Lisa terpaksa ikut kekampung suami nya setelah usaha mereka bangkrut total, namun setelah sampai kampung ia malah di buat tercengang melihat keadaan rumah yang di pandangan dia amat mengerikan sekali.
Di tambah setiap malam ia selalu bermimpi seram, kuburan yang ada di tengah rumah terasa sangat menyeramkan. kata Harun itu adalah kuburan Nenek moyang nya, jadi tidak bisa mau di pindah.
Mampu kah Lisa bertahan dari gangguan?
Atau Lisa akan menyerah akibat takut dan juga ngeri melihat penampakan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5. Elvan hilang
Alika begitu kebingungan karena Elvan yang baru berusia dua bulan itu terus saja menangis tidak mau diam sejak tadi, ini sudah mau satu jam bayi nya menangis kejer hingga dia saja tidak tau harus bagai mana. babby sister mana punya karena dalam keluarga ini yang mengurus harus Ibu nya sendiri, kalau di urus orang lain akan di cela.
Jadi Alika tidak tau harus bagai mana, orang orang di luar masih sibuk berzikir untuk mendoakan arwah nya Bu Sri agar tenang, jadi mereka tidak tau kalau di kamar belakang Alika sedang kebingungan mendiamkan anak nya yang terus menangis sampai wajah nya merah padam.
"Kamu kenapa, Elvan? Bunda tidak tau harus apa!" Alika sudah mulai naik darah.
Panik dan juga bingung serta takut bercampur menjadi satu dalam pikiran nya, sebab suara yang tadi siang masih terbayang dalam telinga nya hingga tidak bisa bila mau di lupakan begitu saja. dia kira kalau malam ini bisa pulang dan tidur di rumah, namun nyata nya masih terjebak di sini.
"Ooeeeek, oeeeeek!"
Bahkan Elvan juga menolak ketika di beri asi dan tidak mau menyedot, biasa nya kalau menangis begini akan diam saat di beri asi. Alika menatap sekeliling kamar dengan perasaan cemas, takut bila kedatangan arwah yang tadi siang sudah mengganggu nya.
"Alika, kenapa Elvan menangis terus?" Bu Ageng masuk kedalam kamar.
"Tidak tau, Bu! sudah di beri asi pun dia tetap menolak." jawab Alika bingung.
"Coba sini sama Eyang Uti, siapa tau dia akan diam." Bu Ageng menggendong cucu tersayang nya.
Alika agak tenang setelah mertua nya masuk kedalam kamar, tinggal sekarang dia merasakan lapar yang luar biasa pada perut nya. memang sebagai Ibu menyusui akan mudah lapar, sebab Elvan juga kuat menyusu, jadi Alika memang harus banyak makan.
"Aku boleh makan dulu ya, Bu?" tawar Alika meringis kelaparan.
"Cepat sana makan, biar Ibu gendong Elvan nya." suruh Bu Ageng.
Bu Ageng juga tidak mau menggendong terlalu lama, namun dia tau kalau ada sesuatu yang sedang mengganggu cucu nya, sebab wanita satu ini pun sudah banyak berurusan dengan hal ghaib. pusaka di dalam peti nya pun tidak terhitung lagi, jadi dia tau apa yang sedang mengganggu Elvan.
"Tidak akan pernah bisa kau mengganggu cucuku, kau memang di takdirkan untuk mati begitu!" geram Bu Ageng menatap sudut kamar.
Tak lama kemudian Elvan memang terlelap dalam gendingan Eyang Uti nya, Alika masih sibuk makan di belakang dan Bu Ageng meletakan cucu nya di atas kasur karena dia masih harus menemani suami nya di luar sana agar tidak di pandang sebelah mata oleh orang orang.
"Dia sangat pintar bersandiwara!" geram Anjani anak tua nya Bu Ratmi.
"Kalau tidak pintar ya tidak akan jadi kesayangan Romo mu." jawab Sanjana.
"Demi Allah aku tidak akan mau menikahi pria seperti dia, biar lah jadi perawan tua dari pada harus punya suami begitu!" Anjani memang belum menikah di usia nya yang sudah tiga puluh tahun lebih.
"Asal kuat saja mendengarkan desakan Romo mu, kalau aku sudah ku pastikan suami ku tidak begitu karena dia bukan orang keraton." Sanjana berkata pelan agar tidak di dengar Bu Ageng yang melirik nya.
"Wanita ular!" Anjani geram sekali pada istri muda Romo nya.
Semua keluarga dari Bu Ageng memang sangat berkuasa karena dia lah yang punya anak laki laki, bahkan Alika yang cuma sebagai menantu saja bisa membantah ucapan Anjani dan Sanjana karena mereka hanya lah anak perempuan yang tidak di anggap.
"Aahhh kenyang nya aku!" Alika meletakan piring yang sudah habis ia lahap isi nya.
Blaaaap.
"Hah!" Alika langsung panik karena listri padam.
Yang bagian luar sana langsung menyala lagi karena ada lampu otomatis nya, kalau bagian belajang memang harus pakai pelita seperti orang zaman dulu. tapi bukan pelita biasa, melainkan pelita mewah yang sering di gunakan bangsa ini.
"Aduh bagai mana ini, apa Elvan masih di gendong Ibu ya?" Alika sudah meraba raba karena tidak nampak jalan.
Sleeeep.
Tangan nya malah mendapatkan sesuatu yang terasa hangat namun basah, Alika tidak tau ini apa. cepat di tarik nya karena takut salah pegang, saat itu juga bau anyir tercium dalam hidung nya.
"Apa ini?" Alika sungguh tidak tau apa yang sudah di pegang nya.
"Kau memegang leher ku, bagai mana dengan darah ku itu?" tanya suara yang tidak lain adalah suara Bu Sri.
"Si...siapa kau?!" Alika ketakutan dan mundur kebelakang.
Tap.
Punggung nya menabrak sesuatu dan ini rasa nya seperti tubuh manusia, Alika menelan ludah dengan susah payah karena masih belum bisa juga mau memastikan ini apa. tapi detik berikut nya dia menjadi kaget bukan kepalang, tangan orang ini merangkul leher nya erat dan bau darah kembali tercium.
"Selama nya kau akan merasakan derita yang sudah ku alami, kau tidak akan pernah merasakan bahagia lagi!" suara Bu Sri menggema di telinga nya.
"TOLOOONG, LEPASKAN AKU!" Alika berontak dan berteriak keras.
"Anak yang menjadi kebanggan mu akan hilang dalam sekejap mata, ingat lah apa yang sudah ku katakan ini." Bu Sri mengancam dengan suara serak dan bau.
"MAS YUSUUUUF!"
Blaaaaap.
"Kamu kenapa, Alika?!" Yusuf menghampiri istri nya setelah lampu menyala terang.
"Ada hantu, huhuhuuu! sudah ku katakan kalau ada hantu di sini, dia muncul di hadapan ku barusan!" teriak Alika histeris sambil menangis.
"Siapa yang mengganggu dia barusan?" Yusuf menatap para pembantu.
"Tidak ada, Tuan Muda." pembantu juga bingung mau menjawab nya.
"Bu Sri, Mas! sudah ku bilang berapa kali kalau dia yang jadi hantu." Alika mencengkeram kemeja suami nya.
"Bawa istri mu masuk kedalam kamar, Yusuf!" Bu Ageng menatap anak nya tajam dan tidak ingin di bantah.
Yusuf segera membawa istri nya masuk kedalam kamar, untung tidak ada yang mendengar celoteh nya Alika karena ruang tamu jauh di depan. sedangkan Alika berteriak dari belakang, kalau pun dengar maka mereka mengira itu hanya lah tangisan dari yang di tinggalkan.
"Di mana Elvan, Bu?" Alika menatap kasur yang kosong.
"Di kasur, tadi Ibu tidurkan dia!" jawab Bu Ageng yang masih belum melihat.
"Tidak ada! di mana anak ku, Bu?" Alika heboh lagi karena anak nya hilang.
Kali ini Bu Ageng juga heboh karena bayi dua bulan hilang dari atas tempat tidur, padahal tadi dia letakan di sana. tangan Bu Ageng terkepal erat karena dia sudah menduga ini ulah siapa, sekarang dia harus pikirkan cara agar bisa menemukan di mana cucu nya.
Ayo ramaikan yang ini, nanti kalau yang sebelah udah selesai akan ada cerita baru lagi. Kita main dua novel horor ya, othor enggak coba coba lagi lain genre karena benar benar enggak naik, padahal comen dan like nya banyak tapi enggak bisa lolos retensi, jadi ya udah stay di horor saja.
apa ulah bpak nya atau ulah melati ya..
Elia psti nya anak Indigo yg sllu bisa melihat arwah dan hal-hal ghaib 👏
mmg Lisa itu harus di Bina jd iStri , gak sadar jg otak nya. sdgkan Harun sedikit demi sedikit mulai terpengaruh sama iblis yg di rumah itu
jangan demi kesetaraan kau mengalah terus dan membiarkan istrimu semena mena.
tapi biasanya sikap keg gini muncul juga karena keadaan, tertekan dan hidup serba kekurangan dan terpaksa.