Beberapa saat lalu, Arya yang pergi ke toilet, langsung mencuci muka untuk mendinginkan kepalanya. Ia benar-benar berusaha untuk tenang dalam menghadapi masalah yang baru dihadapi hari ini. Menyukai istri orang tidak pernah ada dalam pikirannya.
Namun, kini dialami dan terlanjur jatuh cinta pada wanita yang merupakan istri orang. Arya yang sudah mencuci muka, kini menatap pantulan wajahnya di cermin.
"Aku jatuh cinta pada istri orang. Apa yang harus kulakukan? Apakah aku harus mundur saja dan melupakan Putri? Putri ... tadi ia bilang tidak merasa bahagia bersama suaminya dan menyukaiku. Apakah aku coba saja untuk menjalin hubungan dengannya? Atau aku pergi dan melupakannya?"
Arya yang merasa bingung untuk mengambil keputusan, kini memilih untuk berjalan keluar dari toilet dan ingin menemui Putri. Namun, saat ia sudah berjalan menuju ke arah tempat duduk yang tadi ditinggalkan, mengerutkan kening begitu tidak melihat sosok wanita yang dicarinya.
"Di mana Putri?"
Arya kini berjalan menghampiri wanita berseragam yang tadi melayaninya. "Apa kamu melihat wanita yang tadi duduk bersamaku?"
Wanita berseragam hitam yang saat ini sedang membereskan meja, refleks menoleh dan melihat pria yang menurutnya memiliki paras rupawan tersebut.
"Oh ... wanita yang tadi sudah pergi setelah Anda ke toilet, Tuan dan mengatakan bahwa Andalah yang akan membayar makanan karena tidak sedikit pun memakannya."
Arya yang merasa sangat terkejut karena tiba-tiba Putri pergi tanpa pamit padanya, refleks terlihat sangat frustasi hingga mengacak kasar rambut.
'Sial! Dia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun padaku. Tidak, aku tidak ingin kehilangan ia karena sudah jatuh cinta padanya. Sekarang aku baru menyadari bahwa tidak ingin kehilangan Putri, meskipun sudah mengetahui bahwa ia adalah istri orang.'
Puas mengumpat di dalam hati, Arya buru-buru membayar tanpa menikmati makanannya karena harus mengejar wanita yang telah membuatnya jatuh cinta dan tidak ingin kehilangan.
Begitu berada di luar area cafe, Arya mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Putri. Berharap wanita itu belum jauh pergi. Namun, ia sama sekali tidak menemukannya dan kembali meninju udara di sekitarnya untuk melampiaskan amarah.
Tidak ingin kehilangan jejak Putri, Arya kini sudah berlari ke arah mobil dan masuk ke dalam.
Kemudian tanpa membuang waktu langsung menyalakan mesin mobil dan mengemudikannya meninggalkan area cafe untuk mencari keberadaan wanita yang telah pergi dan berpikir bahwa ia tidak ingin berhubungan lagi setelah mengetahui status dari Putri.
Putri kini mengemudikan mobilnya dengan sangat lambat, sambil melihat jalan di depannya untuk mencari keberadaan wanita yang telah pergi tanpa pamit.
Sepanjang jalan, ia tidak berhenti menyebut nama wanita yang telah membuatnya tergila-gila hingga tidak memperdulikan status dari Putri yang telah memiliki suami dan anak.
Setelah beberapa menit berlalu, awalnya ia merasa tidak ada harapan untuk menemukan Putri. Namun, beberapa saat kemudian, ia melihat sosok wanita yang berjalan menyusuri trotoar dan seketika membuat wajahnya berbinar dan hembusan napas lega terdengar sangat jelas dari mulutnya.
Refleks ia menyalakan klakson dan menepikan mobil serta buru-buru berjalan keluar untuk menghampiri sosok wanita yang saat ini terlihat menghentikan langkah.
Sementara itu beberapa saat lalu, Putri yang terluka, dari tadi tidak berniat memesan ojek online atau naik bus untuk kembali ke rumah kontrakan dan menjemput putranya.
Ia memilih untuk menyusuri trotoar karena ingin menormalkan perasaannya yang sangat bersedih ketika melihat respon buruk dari Arya setelah berkata jujur mengenai statusnya yang bukan merupakan wanita single.
Tanpa mempedulikan apapun, ia sudah berlinang air mata saat berjalan dengan lemah. Sebenarnya ia bisa melihat pandangan orang-orang yang terlihat iba padanya, tetapi sama sekali tidak dipedulikan.
Hingga ia berjenggit kaget ketika mendengar suara klakson dan membuatnya seketika menoleh ke arah kanan dan sangat terkejut saat melihat sosok pria yang berhasil membuatnya menangis setelah datang menghampiri.
"Arya?"
Putri saat ini merasa kebingungan harus bersikap bagaimana dalam menghadapi pria yang terlihat berjalan ke arahnya.
'Arya datang. Apa yang diinginkannya? Apa ia mau menghinaku karena menggodanya saat statusku adalah istri orang?' gumam Putri yang saat ini tengah mengusap kasar bulir air mata yang menghiasi wajahnya karena tidak ingin penampilannya terlihat jelek di depan pria yang telah menjadi penyebab ia menangis karena merasa sangat kehilangan.
Apalagi tadi ia berpikir harus merelakan Arya meskipun sebenarnya tidak rela dan ingin sekali melakukan apapun agar pria itu mau bersamanya. Namun, ia menyadari tidak ada harapan saat melihat sikap Arya padanya ketika pergi tanpa berbicara sepatah kata pun.
"Apa yang kau inginkan?"
Sementara itu, Arya yang merasa sangat geram karena belum selesai urusannya dengan Putri, tetapi malah ditinggal pergi begitu saja dan membuatnya langsung meraih pergelangan tangan kiri wanita tersebut.
"Ikut aku!"
Tidak ingin perasaannya semakin berkembang dan merasa salah paham pada sikap Arya, Putri memilih mengempaskan tangannya agar pria itu melepaskan kuasa.
"Lepaskan, Arya! Kenapa kau datang? Apa kau ingin menghinaku? Aku memang istri orang, tapi asal kau tahu bahwa aku bukanlah seorang wanita yang suka menggoda pria. Pergilah! Carilah wanita yang lebih baik dan masih lajang."
Putri berbalik badan dan berniat untuk berjalan meninggalkan Arya, meski di dalam hati sangat berharap bahwa pria tersebut berusaha untuk mengejar, serta menghentikannya agar tidak pergi.
Namun, sadar diri karena menyadari bahwa ia hanyalah seorang wanita biasa yang tidak pantas untuk dikejar ataupun dipertahankan.
Hingga saat ia berjalan beberapa langkah, tidak bisa melanjutkan karena Arya sudah berdiri di hadapannya untuk menghalangi jalannya. Hal itu membuatnya mengerutkan kening, serta bertanya-tanya apa yang sebenarnya diinginkan oleh pria itu darinya.
Arya yang tadinya mengajak Putri masuk ke dalam mobil karena ingin berbicara secara baik-baik tanpa mengandalkan emosi, kini merasa kesal karena tidak ditanggapi dan malah ditinggalkan.
Buru-buru ia menghentikan Putri dan menyadarkan wanita yang telah membuatnya merasa sangat penasaran, hingga berakhir jatuh cinta.
"Aku ingin bicara denganmu. Aku bahkan belum mengatakan apapun tadi di cafe, tapi kenapa kamu malah pergi tanpa menungguku? Ikutlah denganku! Aku ingin berbicara denganmu mengenai hal yang tadi kamu sampaikan."
Tidak ingin merasa salah paham ataupun terbuai harapan pada sikap pria yang berdiri tepat di hadapannya dengan jarak hanya beberapa centi darinya hingga membuat Putri bisa melihat dengan jelas wajah rupawan yang telah memporak-porandakan perasaannya.
"Katakan saja sekarang karena aku tidak ingin salah paham dengan sikapmu yang baik padaku. Aku tidak ingin merasa diberi harapan dan dihempaskan begitu saja karena akan membuatku terluka."
Merasa sangat geram pada sikap Putri yang seolah tidak mempercayainya, kini Arya memilih untuk semakin mendekati wanita yang terlihat sembab wajahnya tersebut dan secepat kilat meraup bibir sensual yang dari kemarin ingin disesap dan dilumatnya.
Arya tadi memang langsung berjalan cepat ke arah sosok wanita yang terlihat jelas sangat gugup saat melihatnya. Tentu saja ia kini sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi dan langsung meraup bibir sensual di hadapannya.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Ganuwa Gunawan
hadeuh nih pasangan sejojol..
knp bergulat d jalanan.
pindah pindah.. bnyk orang mw lewat
2022-10-01
0