NovelToon NovelToon
Kerudung Yang Tersimpan

Kerudung Yang Tersimpan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Cty S'lalu Ctya

Merasa patah hati di kalah ingin meminang wanita yang selama ini dia kagumi ternyata sudah menikah hal itu menjadikan Syamil memilih ke suatu tempat untuk pelarian cinta nya, dia pun memutuskan tidak akan jatuh cinta lagi. Tapi takdir berkata lain disaat dia bertemu dengan gadis malam yang membuat Syamil tertarik yaitu Syakilah. Tanpa disadari kedekatan mereka telah menumbuhkan rasa cinta Syamil kembali, tapi banyak sekali kendala yang menyeret kisah cinta mereka juga jarak yang harus memisahkan mereka ketika Syamil di tuntut untuk meneruskan usaha ayahya. Sebuah kerudung telah di berikan Syamil untuk Syakilah sebelum perpisahan mereka.
"Pakailah jika kau sudah yakin dengan keputusan mu!" pesan Syamil.
"Kerudung ini akan aku simpan, seperti cintaku padamu" lirih sendu.
Syakilah selalu mengharap suatu saat Syamil datang dan memakaikan kerudung itu untuknya. Tapi apakah semua itu bisa terjadi?
Adakah cinta tanpa batas untuk seorang wanita malam seperti Syakilah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harapan Itu Sirna

Di sebuah mension yang megah seorang pemuda menatap hamparan bunga yang tertanam apik di taman. Duduk sendiri sambil termenung.

"Nak, sudah 5 bulan berlalu, cobalah untuk ikhlas, apalagi umi dengar Rauda sudah hamil 3 bulan" tutur lembut wanita paruh baya yang masih cantik di usianya menghampiri pemuda itu. Terdengar helaan nafas panjang. Lalu pemuda itu menatap ibu nya dalam.

"Umi tenang saja, Syamil sudah ikhlas, tapi jujur sulit bagi Syamil untuk menghapus perasaan Syamil" balas sendu Syamil.

"Kamu tahu kan nak, rasa cinta itu tidak bisa di hapus jika kamu masih memikirkan nya" ujar sang ibu.

"Umi benar, mulai besok aku akan ikut Daddy bekerja"

"Kamu serius, mau ikut Daddy ke perusahaan?" tanya sang ibu memastikan.

"Hem.. dengan begitu sedikit demi sedikit mungkin bisa melupakan perasaan cinta ini" yakin Syamil. Ibu Syamil tersenyum lembut di balik niqab nya. lalu memegang tangan Syamil.

"Umi yakin kamu pasti bisa, dibalik kesusahan pasti ada kebahagiaan yang tuhan siapkan untuk mu nak" dengan lembut ibu Syamil memeluk Syamil.

"Amin.. Doakan Syamil ya umi!"

"Umi selalu mendoakan yang terbaik untuk mu nak" kata ibu. Seorang wanita sepuh menghampiri mereka berdua.

"Jidda Lena, ada apa?" tanya Syamil melihat Bu Lena kepala pelayan menghampiri mereka.

"Tuan sudah pulang den, beliau mencari den Syamil" jawab Bu Lena memberitahu.

"Mas Tom sudah pulang Bu?" timpal sang ibu. Bu Lena mengangguk.

"Ya nyonya, tapi tuan langsung menuju ruang kerja" tutur Bu Lena apa adanya.

"Oh,, ya sudah, kalau gitu kamu temui Daddy dulu, biar umi bikinin teh dulu, nanti umi nyusul belakangan" ajak ibu Syamil.

"Baik umi" angguk Syamil.

"Bu Lena, istirahat saja sudah sore. Masalah pekerjaan biar ART lain yang menyelesaikan" perintah ibu Syamil. Dan di angguki Bu Lena

"Baik nyonya, saya permisi" pamit Bu Lena. Mereka bertiga beranjak dari taman seraya melangkah dari taman menuju tempat masing-masing. Bu Lena ke paviliun sedangkan Syamil dan ibunya masuk ke dalam rumah. Syamil langsung menuju ruang kerja ayahnya.

"Daddy mencari ku?" sarkas Syamil duduk di kursi yang ada di depan meja kerja sang ayah.

"Hem.."

"Ada apa dad?" tanya Syamil to the point. Ayah meletakkan kacamatanya di meja lalu beralih menatap Syamil.

"Minggu depan Daddy ada undangan dari uncle Fernando tapi di Bali" ujar sang ayah.

"Tapi perusahaan tak ada yang hendle, So, apa kamu bersedia menggantikan Daddy dan umi ke Bali?" lanjut sang ayah. Syamil nampak menimang.

"Wah,, ide bagus itu, sekalian nanti mampir ke rumah nenek. Kamu bisa liburan disana bersama teteh Wardah dan ajak juga mas Aslan dan mbak Dijah" timpal ibu nya yang masuk membawakan teh untuk ayah. Ayah mengarah pada ibu yang menghampiri dan memberikan teh untuk ayah.

"Terima kasih sayang" ulas Ayah ketika ibu memberikan teh pada nya. Seulas senyum sayang di berikan ibu untuk ayah. Meskipun sudah tua tapi kasih sayang mereka masih begitu besar satu sama lain, kadang sang ayah tak segan memperlihatkan kemesraan di depan Syamil bahkan semua orang. Terkadang Syamil ingin seperti kedua orang tuanya yang memiliki pasangan yang begitu saling mencintai dan melengkapi. Dan dulu harapan nya adalah Rauda, tapi harapan itu sirna lah sudah dimana Rauda kini sudah menikah dan hamil. Akan berdosa bagi Syamil jika menginginkan istri dari orang lain.

"Tapi kan Bali dan Jakarta itu jauh" keluh Syamil.

"Kamu kan bisa minta jemput Jet pribadi untuk ke Jakarta nak" timpal ayah gemas.

"Apa teteh Wardah akan menghadiri undangan itu dad?" tanya Syamil.

"Tak tahu, biar nanti tanya sama Tante Yasmin" balas ayah.

"Dad, disana pasti banyak sekali pebisnis hebat, lalu Syamil harus bagaimana?" keluh Syamil lagi.

"Kamu tenang saja, om Fernando akan mendampingi mu, dia yang akan memperkenalkan mu pada teman-teman nya jika kamu anak ku" ayah mencoba meyakinkan Syamil agar tidak minder. Syamil pun mengangguk, siapa tahu dengan pelarian cinta nya ke Bali bisa membuatnya melupakan rasa sakit karena patah hati.

Hari ini Syamil sudah siap dengan koper yang dia seret, keluar dari kamar yang selama ini dia tempati. Langkahnya pasti, menuruni setiap undakan anak tangga, di bawah sudah ada ibu dan ayah juga Bu Lena kepala pelayan menunggunya.

"Umi Syamil berangkat dulu ya!" pamit Syamil senduh, ibu mengangguk, meski jujur saja sedikit berat hatinya berpisah dengan sang anak yang kini sudah tumbuh dewasa.

"Ya nak, kalau sudah sampai beritahu umi!" harap sang ibu. Syamil pun mengangguk seraya memeluk ibunya dengan erat.

"Nanti om Fernando sendiri yang akan menjemputmu di bandara" ujar sang ayah yang ada di samping ibu.

"Hem.." hanya itu yang di berikan Syamil sebagai jawaban, kadang juga ayah merasa kesal karena Syamil irit bicara dan cuek kepada siapapun kecuali sang ibu.

"Den, mari berangkat!" ujar salah satu bodyguard menghampiri mereka.

"Syamil berangkat dulu jidda, salam buat suami jidda" pamit Syamil pada Bu Lena.

"Baik den, jaga diri disana den!" pesan Bu Lena. Syamil mengangguk.

"Hati-hati son" pesan sang ayah.

Syamil memasuki mobil dan sopir pun melajukan mobil menuju bandara dimana jet pribadi milik keluarga Ringgo sudah menunggu untuk mengantar.

"Selamat tinggal cinta" guman Syamil ketika dia melangkah menuju jet yang akan mengantar ke pulau dimana dia akan mengubur rasa cinta nya untuk Rauda. Kini tujuan nya pasti yaitu akan bekerja dan membantu sang ayah, tidak ada lagi yang nama nya cinta, karena cinta itu hanya akan membuat nya sakit hati.

Di dalam pesawat Syamil pun sudah menghapus semua foto kebersamaan nya dulu dengan Rauda. Juga akun medsos nya, kontak Rauda pun dia blokir. Mungkin dengan begitu akan mempermudah dirinya untuk melupakan Rauda, biarlah Rauda kini sudah bahagia bersama seorang yang selalu ada untuk nya lelaki dewasa yang dia kagumi dari kecil yaitu Damar seorang yang selalu melindungi Rauda. Rauda sudah menikah dan hamil, kini tinggal Syamil yang harus melanjutkan hidup nya meski tanpa harus dengan rasa cinta. Lagi pula usianya masih mudah baru lulus S1 dia akan melanjutkan studinya bersamaan membantu sang ayah di perusahaan tentunya setelah dia kembali dari Bali.

"Perjalanan masih panjang Syamil, mungkin ini cara tuhan agar aku bisa melanjutkan apa yang di inginkan Daddy, yaitu memimpin perusahaan" Syamil meyakinkan dirinya sendiri dan juga sebagai penyemangat nya agar dia bisa moof on.

"Welcome to the Bali, i am coming"

1
Lita
baca ah...
Lia siti marlia
masih nyimak
Adiba Shakila Atmarini
kisahx menarik..lnjut up thor..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!