NovelToon NovelToon
Business Marriage

Business Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Angst / Kehidupan alternatif / Romansa
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Theodora A

Setelah mengetahui sebuah rahasia kecil, Karina merasa bahwa ia akan mendapatkan banyak keuntungan dan tidak akan rugi saat dirinya mendekati Steve, pewaris dari perusahaan saingan keluarganya, dengan menawarkan sebuah kesepakatan yang sangat mungkin tidak akan ditolak oleh Steve. Sebuah pernikahan yang mendatangkan keuntungan bersama, baik bagi perusahaan maupun secara pribadi untuk Karina dan Steve. Keduanya adalah seseorang yang sangat serius dan profesional tentang pekerjaan dan kesepakatan, ditambah keduanya tidak memiliki perasaan apa pun satu sama lain yang dapat mempengaruhi urusan percintaan masing-masing. Jadi, semuanya pasti akan berjalan dengan lancar, kan? * * Cerita ini hanyalah karangan fiksi. Baik karakter, alur, dan nama-nama di dalam tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Theodora A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 1

Suara lonceng pernikahan telah berdentang, terdengar sangat samar-samar dan jauh di telinga Karina. Jika saja dirinya tidak sadar, ia pasti akan mengira bahwa suara dentang lonceng itu berasal dari pernikahan pasangan lain yang ada di gereja sebelah.

Suara obrolan terdengar cukup riuh-rendah memenuhi setiap penjuru ruangan, dari orang-orang yang terlihat saling berjabat tangan dan mengucapkan ucapan selamat dengan senyum yang di mata Karina terlihat setengah tulus. Jika saja, sekali lagi, Karina tidak sadar, pasti dia akan mengira bahwa dirinya adalah salah satu dari para tamu, berbaur di antara kerumunan dengan gaun pestanya, hadir hanya untuk mencicipi wine yang disuguhkan di acara resepsi pernikahan ini.

*Umumnya, itu adalah bagian terbaik dari sebuah resepsi pernikahan, kan? Wine yang disajikan lah yang membuat sebuah acara pernikahan layak untuk dihadiri. Maka karena itu, Karina berasumsi bahwa orang-orang pasti akan menghadirkan wine berkualitas di acara penting seperti ini. Orang kaya tentunya memiliki cukup banyak uang untuk menghadirkan wine dengan kualiatas paling baik untuk hari besar mereka. Ini adalah love language para konglomerat, cara mereka menunjukkan betapa mereka mencintai pasangannya. Tentu bagi para undangan yang juga merupakan para kapitalis, rasanya tidak ada yang lebih romantis daripada wine* yang terbaik, terutama jika wine itu gratis.

Biasanya, dirinya dan Chloe Lawson, sahabatnya, akan berdiri di sudut ruangan, bergosip layaknya remaja. Mereka bisa membicarakan tentang apa pun, bahkan hal-hal yang tidak penting sekalipun. Karena memang begitulah mereka biasanya. Chloe biasanya akan menyikut lengannya, mulai bergosip tentang putri dari seorang CEO yang tampak sangat haus akan perhatian, atau tentang istri dari seorang eksekutif yang tampak sangat kaku dan canggung.

Dan Karina akan tertawa, menyetujui setiap pendapat sahabatnya itu. Itu lah yang biasa mereka lakukan setiap kali menghadiri pesta pernikahan, berdiri di sudut yang tidak terlalu ramai, saling berbisik sambil menyesap wine dengan mata yang melirik ke segala arah di balik gelas yang besar. Hanya mereka berdua, mengesampinkan gelar bisnis dan segala formalitas yang membosankan, berbicara tentang hal-hal konyol layaknya sahabat.

Tapi sayangnya, semua hal seru itu tidak bisa ia lakukan saat ini, karena dirinya sedang berada di sebuah acara pernikahan yang dihadirinya lebih karena terpaksa dan keharusan. Rasanya ia ingin menggandeng lengan sahabatnya dan menariknya pergi ke suatu tempat, mengobrol dan mencicip wine dengan santai. Namun sayangnya, ia tidak bisa melakukannya.

Dan kalian pasti bertanya-tanya... apa yang menghentikan seorang Karina Yates, 24 tahun, wakil direktur Vineyard Valor, pewaris perusahaan wine nomor satu di Australia, untuk melakukan hal yang ia sukai?

Karena pernikahan ini bukanlah pernikahan yang harus dihadirinya karena diundang, dirinya tidak berada di sini untuk mengawasi dan mengontrol kualitas karena mereka menyajikan wine dari perusahaannya. Betapa ia berharap itulah alasannya berada disini sekarang. Namun tidak, alasan sesungguhnya jauh lebih buruk.

Karena pernikahan ini adalah pernikahannya. Ya, dialah tokoh utama di pesta ini. Dirinya lah yang biasanya menjadi bahan gosipnya bersama Chloe.

Karina bertanya-tanya, apa yang orang-orang gosipkan tentang dirinya? Ia mencoba menempatkan dirinya dalam perspektif para tamu undangan, melemparkan pandangan yang mencurigakan dan mencoba membayangkan apa yang akan dirinya obrolkan dengan orang yang ada di sebelahnya. Mungkin ia akan bertanya-tanya, mengapa sang pengantin wanita terlihat gugup dan tampak sedikit kesepian di hari besarnya? Mengapa wakil direktur perusahaan importir wine terbesar di Australia yang masih sangat muda dan aktif, tiba-tiba menikah di usia yang baru 24 tahun?

Karina merasa pusing membayangkannya. Bagaimana bisa dirinya sudah merasa lelah secara fisik dan mental tentang pernikahan disaat cincin bahkan belum melingkar di jarinya?

Jika ini bukan pernikahannya, Karina pasti akan menjadi orang yang paling mengejek situasi sang pengantin saat ini, tertawa pelan sambil menyikut Chloe yang juga akan ikut tertawa bersamanya. Ah, Karina bertanya-tanya apakah dirinya akan bisa bergosip seperti itu bersama Chloe lagi nantinya.

Karina menatap lurus pada seseorang yang berdiri di ujung karpet di depan altar, menunggunya berjalan menyusuri karpet merah. Steve Cooper, seorang pemuda yang merupakan putra dari perusahaan saingan keluarganya, sebuah perusahaan pembuat wine terbesar di Australia, seseorang yang merupakan CEO muda terbaik di negara ini. Steve berdiri di depan altar dengan tangan yang terselip di belakang punggungnya, menatap ke arahnya yang berjalan bergandengan dengan ayahnya yang tersenyum sangat lebar, saking lebarnya terlihat seperti menyeringai di mata Karina. Karina berharap senyumnya sendiri tidak terlihat terpaksa di mata orang-orang yang hadir di pernikahannya ini.

Karina menghela napas pelan. Karpet merah yang dilaluinya seakan membentang tanpa batas di ujung kakinya. Ia merasa seperti waktu berjalan dengan sangat lambat, rasanya seperti terjebak dalam adegan-adegan slow motion dramatis yang ada di film-film.

Karina merasa jantungnya berdebar sedikit lebih kencang karena tidak sabar, dan ia menggigit bagian dalam pipinya. Mengapa rasanya ia berjalan dengan sangat lambat? Apakah kakinya seberat itu sehingga ia tidak bisa berjalan sedikit lebih cepat? Karina merasakan tangannya yang memegang buket bunga mulai sedikit bergetar. Para tamu yang menyadarinya mungkin akan berasumsi bahwa tangannya bergetar karena dirinya gugup dan bahagia.

Langkah kakinya akhirnya berhenti di depan altar. Ketika ayahnya menyodorkan tangan Karina yang dipegangnya kepada Steve yang sebentar lagi akan menjadi suaminya, Karina mulai penasaran apakah ada data statistik yang mencatat jumlah pengantin wanita yang melarikan diri tepat di hari pernikahan mereka. Mungkin jika angka pada data itu tidak tinggi, Karina bisa berkonstribusi dengan menarik tangannya dari genggaman Steve, berbalik dan berlari keluar dari ruangan ini dengan dramatis.

Namun, ketika dirinya sudah berada di atas altar dan berdiri berhadapan dengan Steve, tatapannya bertemu dengan sepasang mata Steve yang tajam dan tanpa emosi. Karina langsung tersadar akan alasan mengapa mereka berada di situasi ini.

Ya, pernikahan ini adalah idenya.

Karena itu, Karina sedikit menundukkan kepalanya, mengalihkan pandangannya pada buket bunga yang ada di tangannya. Dirinya lah yang menyeret Steve ke dalam situasi ini, dan ia cukup beruntung karena pria itu dengan mudah setuju dengan segala rencana dan tawarannya. Karina lagi-lagi bertanya, apakah orang-orang biasanya menikah semudah ini? Pernikahan ini sama sekali tidak terlihat serumit apa yang sering ia dengar.

"Apakah kamu, Steve Cooper, bersedia menerima Karina Yates sebagai istri yang sah? Berjanji untuk selalu merayakan kesuksesannya dan mendukungnya di saat-saat sulit? Untuk mencintainya, menghormatinya, dan menjaganya dengan penuh kasih sayang, sepanjang sisa hidupmu?"

Seperi yang ia duga, Steve menjawab dengan tidak ragu-ragu, meski nada bicaranya terdengar sangat datar seperti sedang membacakan berita di TV. "Saya bersedia."

"Apakah kamu, Karina Yates, bersedia menerima Steve Cooper sebagai suamimu yang sahㅡ"

Bola mata Karina bergetar. Tanpa menunggu sang pendeta menyelesaikan ucapannya, Karina langsung menjawab dengan suara lantang. "Saya bersedia." Wajahnya sedikit naik untuk menyamai Steve yang berada di hadapannya.

Karina mencoba menyunggingkan senyuman lebar, dan pengantin pria di hadapannya ini tetap menatapnya dengan wajah datar, sama sekali tidak berusaha membalas senyumnya. Senyum di wajah Karina perlahan memudar seperti tinta warna yang disapu oleh air. Luar biasa, sepertinya ia baru saja menikahi seseorang yang memiliki sindrom wajah datar.

"Dengan begitu, mulai saat ini dan seterusnya, saya menyatakan kalian berdua sebagai pasangan suami istri yang sah."

Dan di saat inilah, momen ketika dunia tiba-tiba berubah menjadi penuh warna. Setelah melakukan pertukaran cincin, musik seremonial yang meriah mulai mengalun lembut, diiringi dengan tepuk tangan yang meriah.

Karina menggandeng tangan Steve dan melangkah menuruni altar mereka, melempar buket bunga dan berpura-pura tersenyum bahagia kepada satu sama lain di hadapan para tamu.

Karina diam-diam merasa kesal dan marah. Mengikat janji suci sehidup semati seharusnya menjadi sesuatu yang paling bahagia dalam hidupnya. Namun saat ia melihat senyum lebar Steve, ia merasa semua ini sangat palsu dan menjengkelkan. Yang Karina rasakan hanyalah kekesalan, kesedihan, dan ketakutan.

Tiba-tiba ia merasa acara pernikahan ini sangat kejam. Karena menurut Karina, pernikahannya ini tidak jauh berbeda dari pemakaman. Satu-satunya perbedaan adalah dirinya yang hidup dan mengenakan gaun putih. Para tamu seharusnya menangisi dirinya yang kehilangan kebebasannya, menangisi belenggu yang akan membayangi hidupnya mulai sekarang, bukannya memberi tepuk tangan atas pernikahan palsunya ini.

Hidup dengan seseorang yang tidak ia cintai tentu bukan sesuatu yang layak untuk dirayakan. Setiap senyum dan tawa yang ia lihat terasa seperti tamparan di wajahnya. Karina tidak bisa melakukan apa pun selain hanya tersenyum getir.

Karina menarik napas pelan sambil masih tetap tersenyum. Ia mencoba mengingatkan dirinya tentang apa tujuan dari semua ini, bagaimana semua ini akan terbayar pada akhirnya, karena ini adalah rencananya, dan dirinya tidak pernah salah.

Karina mengalihkan pandangannya dan menatap empat wajah dengan senyum bahagia yang ada di barisan paling depan. Senyuman yang begitu tulus dari orang-orang yang sangat ia dan Steve sayangi, dan keduanya rela jika harus melalui berbagai kekacauan demi kebahagiaan keempat orang tersebut.

Orangtua mereka.

"Anda bisa mencium pengantin wanita sekarang."

Keraguan dalam bahasa tubuh mereka tampak begitu ironis bagi Karina. Mereka mendekatkan wajah lebih karena keharusan daripada karena kemauan, dan ini seharusnya menjadi tanda bahwa semua ini adalah ide yang buruk. Seharusnya mereka tau bahwa ini adalah kesalahan.

Namun, tentu saja mereka tidak menyadarinya.

1
Shirase
wah banget, alurnya udah bagus ditambah dengan jumlah kata yang banyak untuk 1 bab! ini bakal jadi karya romance yang bagus untuk kedepannya!! semangatt/Hey/
Theodora: Terimakasih kak :)
total 1 replies
Mily
jleb bgt/Grimace/
Skylar
😢
Violette_lunlun
ihh seru banget bacanya, padahal ini baru awal...
aku mampir nih thor... semangat ya!
Theodora: Terimakasih kak :)
total 1 replies
Yunita
Roseane: padahal gua diam2 aja anj-

😭
Theodora: Kak😂😭😭
total 1 replies
Skylar
Waduh.. beneran ikutan nyesek sama chapter ini😣 mau nyalahin karina.. tapi gimana ya. Lihat felix kasian tp setelah dibaca2 ternyata dia jg ada salahnya. Takut bgt habis ini felix sama steve jd musuhan. Duh dilema dah asli😩 seru sih ini chapter! Lanjut kakkk, ini jg si karinanya lari kemana dah dramatis amat
Jacky
ikutan galau bgt;;;
Valley
Ga ada yg bener mah ini mereka berdua🥺
Valley
Deg banget asli😭
Mackenzie
nyesek banget bjir/Sob/
May
dahlah/Sob/
May
dua2nya mulai goyah ini/Blush/
Jacky
wihhhh udah ketahuan😢 makin menarik sih ini. cepat update pls!!
Jacky
emak mereka kerjaannya ngintip mulu wkwkwk
R 💤
🌹 sbg tanda perkenalan hehe
R 💤
Hai Thor aku mampir 👋🏻
R 💤: okey Kaka, 🙏🏻
Theodora: Halo, terima kasih udah mampir🫶
total 2 replies
Anyelir
jalan awal ceritanya udh bagus
Theodora: Terimakasih kak :)
total 1 replies
Skylar
Duh takut😭
Skylar
Real banget sih ini.. relate sama kehidupan nyata🙃
Valley
Waduh gawat😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!