NovelToon NovelToon
Kutu Buku Mendapatkan Sistem

Kutu Buku Mendapatkan Sistem

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Sistem
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: jenos

Kehidupan Jansen, seorang pemuda biasa, berubah secara drastis ketika ia secara tak terduga mendapatkan sesuatu yang misterius bernama "System". Sistem ini memberinya kekuatan untuk mengubah takdir hidupnya dan membawanya ke jalan kesuksesan dan kebahagiaan.

Dengan bantuan sistem ini, Jansen berusaha untuk meraih impian dan cinta sejatinya, sambil menghadapi berbagai rintangan yang menguji keteguhan hatinya.

Akankah Jansen mampu mengatasi tantangan-tantangan ini dan mencapai kehidupan yang ia inginkan, ataukah ia akan terjebak dalam keputusasaan karena kekuatan baru yang ia miliki?

Jansen mendapatkan beberapa kemampuan dari sistem tersebut, seperti kemampuan bertarung, peningkatan kecepatan dan kekuatan, serta kemampuan untuk mempelajari teknik baru lebih cepat. Sistem tersebut juga memberikan Hansen akses ke pengetahuan yang luas tentang dunia, sejarah, dan berbagai aspek kehidupan, yang membantu Jansen dalam menghadapi berbagai tantangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 23

Setelah beberapa janm lamanya.

berjuang dalam kondisi tak berdaya, Jansen akhirnya berhasil merasakan kemhali kekuatan di kakinya, la berpikir dengan ngeri, "Sial, hukuman

pertama saja seperti ini, padahal ini harya untuk tugas harian. Bagaimana jika ada tugas yang lebih berat? Apakah mungkin salah satu anggota tubuhku

akan hilang nantinya?" Bergidik

merinding, Jansen bersumpah dalam

hati, "Aku tidak akan lagi mengabaikan

misi, sekecil apapun itu.

Setelah itu, Jansen pergi mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Lalu, dia mengecek status dirinya sekarang

Narma: Jansen Gillard

Poin Utama: 100

Kekuatan: 70

Kelincahan: 70

Semangat: 70

Keterampilan: Teknik Tapak Naga

Inventory: Tidak Ada

Dana: 1.004.200.000.

Ehm... Benar-benar melampaui dugaan, statistik ini gumam Jansen dalam kagum dan terheran-heran. Vang sebesar satu miliar yang didapat

dari Kotak Misteri seolah membuatku terlepas dari kenyataan. Aku merasa seperti terbang di udara tanpa hambatan apa pun!"

Jansen kemudian mengambil

ponselnya dan mencoba menghubungi seorang. Nammin, jawaban yang is terima hanyalah suara otomatis, Nomor yang Anda tuju berada di

huar area

Frustasi dan bingung. Jansen tak

tahu harus berbuat apa. Terdiam sejenak, ia merenung tentang langkah berikutnya yang harus diambil dalam

petualangannya yang baru saja dimnilai.

Thu, dimana sebenarnya kamu?

Kemana aku harus mencarimu?"

Hatinya meronta, merindukan hangat

pelukan Ibunya. Sejak kecil Jansen

selalu terbiasa bersama Sandra, Ibunya

yang pernah kasih sayang

"Aku harus menggunakan uang ini

untuk menemukan Ibu. Kata tetangga,

Thuku diculik oleh orang dengan plat

mobil berinisial B. Kemungkinan besar

di Jakarta. Meski masih ada

kemungkinan lain, aku yakin inilah

sautnya pergi mencarinys."

Membulatkan tekad, Jansen tidak

peduli akan kesulitan dan rintangan

yang akan dihadapinya. Dia ingin

mencari Ibunya walau hanya berbekal

informasi yang minim. "Aku pasti akan

menemukanmu, thu. Tunggulah aku.

sandarkan hatimu padaku."

Jansen keluar dari kediamannya

dengan langkah mantap. ta kemudian

menghubungi Ojek yang sebelumnya

mengantarkannya pulang, setelah

mendapatkan kontak Whatsapp abang

Ojek itu pada malam sebelumnya.

"Pak Radi, bisakah Anda

menjemput saya?" ucap Jansen saat

menelpon dengan suara penuh harap.

"Orw, Boul" sahut Pak Rudi

bersemangat, menghidupkan mesin

motor melaju dengan kencang.

Jansen telah bersiap meminggu di

depan gertang, dan tak lama kemudian

Pak Rudi tiba di sana, "Bos, selamat

pagil" sambut Rudi dengan pemah

antusiasme.

Ini adalah pertemuan mereka yang

kedua dan pada kedua kesempatan itu,

Jansen memberi upah yang lebih dari

cukup. Rudi merasa beruntung.

"Pergi ke Bandara," perintah

Jansen singkat

"Oke, Bos, sahut Rudi tanpa

banyak tanya. Ia tidak begitu mengerti

mengapa Jansen memilih dirinya

sebagai sopir, padahal dengan kekayaan

yang dimiliki Jansen, menyewa takai

bukanlah masalah bagi pria tersebut.

Narman Rudi merasa senang,

karena bagi dia, kehadiran Jansen

membawa hoki baginya.

Setelah berjalan selama tiga puluh

menit, mereka tiba di Bandara

Syamsuddin. Jansen memberi Pak

Rudi sejumlah uang yang jauh lebih

besar dari tarif yang seharusnya

diterima. "Terima kasih banyak, Bos,

ujar Rudi dengan rasa syukur

Jansen melambaikan tangan

sebelum berlalu masuk ke handara. Puk

Rudi menghela napas, takjub dengan

kebaikan hati Jansen.

Sungguh menyenangkan,

mengantar hanya dua puluh kilometer

saja diberi upah 500 ribu! Ini benar

benar reseki nomplek. Semoga dia

selalu berbagi seperti ini dan hidupnya

akan tambah nyaman!" doa Rodi sambil

tersenyum sumringah, berharap

keberuntungan yang sama akan terus

menyertainya di kemudian hari.

Pesawat melaju di angkasa,

kemudian mendarat dengan sempurna

tanpa gangguan atan masalah yang

menghampiri.

Seorang pria berpenampilan

mewah, mengenakan jam tangan di

pergelangan tangan kanan, rambut

tertata rapi, dan membawa tas kecil di

punggungnya, tampak begitu tampan

dan karismatik

Namun, tak ada seorang pun yang

mengenalnya, sebab bukan sosok artis

yang dikenal di sana. Dialah Jansen,

yang datang ke Jakarta dengan misi

mencari ibunya yang hilang.

Berkaki gelagapan di tengah hiruk

pikuk kehidupan kota Jakarta, Jansen

merasa seperti butiran debu yang

terhempas oleh angin takdir. Ia pere

bahwa takdir akan menuntun

langkahnya menuju tempat yang ia

cari

Bagaimanapun, ia harus

meyakinkan diri untuk terus

melangkah demi mendapati ibunya.

Jansen membeli tiket cukup besar.

1945.000

Keluar dari bandura, Jansen

terdiam sejenak, terpaku menyaksikan

aktivitas kota Jakarta yang lebih padat

daripada Kota Banjarmasin tempat

asalnya, Sebuah kata yang mendesak

keberaniannya terucap dari bibirnya,

Jadi, kemana langkahikos harus ku

arahkan?

Sebuah koin seribu rupiah, yang la

temukan secara tidak sengaja di

Jalanan, tampak sedang digelitiknya di

ujung jemarinya, Seraya merenungi

nasib yang tidak pasti, Jansen

mencoba menggali keyakinan dalam

diri untuk menghadapi liku perjalanan

mendatang.

Saat dia tengah merenung, tiba

tiba dari belakang ararorang menabrak

tubuhnya. Namun, bukan dia yang

terjatuh. Alih-alih, orang yang

menabraknya lah yang jatuh. Kejadian

itu sentak menarik perhatian hanyak

orang di sekitarnya. "Apa yang kamu

lakukan? Mengapa menabrukku?"

Jansen bertarga dengan nada bingung

Dia berusaha menahan emosi,

mengingat bahwa berada di tempat

asing tidak boleh membuat dirinya

arogan. Lagipula, ibunya selalu

mengajarkannya untuk bersikap.

lembut.

Orang itu tidak menjawab, dan

malah tampak gugup, la segera bangkit

dan berlari menjauh dari Jansen.

Namun, sebuah teriakan memecah

suasana, "Halangi dial Seruan itu

memancing keingintahuan Jansen

yang semakin membara. "Analisis!"

Jansen meminta bantuan pada sistem

yang ia miliki.

DING

Darto. Bandur Narkoba.

Setelah membaca informasi

tersebut, Jansen langsung melaju

mengejar Durto dengan kecepatan

penuh.

Saat mudah berada di jarak yang

tepat, dia menendang Darto dari

belakang. Brakt Tubuh Durto

terhempas dan tersungkur di tanah

dengan keras.

Dengan langkah pasti dan pernah

keyakinan, Jansen berdiri dan berjalan

mendekati Darto yang masih terkapar

di tanah.

Dari kejauhan, beberapa orang

terlihat mendekat dengan napas

ternengal-sengal. Mereka nampak

menyadari apa yang telah dilakukan

oleh Jansen. Seorang wanita di antara

mereka angkat bicara, "Terima kasih

banyak. Bisakah kamu membuat

laporan nanti di kantor? Tanyanya

lembut namun bersahabat.

Jansen mengamati wanita

Tersebut, lalu pandangannya beralih ke

bagian dadanya yang tertulis tag nama,

Dengan senyum samar, ia membara

nama yang tertera, "Nama yang bagus,"

ujar Jansen, merasa ada sebuah

kehangatan melintas dalam benaknya.

Wanita itu, Alyssa, sempat merasa

marah saat bagian dadanya di tatap

oleh Hanam. Tubuhnya memang

memikat, terlebih boba yang terlihat

besar. Seragum yang agak ketat

menduatnya terasa lebih menonjol.

Alysa kadang mengikatnya meski

sempat merasa sesak

Namun, kemarahannya mereda

saut menyadari wajah tampan Jansen

yang terus memandanginya, seolah

mengikat jiwanya. Entah mengapa.

peraman itu muncul tiba-tiba

Tiba-tiba, sebuah suara memecah

keheningan, "DING...

Misi menangkap Bandar Narkoba

selesai. Selarnat, Anda mendapatkan

Kotak Perak."

Jansen sama sedi tidak

menyangka akan mendapatkan hadiah,

sebab tak ada misi yang mesti

diselesaikan sebelumnya. Namun,

kemungkinan ini adalah misi dadakan,

pikirnya.

Mengapa kama terus menatapku

seperti itu? Tanya Alyssa dengan nada

curiga. la langsung mengambil tangan

Jansen yang terangkat tinggi, padahal

saat itu Jansen tengah menatap layar

hologram dan hampir saja mengklik

Kotak Hadiah. Alih-alih

melakukannya, tangannya malah

hampir menyentuh boba milik Alyssa,

Alyssa tampak marung dan merass

dilecehkan. Dengan lincah, is

memelintir tangan Jansen dengan

keras

"Akh seru Jansen, terkejut akan

aksi gadis itu,

Akan tetapi, meski Alyssa

memaksa, ia tak mampo membuat

tangan Jansen berputar ke belakang.

Dalam hati, ia harus mengakui bahwa

tangan Jansen memang kokob hak

tang baja, seolah tak tergoyahkan

meski telah dipelintir dengan kuat.

1
Oktaviadi Ayu
cerita nya keren, tapi sayang msh ad typo
Oktaviadi Ayu
thor, tolng diperbaiki byk typo
R Ahmad
kapan kaya nya kalo gitu
Rizky Fadillah
bah Banjarmasin kh sekali nya,kd jauh jua🤣🤣🤣
Cha Sumuk
knp sih mc cowok nya di buat jd playboy gt ihhh
Cha Sumuk
knp murahan sekali sih sifat mc cowok nya,,yg dingin,kaku,cuek badas ap ga bisa
Pakde
lanjut thor
Pakde
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!