Putri yang refleks langsung menepuk bahu kokoh Arya karena tidak ingin ada kesalahpahaman di antara mereka. Tentu saja meskipun sangat menyukai Arya, tetapi tidak ingin semua orang berpikir bahwa ia adalah seorang wanita murahan yang gampang diajak ke hotel.
"Aku bukan wanita murahan! Jangan pernah berpikir aku akan melakukan apapun yang pria inginkan dan membuatmu berpikir bahwa aku tidak mempunyai harga diri."
Merasa bersalah dan tidak ingin kesalahpahaman terjadi di antara mereka, Arya kini memilih untuk meminta maaf dan mencium pipi putih Putri.
"Maafkan aku, Sayang. Aku tadi hanya bercanda. Lebih baik kita makan di restoran saja. Ayo, kita segera pergi dari sini untuk pergi berkencan."
Arya melambaikan tangan pada para sahabatnya sambil menggandeng pergelangan tangan kiri Putri seraya sesekali bersiul dan mewakili perasaan senangnya hari ini.
Bahkan suara teriakan dari para sahabatnya sama sekali tidak dipedulikan dan membuatnya terus melangkah meninggalkan apartemen bersama dengan sang kekasih pujaan hati.
Sementara itu, Putri yang kali ini hanya menurut saja atas ajakan makan siang di restoran, membuat perutnya seperti memanggil-manggil untuk diisi. Membayangkan makan makanan enak di restoran, tentu saja membuatnya sudah tidak sabar untuk menikmatinya.
'Saat bersama Arya, semua hal yang belum pernah aku rasakan, bisa kurasakan. Aku benar-benar sangat bahagia bisa bertemu dengannya. Aku harus segera menceraikan Bagus karena tidak ingin membuat hubungan kami tidak jelas.'
'Aku ingin menikah dengan Arya setelah bercerai,' gumam Putri yang kini sudah berjalan masuk ke dalam lift dan begitu pintu kotak besi tersebut tertutup, ia membulatkan kedua mata begitu Arya menghambur memeluk dan menciumnya dengan sangat brutal. Bahkan hingga ia sulit untuk mengimbanginya.
Menyadari bahwa sosok pria muda di hadapannya sangat bertenaga dan bergairah setiap kali menciumnya, hingga berhasil membuat tubuhnya menggelenyar hebat dan memeluk erat pinggang kokoh Arya untuk menopang beban tubuhnya yang lunglai akibat ciuman penuh gairah dari pria yang saat ini sibuk menyesap dan ******* bibirnya.
Putri tidak bisa lagi berkutik saat tangan kekar pria di hadapannya menahan tubuhnya dan belum sempat ia menormalkan degup jantung yang berdebar kencang, lagi-lagi ia harus merasakan bulu kuduknya meremang dan urat syaraf menegang saat kenyerian sekaligus kenikmatan meledak menjadi satu.
Isapan sangat kuat dari bibir itu, kali ini benar-benar membuat Putri mencengkeram pakaiannya dan memejamkan kedua mata. Tak lupa suara ******* dan pergerakannya saat melengkung.
Seolah semakin mendekatkan diri pada pria yang belum berhenti mengirimkan denyut kenikmatan luar biasa pada tubuhnya.
Respon tubuh dan otaknya yang saling berlawanan, seolah berhasil membangkitkan rasa membuncah menyeruak dalam jiwanya.
'Pria ini akan membuatku bahagia,' gumam Putri yang mencoba untuk melakukan pembenaran diri atas perbuatan pria yang baru saja mengirimkan gelenyar aneh di setiap urat syarafnya.
Bahkan pipi Putri terasa seperti terbakar saat merasakan bibir tebal Arya kini beralih mengisap kuat ceruk lehernya, hingga membuat urat syaraf menegang.
Sebenarnya, beberapa saat lalu, ia sibuk menyadarkan diri, agar tidak terbuai dengan kenakalan pria yang mengisap ceruk lehernya.
Ia yang merasa semakin gila karena perbuatan pria yang seolah tidak melepaskannya, memilih menyelamatkan diri, kini mengarahkan tangan untuk mendorong dada bidang kuat pria yang mengungkung posisinya hingga tidak berkutik.
Namun, tenaganya yang tentu saja tidak sebanding, ia sama sekali tidak bisa berhasil untuk melepaskan diri.
Awalnya, ia merasakan tangan kekar itu berada pada lengan kirinya, tetapi beberapa saat kemudian menuruni leher dan meremas puncak menegang miliknya.
Bahkan ia menyadari saat ibu jari kuat itu menggoda sepanjang tubuhnya yang mulai bergairah. Ia menyadari bahwa pria yang sangat berbahaya tersebut tengah mengirimkan denyut kenikmatan kecil, hingga menembus tubuhnya.
Saat ia merasakan sangat sensitif begitu pria tampan itu menyentuhnya dengan posisi berpakaian lengkap, bahkan membayangkan jika tanpa mengenakan sehelai benang pun pada tubuhnya.
Mungkin ia akan meliuk-liuk seperti cacing kepanasan dan tidak bisa menolak setiap sentuhan dari jemari dengan buku-buku kuat itu.
Apalagi bibir tebal pria itu seolah menunjukkan tidak berniat untuk melepaskannya.
Saat sensasi berputar lepas kendali dari dirinya, Putri makin tidak bisa berpikir saat jemari kuat itu mulai meremas salah satu area sensitif miliknya yang bagian ujungnya langsung menegang.
Tidak lupa lehernya sudah ditelusuri jauh makin ke bawah oleh pria yang tiba-tiba melepaskan kuasa dan beralih mencium bibirnya untuk kesekian kali.
Saat tubuhnya sangat mendamba karena bibir yang menyatu dan merasakan tubuhnya memanas dan gelisah, serta menginginkan jauh lebih banyak dari apa yang saat ini ia dapatkan.
Sejujurnya ia menginginkannya, tetapi banyak memikirkan sebab akibat jika melakukan hal terlarang dan mengingatkan dirinya untuk tidak melakukan itu.
Saat ciuman mulai memanas, semakin mendesak dan lidah mereka saling beradu dalam ritme yang menimbulkan sebuah kenikmatan. Hingga gairah mereka semakin memanas seiiring setiap ******* dan sesapan.
Apalagi Putri yang tadinya hanya diam, tidak bisa melakukannya saat pria tampan yang makin beringas mencium bibirnya, sehingga terbawa suasana dengan membalas ciuman.
Bahkan ia tak pernah merasa seperti hari ini, yaitu merasakan kombinasi antara panas dan nyeri yang memenuhinya dan menginginkan puncak dari kegiatan itu.
Saat respon tubuh Putri menanyakan kapan pelepasan itu terjadi dan kapan tubuh mereka bersatu, hingga melambungkannya begitu tinggi. Seolah antara ia mengidamkan, memerlukan dan menakutinya sekaligus dirasakan olehnya.
Ingin ia mengeluarkan ******* dengan meneriakkan nama pria yang kali ini makin menyusuri tubuhnya hingga ke bawah.
Seolah seperti tengah mencicipi setiap sudut tubuhnya dan membawa hasratnya berputar-putar semakin tinggi dan kehilangan akal sehat saat itu juga.
Belum sempat ia menormalkan debaran jantungnya yang tidak beraturan, ia seperti mau meledak saat jemari kuat itu menyelinap di balik gaun dan merayap ke tengah pangkal pahanya, lalu menemukan titik paling sensitif, di sana dengan sangat intens.
Hingga mengirimkan berbagai sensasi menghantamnya.
Seketika Putri menjerit dan tubuhnya semakin menegang dalam pelukan pria yang masih ******* bibirnya.
Ia kali ini merasakan kedua kakinya gemetar karena merasakan kedahsyatan dari gerakan jari kuat itu pada bagian intinya, hingga merasakan puncak kenikmatan.
Bahkan Putri mendesah panjang dan Arya menelan erangan-erangan halus wanitanya dengan ciuman sampai tubuh dan deru napasnya kembali tenang.
"Putri."
Arya yang dari tadi memanggil nama wanita di sebelahnya terlihat melamun, kini menepuk pundak Putri untuk menyadarkannya.
Lamunan Putri seketika buyar begitu mendengar suara bariton dari Arya dan menyadari bahwa ia baru saja membayangkan mengalami kejadian intim bersama dengan pria dengan paras rupawan tersebut di dalam lift.
Bahwa semua yang dibayangkannya tadi hanyalah sebuah khayalan semata dan membuatnya gila karena membayangkan Arya berbuat hal intim padanya.
Semua itu berawal saat Arus menggenggam erat telapak tangannya ketika berada di dalam lift dan menatapnya dengan tatapan intens dan berhasil mengintimidasinya.
Hingga membayangkan Arya menghambur menciumnya setelah ia menatap ke arah bibir tebal pria yang memiliki paras rupawan tersebut.
'Aku benar-benar sudah gila karena membayangkan Arya mengirimkan gelombang kenikmatan untukku,' gumam Putri yang saat ini berpura-pura berdehem untuk menghilangkan kegugupannya.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Ganuwa Gunawan
s putri udah lupa ama anak nya
2022-10-03
1