NovelToon NovelToon
Dijodohkan Dengan Dosen Penyakitan

Dijodohkan Dengan Dosen Penyakitan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Karir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Dijodohkan Orang Tua / Dokter / Suami amnesia
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Athena_Shou

Bianca Mith. Doktor muda arogan yang selalu saja mencari masalah setiap hari saat sedang bekerja. Ayahnya yang seorang pebisnis terkenal tidak tahan dengan kelakukan anaknya itu. Maka dari itu perjodohan itu diadakan.

Bianca menikah dengan Aether Beatrice. Dosen muda dari Universitas Mith. Sesuai kesepakatan awal, beberapa tahun setelah menikah, salah satu dari mereka harus mengorbankan cita-cita mereka untuk memimpin perusahaan keluarga.

Namun tepat setelah satu hari setelah pernikahan, Aether baru mengetahui bahwa ia memiliki penyakit serius pada bagian otaknya. Membuat Aether akan kehilangan sedikit demi sedikit ingatannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Athena_Shou, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sedikit Perdebatan Pagi Hari

Bianca sedang bersantai menikmati segelas susu hangat sembari menonton televisi di pagi hari. Duduk nyaman di sofa menunggu siang hari datang. Karena hari ini, Bianca akan bekerja di shift siang. Bianca masih memiliki banyak waktu untuk bersantai dan melakukan segala hal yang ia mau.

Pandangan Bianca beralih ke arah pintu saat mendengar gagang pintu bergerak. Tanpa berpikir pun, Bianca sadar bahwa orang yang mencoba masuk ke dalam rumah adalah suaminya. Laki-laki yang terpaksa ia terima. Dan laki-laki yang terpaksa tinggal satu rumah dengan Bianca.

Aether. Laki-laki masuk ke dalam rumah menggunakan jaket berwarna biru dan hitam. Dengan tangan kanan membawa sekantong plastik putih bertuliskan salah satu nama mini market yang cukup besar di dekat rumah mereka. Dan tangan kiri terlilit oleh perban.

"Ayah memintamu untuk datang ke kantor siang hari," ujar Bianca kembali menatap layar televisi.

"Benarkah? Aku akan menyempatkan waktu untuk datang," ujar Aether melepaskan sepatunya.

"Kenapa tidak ambil libur saja dan datang lebih pagi? Pergi saja ke kantor sekarang."

"Apakah itu mungkin? Aku tidak bisa pergi dan meninggalkan kelasku begitu saja. Rektor akan berpikiran aku menggunakan kekuasaan keluargamu untuk berperilaku seenaknya."

"Pada akhirnya akan sama bukan? Cepat atau lambat, kamu akan meninggalkan karirmu sebagai dosen dan fokus ke perusahaan."

"Entahlah. Mari kita lihat nanti."

Kesepakatan Bianca dan Aether memang terjalin kuat. Bianca berjalan sesuai dengan aturan Aether. Tidak mencari masalah di rumah sakit. Dan bersikap lebih ramah di hadapan orang lain. Lalu Aether sendiri berusaha meyakinkan Kazuki bahwa Bianca memang sudah berubah.

"Bagaimana denganmu?" tanya Aether berdiri dan berjalan masuk ke dalam ruang tamu.

"Tidak tertarik," balas Bianca mengganti saluran televisi.

"Coba pikirkan ini baik-baik. Jika aku datang sendiri ke sana, ayahmu akan berpikiran bahwa kita tidak akur."

"Tenang saja. Yang dia inginkan hanya kamu. Dia tidak memintaku datang."

Waktu Aether sudah tiba. Kazuki akan mulai melepaskan tangannya dari seluruh roda perusahaan milik Keluarga Mith. Membiarkan Aether untuk menggerakkan roda dan mengendalikan seluruh perusahaan. Belajar sedikit demi sedikit. Membiarkan waktu dan pengalaman yang menyempurnakan kemampuan Aether.

"Menikahlah dengannya setelah cerai denganku," ujar Bianca saat Aether menaruh beberapa barangnya di atas rak samping televisi.

"Dengannya? Siapa yang kamu maksudkan?" tanya Aether berbalik menatap Bianca.

"Perempuan berbaju putih di depan restoran malam itu."

"Apa kamu bodoh? Kamu memintaku menikah dengan orang dalam gangguan jiwa? Aku lebih baik tidak menikah daripada harus menghabiskan sisa hidupku bersamanya."

"Benarkah? Tapi aku lihat, sepertinya kamu sangat peduli dengan perempuan itu."

"Aku ini memang orang baik. Jadi wajar jika aku peduli pada orang lain."

Bianca memutar bola malas. Untuk pertama kalinya, ada orang yang menyombongkan dirinya sendiri di hadapannya. Itu adalah hal konyol. Bianca tidak menyukai segala hal konyol. Namun ia dipaksa untuk terbiasa dengan semua itu. Karena laki-laki itu adalah suaminya dan tinggal serumah dengannya.

Bianca sedikit tertarik dengan perban pada tangan kiri Aether. Namun ia tidak bisa bertanya. Karena jika ia bertanya, Aether akan berpikiran bahwa Bianca menaruh rasa peduli terhadap Aether.

"Apa kamu mau?" tanya Aether mengeluarkan sebuah roti dari kantong belanjaannya.

"Tidak. Bisa saja kamu menaruh obat bius di sana dan kamu akan menyentuh tubuhku saat aku pingsan," balas Bianca.

"Ah, sialan. Perempuan ini?! Aku bahkan tidak tertarik padamu. Lalu untuk apa aku mencoba untuk menyentuh tubuhmu?"

"Bukankah semua laki-laki seperti binatang buas? Langsung menyerang saat ada daging mentah tergelatak di hadapan mereka."

"Apakah menurutmu tubuhmu seindah itu sampai-sampai aku tergoda denganmu?"

"Coba katakan sekali lagi."

Aether enggan untuk mengulangi perkataannya saat melihat Bianca sudah mengangkat remot televisi dan siap melemparkannya. Aether tidak ingin remot itu mengenai tubuhnya.

"Sebenarnya apa yang kamu lakukan di Rumah Sakit Scarlet?" tanya Bianca menaruh kembali tangannya ke atas paha.

"Bertemu dengan temanku. Makan. Lalu berbicara seperti biasanya," jawab Aether menaruh ponselnya di atas rak.

"Apakah dia tidak menceritakannya padamu?" tanya Aether balik.

"Siapa?" tanya Bianca.

"Anak laki-laki yang bersama denganmu dan sahabatmu malam itu."

Kening Bianca mengkerut. Mencoba mengingat lagi siapakah sosok laki-laki yang dimaksudkan oleh Aether. Dan muncul satu nama di otaknya. Ethan.

"Apa dia ikut bersamamu?" tanya Bianca.

"Ya. Dia ikut bersamaku. Kami makan bersama. Dan temanku mengantarkannya pulang setelah itu," balas Aether.

"Dia mau berbicara?"

"Tentu saja dia berbicara. Dia punya mulut. Apa yang aneh dari itu?"

Itu aneh. Bianca sama sekali tidak pernah mendengar Ethan berbicara saat bersamanya. Dan Ethan ikut makan malam dengan Aether yang baru beberapa kali bertemu dengannya. Bukan hanya makan malam. Namun ikut berbicara dan menikmati cerita yang ada.

"Siapa nama kakak perempuannya?" tanya Aether penasaran.

"Aku akan membunuhmu jika kamu mencoba mendekati sahabatku. Orang bodoh sepertimu tidak kuizinkan menikah dengannya," balas Bianca marah.

"Sepertinya memang ada yang salah dengan otakmu. Aku hanya menanyakan namanya. Bukan berniat mendekatinya atau menikah dengannya."

"Kalau begitu tidak perlu. Sampai aku melihatmu berbicara atau menyentuhnya, aku pastikan pisau akan menancap di dadamu."

Bianca tidak cemburu. Flora adalah orang yang penting baginya. Sedangkan di mata Bianca, Aether adalah manusia yang berdiri di sisi negatif. Bianca tidak ingin Aether menyeret Flora ke dalam kegelapan. Bianca ingin Flora bahagia. Dan Bianca rasa kebahagiaan itu tidak berada di tangan Aether.

Maka dari itu, Bianca melarang Aether untuk mendekati Flora.

"Apa anak laki-laki itu tidak memiliki orang tua?" tanya Aether masih penasaran dengan latar belakang Ethan.

"Orang tuanya sudah meninggal sejak dia berumur tujuh belas tahun. Kakaknya yang membiayai seluruh kehidupannya," jawab Bianca.

"Pantas saja dia terlihat begitu suram. Melihatnya terkadang membuatku teringat dengan Shizo. Mereka sama-sama butuh teman."

"Sudah kubilang bukan? Menikahlah dengannya setelah bercerai denganku. Kamu peduli dengannya. Dan dia bisa memenuhi nafsu binatangmu itu."

"Sepertinya ini akan menjadi terakhir kalinya aku berbicara denganmu. Menghabiskan waktuku bersamamu hanya membuatku ingin membakar rumah ini."

Aether pergi menuju kamarnya. Berniat untuk mandi, membersihkan diri lalu berangkat ke universitas. Sedangkan Bianca yang sedari tadi duduk nyaman di sofa, kini berdiri. Berjalan menuju ke rak dengan tatapan tertuju pada pintu kamar Aether. Berjaga-jaga jika seandainya suaminya itu keluar.

Bianca meraih ponsel milik Aether yang berada di rak. Membuka ponsel yang tak terkunci itu. Dan mencoba melihat kotak pesan. Tidak ada satupun pesan pribadi di sana. Hanya ada pesan grub yang berisikan seluruh dosen dari Universitas Mith. Hingga Bianca beralih melihat kontak nomor. Tidak banyak yang tersimpan nomor yang tersimpan di sana. Dan perhatian Bianca tertuju pada salah satu nama. Nathan Sykes.

1
Viola Aurora
cemburu kah ini ceritanya
Viola Aurora
pertanyaan sulit
Viola Aurora
nah bener nih
Viola Aurora
mungkin aja cuma diary biasa
Viola Aurora
iya juga ya. kenapa cowok gampang dapat temen
Viola Aurora
aw dilabrak sama tuan putri
Viola Aurora
jauh jauh dah bang mulai sekarang
Viola Aurora
kalau dia hantu tak mungkin bisa dilihat
Viola Aurora
ahh, ayah yang baik
yumi chan
thor mdh2an bianca cpt tau pnykit astr
Viola Aurora
bagus banget namanya
Viola Aurora
mudah. kerjaannya kalau masuk cuma jaga doang
Viola Aurora
sesak dadanya itu pasti
Viola Aurora
langsung luluh kalau ada info loker
Viola Aurora
dobrak bang. sampai hancur pintunya
Viola Aurora
ihh, comelnya anak kecil satu ni
Viola Aurora
udah, pulang ke rumah pakai Sandai aja
Viola Aurora
qoutesnya
Viola Aurora
Manusia setengah 👻
Viola Aurora
terlalu berani mbaknya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!