Kaira Lestari anak berusia 19 tahun yang dulunya seorang anak kecil yang selalu manja dan bahagia,namun kepergian sang Ibu membuatnya hancur berantakan.Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda yang membawa satu anak perempuan yang hampir satu usia dengan nya. Hidup nya di siksa habis habisan,selain Luka batin,luka dan lebam selalu memenuhi tubuh nya. Akankah ada hari bahagia atau senyum lagi muncul di bibir gadis itu?
Es cream untuk Kaira
“Papah dari mana aja?”
Bima menghentikan tangannya yang sibuk mengotak atik ponsel.”tadi papah baru dari sekolah Kaira,ternyata dia nggak ada di sekolah.entah kemana dia.”ucap pria itu sembari duduk di atas kursi yang tersedia di ruangan Andini.
Mita menatap ke arah suaminya dengan kesal.tapi wanita itu harus menahannya.dia tidak ingin suaminya curiga padanya karena ia bahagia Kaira menghilang dari hadapan mereka.
“Papah jangan terlalu memikirkan dia,dia belum tentu memikirkan kita yang cemas dia pergi kemana.”Mita menghela nafas sembari duduk di samping suaminya,lalu menyentuh lembut pundak pria yang baru saja sampai di rumah sakit.”bukan cuma papa yang cemas,mama juga cemas,tapi mau bagaimana lagi,dia yang memilih pergi dari hadapan kita kan?”
Tidak ada jawaban dari Bima,pria itu terus terdiam sibuk dengan isi pikirannya.
“Minum dulu pah..”Mita menyodorkan segelas air putih dingin yang di ambilnya dari atas nakas samping tempat tidur Andini.
“Pah,kayaknya mama curiga,apakah Kaira pergi ke rumah lelaki yang menemaninya di rumah sakit ini kemarin?”setelah Mita kembali duduk di samping suaminya,ia mengeluarkan suara lagi.
Bima yang baru saja selesai menyeruput air putih melihat ke arah istrinya,sembari membayangkan wajah pria yang di maksud Mita.
“Iya tapi..tapi kenapa dia tidak di jemput? Kenapa Kaira berjalan sendiri meninggalkan rumah sakit ini?”
“Siapa tahu laki laki itu menunggu di mobilnya,kita kan nggak tahu pah,kamu tahu akhir akhir ini Kaira sangat pintar berbohong.”
Bima menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi yang ia duduki.”kamu ada benarnya juga mah,siapa laki lak itu?”
“Intinya dia satu sekolah dengan Kaira,dan pastinya itu teman dekat Kaira,papah kan lihat sendiri dia terus menemani Kaira..”
Bima terdiam,tapi kepalanya sibuk berpikir.pria itu meraih ponsel dan mulai menghubungi seseorang.
“Papah nelpon siapa?”
“Papah mau nelpon guru Kaira,pasti dia mengenal laki laki itu,aku akan meminta ke rumah sakit cctv beberapa hari yang lalu untuk melihat wajah laki laki itu.”setelah mengucapkan kalimat itu,Bima berdiri dari duduknya lalu melangkah kan kaki meninggal kan ruang inap Andini.
.
Kaira melihat ke arah pintu Apartemen yang terbuka,lalu dia tersenyum.”lo udah datang?”ucapnya sembari meletakkan makanan yang baru saja ia masak ke atas meja makan.
Fathan melangkah mendekat ke arah gadis itu.”lo masak? Astaga Kaira,kenapa lo masak?”
“Nggak apa apa..lagian gue bosan nggak tahu ngapa ngapain.”
Fathan melihat masakan gadis itu,tempe goreng dan Sambal terasi adalah lauk mereka, untuk sayur,Kiara hanya menumis sayur kangkung.makanan yang ada di atas meja itu hanya sederhana.
“Nggak cape masak? Badan lo nggak sakit?”
Kaira menggeleng.”nggak Than,gue udah mulai membaik kok..”
Fathan menyodorkan satu kantong plastik ke arah gadis itu.”ini gue beli es cream buat lo,matahari lagi panas banget,cocok banget makan es cream.”
Kaira menerima plastik itu.”makasih ya than..”
“Iya,tapi siap makan siang kita makan es cream nya ya”jawab Fathan sembari melepaskan tas ranselnya.”tunggu gue ganti baju dulu.”lalu pria itu melangkah masuk ke dalam kamarnya.
Ia baru saja pulang dari sekolah,tadi pagi,Kaira meminta ingin ikut sekolah,pria itu tidak memperbolehkan,selain karena pakaian Kaira tidak ada,Fathan juga takut kesehatan gadis itu belum pulih.
“Tadi gimana di sekolah?”
Fathan yang duduk di atas meja makan menjawab.”kayak biasa,nggak ada yang spesial,cuman tadi maya nyariin lo mulu,bahkan di nelponin nomor lo yang udah nggak aktif.dan tadi katanya,semalam sore dia ke rumah sakit lo udah nggak ada,dan dia nanya sama nyokap lo katanya lo udah pulang.”
“Astaga pasti Maya nyariin aku mulu..”
Fathan mengangguk.”tapi lo tenang aja,gue udah bilang kalau mungkin lo lagi masa pemulihan di rumah dan mungkin tidur terus makanya nngak sempat angkat telepon,dan dia percaya kok.btw masakan lo enak..”
“Iyakah?”
Dengan semangat Fathan mengangguk kan kepalanya sembari tersenyum.”iya enak banget..”
“Makasih than..”
Keduanya pun sibuk menikmati makanan sembari sesekali mengobrol.
.
“Mah Andini bosan,kapan sih bisa keluar dari sini..”
Mita mendaratkan bokongnya di atas kursi yang tersedia di samping tempat tidur puterinya.”sabar sayang,kata dokter 2 hari lagi kamu udah bisa pulang dan langsung beraktivitas seperti biasa,tapi tidak boleh sampai lelah dulu.”
Andini menunjukkan wajah cemberut nya .”aku bosan di sini mah…muak banget cium bau obat obatan.”
“Kamu yang sabar dong, kan ini demi kebaikan kamu juga..”
Tadi kedua sahabat Andini baru saja datang ke rumah sakit menjenguk nya,mereka membawa beberapa buah buahan,bahkan tadi mereka sempat membahas sudah bagaimana kabar Fathan,Andini juga bertanya bahwa Aurel tidak mendekati Fathan secara ugal ugalan kan?
kedua sahabatnya menjawab bahwa Fathan di dekati secara ugal ugalan oleh Aurel,Andini sangat tidak terima,ia ingin sekali segera keluar dari rumah sakit ini supaya dia bisa sekolah hanya untuk melihat wajah Fathan.