya? Aku udah ngomong panjang kali lebar mas jawabnya oke doang?"
"Iyaaa sayanggg.... " Ucap Brian sambil tersenyum manis pada Laura dengan mengelus rambutnya yang masih terlilit handuk.
Laura membalasnya dengan cengengesan, "nah gitu dong mas! Adek dingin nih mas! Kita masuk aja yuk! Lagian mas marah-marah mulu ihh... Padahal kan adek baru selesai keramas!" Laura dengan manja menggoda Brian sampai Brian tak henti-hentinya tersenyum melihat tingkah istri mungilnya itu.
Brian berdiri, seketika menggendong tubuh Laura, wanita itu tampak terkejut, namun akhirnya pasrah di bawa kearah kamar.
Di letakkannya tubuh Laura di tengah-tengah ranjang, sambil berbisik Brian berkata, "kamu nggakpapa kan kalau malam ini keramas lagi?"
Laura melotot, namun belum sempat ia menjawab, bibir Brian sudah lebih dulu membungkam mulutnya.
Malam yang begitu panjang dan penuh gairah akhirnya dilalui oleh sepasang pengantin baru itu, masalah tadi pun sudah jadi angin lalu bagi mereka berdua.
***
Pagi hari yang cerah, cahaya matahari masuk melalui ventilasi udara. Perlahan tapi pasti Laura membuka matanya, beberapa kali ia berkedip sembari mengatur penglihatannya yang masih buram.
"Lohh... mas?! Ya ampun... Aku bangun kesiangan, kok kamu nggak bangunin aku sih mas.... " Mata Laura melebar ketika melihat suaminya sudah dalam keadaan rapi tengah bercermin didepan meja rias seraya merapikan rambutnya.
"Good morning sayang.... " Sapa Brian dengan begitu santai berbalik kearah Laura.
Bukannya menjawab Laura malah panik, ketika melihat jam di ponselnya sudah hampir jam 8, "aduh... Ya ampunn..... " Lenguhnya mengacak rambut.
"Laura, Hei... Kenapa sih?" Tanya Brian mendekatinya.
Laura tertunduk, "maaf!"
"Lohh untuk apa?"
"Harusnya kan aku bangun lebih awal biar bisa siapin bekal buat kamu mas! Kalau pun nggak bisa buat bekal, tapi setidaknya aku buatin sarapan tapi ternyata kamu udah mau pergi!" Ucapnya memelas.
"Ya ampun istriku ini...." Brian mencubit kecil pipi Laura dengan gemas, "kirain kenapa, nggakpapa sayang, kan kamu capek gara-gara aku semalam lama keluarnya! Jadi aku nggak masalah, malah aku udah siapin sarapan buat kamu!"
"Sarapan? Jadi mas udah sarapan?"
"Enggak sayang! Nanti aku sarapan di kantor aja, lagian kalau aku sarapan sekarang nanti keburu telat, apalagi aku ada meeting pagi ini!"
"Aku malah makin bersalah loh mas karena ngerepotin kamu!"
"Ngerepotin bagaimana? Namanya juga pasangan suami istri, ya udah... Aku pergi dulu yahh setelah aku pergi kamu harus sarapan!"
"Iya mas!" Jawab Laura.
"Sarapannya harus habis, kalau perlu fotoin piringnya terus kirim ke aku sebagai bukti, terus kalau ada apa-apa kamu langsung telpon aku! Kamu nggak lupa kan kalau nomor aku jadi panggilan darurat di hape kamu!"
"Aku juga udah cek semua CCTV berfungsi dengan baik!" Ucapnya.
Hampir tiap hari Laura mendengar kata-kata itu, dan dia hanya harus mengiyakannya.
"Aku tau mas! Ohh iya jam 10 nanti aku harus ketemu klien, boleh ya?"
"Berapa orang? Laki-laki atau perempuan?" Tanya Brian.
"Kayaknya 2 orang sih mas! 1 cewek dan 1 cowok!"
Brian terdiam sebentar, lalu berkata, "kamu mau ketemunya dimana?"
"Kayaknya di restoran dehh kalau nggak salah!" Jawabnya.
"Batalin aja, biar aku pesan ulang restoran tempat ketemunya! Aku merasa lebih aman aja kalau aku yang atur semuanya, ini demi kenyamanan kamu juga kan sayang?!"
Laura tak bisa berkutik, dia menghela nafasnya, "ya udah dehh terserah mas aja!"