Davina mempunyai kekasih dan sahabat namun dengan teganya mereka bekerja sama menjual dirinya. Davina pun melakukan cinta satu malam bersama pria asing tersebut.
Namun siapa sangka pria tersebut ternyata seorang Ketua Mafia sekaligus seorang psycophath pembunuh berdarah dingin dan anti wanita.
Enam tahun kemudian mereka dipertemukan kembali dengan suasana yang berbeda di mana Davina bersama ke tiga anak kembarnya hasil dari cinta satu malam bersama pria asing tersebut.
Bagaimana kisah perjalanan cinta mereka? Ikuti yuk novelku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yakasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Mula
"Tuan Aberto, boleh temani aku minum?" tanya gadis itu.
"Tidak, aku mau pulang." tolak Aberto dengan tegas.
Sambil berbicara Aberto berjalan dan diikuti oleh asisten setianya yang bernama Hendrik. Gadis itupun tidak mau menyerah, gadis itu berjalan dengan langkah cepat menyusul Aberto kemudian memegang tangannya membuat Aberto marah dan mendorong tubuh gadis itu hingga terjatuh.
bruk
"Akhhhhhh ..." teriak gadis tersebut kesakitan.
"Jangan pernah menyentuhku!!" bentak Aberto sambil menahan tangannya yang terasa gatal akibat sentuhan gadis itu.
Semua orang menatap Aberto dan gadis itu hingga datang seorang pria paruh baya mendekati mereka.
"Tuan Aberto ada apa? Kenapa putriku di dorong hingga terjatuh?" tanya pria paruh baya itu sambil membantu tubuh putrinya agar berdiri.
"Anak tuan sudah berani menyentuhku, aku tidak suka, Hendrik ayo pergi!" perintah Aberto sambil menahan hasratnya.
"Baik tuan." Jawab Hendrik.
Mereka pergi meninggalkan tempat pesta pernikahan menuju ke mobil. Hendrik mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi hingga mereka sudah sampai di sebuah hotel yang agak murah.
" Hendrik kenapa kamu menyewa hotel murah seperti ini." omel Aberto sambil berjalan dengan diikuti oleh Hendrik dari arah belakang
" Maaf tuan, hanya hotel ini yang paling bagus karena tempat menginap yang lainnya lebih jelek." ucap Hendrik mengulangi perkataannya waktu mereka pertama kalinya datang ke hotel tersebut.
" Iya aku tahu tadi kamu cerita pas kita datang pertama kalinya ke hotel ini. Besok pagi kita bereskan wanita ular itu karena aku yakin dia pelakunya dan siangnya kita pulang saja karena Aku tidak betah tinggal di hotel murah ini." ucap Aberto.
"Baik tuan." ucap Hendrik patuh.
Kini mereka berada di depan kamar hotel di mana kamar Aberto bersebelahan dengan kamar Hendrik. Aberto dan Hendrik masuk ke dalam kamar masing - masing untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.
ceklek
Aberto masuk ke dalam kamarnya dan menyalakan lampu saklar dan kamar itupun langsung terang lalu Aberto membuka seluruh pakaiannya hingga polos tanpa sehelai benang pun kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk meredamkan hasratnya yang semakin memuncak.
"Si*l wanita ular itu berani bermain - main denganku, aku akan menghukumnya secara sadis." ucap Aberto sambil mandi dengan air dingin dengan menggunakan air shower.
Setengah jam lebih Aberto mandi hingga tubuhnya menggigil tapi pengaruh obat itu belum juga hilang.
"Si*l dingin sekali tapi pengaruh obatnya belum juga hilang." omel Aberto.
Karena tubuhnya sudah sangat menggigil Aberto memutar kran shower hingga air shower berhenti mengalir. Aberto mengambil handuk dengan tubuh menggigil kemudian keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arah ranjang.
Aberto menarik selimutnya dan matanya langsung membulat sempurna melihat seorang gadis sedang tertidur pulas dengan tubuh tanpa sehelai benangpun.
" Siapa kamu, bangun!!" bentak Abertous dengan nada satu oktaf.
hening
"Si*l dia tidur pulas sekali haruskah aku mendorongnya hingga jatuh tapi tanganku menjadi merah dan gatal - gatal." ucap Aberto dengan ragu.
Gadis itu masih setia memejamkan matanya tanpa mendengarkan Aberto membentaknya hal itu tentu saja membuat Aberto terpaksa memegang tubuh gadis tersebut untuk di dorong agar jatuh ke lantai.
Memang terkesan kejam namun bagaimana lagi Aberto tidak suka berbagi ranjang dengan gadis ataupun wanita lain. Namun ketika Aberto menyentuh tubuh gadis tersebut, Aberto sangat terkejut.
"Kenapa aku menyentuhnya tanganku tidak langsung memerah dan gatal?" Tanya Aberto ketika tangannya menyentuh tubuh gadis itu.
"Jangan salahkan Aku jika Aku menyentuh tubuhmu." ucap Aberto.
Akhirnya untuk pertama kalinya mereka melakukan hubungan suami istri. Aberto melakukan secara berulang-ulang dan sudah tidak terhitung berapa banyak dia mengeluarkan laharnya ke rahim gadis itu hingga tubuhnya terasa lelah barulah Aberto berhenti setelah mengeluarkan laharnya. Aberto mengangkat tubuhnya dan berbaring di samping gadis itu dan memeluknya.
cup
"Aku akan bertanggung jawab siapapun dirimu aku tidak perduli." ucap Aberto kemudian mengecup pucuk rambut gadis itu.
Tidak berapa lama Aberto pun tertidur dengan pulas karena tubuhnya sangat lelah melakukan olahraga malam untuk pertama kalinya.
xxxxxxxxxxxxxxxxxx
Pagi harinya Aberto perlahan membuka matanya dan menatap wajah cantik gadis yang masih tertidur dengan pulas.
"Sebenarnya aku ingin menerkammu lagi tapi aku harus memberikan hukuman untuk wanita ular itu yang telah berani memberikan obat perangs**g padaku." ucap Aberto sambil perlahan melepaskan pelukannya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.
Lima belas menit kemudian Aberto sudah selesai mandi dan keluar dari kamar mandi dengan tubuh segar. Aberto berjalan ke lemari dan memakai pakaian santai.
"Sebentar lagi aku akan kembali dan kita lanjutkan yang semalam." ucap Aberto sambil memandangi gadis yang di klaim menjadi miliknya karena gadis itu telah berhasil menyentuh tubuhnya tanpa ada reaksi kulit yang memerah dan gatal - gatal seperti sebelumnya.
Aberto pergi meninggalkan gadis itu dan keluar dari kamarnya dan menutup pintu bertepatan kedatangan asistennya. Mereka pergi menuju ke sebuah gedung tua untuk memberikan pelajaran orang yang telah berani mengusiknya.
Setelah kepergian Aberto gadis itu perlahan membuka matanya, matanya membulat sempurna karena dirinya berada di ruangan asing.
"Kenapa aku berada di sini?" tanya gadis itu.
Gadis itupun bangun dan dirinya sangat terkejut melihat dirinya tanpa menggunakan sehelai benang pun.
"Apa yang terjadi kenapa aku tidak memakai pakaian sama sekali?" tanya gadis itu.
Gadis itupun bangun dan turun dari ranjang tapi bagian privasinya terasa sangat perih.
"Apa yang terjadi kenapa bagian privasiku terasa perih." ucap gadis itu.
Gadis itupun bangun dan berjalan perlahan menuju ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya setelah selesai gadis itu memakai handuk bekas digunakan oleh Aberto.
Gadis itu keluar mencari pakaiannya dan tidak berapa lama gadis itu menemukan pakaiannya yang berada di kolong meja. Gadis itupun langsung memakai pakaiannya dan pergi meninggalkan kamar hotel itu yang kebetulan tidak pernah di kunci.
Gadis itu pergi ke rumah sahabatnya yang kebetulan sangat dekat dengan hotel tempat dirinya tertidur di hotel. Singkat cerita gadis itu sudah sampai di rumah sahabatnya.
tok
tok
tok
ceklek
"Davina." panggil sahabatnya dengan nada terkejut karena tidak biasanya pagi - pagi sahabatnya datang.
Ya gadis itu adalah Davina yang sudah direnggut mahkota berharganya oleh Aberto. Di mana Davina merupakan putri ke dua dari pasangan William dan Angelica.
"Maria." panggil Davina dengan mata berkaca-kaca.
" Kita masuk ke dalam dulu." ucap Maria.
Merekapun masuk ke dalam rumah Maria dan duduk di ruang keluarga. Davina memeluk sahabatnya sambil menangis dan menceritakan apa yang telah terjadi.
"Kamukan bisa program IT coba kamu retas apartemen jadi kita bisa tahu apa yang terjadi sebenarnya." usul Maria.
"Baiklah, aku pinjam laptopmu." pinta Davina.
"Sebentar." ucap Maria.
Maria berjalan ke kamarnya dan mengambil laptopnya kemudian memberikan ke Davina. Davina pun menerima laptop tersebut kemudian mulai meretas cctv apartemennya.
"Aku akan meretas cctv dimana aku selesai makan sore bersama Alex dan Ririn." ucap Davina sambil mengatakan atik laptopnya.