NovelToon NovelToon
Pertempuran Wanita Jelek

Pertempuran Wanita Jelek

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:17.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Syakira Sya

Terlahir jelek? Tidak masalah, dengan satu usapan aku bisa merubah paras seseorang menjadi wanita cantik.
Tapi, tiba-tiba suatu hari dia harus berada di ruangan yang sama dengan CEO selama 24 jam. Siapa yang bisa membantunya untuk menyembunyikan fakta bahwa dia sebenarnya adalah gadis jelek?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syakira Sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

rencana

Jerman

17 bulan kemudian ...

Di depan sebuah kamar hotel terlihat dua gadis cantik berdiri berdampingan menatap keadaan sekeliling dengan wajah terpukau akan bangunan hotel.

“Apa benar ini tempatnya?” tanya gadis bertubuh mungil, berambut hitam panjang terurai yang sedang menjinjing kotak make up, dia adalah Alana yang telah bekerja sebagai asisten seorang makeup artist di Jerman.

“Ya, menurut informasinya di sini,” jawab gadis bertubuh tinggi berambut pirang bernama Gisel.

“Wah! Pelanggan kita orang kaya.” Alana berdecak kagum.

Gisel menarik kedua sudut bibirnya kemudian mulai mengetuk pintu kamar.

Setelah beberapa saat pintu kamar terbuka, terlihat perempuan cantik, bertubuh tinggi, ramping bak model berdiri di ambang pintu menatap mereka, memasang wajah datar. Tak menunjukan keramahan.

“Dengan nona Laura?” sapa Gisel lebih dulu dengan seulas senyum lembut. “Saya Gisel dan ini asisten saya Alana. Kami perias yang Anda minta untuk datang,” jelas Gisel memperkenalkan diri.

Sejenak perempuan ini menatap dengan tatapan menilai dua gadis di hadapannya, kemudian tak lama.

“Masuklah,” titah perempuan bernama Laura ini bergeser dari ambang pintu mempersilahkan dua gadis ini masuk.

Alana melangkah sembari menatap keadaan kamar terlihat begitu mewah dan berkelas.

Laura melangkah lebih dulu menuju sebuah meja hias, mendudukkan tubuhnya, menyilangkan kaki terlihat keanggunan berbalut keangkuhan.

Gisel dan Alana pun melangkah mendekat.

“Aku dengar kalian sangat andal dalam merias,” ucap Laura sembari menatap pantulan wajah cantiknya di cermin.

“Iya nona, teman saya ini sangat hebat,” puji Alana dengan bangga meletakkan kotak make up di meja bersiap melakukan tugas.

“Nona katakan saja ingin di rias seperti apa soft, glamor, gotik Anda tinggal katakan. Saya akan membuat aura kecantikan Anda semakin terpancar hingga anda menjadi yang paling cantik,” timpal Gisel bermulut manis di depan kliennya.

“Aku tidak ingin di make up seperti itu. Aku tidak ingin menjadi sangat cantik!” sambarnya perempuan itu membuat Gisel dan Alana bungkam.

“Aku ingin dengan keahlian make up kalian, kalian membuat wajahku terlihat lebam, penuh luka bekas pukulan dan tamparan,” ucap Laura dengan tatapan tajam ke arah cermin.

What ... Make up membuat wajah lebam? Telihat habis di pukuli.

Gisel dan Alana sontak terkejut, alis mereka mengerut, saling melemparkan tatapan. Bertanya-tanya apa maksud perempuan ini?

“Maksud nona?” tanya Gisel tak mengerti, belum pernah dia mendapatkan klien yang tidak ingin cantik malah ingin terlihat menyedihkan.

“Kalian pasti pernah lihat luka palsu di tv. Itu teknik merias yang hebat kan?” tanya Laura dan diangguki oleh keduanya.

“Dan aku ingin seperti itu, dengan teknik make up, kalian harus membuat wajahku terlihat seperti babak belur seperti korban penganiayaan.”

Gisel dan Alana sontak membulatkan matanya. Ada apa ini? Mengapa perempuan ini meminta hal yang aneh seperti itu. Gisel yang berdiri berseberangan menatap Alana meminta jawaban atas permintaan aneh kliennya.

Alana pun menggeleng pelan. Tanda menolak.

“Nona, kami ...” kalimat Gisel menggantung saat Laura memotong.

“Kalian tidak bisa? Aku mendengar kalian sangat hebat,” sosornya.

“Tapi nona ...” kali ini suara Alana tertahan.

“Baiklah, Aku akan membayar kalian tiga kali lipat,” tawar perempuan itu.

Apa! Tiga kali lipat!

Mata Alana seketika membulat. Binar senang pun terpancar mendengar bayaran tiga kali lipat. Oh, jiwa miskin itu meronta.

“Bisa! Nona, tentu saja kami bisa,” sambar Alana dengan cepat.

Senyum terulas di wajah Laura mendengar ucapan Alana.

Sedangkan Gisel terkesiap mendengar kesanggupan Alana. Ini gila bagaimana mereka menerima pekerjaan aneh. Gisel bahkan tidak pernah merias seperti itu.

“Ayo mulai,” ujar Alana dengan semangat membuka alat make upnya.

“Lan! Kita tidak pernah mencobanya,” protes Gisel menggertakkan giginya dengan mata memicing.

“Lumayan tiga kali lipat, serahkan padaku," ucap Alana tersenyum lebar, dia pandai merubah wajah dengan make up dengan pengalamannya menutupi wajah buruk rupanya.

Gisel menghela napas kasar. Akan tingkah sahabat sekaligus asisten mata duitannya ini, Alana memang sangat lemah jika sudah menyangkut uang.

“Ini bagianmu,” kata Gisel tahu kehebatan Alana tentang teknik merias merubah wajah.

Gisel dan Alana pun memulai tugas mengaplikasikan make up di wajah cantik perempuan itu. Tangan terampil Alana mulai bekerja, menunjukkan kemampuannya.

Dua sahabat ini bekerja dengan penuh konsentrasi tinggi dan fokus agar hasil teknik make up terlihat nyata, membuat titik luka memar di wajah Laura khususnya di ujung bibir dan di bagian daerah mata.

Setelah beberapa saat wajah cantik itu telah berubah menjadi terlihat menyedihkan dengan luka lebam dan beberapa tetes rembesan darah.

Gisel dan Alana kompak menarik napas lega setelah sentuhan kuas terakhir, perkerjaan mereka telah selesai.

“Sudah nona,” ucap Gisel.

Laura pun menatap pantulan wajahnya di cermin kaca. Senyum seringai terpulas dari bibirnya.

“Kalian sangat hebat, luka ini terlihat sangat nyata,” puji Laura memegang ujung bibirnya yang terlihat kebiruan dengan noda merah darah kering.

“Mata yang lebam dan merah di pipiku ini seperti luka bekas tamparan berkali-kali.” Laura menatap takjub mahakarya dua sahabat ini.

“Kalian memang hebat, aku sangat puas dengan hasil kerja kalian.”

“Terima kasih nona,” balas Alana.

Tangan Laura lalu terulur merogoh tas yang berada di meja, mengeluarkan banyak lembar uang pecahan Euro.

“Ini untuk kalian.” Laura menyodorkan uang pada Gisel.

Alana yang melihat lembar-lembar uang itu telah berada di tangan Gisel berdecak kagum.

“Terima kasih nona,” ucap Gisel kini tersenyum puas. Laura hanya mengangguk.

Dret ... Dret ...

Suara getar ponsel terdengar, perhatian mereka pun terpusat ke arah laci nakas.

“Kalian boleh pergi dari tempat ini,” ucap Laura lalu melangkah, meninggalkan dua gadis itu, menuju nakas untuk menjawab panggilan teleponnya.

Melihat Laura berbalik. Dua sahabat ini saling tatap setelahnya tersenyum puas dengan apa yang mereka dapatkan.

“Tiga kali lipat,” gumam Alana tanpa suara mengangkat tiga jarinya ke arah Gisel.

Dengan semangat mereka kemudian mulai membereskan alat make up yang ada di meja rias, bergegas untuk pergi meninggalkan Laura yang sedang menjawab panggilan telepon.

“Hallo, ya. Sejauh ini semua telah berjalan dengan lancar, semua penjaga telah di kelabuhi. Dia berada terkurung di kamar sebelah dengan pengaruh obat yang telah di masukkan ke dalam minumanya. Aku tinggal menjalankan rencana kita selanjutnya,” ucap Laura pada orang di balik sambungan telepon dengan senyum devil.

Gisel dan Alana yang masih berada di kamar itu membereskan alat make up, menatap heran mendengar ucapan perempuan itu. Kembali dua sahabat saling tatap tak mengerti.

“Sisanya bagianmu menjadikan ini skandal besar. Buat mereka percaya jika dia telah menodaiku dengan paksa.”

Gisel dan Alana kompak tercengang mendengar ucapan Laura ternyata tujuan perempuan itu meminta di make up seperti orang teraniaya hanya untuk menjebak seorang lelaki.

“Dengan begitu aku bisa membuat dia bertekuk lutut dan menikahiku, dalam sekejap aku akan menjadi nyonya Walter.”

What menikah ... gila semakin mengerikan saja rencana perempuan itu membuat mereka tercengang bergidik ngeri.

Gisel dan Alana lalu mempercepat gerakannya, mereka harus pergi dari tempat ini sebelum ikut terkena masalah.

Setelah semua rapi mereka pun pamit pada Laura yang masih berceloteh tentang rencanannya.

“Aku tinggal masuk ke dalam kamar itu, berbaring di sampingnya. Dan dengan opini yang di giring, dia telah menodaiku. Maka Zayn Arsenio akan menjadi milikku.” Perhatian Gisel terarah pada Laura saat mendengar nama lelaki yang keluar dari bibir perempuan licik itu.

Laura berbalik menatap mereka yang belum juga beranjak.

“Nona kami pergi dulu,” pamit Gisel berucap pelan dan bibalas anggukan oleh Laura.

Gisel dan Alana pun melangkah ke luar ruang kamar.

Dua gadis ini menarik napas panjang setelah berada di luar.

“Gila Sel! Perempuan itu akan menggunakan hasil make up kita untuk menjebak seorang lelaki, dia akan mengaku teraniaya dan di paksa,” decak Alana mengoceh kesal. Seketika ada perasaan menyesal di dalam hatinya, Andai Alana tahu mahakaryanya untuk kejahatan dia tidak akan mau melakukan hal itu walau berapa pun nominalnya.

“Dia perempuan mengerikan, menjijikkan melakukan cara licik untuk mendapatkan seorang lelaki,” balas Gisel tak kalah kesalnya.

“Kasihan sekali lelaki itu! Pasti hidupnya akan terasa berada di neraka karena menikahi perempuan licik seperti Laura,” tutur Alana menyayangkan.

“Iya, kau benar sekali. Sayang sekali pemuda tampan dan kaya seperti dia akan menikah dengan nenek sihir,” oceh Gisel.

Alana menatap perempuan yang melangkah beriringan di sampingnya.

“Tampan dan kaya, kau tahu Sel?” tanya Alana mengerutkan alisnya.

“Tentu saja aku tahu lelaki yang akan di jebaknya itu! Dia tadi menyebut namanya,” jawabnya menggebu.

“Dia adalah lelaki idaman seluruh wanita di negeri ini. Dia Zayn Arsenio Walter sangat tampan dan kaya, dua tahun ini dia terus di perbincangkan karena menjadi penerus kerajaan bisnis keluarga Walter,” jelas Gisel dengan berbinar bangga. Setelahnya wajah cantik itu berubah sendu. “Yah, akan ada patah hati massal deh kalau dia nikah.” Nada Gisel kecewa saat kembali mengingat pemuda itu akan menikah.

“Kau tahu dari mana tentang dia?” tanya Alana polos.

Gisel memutar bola mata malas, berdecak gemas melihat ilmu pengetahuan Alana.

“Makanya Lan, jangan gosip dari Indonesia aja yang kau pentengin, apalagi drama warisan si doddy, kau harusnya sekali-kali menonton berita di negara ini,” cibir Gisel.

Mendengar itu Alana mencebikkan bibirnya. Ya, Alana memang tidak tahu tentang berita di negara ini ia hanya fokus pada tujuannya mengumpulkan uang yang banyak.

“Perusahaan Walter adalah tempat ayahku bekerja, hidup kami dari perusahaan itu,” jelas Gisel.

“Benarkah? Ayahmu yang kaya itu bekerja di sana, bagaimana pemiliknya?” decak kagum terdengar dari Alana.

“Keluarga Walter memang hebat. Tapi, sudah jangan bahas itu.

Gisel bergelayut manja di lengan Alana.

“Pikirkan saja aku yang patah hati karena Zayn tampan itu akan menikah. Kurang lagi koleksi pemuda tampan dalam daftarku,” katanya tak bersemangat.

Alana menghela napas jengah sahabatnya ini sangat centil jika menyangkut pemuda tampan.

“Gisel kau berlebihan!”

“Kau ini! Kau tidak tahu dia sangat tampan,” bela Gisel tak terima.

“Memangnya setampan apa? Kau bilang yang paling tampan itu idolamu Arion Miroslav.” Alana membalas dengan cibiran.

“Tentu saja Zayn tidak kalah tampannya, mereka kan sepupu.”

Langkah Gisel terhenti sejenak. “Tunggu sebentar aku akan memperlihatkanmu fotonya. Sepupu Arion itu juga sangat tampan,” Gisel lalu merogoh tas selempangnya mengeluarkan ponselnya.

“Kau punya fotonya.” Alana menatap Gisel yang telah mengeser-geser layar gadget.

“Kau lupa semua gambar lelaki tampan di Jerman aku punya! Apalagi dia termaksud salah satu bos ayahku,”

Alana menggelengkan kepala, sahabatnya ini benar-benar total dalam mengagumi pemuda tampan.

“Dasar genit!”

“Nah ini dia.” Gisel lalu memperlihatkan layarnya pada Alana. “Lihat tampankan?”

Manik mata Alana mengamati pemuda yang terlihat sangat tampan dan gagah berjas berwarna putih. Benar tampan. Namun ia merasa ada yang ganjil dengan wajah itu. Ada perasaan tak asing dengan wajah yang ada di layar ponsel.

Alana pun meraih ponsel dari tangan Gisel untuk mempertajam penglihatannya. Dia tak asing dengan wajah ini. Dia seperti sangat mengenalnya.

Deg ...

Tubuh Alana seketika bergetar hebat. Jantungnya berdetak kencang.

“Ini yang kau bilang Zayn!” tanya Alana memastikan.

“Iya, Bagaimana kau juga kagum dengan ketampanan Zaynkan!” cibir Gisel saat Alana menatap serius gambar yang ada di ponselnya.

“Kau tidak salah kan! Sel,” suara Alana sedikit meninggi.

“Tentu saja tidak!”

Gisel mulai merasa aneh dengan perubahan Alana.

“Memangnya ada apa Lan?”

“Kak Vino ....” Suara Alana bergetar lirih.

Dia mengenal wajah pemuda yang ada di layar ponsel itu. Jantung Alana seketika memacu cepat.

“Dia kak Vino ....”

Astaga, Masa depan pemuda itu akan hancur di tangan perempuan licik seperti Laura. Apa yang harus dia lakukan?

1
Mamik Widowati
Luar biasa
Yaser Levi
dasar kanebo kering blangsatan🤣
Nitnot
Luar biasa
shalsabella
finally akhirnya ketemu ama nih novel,aku kecarian udh lupa juga ama judulnya/Sob/ingetnya cuma milan kalingga sama ibunya yg suka koleksi panci/Applaud/
ATITUSMIATI
akhirnya ketemu juga
xxxx
baca untuk yang kedua kalinya
Yanti86
Luar biasa
ep_mygTHV
ninggalin jejak dl
pawang buaya jantan🐊
gopi ya🤣🤣
Priskha
ndak sabar aq nunggunya thor, bgmn ya reaksi Zayn saat tau klau itu Alana.....
Sidiq Isnan
kpn cerita aron
💖 sweet love 🌺
gk pernah bosen sama cerita Alana dan anara.. lucunya ngalir gk dipaksain..
💖 sweet love 🌺
bener tu menantu India kerjanya masaaaak Mulu sama beberes
💖 sweet love 🌺
baca ulang thor.. bnyk novel2 baru tp kok suka yg lama
Gandhy Putri
bayangan di getok panci sangat menyeramkan ya zayn🤣🤣🤣🤣
Gandhy Putri
koc gisel tadi gk crita yang sebenarnya sii
Gandhy Putri
gisel ayo cepat bertindak,bilang semuanya ke zayn
Faiza Nur asih
Luar biasa
Sonia pramita
mau dong Thor semangat buat author 😜
Sonia pramita
🤣🤣🤣🤣🤣🤦
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!