Mika dan Rehan adalah saudara sepupu.
mereka harus menjalani sebuah pernikahan karena desakan Kakek yang mana kondisinya semakin memburuk setiap hari.
penuh dengan konflik dan perselisihan.
Apakah mereka setuju dengan pernikahan itu? Akankah mereka kuat menghadapi pernikahan tanpa dasar cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pe_na, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Penipuan.
HAPPY READING...
***
Mika berada di kamarnya. lebih tepatnya berdiri mengawasi pelataran rumah sambil mondar-mandir cemas.
bagaimanapun ia masih berharap keputusan akan berubah.
sungguh, menikahi sepupunya? adalah takdir yang buruk. Mika tak menginginkan hal itu.
Tadi orang tuanya kembali datang ke rumah Kakek. bertemu dan membahas tentang permintaan kakek yang tak masuk akal itu.
tentu saja Mika yakin kalau orang tuanya pun tak setuju dengan rencana pernikahan itu.
persetan dengan nasib Perusahaan milik keluarga itu!
Kenapa Ayah belum juga kembali? batin Mika semakin risau. jalanan di depan sana juga terlibat sepi. tak ada tanda-tanda mobil orang tuanya akan datang.
"Bagaimana kalau Ayah tidak bisa meyakinkan semua orang?" gumamnya pelan.
Sungguh hal ini tak bisa membuat Mika tidur nyenyak. ditambah saat Mika tau kalau sepupunya itu bertambah menjengkelkan dari terakhir kali mereka bertemu.
bukan tipe pria idamannya!
"Apa aku harus pergi? melarikan diri? tapi kemana? huaaaa...".
Mika tak tau hari pergi kemana kalau nekat untuk melarikan diri. karena Mika bukan tipe anak yang pemberani dan pembangkang.
ia bahkan tak tau seperti apa ujung kota ini.
mungkin karena kenyamanan yang didapatkan dari orang tuanya, membuat Mika tak pernah berkeinginan untuk mencari kebahagiaan di luar seperti gadis lain.
"Tapi aku tidak bisa melakukannya... bagaimana mungkin aku menikah dengannya?".
Mika menggelengkan kepalanya.
meyakinkan diri bahwa sepupunya itu juga tak akan mau menerima perjodohan ini.
Di tempat lain.
Kakek.
dalang dari semua permasalahan yang tengah terjadi di lingkup keluarganya. menjadi orang pertama yang menyuarakan tentang pernikahan antar cucu kesayangannya.
dengan dalih permintaan terakhir sebelum beliau meninggal.
orang tua keras kepala yang sedikit egois dan seenaknya.
pria dengan seluruh rambutnya yang telah memutih itu sedang berbaring di ranjang.
selang oksigen masih berada di hidungnya. membantu pernafasan beliau.
di sampingnya ada Dokter pria yang tengah mengemasi peralatan medisnya.
"Mereka sudah keluar, Tuan..." bisik sang Dokter mengamati sekitarnya. dimana di kamar ini hanya ada mereka berdua saja.
Dan setelah mendengar ucapan Dokter, Kakek langsung berubah. bukan berubah menjadi super hero. tapi langsung mengubah pisisinya dari yang terbaring lemah tak berdaya menjadi duduk. uniknya orang tua itu tak terlihat tengah menderita sakit apapun. beliau terlihat bugar dan sehat. apalagi senyumnya, terlihat penuh kemenangan.
lalu apa yang terjadi?
tentu saja Kakek tersenyum. melepas selang oksigen yang mengganggu sejak tadi.
"Akhirnya aku bisa bernafas lega..." ucapnya tanpa dosa. sengaja memelankan nada bicaranya agar tak terdengar oleh siapapun.
"Anda terlalu memaksakan diri, Tuan..". Dokter itu tersenyum. menjadi bagian dari rencana penipuan Kakek tidaklah mudah.
nyatanya Dokter pribadinya juga ikut terlibat hal seperti ini. membohongi semua orang tentang kesehatan kakek yang menurun.
Jadi semua ini hanya penipuan?
tentu saja! semua ini adalah ide dari Kakek.
sengaja melakukan itu untuk suatu tujuan penting.
Bagaimanapun Kakek adalah orang yang tau semua hal. semua anak-anaknya sudah terjamin dari segi materi. hanya saja, Kakek mengkhawatirkan sesuatu akhir-akhir ini. di usia senjanya, Kakek hanya ingin Perusahaan yang ia bangun menjadi sebuah Perusahaan yang terus berkembang di bawah kepemimpinan anaknya.
Dan sekarang, Anak sulung nya yang mengelola Perusahaan miliknya itu. Bima. yang tak lain adalah orang tua dari Rehan.
Hal itu memicu kekhawatiran bagi Kakek. jika kelak saat Bima telah menyerahkan kepemimpinannya kepada Rehan, tentu saja kestabilan Perusahaan akan terganggu juga.
dimana Rehan akan mempunyai istri dari kalangan luar. dan jika hal itu terjadi bagaimna dengan nasib putra kedua Kakek? bagaimana dengan Adam dan garis keturunannya? mereka akan semakin tersingkir dari hak yang seharusnya mereka miliki.
itulah sebabnya Kakek berencana untuk menikahkan Mika dan Rehan. agar Perusahaan tetap aman dan tangan anak-anaknya.
sedikit egois memang, mengingat Mika dan Rehan adalah sepupu. Tapi hanya ini yang bisa kakek lakukan. hal ini juga yang membuatnya tenang, jika waktu telah memanggilnya untuk kembali pada yang Kuasa.
"Bagaimana menurutmu, Dok? apa aku sudah berakting dengan baik?". Kakek kembali tertawa. rencana yang sudah ia rangkai dengan sangat rapi harusnya berjalan dengan baik pula.
"Anda sudah seperti Aktor, Tuan..." puji Dokter itu.
mereka sama-sama tertawa senang. dan sandiwara itu akan terus berlanjut sampai Mika dan Rehan benar-benar setuju dengan rencana pernikahannya.
mungkin juga bukan hanya selang oksigen nanti yang menjadi properti drama mereka. mungkin juga alat rekam jantung untuk meyakinkan kalau kondisi Kakek benar-benar parah.
"Lepaskan ini... mereka tidak akan mendatangi kamar ku lagi malam ini..." tunjuk Kakek pada selang infus yang melilit kepalanya.
"Baik Tuan..." Dokter pribadi Kakek langsung mengemasi semuanya.
"Aku akan menelepon mu lagi besok..." ucap Kakek.
dokter itu pun mengangguk paham.
"Bagaimana Yah?". Mika berlari dari kamarnya. turun ke lantai dasar setelah mengetahui mobil milik orang tuanya telah kembali dari rumah Kakek.
membawa harapan bahwa rencana pernikahannya dibatalkan. atau setidaknya bukan dia yang menjadi target pengantin wanita untuk Rehan.
Karena Mika masih ingin mewujudkan impian-impiannya selama ini. ia ingin menjadi dokter dan mengabdikan diri untuk masyarakat sebelum memikirkan pernikahan.
Ya... Cita-citanya adalah menjadi seorang Dokter. sebuah profesi yang sangat baik bukan?
Dan jika terjadi sebuah pernikahan, Mika akan kehilangan semua hal yang ia impikan. tentu saja menjadi seorang Dokter hanyalah angan-angannya saja nanti. Mika yakin kalau semua orang tidak akan mengijinkannya nanti.
"Maafkan Ayah, Mika...". Ayah Adam menghela nafasnya berat. seperti ada penyesalan dari sorot matanya ketika menatap sang putri.
tentu orang tua akan begitu sedih ketika tak bisa melindungi putrinya. itulah yang Ayah Adam rasakan.
keputusan Kakek sudah bulat, dan yang bisa Ayah Adam lakukan hanyalah mematuhinya saja. apalagi ada embel-embel tentang kesehatan Kakek yang semakin menurun. Tentu Ayah tidak bisa membantah, takut jika hal itu semakin memperburuk kesehatan Kakek.
Apalagi Kakak sekaligus Papa dari Rehan juga setuju dengan perjodohan ini. sebagai anak sulung, Papa Bima yakin kalau keputusan Kakek adalah hal paling tepat untuk mereka.
"Apa Ayah tidak mengatakan apapun?". Air mata seorang putri jatuh begitu saja. menjelaskan bagaimana sakitnya Mika saat ini.
Sedangkan Ibu, hanya bisa memeluk putrinya agar tetap bersikap tenang menghadapi smua ini.
"Hiks...".
Papa Bima duduk di kursi kerjanya. di seberang ada Rehan yang juga penasaran tentang hasil dari pertemuan keluarga tadi.
"Kau mau berharap apa? kau bahkan tau seperti apa sifat Kakek bukan?". Papa Bima bersuara.
seperti mengatakan tak perlu berharap tentang keputusan Kakek yang akan berubah.
karena hal itu mustahil.
"Papa harap kau bisa menerima semua ini...".
Bahkan Papa Bima juga tak mampu membujuk Kakek untuk mengubah permintaannya.
dan juga, Papa takut membantah yang mana akan memperburuk kondisi Kakek.
"Rehan akan bertemu dan bicara dengannya..." ucap Rehan telah memutuskan.
ia akan menemui Mika dan membahas hal ini. lebih tepatnya sekongkol untuk membatalkan rencana pernikahan mereka.
"Terserah kau saja, Rey...". Papa Bima pasrah. menjatuhkan kepalanya sambil memijit pangkal hidungnya.
Ya... aku harus menemuinya... aku akan membicarakan ini dengannya...
***
Selamat datang di cerita receh kali ini. semoga syuka...