Kemurkaan Arya seketika musnah begitu mendengar suara dering ponsel miliknya yang berbunyi dan benar saja apa yang dipikirkan olehnya, begitu melihat layar, kontak sang kekasih yang menghubungi.
Tanpa membuang waktu, ia sudah menggeser tombol hijau ke atas dan mendengar suara dari seberang telepon.
"Halo, Sayang."
"Sayang, ada hal penting yang ingin kubicarakan denganmu. Aku harap kamu datang ke cafe tempat kita pertama kali bertemu, oke."
Arya yang terlihat memicingkan mata karena merasa tidak suka dengan ajakan sang kekasih, kini mengingatkan wanita tersebut akan sesuatu yang tadi disampaikan.
"Cafe? Bukankah aku tadi bilang mengajakmu bertemu di hotel?"
"Kita tidak bisa bertemu di hotel sekarang karena suamiku sudah mengetahui hubungan kita."
Arya seketika membulatkan kedua matanya begitu mendengar apa yang baru dikatakan oleh wanita di seberang telepon dan membuatnya merasa gelisah karena mau tidak mau, orang tuanya mungkin akan segera mengetahui bahwa ia menjalin hubungan terlarang dengan istri orang.
"Apa? Bagaimana mungkin suamimu tahu saat kita selalu diam-diam pergi bersama? Apa suamimu sudah menyewa orang untuk memata-matai kita?"
"Astaga, bukan seperti itu! Jawabannya sangat penting dan darurat. Aku tidak bisa mengatakannya di telepon karena harus menyampaikan langsung padamu dan membawa buktinya. Kita bertemu jam sepuluh, oke!"
Saat Arya berniat untuk membuka mulut berkomentar, sambungan telepon yang sudah terputus membuatnya merasa sangat kesal.
"Apa yang terjadi sebenarnya? Apa maksud Putri membawa bukti? Apa suaminya mempunyai foto-foto saat kami bersama?"
Berbagai macam pertanyaan kini sudah menari-nari di otak Arya. Tentu saja ia menyadari tidak akan menemukan jawaban sebelum bertemu dengan sang kekasih di salah satu cafe yang menjadi tempat pertama kali bertemu.
Hingga ia mengingat kejadian di mana ia sedang nongkrong bersama teman-temannya di salah satu cafe di dekat perusahaan keluarganya. Kenangan manis dan indah saat ia pertama kali bertemu dengan sosok wanita yang telah berhasil mengubah seluruh prinsip hidupnya, yaitu lebih menyukai istri orang daripada wanita perawan.
'Wanita perawan sekarang hanyalah menjadi status di KTP saja karena sudah pada bolong semua. Menurutku, lebih menarik dan tertantang saat berhubungan dengan istri orang jauh.'
'Bahkan zaman sekarang banyak yang menyebut jika para janda jauh lebih menggoda daripada wanita lajang yang hanya status saja di kartu tanda pengenal.'
'Jika para wanita janda seperti Putri, bisa-bisa para berondong sepertiku lebih tertarik pada seorang janda daripada wanita single,' gumam Arya yang terkekeh geli saat menyadari jika ia seperti seorang pria gila karena tertawa sendiri di dalam hati ketika berada di area taman yang dekat dengan kompleks perumahan mewah keluarganya.
"Lebih baik aku pulang dan mandi karena ingin bertemu dengan kekasihku tercinta yang sangat menggoda," ucap Arya yang kini bangkit berdiri dari posisinya yang dari tadi meluruskan kaki di atas rerumputan hijau.
Ia pun kembali berjalan ke arah area rumahnya dengan mengambil napas teratur dengan menghirup udara pagi yang masih segar dan belum terkontaminasi dengan polusi.
***
Satu bulan yang lalu...
Sosok pria yang saat ini tengah berada di atas tubuh wanita yang merupakan istrinya, terlihat melenguh panjang setelah mencapai puncak kenikmatan. Pria yang tak lain bernama Bagus Setiawan tersebut baru saja bercinta dengan sang istri di pagi hari sebelum berangkat kerja.
Sementara itu, wajah sosok sang istri terlihat masam dan memerah karena ia belum merasakan puncak kenikmatan, tetapi sang suami sudah terlihat seperti orang yang tidak bertenaga sama sekali ketika bercinta.
Bukan kali pertama ia merasakannya saat sang suami selalu lemah di atas ranjang dan sama sekali tidak pernah membuatnya puas dalam bercinta hingga selalu berakhir merasa sangat kesal dan marah.
Kini, ia sudah mendorong tubuh sang suami dari atas tubuhnya karena ingin segera membersihkan diri di kamar mandi.
Ia merasa sangat stres menghadapi sang suami yang dianggapnya mengalami ejakulasi dini saat tidak pernah bisa memuaskannya di atas ranjang.
'Lama-lama, aku benar-benar bisa stres dan gila jika setiap hari selalu seperti ini. Dia selalu hanya bertahan beberapa menit saja. Sementara aku belum merasakan apa-apa.'
'Rasanya aku ingin mencari selingkuhan saja jika dia terus seperti ini,' umpat Putri Wardhani yang saat ini terlihat sangat marah sekaligus kesal dan melampiaskannya dengan segera membasahi ujung kepala hingga kaki dengan air dingin.
Ia yang tinggal di kontrakan sempit dengan kamar mandi yang terlihat beberapa meter saja dan harus selalu mandi air dingin, harus merelakan tubuhnya menggigil kedinginan di saat suasana di luar masih gelap.
Tidak hanya itu saja, bahkan kehidupan ekonominya yang pas-pasan dan tidak pernah bisa pergi bersenang-senang untuk shopping di Mall karena selalu habis untuk biaya makan sehari-hari.
Bosan, mungkin itu yang saat ini dirasakannya karena bertahun-tahun hidup miskin dan merasa iri pada beberapa temannya yang sudah sukses karena memiliki suami dengan pekerjaan yang baik dan terlihat hidup enak.
Beberapa saat kemudian, Putri sudah selesai mandi dan sama sekali tidak memperdulikan sosok pria yang saat ini melewatinya ketika berjalan menuju ke arah kamar mandi.
Dengan memakai penutup sebatas dada serta handuk kecil yang melilit di rambutnya, Putri saat ini berpikir untuk pergi bersenang-senang setelah sang suami berangkat kerja. Ia berpikir akan menitipkan putra bungsunya ke tetangga saat pergi nanti.
'Aku bisa stres jika setiap hari hanya diam di sini, mengurus rumah, serta melihat pria lemah itu yang sangat menyebalkan. Pergi ke mana, ya baiknya nanti?'
'Siapa tahu, aku bisa bertemu dengan seorang pria tampan dan bersedia menjadi selingkuhanku,' gumam Putri yang kini sebenarnya ingin terbahak saat mengatakan hal yang menurutnya sangat konyol.
Tidak ingin sang suami mengetahui rencananya, Putri memilih untuk melakukan ritual rutinnya, yaitu memasak sarapan untuk keluarga. Tentu saja setelah berpakaian khas rumahan, ia sudah sibuk berkutat dengan ritual sehari-hari di dapur.
Sementara putranya masih tidur karena waktu menunjukkan pukul setengah lima pagi. Sudah menjadi kebiasaan ia sehari-hari selalu bangun pagi untuk memasak karena sang suami membawa bekal saat pergi bekerja di pagi hari.
Sang suami yang selalu berangkat pagi-pagi sekali karena menjadi seorang sopir. Meskipun uang belanja yang diberikan padanya setiap bulan menurutnya tidak banyak dan membuat ia tidak pernah bersenang-senang karena harus selalu berhemat untuk bisa makan setiap hari, serta biaya sekolah anaknya.
Namun, hari ini ia sudah membulatkan tekad untuk pergi bersenang-senang karena merasa sangat lelah.
Bertahun-tahun menjadi seorang ibu rumah tangga dan hanya fokus mengurus rumah dan keluarga tanpa memikirkan diri sendiri, hari ini ia ingin fokus memanjakan tubuhnya dengan pergi ke salon untuk mempercantik diri serta pergi ke sebuah cafe.
'Aku tidak pernah pergi ke cafe. Sepertinya aku perlu untuk mencoba pergi ke sana dan menikmati makanan enak, serta nongkrong di tempat yang notabene selalu dipenuhi para anak muda. Lagipula, aku belum terlalu tua karena dikaruniai wajah yang imut, sehingga awet muda.'
Putri yang memasak sambil sibuk bergumam sendiri di dalam hati karena niatnya sudah bulat saat ingin pergi bersenang-senang hari ini demi bisa memanjakan diri untuk menghilangkan stress yang saat ini mendera pikirannya.
Setelah selesai memasak tumis kangkung dan menggoreng ayam, seperti biasa ia sudah menyiapkan bekal di kotak makanan yang biasa dibawa sang suami.
"Sampai kapan aku harus hidup miskin dan mempunyai seorang suami yang ejakulasi dini itu. Aku benar-benar sangat bosan dengan semua ini."
Embusan napas kasar dan terdengar berat kini memenuhi ruangan dapur yang masih terlihat sangat sunyi tersebut. Putri yang baru saja selesai dengan kegiatannya, kini memilih untuk melanjutkan pekerjaan mencuci pakaian.
Namun, saat berjalan keluar, bertemu dengan sang suami yang sudah terlihat rapi dan diketahuinya akan berangkat bekerja.
"Sayang, ini uang untuk belanja. Semalam aku lupa memberikannya padamu. Apa bekal untukku sudah siap?" tanya Bagus yang kini memasukkan dompetnya kembali dalam saku celananya setelah mengambil uang dan memberikan kepada sang istri yang sangat dicintai.
Setiap gajian, ia hanya menyisihkan sedikit uang untuk pegangan dan memilih membawa bekal karena ingin berhemat dan bisa memberikan uang yang cukup pada sang istri agar bisa tercukupi semua kebutuhan keluarganya.
Ia sebenarnya merasa bersalah karena tidak bisa membahagiakan keluarganya seperti yang terlihat dari tetangga sekitar. Dibandingkan para tetangga, ia merasa paling rendah karena hanya berpenghasilan pas-pasan.
Sementara tetangga kanan dan kirinya kebanyakan merupakan pegawai di sebuah perusahaan. Ia yang hanya lulusan SMA cuma bisa bekerja sebagai seorang supir. Sama halnya dengan sang istri yang dulu dinikahinya setelah lulus sekolah dan masih berusia 19 tahun.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Sri_sena
pemicu yang sama🙄
2023-08-15
0
Yoru
Tomy atau Arya kak?
2022-11-23
0
Berlian Anggrainy 💜
anaknya dititipin ke tetangga dia enak2an sm cwok lain.. sungguh terlalu
2022-10-11
1