NovelToon NovelToon
CEO Vs Pembantu GENIUS

CEO Vs Pembantu GENIUS

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:6.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Fillia

* Alexandro Hutomo dan Alexandra Narnia *

Kehilangan dokumen membuat Xandra terjebak harus menjadi pembantu di rumah pemilik perusahaan dimana seharusnya ia bekerja.

Susah membuat orang percaya saat kita tak memiliki bukti ~ Xandra.

Penawaran tidak pernah datang dua kali, jika tidak silahkan tinggalkan tempat ini, jika ia mari kita pulang~ Alex.

Kita tidak tahu kemalangan apa yang akan menimpa kita, jika keberuntungan selalu ada dipihak kita~Xandra.

Mari kita lihat siapa pemenangnya~ Alex.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CEO bodoh juga lemot

Sampai pukul menunjukkan jam 2 siang, Xandra hanya membolak-balik kertas yang diberikan Reno sebagai pekerjaan.

" Ini sih sama aja sok tau kalau aku kerjain "

Xandra menggerutu dengan materi yang ada di kertas. Itu adalah hasil meeting dengan perusahaan yang sedang invest dengan total dana mencapai triliunan, dan Xandra benar-benar tidak tahu harus berbuat apa dengan itu.

" Dia itu CEO bodoh atau gimana yak, beginian masa suruh ngerjain, nanti salah aku juga yang di salahin " Xandra berjalan keluar rumah sambil mengomel sendiri. Dia menyetop tukang ojek pangkalan yang lagi mangkal tak jauh dari gang.

" Mang, kantor EJ Hutomo tbk ya "

" Yang gedungnya tinggi banget itu ya neng?" tanya mamang ojek.

" Iya "

" Ini tolong dipakai "

setelah memakai helm, mereka berangkat.

15 menit kemudian di kantor EJ Hutomo tbk.

" Eh... dek, mau bertemu siapa?" pak Satrio menghampiri Xandra yang berhenti di pos.

" Pak Alex "

Sekali lagi, berkat bantuan pak Satrio, Xandra bisa masuk ke kantor dan bertemu Alex dengan mudah, tanpa harus melewati recepsionis di lobby yang memandangnya penuh curiga.

" Terima kasih pak Satrio " Xandra tersenyum manis pada satpam yang sepertinya sudah di hati.

" Sama-sama dek"

Xandra mengetuk pintu bertuliskan RUANG DIREKTUR

" Masuk "

Satu suara dari penghuni di dalam ruangan itu memberinya ijin.

" Pak... " belum selesai

" Sudah selesai " Tangan Alex terulur, bersiap menerima pekerjaan Xandra yang ia kira sudah selesai.

Xandra maju dan duduk di kursi pertama kali yang ia duduki saat masuk ke ruang ini, yaitu di depan Alex, membiarkan tangan Alex tetap terulur, malah meletakkan bawaannya di meja.

" Bapak mau membodohi saya! Beginian saya suruh kerjain, ntar kalau salah saya yang di salahin." omel Xandra.

Alex meletakkan tangan tak bersambutnya di atas tumpuan kursi kebesaran.

" Apa begitu sulit buatmu?" ejek Alex.

" Bapak tau di sini ada tertulis bahwa proyek ini besarannya pake triliun, dan saya butuh penjelasan tentang ini sebelum saya mengerjakannya, agar bapak tidak jadi bahan ejekan klien bapak karena kebodohan entah saya atau anda " Xandra memilah beberapa lembar dan memberikan pada Alex.

" Seketaris bapak kemana sih, harusnya ini dia yang urus, bukan pembokat rumah yang kerja " Xandra bertanya karena dari pertama datang, ruangan sekertaris selalu kosong saat ia lewat.

" Jeslyn cuti hamil, jadi saya dan Reno kualahan mengheandle ini, jadi saya minta tolong sama kamu " jelas Alex.

" Bapak salah alamat "

" Saya rasa Reno menghantarkan pada alamat rumah saya, nyatanya kamu bisa membawanya ke sini "

Xandra memutar kedua bola matanya, jengah.

Kenapa kelakuan bos sama asisten sama ya, sama-sama menyebalkan, rutuk Xandra.

" Saya jelaskan dan cepat kerjakan, waktu saya tidak banyak " tegas Alex.

" Mulai! " perintah Xandra.

Alex terdiam sejenak mendengar jawaban Xandra yang mengandung perintah. Namun tak urung ia menjelaskan juga poin-poin dari isi kertas itu.

Xandra menulis dilembaran lain, sambil mendengarkan penjelasan Alex, bahkan jika diperhatikan, Xandra lebih terlihat asyik dengan coretannya, ketimbang ucapan Alex, namun jika Alex berhenti, maka dia akan mengangkat kepalanya untuk bertanya pada Alex.

" Bagaimana jika ini ditinjau ulang, karena menurut pemikiran saya, ini membebani pihak investor untuk menyetujui proyek ini pak "

*Hah... ternyata dia mendengarkan, kenapa tadi seperti hanya mendengar radio yang berisi suaraku, batin Alex.

Tapi pemahamannya boleh juga, puji Alex dalam hati*.

" Saya rasa kamu benar, karenanya itu akan jadi point khusus meeting nanti, tolong jangan lupa di cetak. "

" Hem " jawab Xandra tanpa beralih dari note dihadapannya.

" Apa begini cara kerjamu ?" Akhirnya Alex tak tahan untuk bertanya.

" Maksud bapak apa?" Xandra memicingkan mata memandang curiga ke Alex.

" Kamu sibuk sendiri, sedangkan mulut saya hampir berbusa menjelaskan ini" keluh Alex.

" Bapak tadi saya minta untuk menjelaskan, jadi bapak tahu pasti apa yang akan saya lakukan "

" Apa?" tanya Alex tak mengerti.

Xandra menepuk jidatnya sendiri.

" Bapak ini selain bodoh juga lemot, heran saya kenapa perusahaan ini bisa sebesar ini di bawah pimpinan anda"

Xandra mengatai bosnya tanpa saringan.

" Lalu apa yang kamu lakukan saat saya menjelaskan tadi " Alex masih bertanya seputar hal yang sama.

" Bapak benar-benar ingin tahu?" tanya balik Xandra.

" Hem " Alex mengangguk.

" Ya mendengarkan penjelasan bapak, apalagi memang " Xandra benar-benar kesal dibuatnya.

" Biasanya jika saya berbicara akan banyak pertanyaan " ucap Alex.

" Tapi saya hanya butuh penjelasan, bukan diskusi " sarkas Xandra.

Alex diam lagi.

" Jika sudah selesai tolong sekalian di cetak "

"Pinjam laptop atau komputer "

" Ada di sana komputernya, jika pakai laptop harus pindah dulu ke flash disk, akan butuh waktu lama"

Tanpa menanggapi Alex, Xandra membereskan kertas-kertas kemudian mengusungnya ke meja komputer di sudut ruangan Alex.

Alex hanya menggeleng melihat cara Xandra bekerja, irit sekali bicaranya, berbeda kalau di rumah. Cerewatnya minta ampun.

" Bapak mengatai saya ?!" suara Xandra terdengar diiringi sorot tajam.

Apa? bukannya saya bicara dalam hati, kenapa dia bisa mendengar. Batin Alex.

" Cepat kerjakan, 30 menit harus selesai " Alex memberi ultimatum.

" Bapak bisa handalkan otak cerdas saya, jangan kawatir "Xandra tertawa pongah.

Membuat Alex semakin tak mengerti kepribadian Xandra yang kadang absurd, kadang juga cool.

" Terserah kamu " jawab Alex.

" Ya benar, terserah saya " Xandra manggut-manggut tanpa mengalihkan tangan pada keyboard dan pandangan lurus ke layar komputer.

Ayo di kasih like, komentar dan jangan lupa masukin daftar vaforite, kalau tak keberatan di vote juga.

Makasih sudah membaca, sehat-sehat kalian semua ~ Fillia ~

1
Cici_sleman
Alhamdulillah kirain cm mimpi
Cici_sleman
cm mimpikah?
Cici_sleman
Luar biasa
Cici_sleman
IGD kh?
marBowo yuNi
Luar biasa
evita vita
masa dia yg ngajak kekawinan mantan dia yg marah,,bukan wajar ya klo lexa ga mau,,ttp aja klo aku itu cowok yg salah,,ogah banget dsuruh minta maaf,,alex dong yg dewasa,,wajar lexa begitu dr umur aja sdh beda
Bunda SalVa
Ceritanya bagus dan tidak berbelit2, suka dengan pemilihan kata dan penyampaiannya . terima kasih kak, atas cerita yang luar biasa 👍🏻👍🏻
Umiie'ne Naza
Aku blm konek, tor, xandra itu tinggal nyA di Jakarta apa di yogya sih,,
Winarti Wina: Tinggalnya dijogja tp dapet panggilan kerja di jakarta
total 1 replies
Mmh Astri
💪💪💪💪💪👍👍🥰
Mmh Astri
💪🥰
Mmh Astri
💪💪💪💪💪👍
Libra Libra
bahahahahahhahahaha🤣🤣🤣
Libra Libra
keren sih ni ceritanya
Libra Libra
ngakak ak🤣🤣
Libra Libra
aaaaa ga kuat😭😭😭
Partini Astriani
Kecewa
Indah Alifah
berrti saya juga bonsai dong punya tinggi segitu juga😊
Kadek Bella
keren ceritanya,tetap smangat thoor
Nunung R
kunci rumah sama sertipikat nya ga tuh tor 🤭
Lilisdayanti
mampir THUR,, 🙈🙈 pinisirin 🤭🤭 kalau mumet aqu minum aspirin hahahaha 🤣🤣🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!