NovelToon NovelToon
Ternyata Aku Istri Keduanya

Ternyata Aku Istri Keduanya

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Pembantu
Popularitas:288.8k
Nilai: 5
Nama Author: TK

Rania terjebak dalam buayan Candra, sempat mengira tulus akan bertanggung jawab dengan menikahinya, tapi ternyata Rania bukan satu-satunya milik pria itu. Hal yang membuatnya kecewa adalah karena ternyata Candra sebelumnya sudah menikah, dan statusnya kini adalah istri kedua. Terjebak dalam hubungan yang rumit itu membuat Rania harus tetap kuat demi bayi di kandungannya. Tetapi jika Rania tahu alasan sebenarnya Candra menikahinya, apakah perempuan itu masih tetap akan bertahan? Lalu rahasia apakah itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1 Tuan Yang Tampan

"Ingat ya, mulai hari ini kamu akan menjadi pelayan di Villa ini. Nanti sore Tuan Candra akan datang, rumah ini harus sudah dalam keadaan bersih dan makan malam pun sudah siap."

Rania mengangguk mengerti mendengar perintah itu, "Baik Pak, akan saya laksanakan."

"Saya tahu kamu anak yang rajin, jadi saya percayakan semuanya pada kamu."

"Saya akan berusaha bekerja dengan baik di sini. Terima kasih ya Pak sudah menerima saya untuk kerja di sini."

"Sama-sama Rania, apalagi kamu bekerja juga untuk membantu Nenek kamu yang sedang sakit." Pria paruh baya itu melihat jam tangannya, "Saya pamit dulu, nanti sore akan datang lagi bersama Tuan Candra."

"Iya Pak Rudi, silahkan."

Selepas kepergian pria itu, Rania berbalik melihat Villa mewah di depannya. Dengan bersemangat Ia masuk sambil menenteng tas berisi beberapa bajunya. Dari luar saja sudah mewah, apalagi di dalam, tidak kalah mewah. 

"Dari dulu pengen banget punya rumah bagus begini. Gak papa deh walau cuma kerja doang, tetep aja tinggal di sini hehe," ucapnya sambil terkekeh kecil. 

Villa nya lumayan luas, Rania sampai berkeliling dahulu melihat-lihat. Untung saja Ia sendirian, jadi tidak akan terlalu memalukan karena dari tadi terus mengagumi. Rania lalu ke kamarnya yang ada di belakang, menyimpan barang-barangnya. 

"Sekarang kita bersih-bersih dulu, takut keburu sore," gumamnya. 

Rania mengganti bajunya dulu dengan yang lebih santai, Ia juga menggelung rambut panjangnya agar tidak mengganggu saat bekerja. Untung saja Villa nya tidak bertingkat, tapi tetap saja luas dan menguras tenaga. Karena ini hari pertamanya bekerja, jadi Rania sangat bersemangat. 

"Huft akhirnya selesai juga," desahnya sambil menyeka keringat di kening. 

Terhitung hampir dua jam lamanya Rania membersihkan Villa itu, sekarang sudah terlihat lebih bersih dan wangi. Rania memutuskan istirahat sejenak sebelum memasak. Ia masak beberapa hidangan terkenal karena spesial untuk Tuan rumah. 

Ting nong! 

Mendengar bel depan berbunyi, membuat Rania tersentak. Apa jangan-jangan itu Pak Rudi ya? Rania segera ke depan untuk membukanya. Tetapi Rania malah terdiam melihat tamunya ternyata seorang pria dewasa bertubuh tinggi dan sangat tampan. 

"Kamu siapa? Kenapa ada di sini?" tanya pria itu dengan suara beratnya. 

"Saya--"

Sebelum menjawab, Pak Rudi muncul dari belakang sambil membawa koper dan tas ransel, "Ah iya Tuan, saya hampir lupa. Dia Rania, pelayan di Villa ini," jelasnya. 

Tuan? Rania langsung mengerti, Ia pun membungkuk sedikit memberi hormat lalu memperkenalkan diri. Tetapi Rania merasa bingung saat Tuannya itu malah memperhatikan dirinya dengan tatapan dalam, cukup membuatnya tidak nyaman. 

"Ayo masuk dulu," ajak Candra pada semuanya. 

Rania yang mendapat kode dari Rudi, segera ke dapur untuk membawa segelas air putih. Baru saja akan pergi, Candra memanggilnya dan malah memintanya duduk di sofa. 

"Saya di bawah saja," tolak Rania halus. 

"Tidak usah sungkan, ayo duduk di sofa saja."

"Terima kasih."

Rudi yang sudah menyimpan barang-barang Candra di kamarnya kembali. Pria paruh baya yang bertugas sebagai penjaga Villa itu sempat menanyakan kebutuhannya lagi, tapi Candra tolak dan beralasan Ia akan langsung istirahat. 

"Kalau begitu saya permisi Tuan," pamit Rudi. 

Selepas kepergian pria paruh baya itu, suasana di sana tiba-tiba menjadi canggung. Rania dari tadi memang menundukan kepala, tapi sesekali melirik Candra yang duduk di depannya. Ia gugup sekali, apa Tuannya itu akan menanyakan banyak hal padanya? 

"Jadi nama kamu Rania, benar?" tanya Candra. 

"Iya Tuan, Rania Ayunindya."

"Nama yang cantik, seperti orangnya."

Mendapat pujian itu, membuat Rania tersenyum tipis. Bukan bermaksud sombong, tapi Rania sudah biasa dipuji seperti itu oleh penduduk desa, apalagi dari para laki-laki seusianya. Walaupun begitu, Rania tidak sombong dan tetap rendah hati. 

"Kamu memang orang asli dari sini?" tanya Candra lagi. 

"Iya Tuan, saya lahir di desa ini."

"Terus rumah kamu dimana?"

"Lumayan jauh, tapi masih di desa ini sih."

"Tapi kamu tinggal di sini, kan?"

"Pak Rudi bilang selama saya bekerja di sini, saya diharuskan tidur di sini. Apalagi anda sedang di sini, takut ada sesuatu yang dibutuhkan."

Candra malah tersenyum kecil menyalah artikan kata akhir yang diucapkan perempuan itu. Matanya ini dari tadi tidak bisa lepas dari Rania, pelayan cantik di villa nya. Penjaga villa nya cukup pintar mencari pekerja. 

"Kamu terlihat masih muda Rania, berapa umur kamu?"

"Sekarang umur saya dua puluh tiga tahun."

"Wah berarti beda tujuh tahun dengan saya."

Kedua mata Rania terbelak, "Maaf, itu berarti Anda.. Tiga puluh tahun?" tanyanya. 

"Iya, saya sudah kepala tiga."

"Tapi anda terlihat masih muda, saya kira anda masih dua puluh tahunan."

"Hahaha terima kasih ya, itu pujian, kan?"

Mungkin karena memiliki wajah tampan dan bersih, jadi Candra terlihat lebih muda dari usianya. Apalagi orang kota katanya suka perawatan, Candra kan seorang pengusaha jadi banyak uang juga untuk melakukannya. 

"Apa Tuan mau makan malam sekarang? Saya sudah masak."

"Oh kamu bisa masak juga?"

"Bisa Tuan."

"Wah sudah cantik, bisa masak juga. Paket komplit sekali ya kamu ini Rania."

"Ah tidak juga, tapi terima kasih pujiannya."

Candra lalu mengajaknya ke dapur, terlihat sudah ada banyak hidangan di atas meja makan. Rania menuangkan air di gelas dan membuka penutup makanannya. 

"Silahkan dinikmati Tuan, semoga suka," ucap Rania. 

"Terlihat enak, pasti saya suka."

"Kalau begitu, saya permisi."

"Mau kemana?" tanya Candra, "Di sini dulu, temani saya makan."

"Maaf?"

"Kamu juga pasti belum makan malam, kan?"

"Belum, tapi saya nanti saja. Tidak enak kalau makan bersama anda, tidak sopan."

"Kata siapa? Saya kok yang ngajak kamu duluan, ayo duduk."

Sebenarnya Rania ingin menolak, tapi kalau terus menolak juga takut menyinggung Candra dan dianggap tidak menghormati. Akhirnya Rania pun duduk berhadapan dengan Candra, terlihat pria itu yang tersenyum lebar melihat kepatuhannya. 

"Jangan gugup begitu, santai saja," ucap Candra. 

Bagaimana bisa santai jika Rania makan semeja dengan bosnya? Bukannya kalau pelayan tidak boleh, ya? Padahal mereka juga baru bertemu beberapa menit lalu, tapi kenapa sudah sedekat ini? Mungkin karena Candra yang terlihat banyak bicara, membuat suasana pun jadi tidak tegang. 

"Biar saya yang bawakan." Candra berinisiatif karena perempuan itu terlihat kikuk.

"Tidak usah Tuan, saya sendiri saja."

"Tidak, kamu pasti malu-malu." Candra mengambil alih piringnya, "Kamu mau makan sama apa? Ayam atau ikan?"

"Em ikan saja."

"Sama kangkung dan sambal, kan? Terus apalagi?"

"Sudah Tuan, jangan terlalu banyak."

"Kamu harus makan banyak, pasti laper sudah beres-beres dan masak."

Sikap ramah Candra itu membuat Rania perlahan merasa nyaman dan tenang, sepertinya kedepannya mereka akan lebih akrab. 

***

Jangan lupa mampir ke novel baru saya berjudul "Si Manja Milik Tuan Muda" Pastinya ceritanya gak kalah seru loh 😉

1
Nor Asikin
Luar biasa
Astrid Kusuma Wardhani
refleks bukan repleks.
Nora♡~
Waaaaww... hebat.... Tahniah yaa thor dan terus lah berkarya...
Benita Lestiyorini
Sudah cepetan nikah, bikin adek. Daffin biar diasuh Papanya sama Mama Livia.
Benita Lestiyorini
Ya iyalah Yoga... Chandra itu ayah kandungnya. Kamu blm apa2 sdh mengenalkan dirimu panghil Papa untuk si Daffin.
Benita Lestiyorini
Makanya Rania kamu sbg ibunya hrsnya dari bayi mengenalkan papa aslinya, bukan Papa Yoga.
Benita Lestiyorini
Apalagi Chandr dg Livia tdk akan bisa punya anak. Daffinlah satu2 nya tumpuan harapan Chandra. Kasihan bila dipisahkan dr Papanya.
Benita Lestiyorini
Kalau sy malah berharap Daffin tetap berada dalam asuhan ke dua org tunya.
Benita Lestiyorini
Meski tk ngapa2in itu tdk boleh.
Benita Lestiyorini
Heiy...Yoga tunggu sampai Rania resmi berpisah dg suaminya dulu. Heran ya kelg Rania ini memang ky ngebebasin Rania yg msh status suami org bisa bebas di kamar dg pria lain.
Benita Lestiyorini
Ingat Rania, kamu dinikahi sah oleh Chandra, bayi itu darah daging Chandra, sampai detik melahirkan pun kalian belum reami beecerai, kok kamu sdh berani menjalin hub dg pria.
Benita Lestiyorini
Bagaimanapun tidak etis seorang wanita melahirkan ditungguin bukan mahromnya.
Benita Lestiyorini
Kalau aq tetap berharap anak Chandra akan diasuh ayah kandungnya kalau Chandra sehat lg.. Bukn ayah tiri.
Benita Lestiyorini
Ih Rania, begitu mudahnya nempel laki ya. Ingat kamu hamil tua, anak Chandra, orngnya msh koma. Kamu sdh mesra2an sm laki laki lain. Bener memalukan.
Benita Lestiyorini
Aslinya hati Rania msh tertambat pd Chandra, begitupun sebaliknya Chandra jg ada rasa sm Rania, apalagi ada anak sbg ikatan mereka.
Benita Lestiyorini
Katanya seminggu lagi Rania mau lahiran ?
Benita Lestiyorini
Sudah tepat Rania. Demi kebahagiaan rumah tangga Chandra.
Benita Lestiyorini
Akhirnya damai
Benita Lestiyorini
Jangan2 itu jebakan saja Rania.
Benita Lestiyorini
Bukannya Rania belum ceri dari Chandra ?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!