itulah julukanku pendekar Tampan dan orang orang orang pasti tau siapa aku .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abu Yub, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1~Satria
Sebuah sampan kecil, Panjangnya cuma satu meter tengah terombang ambing di tengah arus laut yang besar bergulung gulung. Sekilas terlihat seperti ikan besar yang tengah berenang renang, tapi kalau di lihat lebih dekat, ternyata sebuah sampan yang di dalamnya terdapat satu sosok remaja tanggung kira kira baru berumur dua belas tahun. Di pinggangnya terdapat sebuah buntalan kecil entah apa isinya.
Setelah terombang ambing tak menentu kemana arah tujuannya. Akhirnya perlahan lahan sampan kecil itu terbawa arus ke pinggir sebuah pulau yang sepi dan akhirnya berhenti di sana diam tak ada pergerakan lagi. Setelah di tunggu satu hari lebih. Menjelang sore terlihatlah dua sosok tubuh turun melayang dari sebuah pulau yang sepi itu. kedua sosok itu terbang sangat cepat, saking cepatnya cuma terlihat bayangannya saja. Perlahan tapi pasti kedua sosok itu mulai jelas terlihat. Semakin lama semakin jelas. Ternyata kedua sosok itu, dua orang kakek yang sangat tua renta. Yang satu mirip seorang biksu dan datu lagi mirip seorang bangsawan.
"Ya Tuhan! Sepertinya Remaja ini habis mengalami nasib yang tragis dari ganasnya laut yang luas ini ."
"Ach.. Ha ha ha ha ..."Saudaraku! Aku yang sudah tua ini yang tak mau mampus mampus nya. Baru kali ini, selama ini! Di pulau kita ini, kedatangan tamu dan anak kecil pula." He he he he he .." Tampaknya pulau kita ini akan bertambah lagi satu orang penduduk. Suara halus Kakek tua renta terdengar, tapi walau halus hampir memecahkan gendang telinga. Suara itu di penuhi dengan tenaga dalam.
Tiba tiba kakek itu mengangkat jarinya, dan tampak anak remaja itu terang melayang ke udara dan menuju ke arah Kakek tua renta tersebut. Luar biasa saudaraku, luar biasa !Remaja ini memiliki otot dan tulang yang sangat sempurna. Tubuh fisiknya sangat kuat. Sulit di cari Anak seperti ini selama Lima ratus tahun lebih" Kembali kakek tua renta itu berbicara.
Kakek tua renta itu mengurut sana sini seluruh urat yang ada di tubuh Anak remaja itu. Membuat Anak itu menggerakkan tangannya. Terlihat matanya terbuka dengan perlahan. Anak itu terkejut dan bangkit berdiri. Tapi kepalanya masih pening dan hanya bisa duduk saja. Matanya terlihat melirik kesana kemari dengan pandangan aneh. Kemudian pandangannya tertuju ke arah dua kakek tua renta yang berdiri tidak jauh dari hadapannya.
Tiba tiba tangannya terkepal dan langsung menyerang ke arah kakek yang ada di hadapannya. Lepaskan ibu ku. Dengan tekat yang kuat dan segenap kemampuannya yang ada. Anak berusia dua belas tahun itu terus menyerang kakek yang ada di depannya itu.
"Eh, anak kecil..! Apa yang kau lakukan..? Siapa ibu mu ..?"
Kakek itu tidak kaget melihat tingkah anak itu. Dan tidak mau meladeninya, mulutnya tersenyum .Tangan kakek itu mengibas perlahan lahan, tiba tiba tubuh anak itu tertahan dan tak bisa bergerak. Dan kembali seperti semula.
Apa yang terjadi denganku. Anak itu merasa heran dengan tubuhnya tidak bisa di gerakkan lagi .Tiba tiba kepalanya sangat sakit dan kembali tak sadar diri.
"Ach..!" Kepala anak itu terluka akibat terjadi benturan yang sangat hebat. Sehingga membuat anak itu jadi begini. Tangan kakek tua renta itu kembali mengibas, membuat anak itu kembali terangkat. Dan membawa terbang naik atas pulau itu di ikuti saudaranya dari belakang.
Beberapa waktu kemudian anak itu tersadar kembali dan membuka matanya. Kali ini tidak ada lagi sinar yang aneh dari tatapan matanya. Kakek itu memberikan buah berwarna merah kepada anak itu.
"Nak..kau makanlah buah ini untuk kesehatanmu dan menyegarkan tubuhmu" Ujar kakek itu.
"Terima kasih kakek yang baik..!"
Anak itu mengambilnya terus mengunyahnya. Karena dia sudah bulan bulan tidak makan. Setelah memakannya , terasa hawa hangat merasuki tubuhnya. Entah dia sadar atau tidak dia duduk bersemedi seperti dulu pernah di ajari oleh ayahnya sejak dia masih kecil. Dia duduk mengatur nafasnya dengan mata di pejamkan.
Melihat hal ini membuat kedua kakek itu terkagum kagum. Satu jam telah berlalu dan anak itu membuka matanya. Anak itu menatap kearah kedua kakek yang ada di depannya .
Melihat anak itu sudah sadar dan membuka matanya. Kakek yang satu lagi menanyakan sesuatu ;
"Wahai anak malang, dari mana kamu datang! Dari mana asalmu. Siapa orang tuamu?" Tanya kakek itu.
"Namaku Satria kakek!" Anak itu terdiam, wajahnya sendu.
Saat itu juga dia terbayang semua peristiwa kematian seluruh keluarganya yang sangat mengerikan, kembali terbayang di benaknya. Tampa terasa wajah anak itu berubah sangat sedih, ingin rasa dia berteriak sangat keras dan menangis sejadi jadinya, Tapi dia tak bisa. Karena air matanya sudah kering mengenang peristiwa tragis menimpa keluarganya.
"Arrrrrggghhhhh...."Satria mengerang sangat keras, hati nya pedih dan tubuhnya terhuyung huyung kedepan. Segenap tenaga yang ada di dalam tubuhnya bergolak, tak dapat di kendalikan.
"Sudahlah nak..! Yang telah berlalu jangan terus di kenang dan di pikirkan. Lepaskan semua beban kesedihanmu ,hadapi hidup ini dengan tabah dan sabar" Ujar kakek itu sambil memegang tangan Satria.
Dengan seketika Satria merasakan tubuhnya hangat dan sebuah hawa hangat memasuki seluruh tubuhnya.Tenaganya yang bergejolak kembali tenang. Kesadarannya kembali pulih.
Hawa hangat itu menerobos ke seluruh jalan darah di seluruh tubuhnya dan sekarang mengalir sangat lancar. Kakek itu melepaskan tangan Satria dan membiarkan anak itu terus bersemedi. Membiarkan hawa hangat terus berputar putar di seluruh tubuhnya sebanyak tujuh puluh kali. Barulah Satria menghentikan semedinya dan membuka matanya.
"Terimakasih kakek..! Engkau telah menolongku. Tapi itu percuma saja, aku tidak dapat hidup lebih lama lagi" Ucap Satri penuh kesedihan. Satria berkata dengan penuh kesedihan dan putus asa.
"Ach..Nampaknya kau baru saja mengalami suatu peristiwa yang menyedihkan? Kakek lihat kamu sedikit memiliki ilmu kepandaian. Tapi mengapa engkau menyerah pada hidup mati mu bocah kecil. Hidup ini harus di jalani dan harus terus berusaha. Jangan putus asa , jangan menyerah" Kakek itu mendekati Satria, berusaha menasehatinya dengan suara lembut dan tersenyum penuh kasih sayang.
Kakek..! Seluruh keluargaku di bantai, mereka sangat banyak dan ilmu mereka sangat tinggi tanpa aku bisa berbuat apa apa. Walau aku mempunyai sedikit ilmu kepandaian yang di ajarkan oleh Ayahku. Itu tidak cukup buat aku bisa mengalahkan mereka.
"Hehehehehe ..."Nak..kamu tenang saja. Kamu tahu siapa kedua kakek yang berdiri di depanmu ini. Satria menggeleng kan kepalanya.
Aku di juluki Budha hidup dan kakek yang ada di sebelahmu ini di juluki kaisar agung. Satria ternganga dan tidak pernah mendengar nama itu.
"Apakah kedua kakek sangat kuat dan sangat tinggi ilmunya" Tanya Satria..?"
"Hahaha .." Kuat apa, tinggi apa itu. Kami berdua tidak tau itu dan tidak memikir kannya. Kami memilih tinggal di sini sudah puluhan juta tahun lamanya. Tak ingin mencampuri urusan dunia ini lagi.
Bersambung ...