Follow;
FB~Lina Zascia Amandia
IG~Deyulia2022
WA~ 089520229628
Seharusnya Syapala sangat bahagia di hari kelulusan Sarjananya hari itu. Namun, ia justru dikejutkan dengan kabar pertunangan sang kekasih dengan perempuan lain.
Hancur luluh hati Syapala. Disaat hatinya sedang hancur, seorang pria dewasa menawarkan cinta tanpa syarat. Apakah Syapala justru menerima cinta itu dengan alasan, ingin membalaskan dendam terhadap mantan kekasih?
Ikuti terus kisahnya dan mohon dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 Kelulusan dan Patah Hati
Bismillah, karya baru. Semoga banyak pendukung dan peminatnya. Aamiin...
Pagi itu, langit terlihat cerah, seolah turut merayakan kebahagiaan Syapala. Hembusan angin lembut menyapa wajahnya yang tertutup sedikit make up natural, menambah pesona aura bahagianya. Hari ini, ia resmi menyandang gelar Sarjana Psikologi, gelar yang selama ini ia perjuangkan dengan penuh kerja keras, air mata, dan doa tanpa henti.
Di antara lautan toga hitam dan senyum para wisudawan, Syapala berdiri tegak, mengenakan toga dengan warna biru muda di selendangnya, warna khas fakultas Psikologi. Tangannya gemetar halus ketika memegang map ijazah, bukan karena gugup, melainkan karena rasa haru yang menumpuk di dada.
"Lulus juga akhirnya," gumamnya pelan, hampir seperti doa yang terjawab.
Dalam benaknya, berkelebat semua kenangan, malam-malam panjang penuh tugas, konsultasi skripsi yang tak jarang membuatnya menangis, juga momen-momen ketika ia hampir menyerah. Namun hari ini, semua rasa lelah itu terbayar lunas.
Dari kejauhan, Syapala melihat ibunya berdiri di antara kerumunan orang tua wisudawan lain. Wajah sang ibu dipenuhi senyum dan mata yang berkaca-kaca. Syapala melambaikan tangan, menahan haru yang tiba-tiba menggenang di pelupuk. Seumur hidup, ia hanya ingin membuat ibunya bangga, dan hari ini, ia melakukannya.
Ketika namanya dipanggil oleh pembawa acara, langkahnya terasa ringan. Satu per satu langkah ia seret menuju panggung, melewati deretan kursi panjang, hingga akhirnya ia berdiri di depan Rektor yang menyematkan kalung toga dan memberikan selamat.
"Sarjana Psikologi, Syapala Zehra." suara itu menggema di aula besar, diikuti tepuk tangan yang riuh.
Hatinya bergetar. Ia menunduk, tersenyum, dan dalam hatinya berbisik, penuh rasa bangga,
"Aku berhasil."
Namun, di balik senyum itu, ada sesuatu yang perlahan menyelinap, sebuah rasa kosong yang tidak bisa dijelaskan. Entah kenapa, di tengah gemuruh kebahagiaan itu, bayangan seseorang muncul di benaknya. Seseorang yang dulu berjanji akan menemaninya saat hari wisuda tiba, tapi justru sosoknya belum muncul ke permukaan.
Syapala menarik napas panjang. "Kemana Kak Laga, kenapa masih belum datang? Padahal sebentar lagi pulang." Hati Syapala dilanda bimbang juga sedih yang dalam.
Topi toga itu dilempar tinggi bersama ratusan wisudawan lainnya, Syapala tahu, ini bukan akhir dari perjalanan panjang, tapi juga awal dari babak baru dalam hidupnya.
Bu Syabina dan Syafik kakak lelaki bersama istrinya menghampiri Syapala dengan wajah yang sumringah, setelah melihat Syapala selesai dengan semua aktifitas kelulusan.
"Gimana, kekasihmu jadi datang, Sya?" Bu Syabina bertanya sambil meliat ke sekeliling. Wajahnya mulai gelisah melihat para wisudawan dan tamu undangan keluarga mulai pulang. Aula hotel nampak surut, tidak seramai siang tadi.
Syapala melihat jam tangan, kemudian melihat sekeliling. Benar apa yang dikatakan ibunya, teman-teman sesama wisudawan sudah mulai berangsur pulang. Aula pun mulia sepi.
"Iya. Kalau kakak lihat sepertinya kekasihmu tidak akan datang. Masa jam segini belum muncul. Coba kamu hubungi, jadi datang atau nggak? Kalau tidak keburu, lebih baik tidak usah datang. Hari juga semakin sore, sebentar lagi sepertinya akan turun hujan." Syafik, sang kakak lelaki ikut bicara.
Syapala tidak menjawab, wajahnya diliputi kecewa sekaligus harap. Wajahnya masih menyimpan harap kalau kekasihnya sebentar lagi akan datang.
Bu Syabina, Syafik maupun Farida istri Syafik ikut diam, mencoba memahami perasaan Syapala, sampai gadis itu akhirnya menyerah.
Aula hotel benar-benar lengang, halaman parkir pun mobilnya telah surut, hanya beberapa mobil yang masih bertahan, termasuk mobil Syafik.
"Kita pulang saja." Akhirnya Syapala mengajak pulang, ia menyerah, suaranya menahan sedih dan kecewa. Ketiga orang yang sejak tadi setia menunggunya, sontak mendongak menatap ke arahnya. Mereka belum yakin kalau Syapala benar-benar mengajak pulang.
Farida segera menghampiri Syapala, meraih lengan adik iparnya, lalu menggandengnya dan melangkah. Bu Syabina dan Syafik ikut berjalan setelah tadi sempat saling lempar tatap satu sama lain.
Di dalam perjalanan, baik Bu Syabina dan Farida, kompak memberi kekuatan supaya Syapala tidak sedih dengan ketidakhadiran kekasihnya yang menjanjikan akan hadir di tengah rasa bahagia kelulusannya.
"Mungkin kekasihmu sangat sibuk, Sya. Jangan sedih, siapa tahu saat ini di kantornya tiba-tiba ada tugas dadakan yang tidak bisa ditinggalkan." Bu Syabina membesarkan hati Syapala yang masih memikirkan sang kekasih.
Syapala menarik napas dalam, dia mencoba berlapang dada. Bisa jadi apa yang dikatakan sang ibu benar adanya.
Bisa saja kekasihnya memang mendapat tugas dadakan dari Komandan kesatuan, yang mengharuskan pria berpangkat Letnan satu itu segera melaksanakan tugas tanpa memberinya kabar terlebih dahulu.
Kesedihan kembali menguap begitu saja. Syapala berpikir kalau kekasihnya memang sibuk. Dia tidak lagi sedih dan beruntung masih berpikir positif.
Hingga malamnya tiba. Setelah makan malam bersama keluarga kecilnya, dan Syafik serta istrinya kembali ke rumahnya, Syapala cukup terhenyak melihat kabar kecil dalam insta story milik sang kekasih.
Syapala terbelalak, biji matanya nyaris keluar, ketika sebuah nama yang dikenalnya sangat dekat, terpampang nyata di sana.
"Lettu Erlaga Patikelana bertunangan dengan dr. Prita Wastikenanga"
"Apa? Tu~tunangan?"
Air mata jatuh meleleh seketika, membasahi pipi mulus yang masih merah merona. Deras tidak tertahan, bahkan mata Syapala masih menatap instastory yang beritanya cukup menggetarkan hati dan mengguncangkan jiwanya yang saat ini tiba-tiba merapuh.
"Hiks...hiks...."
"Setelah kamu wisuda, aku akan perkenalkan kamu pada keluarga aku. Aku juga akan datang melamarmu ke rumah," janjinya saat itu.
Isak tangis tidak tertahan lagi. Dada Syapala tiba-tiba sesak. Sangat sakit tiada obat. Bahkan Syapala belum pernah mengalami rasa sesak di dada sesakit ini. Syapala tiba-tiba tak sadarkan diri. Bahkan Bu Syabina tidak tahu kalau putrinya kini pingsan di dalam kamar saking shock melihat berita pertunangan kekasihnya.
***
Di tempat berbeda, di siang yang sama, Erlaga Patikelana yang kini sedang bahagia, mengangkat sebelah jemarinya bersama tunangannya, dr Prita Wastikenanga. Mereka pamer status baru. Wajah keduanya diliputi rasa bahagia yang dalam. Tidak banyak yang tahu, kalau kebahagiaan yang mereka genggam, ada luka yang kini diderita seorang perempuan muda.
"Selamat, kalian sudah menjadi sepasang tunangan sekarang. Semoga pernikahan yang kalian rencanakan tahun depan, berjalan lancar."
Erlaga, mendapat ucapan selamat dari rekan dekatnya, juga rekan dokter Prita. Tentu saja ucapan selamat yang mereka berikan, semakin membawa suasana menjadi lebih hangat dan intimate. Erlaga tersenyum dan lupa kalau hari ini ada janji yang sudah ia ingkari.
Sementara di sebuah pangkalan militer. Seorang prajurit TNI-AD, beberapa jam yang lalu baru saja tiba dan menginjakkan kakinya kembali ke tanah air. Purna sudah ia melaksanakan tugas ke luar negara, menjadi pasukan elite perdamaian dunia.
"Selamat Kapten, akhirnya setelah keliling Indonesia dan dunia dalam misi perdamaian, tugas Kapten selesai." Seorang rekan sesama prajurit menghampiri dan memberi selamat kepada Kapten Arkala Adisetya Kelana. Seroang prajurit tampan tangguh yang sudah melanglangbuana dalam tugas keliling negara maupun luar negara, selama kurang lebih 16 tahun.
"Terimakasih Kapten Brian, kisah yang sama tentunya," balas Arkala tersenyum. Tentu saja, sejak mereka sama-sama lulus Akmil di Magelang, kurang lebih 18 tahun lalu, mereka terpilih menjadi prajurit yang berprestasi dan ditugaskan ke wilayah-wilayah konflik di Indonesia maupun luar negara sebagai pasukan perdamaian.
"Kembali ke Indonesia kembali ke kesatuan," kompak Kapten Arkala dan Brian disertai jabatan tangan khas prajurit TNI.
Nah, gimana pembukaannya? Ada gambaran tidak, ya? Masih bingung? Baiklah, ini tes ombak dulu ya. Mari dukung dan mampir di karya Othor yang masih belajar ini. Mohon maaf bila ada kekurangan. Dan buat Noveltoon, terimakasih masih memberi ruang buat kami para penulis yang masih setia menuangkan ide di sini. Semoga karya ini, berkah dan banyak dukungan dari pembaca.
Oh iya, judulnya kira-kira apa yang cocok ya? Kasih saran dong.
jngan2 nanti ni prita mau jdi plakor lagi
masih bnyak cewek kain dan mu harus robah sikap da pemikiran kmu laga jngan mudah di hasut
jodohin si laga teman pala thoor
ud putusin aja tunangannya biar kapok dia,tau GK,sesuatu yg kita dpt dngn cr yg tidak baik tu,akibatnya jg GK akan awet dan membahagiakan...
.pala udah bajagia sm kala..jgn ganggu ya😄😄