NovelToon NovelToon
Brondong Untuk Kakak Cantik

Brondong Untuk Kakak Cantik

Status: tamat
Genre:Berondong / Anak Genius / Anak Kembar / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Tamat
Popularitas:25.9k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Kehidupan seorang balita berusia dua tahun berubah total ketika kecelakaan bus merenggut nyawa kedua orang tuanya. Ia selamat, namun koma dengan tubuh ringkih yang seakan tak punya masa depan. Di tengah rasa kehilangan, muncullah sosok dr. Arini, seorang dokter anak yang telah empat tahun menikah namun belum dikaruniai buah hati. Arini merawat si kecil setiap hari, menatapnya dengan kasih sayang yang lama terpendam, hingga tumbuh rasa cinta seorang ibu.

Ketika balita itu sadar, semua orang tercengang. Pandangannya bukan seperti anak kecil biasa—matanya seakan mengerti dan memahami keadaan. Arini semakin yakin bahwa Tuhan menempatkan gadis kecil itu dalam hidupnya. Dengan restu sang suami dan pamannya yang menjadi kepala rumah sakit, serta setelah memastikan bahwa ia tidak memiliki keluarga lagi, si kecil akhirnya resmi diadopsi oleh keluarga Bagaskara—keluarga terpandang namun tetap rendah hati.

Saat dewasa ia akan di kejar oleh brondong yang begitu mencintainya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Hari kelulusan selalu membawa aroma campur aduk, bahagia, haru, sekaligus cemas menghadapi masa depan.

Di aula besar SMA Nusantara, spanduk besar bertuliskan Graduation Day menghiasi panggung. Musik meriah terdengar, kamera-kamera orang tua sibuk mengabadikan momen. Arka dan Aksa berdiri dengan toga biru tua, senyum mereka tak bisa disembunyikan.

“Gila, akhirnya kita lulus juga.” Aksa merangkul bahu kembarannya.

Arka tersenyum kecil. “Perjalanan baru mau dimulai, bro.”

Tak jauh dari mereka, sahabat-sahabat yang sudah seperti keluarga juga hadir: Rino si humoris, Dimas si pintar berhati lembut, dan alan si pendiam yang jago teknologi. Cakra si jenius dingin. Mereka berenam sering dijuluki “enam sekawan” oleh guru-guru, meski tak semuanya selalu kompak.

“Foto dulu, dong!” seru Rino, mengacungkan ponselnya.

Mereka semua berkumpul, berpose dengan gaya konyol, meski di hati masing-masing ada rasa berat: setelah ini, hidup akan berubah.

Celin hadir juga, duduk di kursi tamu undangan. Sebagai kakak yang selama ini mendukung, ia tersenyum bangga melihat adik-adiknya. Tatapannya jatuh pada Arka, lalu Aksa, dan tak sengaja ia teringat pada Cakra yang sejak sepekan lalu sudah kembali ke rumah orang tuanya.

Ada ruang kosong yang sulit ia jelaskan.

---

Setelah upacara selesai, keluarga besar Bagaskara mengadakan perayaan kecil di rumah. Bagaskara sendiri tampak lebih ceria dibanding beberapa minggu terakhir sejak Juan ditangkap. Seolah beban besar perlahan menghilang.

“Mama dan papa serta kak Celin bangga liat kalian ,” ucap Bagaskara sambil menepuk bahu Arka dan Aksa. “Sekarang, waktunya kalian menentukan langkah berikutnya.”

Arka menatap Celin. “Kak, kita bisa kuliah bareng kan? kakak masih di kampus yang sama?”

Celin tersenyum. “Tentu. Universitas Global. Kalau kalian memang serius, aku bisa bantu urus pendaftaran. Tapi jangan kira aku bakal kasih keringanan. Kalian tetap harus berjuang.”

“Wuih, enak nih punya kakak dosen killer,” sahut Rino bercanda, membuat semua tertawa.

Di tengah tawa itu, Aksa menoleh ke arah kamar Cakra yang kosong. Ia terbiasa mendengar suara sahabatnya tiba-tiba muncul, dan memperhatikan sang kakak. Kini kamar itu sunyi.

“Rasanya beda ya tanpa Cakra,” gumam Aksa.

Arka mengangguk pelan. “Iya. Tapi dia juga harus punya rumah sendiri.”

Celin hanya diam, meneguk tehnya. Ada sedikit kerinduan dalam hatinya, meski ia pandai menyembunyikannya.

---

Hari pertama kuliah di Universitas Global membawa nuansa baru. Gedung modern, mahasiswa dari berbagai kota dan negara, serta suasana akademik yang kompetitif.

Arka dan Aksa masuk jurusan Manajemen Bisnis, sama seperti Celin. Rino memilih Komunikasi, Dimas masuk Psikologi, sementara alan masuk Teknik Informatika. Meski berbeda jurusan, mereka berjanji tetap bersama dalam lingkar persahabatan.

Di koridor kampus, Arka menoleh ke sekeliling. “Gila, gede banget kampusnya. Gue bisa nyasar kalau sendirian.”

“Makanya jangan jauh-jauh dari gue,” sahut Aksa.

Celin muncul tak lama kemudian. Mengenakan blazer sederhana dengan rambut tergerai, ia tampak elegan di tengah lautan mahasiswa baru. Beberapa mahasiswa bahkan menatapnya dengan kagum.

“Kalian siap?” tanyanya sambil tersenyum.

“Siap, Kak!” sahut Arka dan Aksa bersamaan.

Namun sebelum mereka sempat melangkah lebih jauh, suara familiar terdengar dari belakang.

“Eh! Kalian kuliah di sini juga?”

Mereka menoleh. Dan di sana berdiri Cakra.

Ia tampak sedikit berbeda. Rambutnya lebih rapi, matanya lebih tajam, dan ada aura dewasa yang mulai terbentuk. Ia mengenakan jaket hitam dengan tas selempang, senyum miringnya khas seperti dulu.

“Cakra?!” teriak Rino tak percaya.

“Lo nggak bilang-bilang, bro!” Aksa langsung menepuk punggungnya.

Cakra hanya mengangkat bahu. “Orang tua gue pengen gue kuliah di sini. Jadi ya… takdir.”

Celin menatapnya lama. Ada kehangatan yang sempat hilang, kini kembali hadir. Tapi ia menahan diri, hanya berkata pelan, “Selamat datang kembali, Cakra.”

Cakra menatap balik, senyum samar di bibirnya. “Kakak juga… jaga diri di sini.”

---

Hari-hari pertama kuliah tidak mudah. Dosen-dosen Universitas Global terkenal disiplin dan keras. Tugas menumpuk, presentasi menegangkan, dan persaingan terasa ketat.

Arka berjuang dengan gaya tenangnya, Aksa lebih berapi-api, sementara Cakra sering tampil menonjol karena kecerdasannya. Tidak butuh waktu lama, nama mereka mulai dikenal di kelas.

Namun Celin, yang kini sudah menjadi asisten dosen di beberapa mata kuliah, menjaga jarak profesional. Ia tidak ingin ada gosip bahwa ia memanjakan adik-adiknya.

Malam hari, saat di rumah, Arka sering mengeluh. “Gue kira kuliah lebih santai dari SMA. Ternyata lebih gila.”

Aksa tertawa. “Lo aja yang kebanyakan tidur. Kalau belajar sama gue, aman.”

Sementara itu, Cakra duduk di sudut kamar, menatap laptopnya. Ada kilatan rahasia di matanya. Sejak kembali, ia menyadari satu hal, Celin masih menyimpan banyak rahasia yang tidak diketahui siapa pun.

---

Suatu sore, Celin dipanggil rektor. Di ruangan itu juga hadir dua pria berjas hitam yang sama dengan yang menangkap Juan tempo hari.

“Cik Aurora,” salah satu dari mereka menyebut nama samarannya. “Kasus Juan sudah ditutup, tapi jaringan yang lebih besar masih bergerak. Kami butuh kerja sama Anda lagi.”

Celin terdiam. Matanya menatap lurus. “Saya mahasiswa di sini. Saya tidak bisa sembarangan terlibat.”

“Tapi Anda sudah terlalu dalam,” jawab pria itu. “Kami hanya minta Anda tetap awasi. Ada kemungkinan jaringan itu juga masuk ke kampus ini.”

Ketika Celin keluar dari ruangan itu, Cakra kebetulan melihatnya dari jauh. Ia memperhatikan raut wajah Celin yang jauh lebih serius daripada biasanya.

“Dia masih main di dunia berbahaya itu,” batin Cakra. “Dan gue nggak akan biarin dia sendirian.”

---

Minggu demi minggu berlalu. Kehidupan kuliah makin padat, persahabatan makin erat, dan di balik semua itu, Celin terus menyusun langkah rahasia.

Arka dan Aksa, dengan semangat muda mereka, semakin menonjol sebagai calon pemimpin bisnis masa depan. Rino sibuk dengan dunia broadcasting, Dira jadi aktivis kampus, sementara Zian semakin dalam ke dunia teknologi siber.

Dan Cakra meski sering bersikap santai diam-diam selalu ada di sisi Celin. Mengawasi, melindungi, meski Celin sering mengusirnya dengan alasan, “Fokus aja ke kuliahmu.”

Suatu malam di perpustakaan, Celin berkata lirih, “Kamu masih sama kayak dulu, Cakra. Nggak pernah biarin aku sendiri.”

Cakra menatapnya dalam. “Dan nggak akan pernah.”

Celin tersenyum tipis, meski dalam hatinya ia sadar pertempuran baru sudah menunggu. Dan kali ini, ia harus memilih: melibatkan orang-orang yang ia sayangi, atau terus memikul beban sendirian.

Bersambung

1
Nana Niez
itu baru namanya cewek canggih,,, kerennnn,, aq sukaaaa
Nana Niez
ah othor bikin terharuuuu, 😭
nuraeinieni
celin anak manis
🔴≛⃝⃕|ℙ$ Fahira Eunxie💎
ceritanya seru banget, banyak pelajaran yang diambil, salah satunya belajar untuk saling menyayangi walaupun mereka saudara tak sedarah...
🔴≛⃝⃕|ℙ$ Fahira Eunxie💎
makasih banyak kak untuk ceritanya... semoga sukses selalu ya kak, ditunggu novel-novel terbarunya
Tiara Bella
bagus ceritanya Thor....belum tentu aku bisa bikin dan merangkai kata² ya kan
Dewiendahsetiowati
terima kasih untuk ceritanya dan ditunggu karya selanjutnya thor
Rohmi Yatun
makasih Thor.. ditunggu karya selanjutnya 🌹🌹👍
Sulfia Nuriawati
kalo semua wanita berhati spt arini g akan ada anak²yg d adopsi cm utk mancing anak, trus pny anak sendiri anak adopsi d terlantarkan atw d beda²kan dlm segala hal
Tiara Bella
nangis aku....hik...hik....
nuraeinieni
kasian celin
nuraeinieni
aduh mewek juga bacanya
nuraeinieni
aq mampir thor
Tiara Bella
gercep bngt Cakra hbs wisuda langsung lamar Celin..... mantap thor
Rohmi Yatun
cerita yang luar biasa🌹🌹🌹🌹 👍
Cindy
lanjut kak
Tiara Bella
degdegan bacanya tkt Celin sm Cakra ketangkep sm Victor....twnya si Victor malah kabur
Tiara Bella
lanjut Thor biasanya 2 bab
Tiara Bella
ceritanya bagus
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!