Laura, gadis miskin yang berstatus mahasiswi. dia baru berusia 20 tahun, namun harus memikirkan bagaimana cara dia mendapatkan uang untuk biaya kuliah dan juga kehidupan nya.
Laura mencari kerja kesana kemari namun tidak ada yang menerimanya. tidak ingin menyerah begitu saja, dia mencoba mencari lowongan kerja melalui internet.
saat melihat ada yang membutuhkan pekerjaan sebagai Baby Sister tanpa syarat pendidikan yang baik. Laura ingin melamar. namun usianya tidak cukup. apa yang harus dia lakukan? haruskah dia berhenti berkuliah dan mati kelaparan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
01_ cari kerja
seorang gadis berpakaian rapi baru saja keluar dari sebuah cafe. gadis itu memegang map coklat serta tas ransel yang berada di punggung nya. bajunya rapi, rambutnya yang bergelombang tergerai indah.
" huh!" Laura menghela nafas lelah.
ini bukan pertama kali dia melamar kerja di cafe. Sudah puluhan kali namun hasilnya sama, dia di tolak.
gadis yang memiliki nama lengkap Laura alisha Wijaya itu memiliki otak yang cerdas, wajah yang cantik dan sikap yang baik. namun orang orang menolak nya dengan alasan mereka tidak menerima mahasiswi.
" kemana lagi aku harus melamar?" gumam nya putus asa.
Laura duduk di halte bus. Cuaca sangat terik hari ini, sepertinya nanti malam akan turun hujan yang lebat.
bus berhenti di depannya. Beberapa orang turun dan masuk. Laura ikut turun dan masuk ke bus. Laura duduk di tempat yang paling belakang.
Karena bosan, laura mengambil ponselnya. Dia melihat notif SMS dari operator yang memberi tahu nya jika paket internet nya sisa 500 MB.
" uang ku sudah habis, aku tidak punya uang untuk beli paket lagi" gumamnya lesu.
tiba tiba Laura memiliki ide. Kenapa dia tidak mencari kerja di internet saja? itu lebih mudah bukan?
Laura pun membuka aplikasi tersebut, dan membaca setiap postingan yang mencari tenaga kerja. Ada yang mencari karyawan, art, supir, bodyguard dan yang lain lain nya. namun persyaratan nya tidak ada yang bisa Laura penuhi.
" nah ini, jadi baby sister, tidak ada syarat yang memiliki pendidikan yang panjang. Aku bisa melamar Disini" gumamnya lalu mulai membaca satu persatu Syaratnya. hingga batas usia.
"25-40 tahun" gumam Laura lesu.
Umurnya baru 20 tahun, bagaimana dia bisa melamar disana? Tentu dia tidak bisa memenuhi syaratnya.
bus berhenti, Laura pun turun dan berjalan kaki menuju kosan nya. Kosan yang sudah menunggak selama 2 bulan. kalo sampai bulan ini dia tidak bisa bayar, habis lah dia.
" ah! aku punya ide!" serunya lalu tersenyum cerah.
dia membuka ponselnya kembali lalu mencari sebuah kontak yang di beri nama monyet Afrika . Laura segera menghubungi nomor itu.
" gw butuh uang 2 juta" ujar laura tanpa basa basi " kalo Lo beri gw uang 2 juta gw bakal kasih tahu tempat gw tinggal sekarang"
" tiba tiba Lo nelpon gw dan bilang butuh uang? Baru sadar Lo nggak bisa hidup tanpa uang? Makanya nggak usah sok sok an bisa hidup mandiri " ujar pria si seberang sana
" nggak usah banyak bacot, cepat kirimin gw uang 2 juta. Kalo nggak mau yaudah, tunggu aja kabar kematian gw "
" oke gw kirim, kirim nomor rekening sama alamat rumah lo"
" oke!"
Laura mematikan panggil tersebut lalu mengirimkan nomor rekeningnya ke kontak itu.
kirim uang dulu baru gw kirim alamat rumah gw _ Laura
Dasar perhitungan, udah baik mau gw kirim Lo uang _ Monyet Afrika
Banyak bacot Lo_ Laura.
Laura tersenyum cerah saat melihat notif pemasukan di ponselnya. Dia segera mengirim alamat rumah nya karena dia bukan tipe orang yang suka ingkar janji.
Laura tidak jadi pulang. dia pergi lagi untuk menarik uang lalu mengisi pulsa setelah itu dia akan pergi ke suatu tempat.
Setelah menarik uang dan mengisi ulang pulsa. Kini Laura berada di depan sebuah rumah. Laura menekan bel rumah sederhana itu hingga tidak lama seorang wanita paruh baya Keluar.
" ada apa ya nona?" tanya bibi itu.
" saya Laura bi, apa kaivan ada di rumah?" tanya Laura dengan sopan.
" ada non"
" boleh saya bertemu? Ada hal penting yang ingin saya bicarakan"
" silahkan masuk nona, saya akan memberi tahu Aden kaivan terlebih dahulu "
Laura mengangguk lalu segera masuk. Dia duduk di sofa yang ada di ruang tamu. lalu tidak lama seorang pria seumuran dengan nya turun dan menghampiri nya.
" kenapa Lo kesini?" tanya pria itu dengan nada dingin.
" karna gw punya keperluan, kalo tidak ada mana mungkin gw ke sini " jawab Laura santai" gw butuh bantuan Lo"
kaivan Wijaya, pria tampan yang memiliki wajah sangat mirip dengan Laura. Hanya saja versi pria. siapa pun yang melihat mereka pasti langsung menebak jika mereka ini adalah saudara. entah sepupu atau kandung.
" cepat katakan" ujar kaivan " gw nggak punya banyak waktu" lanjutnya.
" yang pertama, gw butuh tempat tinggal untuk sementara. Karena dalam waktu 24 jam, Monyet Afrika itu akan datang kerumah gw" ujar Laura " yang kedua, gw mau minta bantuan Lo untuk membuat KTP palsu gw. Atau lebih tepatnya indetitas palsu "
Kening kaivan berkerut binggung. untuk apa Laura mengubah indetitas nya? Apa yang sedang gadis bego ini rencanakan?
" buat apa?" tanya kaivan
" buat nipu orang lah" jawab Laura enteng " Lo buat aja, yang jelas ini tentang keberlangsungan hidup gw" ujar Laura.
Kaivan menghela nafas berat. Laura, gadis yang cerewet yang tidak pernah lepas dari hidup nya. satu satunya gadis yang berani ngomong tanpa jeda dan ngomong seenaknya pada dirinya. Yaa, hanya gadis ini seorang.
" Lo berani bayar berapa?" tanya kaivan
" berapa pun yang Lo mau " jawab Laura dengan gaya angkuh seperti orang miliarder yang memiliki banyak uang tanpa merasakan kesulitan makan. padahal dompetnya saja tidak memiliki isi.
" 1 miliar" ujar kaivan.
" oke!" jawab Laura tanpa ragu.
Kaivan menyipitkan matanya menatap Laura. dari mana Laura mendapatkan uang sebanyak itu? kaivan tahu dengan jelas bagaimana isi dompet gadis di depannya.
" cepat buatkan,harus selesai besok" ujar Laura.
" uang nya dulu" ujar kaivan menjulurkan tangan nya meminta uang.
" Lo ngeremehin gw? Lo pikir gw nggak punya uang? Dasar anjing Afrika! Lo sama Leon sama saja!" ujar Laura marah, bahkan nada bicaranya jadi meninggi penuh emosi.
Laura berdiri berkacak pinggang, dia mengambil tas dan juga map coklat miliknya. " gw pergi! Tunggu aja kabar kematian gw. Karna dalam 24 jam Monyet Afrika akan datang dan gw pasti di paksa untuk ikut sama. dan dalam 24 jam, pria yang mengincar gw bakal bunuh gw!" ujarnya lalu pergi.
Kaivan menghela nafas panjang. Dia sangat mengenal gadis itu. Laura, gadis bar bar yang suka marah marah. Gadis yang suka bikin drama namun tidak pernah membuat nya benar benar marah. kaivan tahu, 5 menit lagi Laura akan kembali.
dan benar saja, 5 menit kemudian Laura masuk. dia duduk di depan kaivan dengan wajah memelas.
" bantulah gw, gw ini sebatang kara nggak punya tempat tinggal. Tolong beri gw tumpangan" ujar Laura dengan suara di buat dramatis.
Kaivan berdiri dan berjalan menghampiri bibi " bibi, siapkan satu kamar untuk gadis itu" ujar kaivan.
" baik den" jawab bibi.
Laura tersenyum cerah lalu segera berdiri menghampiri kaivan. " terimakasih kaivan, kamu memang saudara terbaik ku" ujar Laura memeluk erat kaivan.