NovelToon NovelToon
Proof Of Love Art Paper

Proof Of Love Art Paper

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Skyeuu

"Itu anak gue, mau ke mana lo sama anak gue hah?!"
"Aku nggak hamil, dasar gila!"
Tragedi yang tak terduga terjadi, begitu cepat sampai mereka berdua tak bisa mengelak. Menikah tanpa ketertarikan itu bukan hal wajar, tapi kenapa pria itu masih memaksanya untuk tetap bertahan dengan alasan tak masuk akal? Yang benar saja si ketua osis yang dulu sangat berandal dan dingin itu!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skyeuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

Lampu diskotik berserta semangat manusia yang ada di sana membara bersama. Berbeda dengan laki-laki yang meminum segelas wiski sambil melamun, tiba-tiba seorang wanita berjalan ke arahnya, ia tidak malu menujukkan segala lekuk tubuh dan juga ketertarikannya terhadap lelaki itu.

"Hai, ganteng, mau minum bareng?" tanyanya dengan pose menggoda.

Namun, ekspresi laki-laki itu masih sama. Dingin seolah tak tersentuh, dia kelihatan tidak tertarik pada wanita seksi di depannya.

"Lo bukan selera gue, gincu lo terlalu tebel, kalau ciuman nanti nempel ke mana-mana," sarkasnya.

"Apa?! Kamu kurang ajar–!" belum sempat selesai, dia mendapat panggilan dari belakang.

"Mbak cantik," dan orang itu tidak kalah tampan.

"Sama kamu aja yukk!" ajaknya.

"Mending cari yang lain deh, kalau sama saya Mbaknya takut pingsan mendengar kejujuran saya," wanita itu terlihat tidak puas atas jawabannya.

"Emang kenapa?" tanya si wanita penasaran.

"Saya gay," katanya.

"Pfftt!-" laki-laki di sebelah wanita itu menyemburkan minumannya. Sementara wanita malam tersebut langsung merespon dengan tatapan jijik. Dia beranjak dari duduknya, lalu pergi begitu saja dari sana.

"Hahahaha si anjir! Sejak kapan lu jadi gay Jo?" tanya manusia yang entah dari mana asalnya.

Joni, sebut saja dia seperti itu, tanpa basa-basi mereka duduk di dekat lelaki tadi, "Gue mengada-ngada aja, ih amit-amit dah kaum begituan pedang sama pedang!" anak laki-laki itu bergidik ngeri, masa iya cowok seganteng dia jadi penyuka sesama jenis? Hih, menjijikkan.

"Gue udah bilang, ngaku sebagai apapun gapapa asal jangan yang aneh-aneh," dia akhirnya buka suara.

Mereka berdua terlihat terharu, sebab biasanya teman mereka itu akan diam bagai patung arca meskipun dia mabuk berat. Hebatnya lagi di kursi tempatnya duduk sekarang tidak ada yang berani menempatinya jika dia tidak ada.

"Bro, lo sehat, kan?" Joni yang berpura-pura sebagai gay tadi menempelkan tangannya pada jidat teman masa kecilnya itu.

"Ck, gue sehat walafiat!" katanya galak.

"Lagian seorang Jay ngomong, aneh banget!" sahut Rey, teman satunya yang berpenampilan santai.

Tak lama, seorang pelayan wanita datang, kemudian dia membisikkan sesuatu pada lelaki bernama Jay. Anak laki-laki itu kembali seperti semula, dia memasang wajah datar dan mengunci mulutnya. Setelah kepergian pelayan wanita itu, bartender datang sembari membawa dua botol minuman keras asal Korea Selatan yang baru mereka impor.

"Ini pesanan Anda, Tuan muda," katanya menyodorkan dua botol tersebut beserta gelas khusus pada Jay dengan gestur sopan.

Jay langsung menerimanya, membuka dan menuangkan secara brutal sampai membludak keluar dari gelas. Teman-temannya berusaha menahan Jay, tapi lelaki itu malah semakin menggila dengan meminumnya langsung dari botol. Pada akhirnya, dua botol berwarna hijau dengan tulisan dari negeri gingseng tersebut ludes.

"Jay, gue duluan bokap gue nelepon," pamit Rey saat ponselnya bergetar.

Ketika kesadarannya sisa sedikit dia pun memutuskan untuk pulang juga. Tapi, dengan berjalan kaki dan meninggalkan mobilnya di sana. Jay tidak pernah khawatir karena jika mobil itu hilang, Om Ridwan akan mencarinya, lalu mengambilnya pagi buta. Omong-omong, beliau adalah sopir pribadi yang dipercayakan Papa padanya. Jarak dari bar mewah menuju apartemennya memang cukup jauh, tapi dia tetap menempuh perjalanan tersebut walau harus muntah-muntah di pinggir jalan meskipun tak keluar apa-apa, atau sekadar duduk untuk menghilangkan efek mabuk. Tetapi, semuanya nihil tidak ada hasil. Dia masih di bawah pengaruh minuman haram itu.

"Gue harus mandi langsung tidur, nggak, nggak--mandi tidur... eh apa minum dulu ya...?!" mulutnya terus bicara omong kosong.

Dia menekan tombol nomor apartemen dan langsung masuk begitu saja tanpa melihat-lihat lebih dulu. Kemudian, terlelap di sebuah ranjang yang sudah menunggu sejak tadi. Memeluk guling dan masuk ke alam mimpi.

...🪶🪶...

Pagi tiba bersama sinar mentari yang menelusup ke retina matanya. Tangannya masih memeluk guling, Jay itu tenaganya kuat walaupun sedang tertidur pulas. Tapi, tunggu kenapa ada napas lain selain dirinya? Jangan-jangan semalam dia menyewa wanita? Itu tidak mungkin selama ini dirinya selalu main bersih. Dia sedikit menunduk untuk memastikan, tapi terhalang selimut, dan saat itu betapa terkejutnya seorang Jay melihat apa yang sebenarnya bersembunyi dibalik selimutnya.

"Arghhhh!!"

"Aaaaaaaa!!" mereka berdua berteriak nyaris bersamaan. Seorang perempuan dengan baju tidur tanpa lengannya menjerit sekali lagi.

"A-anu, sebenarnya kenapa kamu bisa masuk ke kamar orang?!" dia menatap Jay garang.

Baik, Jay masih linglung dengan keadaan yang ia alami saat ini. Tampaknya gadis di depannya dia kenal, tapi di mana? Setelah dipikir beberapa kali dan diingat lagi. Ternyata mereka satu sekolah, kalau tidak salah namanya Ning Arum atau yang sering dipanggil sebagai "Ning", gadis humble yang sama-sama terkenal. Sudah pintar, pandai bergaul, dan parasnya yang luar biasa cantik. Jika dilihat dari dekat seperti ini, Jay tak bisa membodohi dirinya bahwa gadis itu memang memiliki pesona berbahaya.

"Kok nggak jawab?!!" suaranya mampu membuat telinga Jay berdengung.

Jay menutup mata sesaat, "Gue kemarin masukin kata sandi apartemen 120821, terus ya masuk, abis gitu gue tidur meluk guling. Tapi, kok lo yang di samping gue dan lo bilang ini kamar lo?" tanyanya sambil menjelaskan.

"Kamu tahu dari mana nomor apartemen aku?!" bukannya mereda, justru Ning malah semakin menjadi. Pokoknya, gadis itu terus memojokkan Jay supaya mengaku dengan jujur. Tak lama, sebab Jay langsung membungkamnya.

"Gue udah jujur! Sekarang diem, gue bakal traktir lo di kantin sepuasnya, kalau lo mau!" katanya menghindari serangan lain dari tangan Ning.

Sadar pergerakan gadis itu berhenti, Jay merasa menang dari peperangan. Kemudian melirik tubuh Ning yang diselimuti seluruhnya, dia seperti ikan buntal di mata Jay dan tentu saja itu lucu. Apalagi pipinya yang seakan bisa tumpah. Jay menggeleng supaya tidak berpikir ke mana-mana, lantas hari itu Jay pertama kalinya meminta maaf pada seseorang. Meskipun awalnya dia tidak mau, tapi perkataan gadis itu menusuk hatinya.

"Udah sana pergi!" usir Ning.

Sebelum Jay benar-benar pergi, dia menatap ke arah Ning dengan tajam. Ternyata kamarnya dengan kamar gadis itu hanya terhalang satu kamar, sial sekali dia baru tahu.

Beberapa jam setelah itu, dia kumpul bersama teman-temannya yang berjumlah enam orang. Mereka dijuluki "forever seven rich" atau sering disingkat sebagai "for seven" yang katanya nama itu cocok untuk geng seperti mereka yang semuanya berduit. Padahal mereka sendiri tidak pernah kepikiran untuk membuat nama, geng saja tidak punya, anak-anak sekolah saja yang menyebut mereka sebagai "geng" padahal aslinya hanya saling membutuhkan.

"Anjirr wir wir! Hahahaha" seru lelaki berambut pirang dengan tawa yang masih menggelegar.

Jay sangat menyesali curahan hatinya terhadap teman-temannya yang setengah waras itu. Mau tidak mau, dia menjadi bulan-bulanan mereka semua, dan si julid Niken memberinya julukan baru dari "si kutub utara" menjadi "si salah masuk kamar" dengan bangga dia menyebarkan hal tersebut. Tapi, tenang, hanya teman-temannya yang tahu.

"Gue kira lu bakal ena-ena pas pulang, atau bawa cewek dari bar random gitu" Niken masih terus menggodanya.

"Nggak akan pernah" sahutnya dingin.

"Ngomong-ngomong, siapa ceweknya? Anak sekolah kita bukan? Terus lu bilang apa pas sadar ada di kamar orang lain?" pertanyaan beruntun keluar dari mulut Suni yang paling tua dan paling kepo diantara mereka.

Jay berdecak, tidak mau memberitahu siapa perempuan yang tidur dengannya semalam. Tapi, semua itu tidak berjalan lama sebab sekonyong-konyong seorang gadis menghampiri dia seperti penagih hutang.

"Mana" katanya sambil menggerakkan tangan yang dia sodorkan pada Jay.

"Ning sama Jay?" tanya mereka berbarengan. Ketika sadar, semuanya langsung menutup mulut mereka. Ternyata yang satu kamar dengan Jay adalah Ning, si cewek populer yang terkenal sangat ramah, berprestasi, dan cantik.

"Ning! Ih, jangan lari-lari dong nanti kalau jatoh gimana?!" sebut saja namanya Kartika, mereka semakin diam saat melihat kecantikan keduanya yang bersatu, Kartika itu kayak Ai yang tidak nyata. Kalau Ning seperti boneka yang menggemaskan, kemudian datang lagi dua teman mereka bernama Winda dan Gisel. Geng For Seven kalah jika perihal aura serta sesuatu yang cantik seperti mereka berempat. Mereka bisa serangan jantung kalau mendadak didekati oleh para bidadari tersebut.

"Kita bicara sebentar" kata Jay menarik lengan Ning tanpa permisi, dan membawanya ke tempat yang lebih aman untuk berbincang. Gadis bersweater hitam itu mengikuti Jay tanpa banyak bertanya.

1
Towa_sama
Gak nyesel baca cerita ini, recommended banget!
Skyeuu: aww terima kasihh ^^
total 1 replies
SweetPoison
Saya terkesan dengan kedalaman emosi yang tersampaikan dalam kata-kata.
Skyeuu: terima kasihh ^^ 🫶🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!