Dewina gadis dari keluarga biasa memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar , sampai tetangganya bahkan orang lain melihatnya aneh , dengan kemampuannya ia bisa merasakan apa yang orang lain raskan , dan Ia bisa merasakan kehadiran makhluk astral meskipun tidak bisa melihat makhluk tersebut .
Kedua orang tuanya berpisah karena takdir ,ayahnya meninggal ketika Dewina sekolah menengah pertama .
Bagaimana Dewina menjalani kehidupannya yang tidak biasa ,mampukah ia melewati itu semua ?
Ikuti kisahnya dan beri tanggapan kalian dikomentar , terimakasih .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertama Aroma Busuk
Pagi itu Dewina berangkat bekerja dengan menggunakan sepeda mini miliknya dengan membawa bekal tas yang ia taruh di keranjang depan sepeda . Saat melewati rumah seorang kaya raya disampingnya ia mencium aroma busuk yang sangat menyengat , Dewina melihat ada seseorang berdiri di samping rumah tersebut sedang melihat kearahnya sambil tersenyum tapi senyum itu menyeramkan.
Dewina mengayunkan sepeda lebih cepat karena merasa tubuhnya seakan tertarik oleh orang tadi , sementara orang yang berdiri tersebut pergi dari sana dengan cara terbang lalu menghilang .
Sampai di tempat kerja Dewina mengatur napas dan segera masuk warung . Pemilik warung bernama Ibu Siti melihat Dewina merasa heran mendekatinya . "Kamu kenapa Win ?" tanya Ibu Siti penasaran . "Tidak apa-apa bu , cuma capek mengayun sepeda karena sudah lama tidak naik sepeda ," jawab Dewina sambil mengerjakan tugasnya . "Tumben bawa sepeda biar lebih cepat ya ," sahut Ibu Siti . "Iya Bu ," jawab Dewina .
Selesai memasak Dewina menyiapkan hasil masakannya di meja etalase . Dewina tidak bekerja sendirian ada tiga orang teman yang membantunya ,namanya Santi ,Hanum , dan Roni . Roni orang yang ditugaskan mengantar pesanan dan membeli keperluan lainnya .Santi dan Hanum membantu membersihkan warung dan memasak juga .
Hari sudah siang tapi cuacanya seperti masih pagi , banyak pembeli yang berdatangan Dewina sampai kewalahan melayani , beruntung ada dua teman yang selalu membantunya .
"Mbak Dewi tolong bungkus dua nasi sama lauk lele pakai sambel , sayur nangka di pisah ya ," ucap Yanto tetangga kampung sebelah sambil menyerahkan uang kepada Dewina . Dengan senang hati dan senyum Dewina melayani pembeli , "Ini mas nasinya dan ini uang kembaliannya ,"ucap Dewina .
Yanto menatap wajah Dewina lama , tiba-tiba ia ditepuk bahunya oleh seseorang ."Jaga matamu nanti kelilipan tidak bisa melihat orang cantik loh ," ucap Muji . "Kamu ini ngagetin orang saja , minggir aku mau lewat ," sahut Yanto mengusir Muji yang berada dibelakangnya . Muji tertawa kecil melihat Yanto salah tingkah .
"Mas Muji iseng banget sih ," ucap Dewina ikut tertawa . "Dia kayak gak pernah lihat cewek cantik saja , padahal mbak Dewi sudah lama bekerja di sini ," ucap Muji . "Mungkin dia teringat sama pacarnya ," sahut Dewina bercanda . "Bisa jadi sih , aku mau nasi ikan teri sama sambel ,sayur bayam taruh di mangkuk ya mbak ," ucap Muji membeli makan . Dewina memberikan makanannya kepada Muji kemudian Muji mencari tempat duduk .
Seorang pembeli datang dengan raut wajah menyeramkan namun gaya bicara sangat ramah menghampiri Dewina . "Mbak beli nasi sama sayur makan di sini ," ucap pembeli tersebut . Dewina terlonjak melihat orang yang baru datang , bukannya tadi pagi ada di .....batin Dewina sedikit takut
"Mbak kenapa lihat saya begitu apakah wajah saya menyeramkan ?"tanya orang tersebut . Dewina langsung bersikap biasa , "Maaf soalnya saya belum pernah melihat mbak sebelumnya ," jawab Dewina mengambil piring lalu mengambil makanan yang di pesan orang tersebut , orang tersebut menerima makanan kemudian duduk di tempat yang kosong .
Ibu Siti datang melihat warungnya penuh dengan pembeli merasa senang semoga selalu laris daganganku batin Ibu Siti , kemudian menghampiri Dewina yang sedang melayani pembeli .
"Bagaimana Win ,kerepotan apa tidak ?" tanya Ibu Siti melihat sayur dan lauk hampir habis . " Tidak bu , soalnya ada yang bantuin tuh ," jawab Dewina menoleh pada dua temannya .