NovelToon NovelToon
Kontroversial Transmigrasi

Kontroversial Transmigrasi

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Masuk ke dalam novel / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Tinta Selasa

Yang satunya adalah Nona muda kaya raya, sementara yang satunya hanyalah seorang Pelayan toko. Tapi sebuah insiden kecelakaan telah menghancurkan jurang ini dan membuat mereka setara.

Bukannya mati dalam kecelakaan itu, jiwa mereka malah terlempar masuk ke sebuah Novel kuno roman picisan. Tempat dimana segalanya siap dikorbankan demi pemeran utama wanita.

Dan yang paling sial, keduanya malah masuk menjadi Ibu tiri sang pemeran utama wanita. Sama-sama menjadi Istri dari seorang Marques, yang gemuk, jelek dan berperut hitam. Dua karakter, yang akan dihabisi oleh para pemuja Pemeran utama wanita.

Untuk menyelematkan nyawa mereka, keduanya berencana untuk kabur. Tapi tentu saja, tidak ramai tanpa mencuri dan kegagalan. Baca kisah keduanya, dengan kejutan karakter lainnya. ✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tinta Selasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2

TUK, TUK, TUK.

“Nyonya-Nyonya? Nyonya, ... tolong jawab kami! Jika tidak ada jawaban, kami memohon maaf, tapi kami akan memaksa masuk sekarang juga.”

Mendengar ini, Ana dan Tiara saling memandang, sebelum mengangguk tanda persetujuan. Ada sekitar beberapa waktu tadi bagi mereka, untuk menyadari apa yang salah.

Kini jelas lah bagi keduanya, bahwa kecelakaan itu benar-benar terjadi, dan alih-alih mati dan pergi ke neraka karena tidak adanya perbuatan baik, jiwa mereka malah berakhir ditempat antah berantah. Tapi walaupun antah berantah, harus mereka akui bahwa dua tubuh yang mereka tempati sangatlah cantik.

Untuk Tiara yang seorang penikmat buku, dia berteori dirinya mengalami hal supranatural dengan menembus dimensi. Tempat dimana jiwa-jiwa berpindah dan masuk ke raga lain, dan diistilahkan transmigrasi jiwa. Ya, setidaknya itulah yang dikisahkan dalam novel-novel populer yang dia baca.

Sementara Ana, dia tidak mempercayai hal itu. Dia tidak mau membaca buku apapun, selain buku bisnis. Dia adalah Nona muda dengan banyak tanggungan, dan terbiasa dengan kekayaan. Jadi bahkan setelah jiwanya sudah ada di raga lain, dia masih suka memerintah khas Nona besar.

“Pergi dan buka.”

Seperti biasa, Tiara langsung pergi membukakan pintu dengan patuh. Ini akibat strata diantara mereka, dan jiwa pelayannya yang besar.

KLEK.

Pintu dibuka, menampilkan seorang wanita paruh baya berbadan besar dengan pakaian pelayan lengkap. Sementara di bagian belakang wanita itu, ada beberapa pelayan muda, yang berdiri dengan kepala tertunduk. Sekarang baik Ana dan Tiara semakin menyadari, bahwa tempat mereka ini seolah memang dunia lain.

"Salam kepada Nyonya Nyonya, maaf untuk kelancangan kami. Kami mendengar teriakan, jadi kami segera bergegas.”

Mendengar ini, alis Ana menyatu. Dia berbagi pandangan dengan Tiara yang menengok kebelakang, mencoba menekan ketakutan pribadinya. Tapi entah kenapa, Tiara rasa takut Tiara bukanlah bertemu orang-orang asing ini, tapi karena familiar dengan panggilan Nyonya Nyonya itu.

Pelayan dengan badan besar itu pun mengambil langkah masuk, melewati ambang pintu, semakin dekat dengan kedua mereka.

“Jadi Nyonya apa ada sesuatu yang salah? atau apa ada sesuatu yang terjadi? Tolong beritahu saya.”

Tiara sebagai yang paling dekat dengan pelayan itu, kembali berbalik menatap Ana, dan mendapatkan kode berupa anggukan. Jadi Ana pun ikut mendekat dan bahkan melewati keduanya, hanya untuk menutup pintu secara tiba-tiba.

“Nyonya Ana ada apa?”

Ana mengangkat sebelah sudut bibirnya sinis. “Nyonya Ana pala bapak kau! ... Kemari!”

Ana pun memaksa pelayan wanita itu kearah sudut kamar. Ya, walaupun ini adalah kamar, tapi masih terbagi dengan beberapa ruangan. Cukup untuk melakukan interogasi dan semacamnya.

Setelah dirasa aman, cukup jauh dari tempat pria yang mengorok seperti kerbau tadi, keduanya mendudukan pelayan wanita itu.

Ana pun menaruh kedua tangannya di pinggang, khas Nyonya kaya. "Jadi, siapa kau?"

“Saya?" Tunjuk pelayan itu pada dirinya.

"Ya, siapa lagi!” Ana dengan galak mengintimidasi wanita itu. Wajahnya terlihat sangat kejam, mengingat penampilannya yang berambut coklat bergelombang, tapi memiliki mata emas yang sangat tajam.

“Nyonya, a-apa maksud Nyonya, sa-saya—”

“JAWAB SAJA!”

Mendapat bentakan, wanita itu jelas ketakutan dan kebingungan. Tuannya baru saja membawa pulang dua wanita didepannya ini kemarin, setelah pesta pernikahan tiga hari tiga malam di tempat berbeda. Sebuah hal yang sangat kontroversial. Dia juga sudah mendengar rumor mengenai sifat jahat dan serakah mereka, hanya tidak menyangka akan di intimidasi tanpa alasan seperti ini.

"A-aku Bessa, Nyonya. Kepala pelayan kediaman ini."

"Siapa, Bessa siapa?" Kali ini giliran Tiara yang tidak sabar. Ingatan terakhirnya mengenai kecelakaan mereka, sudah semakin jelas sekarang. Mengingat betapa parahnya kecelakaan itu, hanya kecil kemungkinan mereka selamat. Dan kini, mendengar nama Bessa, ingatannya kembali mencari-cari karena rasa familiar yang kuat. Seperti dia pernah membaca nama itu, disuatu buku.

"Nyonya, aku Bessa Bach." Bessa hampir menangis. Seluruh tubuhnya yang gemuk sampai bergetar.

DEG.

Tiara menggeleng.

“Tidak kau tidak mungkin Bessa Bach, dan pria gemuk itu adalah Adam? Adam Sasimo kan?” Suara Tiara hampir habis mengakhiri ucapannya, saking takutnya dia sekarang.

“Wait, Sasimo? gila mesum banget, sana sini ma---”

“ANA TOLONG!” Bentak Tiara tanpa sadar. Dia semakin gugup sekarang, tidak memiliki toleransi untuk ocehan Ana. Sementara Ana yang dibentak jelas tidak senang. Dia ingin marah, tapi wajah serius Tiara menahannya, membuat dia menatap Bessa garang sebagai pelampiasan.

Bessa yang ditatap seperti itu, semakin takut. "Bu-bukan Nyonya. Dia bukan Tuan Adam Sasimo, di-dia Tuan Adam Marston."

BRUK.

Tiara harap dia jatuh dengan tulang ekor lalu menjadi cacat. Sehingga jika ini benar, dia akan dibuang oleh pria gemuk itu.

Ana yang terkejut, segera mengangkat Tiara yang tiba-tiba jatuh tanpa alasan tadi. “Tiara, kau kenapa hah? Kenapa kau lembek sekali.” Ujarnya, tapi masih tidak berhasil mengangkat Tiara yang begitu ingin melekat pada lantai.

Sementara itu, Tiara melengos dengan kasar, sayang sekali dia masih bisa merasakan sakit, yang artinya dia tidaklah cacat. Karena sungguh, ini adalah pertama kalinya dalam hidup dia merasa begitu tidak berdaya, hingga ingin dibuang.

"Nyonya Ana, apa yang terjadi dengan Nyonya Tia?" tanya Bessa khawatir.

Tapi mendengar perkataan Bessa, Tiara menggeleng kuat. "Tidak, jangan panggil aku Tia, aku Tiara bukan Tia."

Ana memelototi Bessa lagi, membuat Bessa semakin gugup. "Ba-baiklah Nyonya Tiara, saya akan memerintahkan seluruh Mansion untuk memanggil dengan nama panjang anda."

Mendengar ucapan Bessa, Tiara tiba-tiba tertawa. Seluruh tubuhnya gemetar hebat, tapi karena tawa itu menular, Ana juga ikut tertawa.

Bessa yang melihat ini, sempat merasa takut. Namun karena tak punya pilihan, jadi dia ikut tertawa juga. Tawa mereka semakin kencang, tapi masih tidak bisa menutupi suara mengorok dari pria di tempat tidur. Bahkan saking kuatnya, tawa pura-pura Bessa menjadi tawa sungguhan, ketika seluruh perutnya gemetar.

Melihat tawa tak terkendali milik Bessa, Ana tiba-tiba terdiam. Dia menatap Bessa, dengan percikan-percikan air liur yang keluar dari sela gigi. Karena hampir semua gigi Bessa berjarak.

Sementara dia adalah Ana Hain, wanita kaya dan berbakat dari keluarga konglomerasi. Kini merasakan air liur itu memercik ke kulit wajahnya, Ana bukan lagi ingin, tapi memang muntah.

"UEEEKKK!"

Sayang seribu sayang bagi Tiara, karena posisinya yang terduduk di bawah, gaunnya harus mengenai muntahan Ana. Melihat hal itu, dia mau jijik sampai mati.

Bessa yang sempat terdiam, akhirnya tersadar. "Nyonya, Nyonya aku akan mengambil ...." Dia sudah hendak pergi entah untuk apa, sebelum kakinya ditahan Tiara.

"Kau tidak akan keluar dari sini!"

Setelah mencium langsung betapa menjijikkannya isi perut Ana. Tiara sepenuhnya dibuat sadar, bahwa dia mungkin telah mengalami salah satu hal paling mustahil.

Sementara Ana yang matanya memerah karena jijik, semakin jijik dengan muntahannya sendiri.

"A-apa itu? makanan apa itu? aku tidak pernah memakan, makanan menjijikan seperti itu."

Tapi Bessa, sebagai penyedia makanan langsung saja membela diri. "Tapi Nyonya Ana, anda sendiri yang menginginkan plasenta domba kemarin. Kata anda, itu akan mempertahankan kecantikan dan kekencangan kulit."

Mendengar kata plasenta, Ana ambruk ke belakang dengan mulut terbuka. Tiara sebenarnya ingin tertawa, tapi merasa tidak mampu.

"Jangan-jangan aku makan itu juga?"

"Tidak Nyonya. Anda sangat memperhatikan makanan anda, sampai-sampai anda tidak suka makan."

"Really?"

"Apa itu rili Nyonya?

Mendengar Bessa menyebut really sebagai rili, Tiara sedikit terhibur. Masih dengan posisi mereka yang tidak berubah, dan muntahan di gaun, Tiara tiba-tiba bertanya, hal yang paling mengganggunya.

"Sudah berapa lama, kami atau kita menikah?"

Tiara menanyakan itu sambil mengingat pria ditempat tidur, yang masih mengorok keras sekali.

"Baru tiga hari yang lalu. Kemarin adalah kedatangan anda berdua."

"Tiara apa yang kau bicarakan? menikah apa hah? siapa yang menikahi siapa? bukan gorila itu kan?" Tunjuk Ana kearah tembok, dimana pria bernama Adam itu dibaliknya.

Tapi Tiara menggeleng pelan, “Bukan, dia kerbau.”

Namun siapa sangka Bessa akan menyambung pembicaraan tidak jelas mereka.

"Babi, Tuan mirip seperti itu."

Ana dan Tiara saling berpandangan lelah, sebelum tertawa kecil. Bagaimanapun mereka adalah wanita muda tanpa beban lebih dipundak. Mereka masih akan tertawa, selama masih kesempatan untuk itu.

Tapi Tiara tiba-tiba merubah ekspresinya menjadi serius, dan menatap Ana. “Apapun yang akan aku katakan, Ana diamlah untuk sebentar.”

Beruntung mereka cukup dekat, untuk bisa memanggil satu sama lain dengan nama sejak awal. Tiara kemudian beralih menatap Bessa.

“Jadi, kami berdua benar adalah istri Tuanmu Adam? benar begitu?” Tunjuk Tiara pada ruangan di sebelah.

"Brengsek! Maksudmu, Kerbau itu menikahi kita berdua sekaligus?" Ujar Ana, yang melupakan apa yang diminta Tiara.

1
Marianti Lim
thor, di awal cerita g merasa lucu n unik tapi makin lama kok makin terasa bosan. tiara yg mantan pelayan, ana yg mantan anak kaya n banyak dgn cobaan hidup n meira anak lulusan hukum...knp makin lama menjadi pribadi yg urak2an n terkesan bodoh. lucunya jadi hilang thor. maaf y ini hanya pendapat saya.
Nanang Kukun
cerita yg sangat menarik dan menghibur,.../Heart//Heart/
Tya🍁
seru nih ceritanya gak serius amat, bikin ngakak juga... terhibur
Tya🍁
bener ih, aku suka karakter Tiara, dia cerdas... suka buku....
Tya🍁
seandainya aku bisa aku juga ingin seperti Tiara dan Ana, hehe...
Tya🍁
cerita yang menarik, semangat!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!