NovelToon NovelToon
Istri Darurat Pewaris Takhta Konglomerat

Istri Darurat Pewaris Takhta Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sekarani

Tari tiba-tiba jadi buronan debt collector setelah kekasihnya menghilang berbulan-bulan. Tari dipaksa melunasi utang Rp500 juta meski dirinya tak pernah mengajukan pinjaman sepeser pun.

Putus asa mendapat ancaman bertubi-tubi hingga ingin mengakhiri hidupnya sendiri, Tari mendadak dapat tawaran tak terduga dari Raka.

Pewaris keluarga konglomerat tersebut berjanji melunasi utang yang dibebankan kepada Tari jika gadis itu mau menjadi istrinya. Raka bahkan bersedia membantu Tari balas dendam pada sang kekasih.

Apa yang sebenarnya telah terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sekarani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Putus Asa Setengah Mati

"Orang-orang yang tidak waras berbisnis dengan cara menjijikkan."

Okta langsung mengalihkan perhatian dari layar tablet di tangannya sejak orang yang berdiri di sampingnya mulai mengucapkan kata pertama.

Berita tentang kasus bunuh diri korban pinjol yang diduga depresi karena teror debt collector tengah menduduki halaman utama berbagai media massa. Publik ramai-ramai mengutuk oknum penagih utang yang telah menjatuhkan mental korban dengan begitu kejam.

"Apa yang akan Pak Raka lakukan jika seseorang yang Pak Raka kenal menjadi korban pinjol seperti kasus yang menjadi headline media cetak maupun online hari ini?" Okta bertanya pada pria yang tidak lain adalah bosnya.

"Lapor polisi," jawab Raka singkat dan tanpa pikir panjang.

Tidak puas dengan jawaban Raka, Okta kembali bertanya, "Melaporkan siapa? Oknum penagih utang?"

"Pemilik perusahaan pinjol," tukas Raka. "Lebih mudah membereskan segalanya lewat satu orang yang duduk di kursi puncak, 'kan?"

Okta menganggukkan kepalanya beberapa kali, tanda setuju dengan cara berpikir Raka. Tak lama kemudian, Okta menerima sejumlah pesan singkat yang langsung menyedot seluruh atensinya.

"Pak Raka butuh informasi tentang pemilik perusahaan SayangUang? Saya bisa mulai mencarinya sekarang juga," tutur Okta dengan penuh antisipasi.

"Memangnya ada apa?"

Okta menyerahkan ponselnya kepada Raka, menunjukkan beberapa pesan yang baru saja dia terima dari seorang informan.

Raka segera membaca semua pesan itu dan seketika raut wajahnya mengeras.

"Kenapa masalah seperti ini baru dilaporkan sekarang?"

Okta sudah menduga bakal ditodong pertanyaan semacam itu. Dia pun telah menyiapkan jawaban paling diplomatis untuk disampaikan, tetapi ternyata tetap saja merasa agak panik saat Raka menatapnya marah.

"Pak Raka harus fokus merampungkan proyek akuisisi hotel di Bali pekan ini. Saya mendapat mandat untuk memastikan konsentrasi Pak Raka tidak terbelah," jawab Okta menjelaskan.

Raka memang baru saja membereskan kontrak akuisisi dua hotel bintang lima di Bali. Harus diakui bahwa itu bukan pekerjaan yang mudah bagi Raka. Tugasnya bukan hanya soal alih kepemilikan, melainkan juga menentukan skema terbaik untuk para tenaga kerja yang memilih bertahan di kedua hotel tersebut.

Bisa dibilang, misi utama Raka ke Bali bukan sekedar menambah jumlah hotel di bawah naungan Bhaskara Group. Dia juga dituntut bisa menyelamatkan ratusan karyawan yang terancam kehilangan pekerjaan akibat kacaunya manajemen hotel oleh pemilik aslinya.

Di bawah kepemimpinan ayahnya, Bhaskara Group memang telah lama dikenal sebagai perusahaan berjiwa malaikat. Raka tentu saja bangga memiliki orang tua yang layak dijadikan panutan dalam berbisnis, tetapi entah berapa kali dia berpikir bahwa semuanya bakal lebih mudah jika mereka mengesampingkan sisi humanis.

Mau akuisisi hotel? Tawarkan saja harga terbaik yang tidak bisa ditandingi pesaing. Persetan dengan nasib para karyawan. Bhaskara Group memiliki kekuatan yang lebih dari cukup untuk bersikap arogan.

Andai bisa sesederhana itu, Raka yakin pekerjaannya tak akan terlalu menguras energi. Sayangnya, dia memang hanya mampu berandai-andai.

"Kamu tidak mungkin tidak tahu bahwa dia adalah prioritas saya. Mau sepenting apa pun urusan perusahaan, dia tetap lebih penting," tandas Raka.

Belum selesai Okta mengumpulkan nyali untuk membalas ucapan bosnya, Raka kembali berkata, "Apa kamu sudah tahu masalah ini sejak awal, tapi sengaja menyembunyikannya dari saya? Kalau iya, mungkin kamu jadi orang pertama yang saya pecat di perusahaan ini."

Okta buru-buru menggelengkan kepala. Dia tidak mau kehilangan pekerjaannya. Meski setiap hari harus menghadapi Raka yang seolah memiliki dua kepribadian berbeda, di mana lagi Okta bisa mendapat bayaran setinggi gajinya sekarang?

"Saya tidak menyembunyikan apa pun dari Pak Raka. Saya memang meminta orang itu untuk tidak melaporkan apa pun sepekan ini, kecuali sangat darurat atau mendesak," ungkap Okta.

"Siang ini adalah batasnya. Sesuai harapan, tugas Pak Raka sudah selesai, jadi beberapa saat yang lalu saya meminta orang itu untuk kembali melaporkan segalanya seperti biasa."

Raka tampak menghela napas setelah mendengarkan penjelasan sekretarisnya. Mau lanjut marah, tetapi Raka sebenarnya paham mengapa Okta melakukan sesuatu yang tidak dia sukai. 

Raka tadinya berniat agak lama berdiri di rooftop hotel untuk melepas penat bekerja sebelum kembali ke Jogja nanti sore. Dia cuma ingin menikmati keindahan garis pantai mumpung cuaca cerah. Namun, pemandangan indah di hadapannya kini jadi tak begitu menarik lagi.

"Dapatkan nomor kontak pemilik perusahaan itu secepatnya," ujar Raka, lalu balik kanan meninggalkan area rooftop.

"Nomor ponsel pribadi, jangan cuma asisten atau sekretarisnya," tegas Raka sembari berjalan cepat.

Sambil mengekori bosnya, Okta tak punya pilihan selain menjawab, "Siap, Pak."

"Satu lagi," ucap Raka yang mendadak menghentikan langkahnya.

Langkah cepat yang terhenti tiba-tiba nyaris membikin Okta menubruk punggung Raka. Untung saja dia sudah sangat terlatih soal menjaga jarak aman saat mengikuti langkah sang bos.

Tanpa membalikkan badan, Raka memberikan perintah tambahan untuk Okta yang berdiri di belakangnya.

"Cari tahu keberadaan laki-laki tidak tahu diri itu," tukas Raka. "Dia harus diberi pelajaran karena nekat mengacaukan kebahagiaan seseorang yang selama ini menjadi tanggung jawab saya."

*** 

"Saya sudah tahu di mana alamat kamu. Uangnya harus ditransfer besok pagi. Kalau tidak, saya obrak-abrik rumah kamu!"

"Saya tidak bercanda. Kamu pikir saya cuma bisa menggertak?! Pilihanmu cuma dua. Cepat bayar utang atau nyawa melayang!"

"Utangnya cuma bisa hangus kalau kamu mati! Kalau mau saya bantu pakai jalan itu, bilang! Dengan senang hati saya kabulkan!"

Tangan Tari gemetaran saat memutar satu per satu pesan suara yang baru saja dia terima malam ini. Sambil tetap menggenggam erat ponselnya, Tari duduk meringkuk memeluk kedua lutut di sudut kamarnya yang sengaja dibiarkan gelap.

Tubuh Tari bergetar ketakutan, sementara air mata mulai membasahi pipinya. Saat bersama Sandra seharian, dia masih bisa sedikit berpikir positif, bahkan percaya bahwa keajaiban mungkin saja datang menolongnya. Namun begitu dirinya sendirian, hanya pesimistis yang tersisa.

Beberapa saat yang lalu, dia kembali coba menghubungi Gani dan keluarganya, tapi tetap saja nihil. Ponsel Gani masih tidak aktif, mungkin pria itu malah sudah mengganti nomornya.

Saat Tari menelepon ibu Gani, panggilan pertama tidak diangkat. Panggilan kedua ditolak. Panggilan ketiga berujung suara operator telepon yang memberi tahu bahwa nomor tidak aktif.

"Apa salahku? Apa kalian memang ingin aku mati ...?"

***

Tari terbangun dari tidurnya dalam kondisi kacau. Matanya tampak bengkak dan terasa perih karena terlalu banyak menangis sepanjang malam. 

Kepala Tari pening. Mungkin karena dia baru bisa memejamkan mata menjelang subuh, namun kembali terjaga tak sampai dua jam setelahnya.

Kesalahan pertama yang dia sesali hari ini adalah segera mengecek ponselnya setelah bangun tidur. Dia mendapati puluhan notifikasi, mulai dari panggilan tak terjawab, pesan masuk, hingga pemberitahuan aktivitas orang-orang yang menghubunginya via media sosial.

Kesalahan kedua yang disesali Tari selanjutnya adalah membuka media sosial untuk memeriksa kehebohan apa yang telah terjadi. Pikir Tari, punya dosa sebesar apa dia sebenarnya sampai diberi ganjaran semenyakitkan ini?

Calon Suami Selebgram Tania Soebandrio Terungkap, Ini Sosoknya

Baru Pacaran 4 Bulan Sudah Mantap Menikah, Tania Soebandrio Pamer Cincin Tunangan

Tania Soebandrio Diam-Diam Sudah Tunangan: Saya Jatuh Cinta Berkali-kali Setiap Hari

Ada begitu banyak artikel tentang selebgram bernama Tania Soebandrio yang ternyata baru saja mengumumkan pertunangannya. Ironisnya, tunangan sang selebgram ternyata adalah Gani, pria yang mestinya masih berstatus kekasih Tari. 

Itulah kenapa banyak kenalan Tari yang menghubunginya setelah mengetahui kabar tak terduga tersebut. Mereka bertanya-tanya tentang hubungan Tari dengan Gani yang selama ini terlihat tidak pernah ada masalah.

Jadi, Gani selingkuh? Gani mencampakkan dia karena mencintai wanita lain? Apa hubungan mereka selama tujuh tahun tidak ada artinya sama sekali? Mengapa Gani tega berbuat sekejam ini padanya?

Tari tak tahu harus bagaimana lagi meratapi nasibnya. Gadis itu kembali menangis sejadi-jadinya, meluapkan emosi yang terlalu kacau untuk dideskripsikan dengan kata-kata. 

Sakit hati membikin hati Tari terasa nyeri. Ini benar-benar menyesakkan hingga membuatnya mulai susah bernapas. 

Tak berapa lama, sebuah pesan singkat yang dikirim penagih utang segera menyempurnakan keterpurukan Tari. Sesenggukan parah, Tari tiba-tiba saja merasa tak punya pilihan selain menyerah.

Apa sakitnya bisa hilang jika aku mati?

1
Fitria Agustina
makin penasaran, sebenarnya saat terjadi peristiwa apa yg menimpa raka lalu tari menolongnya
Sekarani
maaf yaa menunggu lama/Hey/
Fitria Agustina
di tunggu lanjutannya thor..
R. Danish D
ah sakit telinga, tolong
R. Danish D
baru mulai udh kissu kissu
tapi aku suka gaya penulisan authornya
Sekarani: makasih yaaaa
semoga betah bacanya sampai ending nanti❤
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak. Ceritanya keren.
5 like + /Rose/buatmu sebagai hadiah perkenalan.
semangat menulis terus ya
Sekarani: wah makasih yaaaa /Smile//Smile//Smile/

semangat dan sukses selalu untuk kita🔥
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal thor..
Sekarani: halo! makasih udah mampir kak/Heart/
total 1 replies
Sekarani
Halo! Istri Darurat Pewaris Takhta Konglomerat adalah karya pertamaku di NovelToon /Heart/

Terima kasih untuk dukungannya! Semoga suka dengan kisah yang disajikan /Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!