"Tidak heran ini disebut Jurang Neraka, aku sudah jatuh selama beberapa waktu tapi masih belum menyentuh dasar..." Evindro bergumam pelan, dia tidak mengingat sudah berapa lama dia terjatuh tetapi semua kilas balik yang dia lakukan memakan waktu cukup lama.
Evindro berpikir lebih baik dia menghembuskan nafas terakhir sebelum menghantam dasar jurang agar tidak perlu merasa sakit yang lainnya, tetapi andaikan itu terjadi mungkin dia tetap tidak merasakan apa-apa karena sekarang pun dia sudah tidak merasakan sakit yang sebelumnya dia rasakan dari luka yang disebabkan Seruni.
Evindro akhirnya merelakan semuanya, tidak lagi peduli dengan apapun yang akan terjadi padanya.
Yang pertama kali Evindro temukan saat kembali bisa melihat adalah jalan setapak yang mengeluarkan cahaya putih terang, dia menoleh ke kanan dan kiri serta belakang namun hanya menemukan kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hendrowidodo_Palembang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Dia Bukan Manusia, Dia Monster
'Dia bukan manusia! Dia monster!' Evindro sampai tidak bisa bernafas saat melihatnya, dia tidak percaya manusia bisa memiliki ukuran sebesar itu.
Nacha tersenyum sombong setelah melihat reaksi Evindro, bahkan dia sampai menggoyang-goyangkan benda itu seolah mengejek Evindro.
Evindro melempar jubah di tangannya pada Nacha, memintanya menutupi tubuhnya secepatnya.
"Kenapa Evindro? Ini bagian yang paling kubanggakan dalam hidupku." Nacha masih menolak memakai jubahnya, dia bahkan berjalan mendekat seolah khawatir Evindro belum melihat cukup jelas.
Evindro mengumpat dalam hati, dia bisa menerima kalau dirinya terus dikejutkan oleh situasi di dunia ini tetapi menurutnya ini keterkejutan yang tidak dia perlukan.
Nacha memiliki wajah yang cantik, tubuh ramping dan kulit yang halus, sulit orang menganggapnya sebagai pria tetapi setelah Evindro melihat ukuran benda yang sedang di goyangkannya, akan sulit bagi Evindro menolak mengagumi kejantanan Nacha.
Evindro menepuk jidatnya karena sikap kekanak-kanakan Nacha, 'Akan membutuhkan waktu lama untuk melupakan semua ini...'
Nacha menggunakan tenaga dalam untuk mengeringkan tubuhnya sebelum memakai jubah dan membawa Evindro kembali ke tempat tinggal mereka. Nacha bergerak dengan kecepatan yang dapat ditoleransi Evindro, setidaknya Evindro bisa bernafas sepanjang perjalanan.
Perjalanan itu memakan waktu cukup lama, keduanya tiba di tujuan saat matahari hampir tenggelam.
Nacha mengeluarkan potongan daging siluman kelinci dan membakar menggunakan perubahan jenis tenaga dalamnya. Nacha menawarkan daging itu pada Evindro tetapi ditolak olehnya.
"Aku akan memakan ini saja Senior..." Evindro menunjukkan beberapa Lobak Biru yang masih tersisa, menurutnya mengkonsumsi Lobak Sungai Es lebih membantu peningkatan kualitas tulangnya.
Nacha tidak memaksa Evindro lebih jauh jadi dia menikmati daging siluman kelinci itu sendiri sementara Evindro mengkonsumsi Lobak Sungai Es.
Evindro menghela nafas panjang setelah selesai menyerap khasiat satu Lobak Biru tersebut, dia kembali teringat kejadian yang dialaminya hari ini. Semua itu membuat Evindro menyadari betapa lemahnya kemampuan yang dia banggakan beberapa waktu sebelumnya.
Evindro berpikir dirinya sudah berkembang pesat pada kesempatan kehidupan keduanya tetapi di mata orang seperti Nacha, dirinya mungkin tidak lebih dari seekor semut. Hal ini membuat Evindro frustasi sekaligus termotivasi untuk menjadi lebih kuat lagi dari sebelumnya.
"Maaf Evindro, aku tidak bisa mengajarimu bela diri. Kondisi tubuhmu terlalu lemah, aku khawatir dirimu akan terbunuh kalau aku melatih dirimu."
Nacha memasang wajah menyesal ketika Evindro meminta bantuannya untuk menjadi lebih kuat.
"Kalau kau menjadi lebih kuat, mungkin aku bisa mengajarimu satu atau dua trik. Selain tulangmu, semua bagian tubuhmu bisa dibilang manusia biasa. Apa kau mengetahui cara naik ke tingkat selanjutnya?"
Evindro mengangguk pelan, dia sudah pernah menjadi Pendekar Suci di kehidupan sebelumnya jadi dia mengetahui cara untuk naik ke tingkat selanjutnya.
Yang dia butuhkan adalah sumber daya untuk menopang latihannya menuju tingkat berikutnya.
"Evindro, aku akan mencarikan sumber daya untukmu, kau fokus saja berlatih. Jangan tinggalkan tempat ini, aku akan kembali dalam beberapa hari." Nacha meninggalkan lebih banyak Lobak Biru sebelum memasuki Hutan Kematian demi mencari sumber daya.
Evindro menarik nafas dalam-dalam sebelum duduk bersila dan merencanakan latihannya.
Seperti yang dikatakan oleh Nacha, terlepas kemampuannya telah mencapai Pendekar Bergelar dan memiliki kualitas tulang pada tingkat Tulang Naga Muda, Evindro masih memiliki tubuh manusia biasa.
Seseorang disebut mencapai tingkat Pendekar Raja jika telah berhasil melakukan empat hal yaitu Perubahan Otot, Penempaan Tulang, Pembersihan Sumsum, dan Perubahan Jenis.
Seorang Pendekar Ahli yang telah berhasil menyelesaikan satu dari empat hal ini bisa memiliki kemampuan Pendekar Bergelar. Evindro misalnya berkat mendalami ilmu Pembentukan Tulang Naga telah mencapai kualitas tulang yang tinggi dan membuatnya seolah telah menyelesaikan penempaan tulang, ada juga Yuki yang telah dapat melakukan perubahan jenis, mengubah tenaga dalamnya menjadi es untuk menyerang lawan ataupun melindungi diri sendiri.
'Akan memakan waktu beberapa tahun dengan sumber daya seperti ini sekalipun untuk mencapai Tulang Naga Langit apalagi Tulang Kaisar Naga, sebaiknya aku melakukan penempaan tulang sebagai tahap yang terakhir...'
Penempaan Tulang adalah proses seorang pendekar menghancurkan lalu membentuk kembali tulang mereka menjadi lebih kuat. Tulang baru yang dibentuk akan memiliki kemampuan dapat menyimpan tenaga dalam.
Pada umumnya pendekar menyimpan tenaga dalam di bagian perut, namun pendekar tingkat tinggi bisa memiliki cadangan tenaga dalam pada tulangnya. Ini membuat seorang pendekar bisa menggunakan tenaga dalam lebih besar daripada batas maksimal yang seharusnya dia miliki. Semakin tinggi kualitas tulang saat melakukan penempaan tulang, semakin banyak tenaga dalam yang bisa disimpan.
Contohnya Evindro memiliki enam puluh lingkaran tenaga dalam saat ini, dia bisa menyimpan jumlah tersebut ke dalam tulangnya lalu memulihkan tenaga dalam yang hilang. Pada sebuah pertarungan, Evindro bisa menggunakan seratus dua puluh lingkaran tenaga dalam di kondisi prima.
Masalahnya ada satu efek samping dari penempaan tulang, setelah selesai melakukannya seseorang akan semakin sulit meningkatkan kualitas tulangnya. Bagi sebagian besar pendekar yang tidak memiliki ilmu seperti Pembentukan Tulang Naga tidak akan peduli dengan efek samping ini, sementara Evindro berharap setidaknya dia mencapai Tulang Kaisar Langit sebelum melakukan penempaan tulang.
'Ke depannya aku harus menghadapi banyak pertarungan yang mematikan, diantara keempat hal yang harus aku capai untuk menjadi Pendekar Raja sepertinya yang paling aku butuhkan saat ini adalah pembersihan sumsum...'
Evindro memutuskan pembersihan sumsum sebagai langkah pertama yang diambilnya.
Pembersihan Sumsum adalah proses seorang pendekar memurnikan tulang sumsumnya menggunakan tenaga dalam. Ketika sumsum berhasil dimurnikan, dia akan membuat pendekar memiliki kemampuan regenerasi yang beberapa kali lipat dari manusia pada umumnya, baik pemulihan stamina maupun luka fisik.
Ini juga yang menjadi alasan pendekar tingkat tinggi mampu sembuh dari luka lebih cepat dibanding orang biasa. Proses ini dibagi menjadi dua tahapan, yang pertama adalah pembersihan sumsum itu sendiri dan kedua adalah memurnikan darah.
Evindro sekarang memiliki sekitar enam puluh lingkaran tenaga dalam, dia duduk bersila dan memejamkan matanya. Biasanya seseorang harus mendapatkan bimbingan dan arahan dari Pendekar Raja atau lebih tinggi untuk memahami cara pembersihan sumsum.
Memang beberapa orang berhasil dari mempelajari lewat catatan atau kitab, namun resiko tersebut lebih besar.
Evindro disisi lain sudah pernah melakukannya di kehidupan pertama, dia bisa melakukannya tanpa kesulitan. Evindro mengingat langkah demi langkah dengan jelas, dia telah bertahun-tahun menyiapkan diri untuk melakukan ini.
'Argh... Ini lebih sakit dari yang kuingat...' Evindro merapatkan giginya, proses pembersihan sumsum memang sangat menyakitkan, itu sebabnya membutuhkan persiapan mental dalam waktu yang lama sebelum melakukannya. Tidak sedikit yang pingsan pada percobaan pertama.
Dalam waktu kurang lebih satu jam Evindro menguras seluruh tenaga dalamnya, nafasnya terputus-putus dan mengucurkan keringat dingin. Dia berhasil membersihkan sumsum tanpa henti walaupun merasakan sakit yang hebat.